Beautiful Girl
FF ini aku buatin khusus (yang kedua) untuk yeodongsaeng ku tersayang
yang jauh disana, Nadya *hug Nadya* semoga km suka ya sama nih cerita J *klo kgag suka lempar
aja pake panci D.O* waks~
-
-
Ini bagian Xiumin
oppa. .mian klo typo bertebaran dimana-mana. .
-
-
Happy reading~~
-
-
-
-
Mungkin semua teman kelas ku akan
iri terhadap ku karena aku memiliki seorang oppa yang selalu menjagaku dan
menyayangiku layaknya aku adalah kekasihnya. Tapi aku sedikit sedih melihat
kenyataan bahwa dia bukanlah oppa kandungku. Dia hanyalah tetanggaku sebelah
rumah yang sudah aku anggap sebagai oppa kandungku sendiri. Tapi dibalik
anggapan itu aku memiliki sebuah perasaan suka padanya. Aku begitu menyukainya.
Bahkan sekarang aku merasakan kalau aku sudah menaruh cinta padanya.
Oppa ku begitu tampan sekaligus
sangat imut sekali. Tapi kalian semua jangan tertipu dengan wajahnya. Dia sudah
berumur 24 tahun. Aku saja sempat tertipu saat pertama kali bertemu dengannya.
Aku kira dia masih seumuran denganku. Tapi sudahlah aku tidak peduli dengan itu
semua. Yang jelas aku sangat senang meiliki oppa seperti dia.
Setiap hari saat aku akan
berangkat ke sekolah, oppa selalu menungguku di depan rumah. Mengantar ku ke
sekolah dan dia juga menjemputku sepulang sekolah. Aku benar-benar bisa
memamerkan dia pada semua teman satu sekolah ku.
“Nadya, dia siapa? Apakah dia
namjachingu mu?”
“Dia sangat tampan sekali.”
“Wajahnya begitu imut. Aku ingin
mencubit pipinya.”
“Bisakah aku berkenalan dengan
dia Nadya?”
“Kau sangat beruntung sekali
memiliki oppa seperti dia.”
“Aku sangat iri denganmu Nadya.”
Seperti itulah semua komentar
yang aku terima setiap kali oppa datang mengantar dan menjemput ku kesekolah.
Tapi aku hanya bisa tersenyum senang dan yahh merasa bangga memilikinya.
Senang. Bahagia. Bangga. Itulah yang selalu aku rasakan setiap kali bisa
dengannya.
Tapi aku merasa sudah sebulan ini
oppa tidak seperti biasanya. Dia sekarang sedikit menjauhiku. Aku tidak tahu
apa alasannya sampai dia bersikap seperti itu kepadaku. Setiap kali aku ingin
menemuinya selalu saja dia tidak ada waktu. Atau memang dia sengaja
menghindariku. Aku terus menghubunginya setiap hari. Menanyakan apakah dia
sedang sibuk atau tidak. Seperti sekarang saat aku benar-benar sendirian dan
ingin bersama dia.
“Oppa kau dimana? Aku sendirian
sekarang.”
“Maaf Nadya aku sedang sibuk.
Lain waktu saja aku akan menemanimu.”
“Mengapa sekarang oppa sibuk
seperti ini? memang apa yang oppa sibukan sampai tidak ada waktu untuk
menemaniku.”
“Maaf Nadya.”
Kata itu yang selalu menjadi
penutup pembicaraan ku dengannya. Hanya kata maaf yang dia ucapkan kepadaku
tanpa menjelaskan apapun lagi. Oppa aku sangat merindukanmu.
-
-
-
-
Sudah beberapa bulan ini aku terus
menunggu kedatangan oppa. Tapi tetap saja kesibukan dia menjadi hal pertama
yang dia kerjakan. Bukannya aku egois dan tidak mengerti akan apa yang oppa
kerjakan tapi tolonglah siapa saja pasti sangat resah orang yang dekat denganmu
tiba-tiba pergi meninggalkanmu tanpa sedikitpun alasan yang aku ketahui sama
sekali.
Dalam beberapa bulan itu juga
semua teman sekolah ku terus saja menanyakan tentang oppa ku. Aku tidak tahu
harus menjawab apa pada mereka semua. Aku hanya bisa menundukkan kepalaku saja.
Aku merasa sangat malu pada teman sekolah ku karena dulu aku pernah bersikap
sombong pada mereka karena memikili oppa sepertinya. Sekarang aku begitu malu
dengan ini semua.
“Nadya dimana oppa kesayangan mu
itu?”
“Mengapa akhir-akhir ini aku
tidak melihat dia menjemputmu di sekolah?”
“Apakah kalian sedang bertengkar
tentang sesuatu hal?”
“Aku sangat merindukan wajah
tampan dan imutnya itu.”
“Makanya jadi orang jangan
terlalu sombong hanya karena kau memilki oppa tampan seperti dia. Sekarang kau
lihat sendiri bukan kalau oppa mu pergi meninggalkan mu.”
“Kasihan sekali Nadya.”
“Berbaiklah lagi pada oppa mu
itu.”
“Aku menunggu kau dan dia kembali
lagi Nadya.”
Aku sungguh merasa dunia ku sudah
berakhir. Setiap hari aku terus mendapatkan komentar-komentar yang selalu
sukses membuatku ingin menangis saja. Dada ku begitu sesak setiap kali aku
mendengar teman-teman ku mulai berkomentar jelek kepadaku. Oppa apa yang harus
aku lakukan? Aku ingin oppa kembali lagi seperti dulu. Menjadi oppa yang
menjaga ku dan menyayangiku. Aku sungguh merindukanmu oppa.
-
-
-
-
Hari minggu. Dulu hari minggu
selalu membuatku senang karena hanya hari minggulah aku bisa memiliki oppa
sepenuhnya. Oppa selalu menemaniku seharian penuh. Kita selalu berjalan
bersama. Bermain bersama. Menghabiskan waktu tanpa sedikitpun ada rasa kecewa. Tapi
sekarang hari minggu ini menjadi hari yang mendung bagiku. Hari yang sangat
membuatku bosan. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan untuk menghabiskan
waktu liburku ini.
Aku terus memainkan handphoneku
sampai aku benar-benar merasa bosan. Sampai akhirnya aku pun tertidur pulas.
Tapi bunyi sebuah pesan dari handphone ku membuatku terbangun dari tidurku. Aku
mengerang kesal. Ku lihat siapa nama pengirim pesan yang sudah berani
mengganggu tidurku. Seketika aku terlonjak kaget dari tempat tidurku. Aku tidak
salah lihat bukan? Aku tidak salah baca bukan nama pengirim pesan ini? nama
oppa tertera dilayar handphoneku. “Xiumin Oppa.” Oppa yang mengirim pesan ini.
Ini benar oppa ku bukan?
Dalam pesannya dia menulis, “Keep smile and happy cause your smile and happiness
is my smile and my happiness.”
Aku begitu bahagia dia menulis
pesan seperti ini. Setelah sekian lama aku menunggu dia membalas pesanku dan
sekarang akhirnya oppa membalasnya juga dengan pesan seperti ini. Tiba-tiba
handphone ku berbunyi. “Xiumin Oppa calling.” Oppa menelpon ku. Tanpa pikir
panjang aku langsug menjawabnya.
“Yeo…yeobosaeyo oppa.” mengapa
aku terbata-bata seperti ini? tolong jantung jangan membuatku seperti ini. Tolong
jangan berdebar disaat seperti ini.
“Yeobosaeyo Nadya.”
Aku merasa jantung ku akan lepas
dari semua jaringan yang mengikat kuat jantungku. Aku ingin pingsan saja
sekarang. Ohh tolonglah siapa saja aku butuh pertolongan kalian sekarang.
“Mengapa kau diam saja? apakah aku
mengganggu hari minggu mu ini?”
“Menganggu? Tentu saja tidak
oppa. Aku sangat senang kau menghubungiku sekarang.” Rasanya aku ingin
menangis. Mendengar suara oppa yang sudah lama tidak aku dengar. Mendengar dia
menggail namaku. Aku begitu rindu akan itu semua. Dan sekarang aku benar-benar
mengeluarkan cairan bening dari mataku. Aku mulai menangis.
“Nadya, gwaenchana? Kau menangis?
Wae?”
“Nan gwaenchana oppa. Aku
menangis karena aku sangat merindukanmu.”
“Bisakah kau datang ke taman
dekat rumah? Aku menunggumu disini. Palliwa.”
Tiba-tiba telpon kami terputus.
Apakah aku tidak salah dengar tadi? Oppa menyuruhku datang ke taman dekat rumah
dan dia menungguku. Sedetik aku hanya bisa menjadi patung berdiri. Sedetik
kemudian aku langsung pergi mandi. Mengobrak abrik isi lemariku mencari baju
yang pas agar aku terlihat cantik di depan oppa hari ini. Dan yahh semua beres
dan aku mulai berlari kecil menuju taman dekat rumah untuk menemuinya. “Oppa
tunggu aku. Aku akan kesana.”
Tidak butuh waktu yang lama untuk
sampai di taman dekat rumah. Aku melihat oppa sedang duduk manis di ayunan
sambil melihat kearah atas. Melihat awan yang cerah hari ini. Aku menghampirinya.
“Xiumin oppa.” Dia sedikit terkejut akan kedatangan ku. Lalu dia memberikan
senyuman manis kepadaku. Aku merasa kaki ku bergetar melihat senyumannya.
Senyuman yang begitu aku rindukan. Aku berjalan menuju ayunan disebelahnya dan
duduk diayuan itu.
“Apakah pekerjaan oppa sudah
selesai?”
“Belum selesai.”
“Lalu mengapa oppa menyuruhku
kemari bila pekerjaan oppa belum selesai?”
“Aku merindukan mu Nadya. Aku
ingin melihatmu.”
Oppa merindukanku? Apakah aku
tidak salah mendengar?
“Apakah kau tidak merindukanku?”
“Tentu saja aku merindukan mu
oppa. Aku sangat merindukanmu seperti orang gila.”
“Maaf aku sudah bersikap menjauhi
mu Nadya.”
“Memang apa yang oppa kerjakan
sehingga oppa sampai menjauhi ku seperti itu?”
Mengapa disaat seperti ini aku
harus menangis? Aku benar-benar sudah tidak bisa menahan air mataku sekarang.
“Aku menyukai seseorang Nadya.
Tapi aku tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkan tentang perasaan ku
kepadanya. Aku terus berusaha untuk melupakannya tapi aku tidak bisa. Dia
selalu sukses membuatku terus mengingat akan wajahnya.”
Perkataan oppa membuat hatiku
begitu sakit. Aku merasa sebuah pisau menusuk hatiku sekarang. Oppa menyukai
seseorang? Siapa yeoja itu yang berani membuat hubungan ku dengan oppa menjadi
jauh seperti ini?
“Kau menyukai seseorang oppa?
jadi karena alasan itulah kau menjauhiku?”
“Benar. Aku sungguh minta maaf
kepadamu Nadya.”
Ohh ayolah aku ingin pergi
sekarang. Aku tidak ingin meneruskan percakapan ini lagi. Hatiku akan bertambah
sakit bila percakapan ini terus berlanjut.
“Jangan menangis. Bila kau
menangis aku akan merasakan sakit juga. Awan yang sekarang cerah akan berubah
menjadi mendung dalam hatiku.”
Oppa menghapus air mataku. Aku
sedikit terkejut melihat dia menghapus air mataku seperti ini. Aku memandangi
dia beberapa detik. Wajah yang aku rindukan sekarang sudah tepat berada
dihadapan ku. Ingin rasanya aku memeluknya tapi aku tidak bisa melakukannya.
Sekarang oppa bukan milik ku sepenuhnya.
“Kau ingin tahu siapa orang yang
ku sukai?”
Aku mengangguk pelan. Aku sudah
tidak bisa lagi mengeluarkan kata-kata dari bibirku ini. Oppa mengeluarkan
sebuah surat dari dalam kantong jaketnya. Dia menyerahkan surat itu kepadaku.
“Bacalah.”
Aku masih memandangi surat yang
sekarang sudah ada di tangan ku. Apakah isi surat ini tentang yeoja yang oppa
sukai? Aku tidak ingin membacanya. Aku tidak ingin mengetahui isi surat ini. Dengan
berat hati ku buka surat itu dan mulai ku baca perlahan.
Gadis cantik dimanapun kau berada
Aku tahu saat aku melihatmu, kau telah membuka pintu hatimu untuk ku
Aku tahu akan merasakan cinta lagi setelah sekian lama
Kau menyapa dan aku berpaling pergi
Tapi sesuatu di matamu membuat hatiku berdegup kencang
Aku tahu begitu saja bahwa aku akan merasakan cinta lagi setelah sekian
lama
Semua ini permainan takdir
Karena ketika akhirnya cinta datang kepadaku
Aku bergegas hanya untuk ada padamu
Dimanapun kau berada, aku takut bahwa aku telah kehilanganmu selamanya
seperti sebuah lagu malam yang kudengar habis saat aku terlelap dalam mimpi ku
Gadis cantik, akan kucari dirimu
Hingga kudekap seluruh keindahanmu
Kau telah membuatku merasakan cinta lagi setelah sekian lama
Aku jatuh cinta lagi
Dan aku senang yang ku cinta adalah dirimu…
Aku tidak mengerti dengan isi
surat ini. Mengapa isi surat ini seperti ditujukan kepadaku? dan kata terkahir
yang membuat ku bertanya, “Dan aku senang yang ku cinta adalah dirimu.” Apakah
yang dimaksud dirimu itu adalah aku?
Aku melihat kearah oppa berdiri
sekarang. Mengapa oppa hanya diam saja? Mengapa dia tidak menjelaskan maksud
dari surat ini kepadaku?
“Oppa…”
“……”
“Xiumin oppa…”
“Kau sudah selesai membacanya?”
“Iya. Aku sudah selesai
membacanya. Surat ini kau tujukan untuk siapa?”
“Apakah kurang jelas isi surat
itu? Kau masih belum mengerti surat itu untuk siapa?”
Aku menggeleng pelan. “Benar
oppa. Aku belum mengerti isi surat ini.”
Xiumin oppa menghampiriku. Duduk
berjongkok dihadapanku dan mengusap pelan rambutku.
“Kau masih saja polos Nadya.”
Aku hanya tersenyum mendengar dia
berkata seperti itu. Merasakan dia mengusap rambutku seperti tadi membuat ku
ingin memeluknya saja.
“Surat itu untuk dirimu Nadya.
Yeoja yang aku sukai adalah dirimu. Apakah kau masih belum mengerti juga?”
Aku terdiam sebentar. Hanya
mengedipkan mataku seperti orang bodoh. Orang yang oppa sukai adalah aku? Yeoja
yang oppa tadi ceritakan adalah aku? Aku sedang tidak bermimpi bukan? Dengan
tidak langsung sekarang oppa menyatakan perasaannya kepadaku. Apakah benar itu?
“Mengapa kau hanya diam saja?”
Xiumin oppa berdiri dan berjalan
perlahan ketengah taman. Tanpa sadar senyuman manis muncul di wajahku. Aku
tersenyum dengan semua yang terjadi hari ini. Senyuman bahagia yang membuatku
benar-benar melayang. Aku berdiri dan berjalan menghampirinya.
“Bisakah oppa bilang, ‘Aku
menyukaimu Nadya.’”
“Mengapa aku harus mengatakannya?
Bukankah di surat itu sudah cukup kalau aku sudah mengatakan perasaan ku yang
sebenarnya padamu?”
“Memang benar tapi aku ingin
mendengar langsung dari suaramu oppa. Ayolah katakanlah. Aku ingin
mendengarnya.”
“Baiklah, baiklah.”
Xiumin oppa berbalik dan
menghadap kearah ku. Dia menggenggam erat tangan ku. Jantungku benar-benar
berdebar sangat cepat sekarang.
“Aku menyukaimu Nadya. Maukah kau
menjadi kekasihku?”
Kata-kata itu sukses membuatku
ingin pingsan sekarang. Kata-kata yang selalu aku mimpikan sekarang menjadi
kenyataan. Xiumin oppa menyatakan perasaannya kepadaku hari ini.
“Tentu saja. Tentu saja aku mau
menjadi kekasihmu oppa. Aku juga menyukaimu. Sangat menyukaimu.”
Dengan penuh semangat dan getaran
hatiku yang begitu hebat aku menjawab pertanyaannya. Akhirnya perasaan ku
terbalaskan juga. Oppa sekarang benar-benar menjadi miliki ku sepernuhnya.
“Oppa bolehkah aku memelukmu
sekarang?”
“Tentu saja kau boleh memuluk ku
Nadya. Kemarilah.”
Aku memeluk Xiumin oppa dengan
erat. Erat sampai aku tidak ingin melepaskan pelukan ini. Aku ingin terus
memeluknya setiap hari. Tapi mengapa oppa melepaskan pelukannya? Aku masih
ingin terus memeluk mu oppa.
“Mengapa oppa melepaskan
pelukannya? Aku masih ingin memeluk mu oppa.”
Aku terus merengek padanya.
Biasanya rengekanku akan selalu bisa membuat dia luluh dan pada akhirnya dia
akan kembali memeluk ku. Tapi mengapa oppa tidak lekas memeluk ku kembali?
Mengapa wajah oppa semakin dekat dengan wajahku? Aigoo jangan bilang oppa akan
mencium ku?
Jantung ku masih terus berdebar
dengan hebat sekarang. Wajah Xiumin oppa juga semakin dekat dengan wajahku. Aku
masih belum siap bila aku dan oppa berciuman sekarang. Apa yang harus aku
lakukan? Aku hanya bisa berdiri mematung saja. Dan secara tiba-tiba aku
merasakan sebuah bibir mungil menempel lembut ke bibir ku. Aku dan oppa
sekarang benar-benar berciuman bukan? Aku terbawa dengan ciuman yang oppa
berikan. Aku pun membalas ciumannya. Ciuman yang lembut dan sebuah pelukan yang
hangat. Aku tidak ingin ini berakhir. Aku ingin terus begini. Bisakah aku menghentikan
waktu meskipun hanya beberapa detik saja?
Xiumin oppa aku sangat
menyukaimu. Aku sangat mencintaimu. Akhirnya aku bisa memiliki mu sepenuhnya.
Akhirnya aku bisa memeluk mu sepenuh hatiku. Dan sekarang aku akan terus
merasakan perasaan bahagia setiap hariku.
-End-
Akhirnya bagian Xiumin oppa selesai juga. Tanpa sadar aku buat nih
cerita tanpa mikir inti ceritanya kyk gmn. Untunglah ceritanya jadi ngawur
seperti ini :D
Pai~pai~ *aegyeo bareng Xiumin oppa*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar