Rabu, 17 September 2014

FF Xiumin EXO

Beautiful Girl

FF ini aku buatin khusus (yang kedua) untuk yeodongsaeng ku tersayang yang jauh disana, Nadya *hug Nadya* semoga km suka ya sama nih cerita J *klo kgag suka lempar aja pake panci D.O* waks~
-
-

Ini bagian Xiumin oppa. .mian klo typo bertebaran dimana-mana. .

-
-

Happy reading~~

-
-
-
-


Mungkin semua teman kelas ku akan iri terhadap ku karena aku memiliki seorang oppa yang selalu menjagaku dan menyayangiku layaknya aku adalah kekasihnya. Tapi aku sedikit sedih melihat kenyataan bahwa dia bukanlah oppa kandungku. Dia hanyalah tetanggaku sebelah rumah yang sudah aku anggap sebagai oppa kandungku sendiri. Tapi dibalik anggapan itu aku memiliki sebuah perasaan suka padanya. Aku begitu menyukainya. Bahkan sekarang aku merasakan kalau aku sudah menaruh cinta padanya. 

Oppa ku begitu tampan sekaligus sangat imut sekali. Tapi kalian semua jangan tertipu dengan wajahnya. Dia sudah berumur 24 tahun. Aku saja sempat tertipu saat pertama kali bertemu dengannya. Aku kira dia masih seumuran denganku. Tapi sudahlah aku tidak peduli dengan itu semua. Yang jelas aku sangat senang meiliki oppa seperti dia.

Setiap hari saat aku akan berangkat ke sekolah, oppa selalu menungguku di depan rumah. Mengantar ku ke sekolah dan dia juga menjemputku sepulang sekolah. Aku benar-benar bisa memamerkan dia pada semua teman satu sekolah ku.

“Nadya, dia siapa? Apakah dia namjachingu mu?”

“Dia sangat tampan sekali.”

“Wajahnya begitu imut. Aku ingin mencubit pipinya.”

“Bisakah aku berkenalan dengan dia Nadya?”

“Kau sangat beruntung sekali memiliki oppa seperti dia.”

“Aku sangat iri denganmu Nadya.”

Seperti itulah semua komentar yang aku terima setiap kali oppa datang mengantar dan menjemput ku kesekolah. Tapi aku hanya bisa tersenyum senang dan yahh merasa bangga memilikinya. Senang. Bahagia. Bangga. Itulah yang selalu aku rasakan setiap kali bisa dengannya.

Tapi aku merasa sudah sebulan ini oppa tidak seperti biasanya. Dia sekarang sedikit menjauhiku. Aku tidak tahu apa alasannya sampai dia bersikap seperti itu kepadaku. Setiap kali aku ingin menemuinya selalu saja dia tidak ada waktu. Atau memang dia sengaja menghindariku. Aku terus menghubunginya setiap hari. Menanyakan apakah dia sedang sibuk atau tidak. Seperti sekarang saat aku benar-benar sendirian dan ingin bersama dia.

“Oppa kau dimana? Aku sendirian sekarang.”

“Maaf Nadya aku sedang sibuk. Lain waktu saja aku akan menemanimu.”

“Mengapa sekarang oppa sibuk seperti ini? memang apa yang oppa sibukan sampai tidak ada waktu untuk menemaniku.”

“Maaf Nadya.”

Kata itu yang selalu menjadi penutup pembicaraan ku dengannya. Hanya kata maaf yang dia ucapkan kepadaku tanpa menjelaskan apapun lagi. Oppa aku sangat merindukanmu.
-
-
-
-
Sudah beberapa bulan ini aku terus menunggu kedatangan oppa. Tapi tetap saja kesibukan dia menjadi hal pertama yang dia kerjakan. Bukannya aku egois dan tidak mengerti akan apa yang oppa kerjakan tapi tolonglah siapa saja pasti sangat resah orang yang dekat denganmu tiba-tiba pergi meninggalkanmu tanpa sedikitpun alasan yang aku ketahui sama sekali.

Dalam beberapa bulan itu juga semua teman sekolah ku terus saja menanyakan tentang oppa ku. Aku tidak tahu harus menjawab apa pada mereka semua. Aku hanya bisa menundukkan kepalaku saja. Aku merasa sangat malu pada teman sekolah ku karena dulu aku pernah bersikap sombong pada mereka karena memikili oppa sepertinya. Sekarang aku begitu malu dengan ini semua.

“Nadya dimana oppa kesayangan mu itu?”

“Mengapa akhir-akhir ini aku tidak melihat dia menjemputmu di sekolah?”

“Apakah kalian sedang bertengkar tentang sesuatu hal?”

“Aku sangat merindukan wajah tampan dan imutnya itu.”

“Makanya jadi orang jangan terlalu sombong hanya karena kau memilki oppa tampan seperti dia. Sekarang kau lihat sendiri bukan kalau oppa mu pergi meninggalkan mu.”

“Kasihan sekali Nadya.”

“Berbaiklah lagi pada oppa mu itu.”

“Aku menunggu kau dan dia kembali lagi Nadya.”

Aku sungguh merasa dunia ku sudah berakhir. Setiap hari aku terus mendapatkan komentar-komentar yang selalu sukses membuatku ingin menangis saja. Dada ku begitu sesak setiap kali aku mendengar teman-teman ku mulai berkomentar jelek kepadaku. Oppa apa yang harus aku lakukan? Aku ingin oppa kembali lagi seperti dulu. Menjadi oppa yang menjaga ku dan menyayangiku. Aku sungguh merindukanmu oppa.
-
-
-
-
Hari minggu. Dulu hari minggu selalu membuatku senang karena hanya hari minggulah aku bisa memiliki oppa sepenuhnya. Oppa selalu menemaniku seharian penuh. Kita selalu berjalan bersama. Bermain bersama. Menghabiskan waktu tanpa sedikitpun ada rasa kecewa. Tapi sekarang hari minggu ini menjadi hari yang mendung bagiku. Hari yang sangat membuatku bosan. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan untuk menghabiskan waktu liburku ini.

Aku terus memainkan handphoneku sampai aku benar-benar merasa bosan. Sampai akhirnya aku pun tertidur pulas. Tapi bunyi sebuah pesan dari handphone ku membuatku terbangun dari tidurku. Aku mengerang kesal. Ku lihat siapa nama pengirim pesan yang sudah berani mengganggu tidurku. Seketika aku terlonjak kaget dari tempat tidurku. Aku tidak salah lihat bukan? Aku tidak salah baca bukan nama pengirim pesan ini? nama oppa tertera dilayar handphoneku. “Xiumin Oppa.” Oppa yang mengirim pesan ini. Ini benar oppa ku bukan?

Dalam pesannya dia menulis, “Keep smile and happy cause your smile and happiness is my smile and my happiness.”

Aku begitu bahagia dia menulis pesan seperti ini. Setelah sekian lama aku menunggu dia membalas pesanku dan sekarang akhirnya oppa membalasnya juga dengan pesan seperti ini. Tiba-tiba handphone ku berbunyi. “Xiumin Oppa calling.” Oppa menelpon ku. Tanpa pikir panjang aku langsug menjawabnya.

“Yeo…yeobosaeyo oppa.” mengapa aku terbata-bata seperti ini? tolong jantung jangan membuatku seperti ini. Tolong jangan berdebar disaat seperti ini.

“Yeobosaeyo Nadya.”

Aku merasa jantung ku akan lepas dari semua jaringan yang mengikat kuat jantungku. Aku ingin pingsan saja sekarang. Ohh tolonglah siapa saja aku butuh pertolongan kalian sekarang.

“Mengapa kau diam saja? apakah aku mengganggu hari minggu mu ini?”

“Menganggu? Tentu saja tidak oppa. Aku sangat senang kau menghubungiku sekarang.” Rasanya aku ingin menangis. Mendengar suara oppa yang sudah lama tidak aku dengar. Mendengar dia menggail namaku. Aku begitu rindu akan itu semua. Dan sekarang aku benar-benar mengeluarkan cairan bening dari mataku. Aku mulai menangis.

“Nadya, gwaenchana? Kau menangis? Wae?”

“Nan gwaenchana oppa. Aku menangis karena aku sangat merindukanmu.”

“Bisakah kau datang ke taman dekat rumah? Aku menunggumu disini. Palliwa.”

Tiba-tiba telpon kami terputus. Apakah aku tidak salah dengar tadi? Oppa menyuruhku datang ke taman dekat rumah dan dia menungguku. Sedetik aku hanya bisa menjadi patung berdiri. Sedetik kemudian aku langsung pergi mandi. Mengobrak abrik isi lemariku mencari baju yang pas agar aku terlihat cantik di depan oppa hari ini. Dan yahh semua beres dan aku mulai berlari kecil menuju taman dekat rumah untuk menemuinya. “Oppa tunggu aku. Aku akan kesana.”

Tidak butuh waktu yang lama untuk sampai di taman dekat rumah. Aku melihat oppa sedang duduk manis di ayunan sambil melihat kearah atas. Melihat awan yang cerah hari ini. Aku menghampirinya. “Xiumin oppa.” Dia sedikit terkejut akan kedatangan ku. Lalu dia memberikan senyuman manis kepadaku. Aku merasa kaki ku bergetar melihat senyumannya. Senyuman yang begitu aku rindukan. Aku berjalan menuju ayunan disebelahnya dan duduk diayuan itu.

“Apakah pekerjaan oppa sudah selesai?”

“Belum selesai.”

“Lalu mengapa oppa menyuruhku kemari bila pekerjaan oppa belum selesai?”

“Aku merindukan mu Nadya. Aku ingin melihatmu.”

Oppa merindukanku? Apakah aku tidak salah mendengar?

“Apakah kau tidak merindukanku?”

“Tentu saja aku merindukan mu oppa. Aku sangat merindukanmu seperti orang gila.”

“Maaf aku sudah bersikap menjauhi mu Nadya.”

“Memang apa yang oppa kerjakan sehingga oppa sampai menjauhi ku seperti itu?”

Mengapa disaat seperti ini aku harus menangis? Aku benar-benar sudah tidak bisa menahan air mataku sekarang.

“Aku menyukai seseorang Nadya. Tapi aku tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkan tentang perasaan ku kepadanya. Aku terus berusaha untuk melupakannya tapi aku tidak bisa. Dia selalu sukses membuatku terus mengingat akan wajahnya.”

Perkataan oppa membuat hatiku begitu sakit. Aku merasa sebuah pisau menusuk hatiku sekarang. Oppa menyukai seseorang? Siapa yeoja itu yang berani membuat hubungan ku dengan oppa menjadi jauh seperti ini?

“Kau menyukai seseorang oppa? jadi karena alasan itulah kau menjauhiku?”

“Benar. Aku sungguh minta maaf kepadamu Nadya.”

Ohh ayolah aku ingin pergi sekarang. Aku tidak ingin meneruskan percakapan ini lagi. Hatiku akan bertambah sakit bila percakapan ini terus berlanjut.

“Jangan menangis. Bila kau menangis aku akan merasakan sakit juga. Awan yang sekarang cerah akan berubah menjadi mendung dalam hatiku.”

Oppa menghapus air mataku. Aku sedikit terkejut melihat dia menghapus air mataku seperti ini. Aku memandangi dia beberapa detik. Wajah yang aku rindukan sekarang sudah tepat berada dihadapan ku. Ingin rasanya aku memeluknya tapi aku tidak bisa melakukannya. Sekarang oppa bukan milik ku sepenuhnya.

“Kau ingin tahu siapa orang yang ku sukai?”

Aku mengangguk pelan. Aku sudah tidak bisa lagi mengeluarkan kata-kata dari bibirku ini. Oppa mengeluarkan sebuah surat dari dalam kantong jaketnya. Dia menyerahkan surat itu kepadaku.

 “Bacalah.”

Aku masih memandangi surat yang sekarang sudah ada di tangan ku. Apakah isi surat ini tentang yeoja yang oppa sukai? Aku tidak ingin membacanya. Aku tidak ingin mengetahui isi surat ini. Dengan berat hati ku buka surat itu dan mulai ku baca perlahan.

Gadis cantik dimanapun kau berada
Aku tahu saat aku melihatmu, kau telah membuka pintu hatimu untuk ku
Aku tahu akan merasakan cinta lagi setelah sekian lama

Kau menyapa dan aku berpaling pergi
Tapi sesuatu di matamu membuat hatiku berdegup kencang
Aku tahu begitu saja bahwa aku akan merasakan cinta lagi setelah sekian lama

Semua ini permainan takdir
Karena ketika akhirnya cinta datang kepadaku
Aku bergegas hanya untuk ada padamu

Dimanapun kau berada, aku takut bahwa aku telah kehilanganmu selamanya seperti sebuah lagu malam yang kudengar habis saat aku terlelap dalam mimpi ku

Gadis cantik, akan kucari dirimu
Hingga kudekap seluruh keindahanmu
Kau telah membuatku merasakan cinta lagi setelah sekian lama
Aku jatuh cinta lagi
Dan aku senang yang ku cinta adalah dirimu…

Aku tidak mengerti dengan isi surat ini. Mengapa isi surat ini seperti ditujukan kepadaku? dan kata terkahir yang membuat ku bertanya, “Dan aku senang yang ku cinta adalah dirimu.” Apakah yang dimaksud dirimu itu adalah aku?

Aku melihat kearah oppa berdiri sekarang. Mengapa oppa hanya diam saja? Mengapa dia tidak menjelaskan maksud dari surat ini kepadaku?

“Oppa…”

“……”

“Xiumin oppa…”

“Kau sudah selesai membacanya?”

“Iya. Aku sudah selesai membacanya. Surat ini kau tujukan untuk siapa?”

“Apakah kurang jelas isi surat itu? Kau masih belum mengerti surat itu untuk siapa?”

Aku menggeleng pelan. “Benar oppa. Aku belum mengerti isi surat ini.”

Xiumin oppa menghampiriku. Duduk berjongkok dihadapanku dan mengusap pelan rambutku.

“Kau masih saja polos Nadya.”

Aku hanya tersenyum mendengar dia berkata seperti itu. Merasakan dia mengusap rambutku seperti tadi membuat ku ingin memeluknya saja.

“Surat itu untuk dirimu Nadya. Yeoja yang aku sukai adalah dirimu. Apakah kau masih belum mengerti juga?”

Aku terdiam sebentar. Hanya mengedipkan mataku seperti orang bodoh. Orang yang oppa sukai adalah aku? Yeoja yang oppa tadi ceritakan adalah aku? Aku sedang tidak bermimpi bukan? Dengan tidak langsung sekarang oppa menyatakan perasaannya kepadaku. Apakah benar itu?

“Mengapa kau hanya diam saja?”

Xiumin oppa berdiri dan berjalan perlahan ketengah taman. Tanpa sadar senyuman manis muncul di wajahku. Aku tersenyum dengan semua yang terjadi hari ini. Senyuman bahagia yang membuatku benar-benar melayang. Aku berdiri dan berjalan menghampirinya.

“Bisakah oppa bilang, ‘Aku menyukaimu Nadya.’”

“Mengapa aku harus mengatakannya? Bukankah di surat itu sudah cukup kalau aku sudah mengatakan perasaan ku yang sebenarnya padamu?”

“Memang benar tapi aku ingin mendengar langsung dari suaramu oppa. Ayolah katakanlah. Aku ingin mendengarnya.”

“Baiklah, baiklah.”

Xiumin oppa berbalik dan menghadap kearah ku. Dia menggenggam erat tangan ku. Jantungku benar-benar berdebar sangat cepat sekarang.

“Aku menyukaimu Nadya. Maukah kau menjadi kekasihku?”

Kata-kata itu sukses membuatku ingin pingsan sekarang. Kata-kata yang selalu aku mimpikan sekarang menjadi kenyataan. Xiumin oppa menyatakan perasaannya kepadaku hari ini.

“Tentu saja. Tentu saja aku mau menjadi kekasihmu oppa. Aku juga menyukaimu. Sangat menyukaimu.”

Dengan penuh semangat dan getaran hatiku yang begitu hebat aku menjawab pertanyaannya. Akhirnya perasaan ku terbalaskan juga. Oppa sekarang benar-benar menjadi miliki ku sepernuhnya.

“Oppa bolehkah aku memelukmu sekarang?”

“Tentu saja kau boleh memuluk ku Nadya. Kemarilah.”

Aku memeluk Xiumin oppa dengan erat. Erat sampai aku tidak ingin melepaskan pelukan ini. Aku ingin terus memeluknya setiap hari. Tapi mengapa oppa melepaskan pelukannya? Aku masih ingin terus memeluk mu oppa.

“Mengapa oppa melepaskan pelukannya? Aku masih ingin memeluk mu oppa.”
Aku terus merengek padanya. Biasanya rengekanku akan selalu bisa membuat dia luluh dan pada akhirnya dia akan kembali memeluk ku. Tapi mengapa oppa tidak lekas memeluk ku kembali? Mengapa wajah oppa semakin dekat dengan wajahku? Aigoo jangan bilang oppa akan mencium ku?

Jantung ku masih terus berdebar dengan hebat sekarang. Wajah Xiumin oppa juga semakin dekat dengan wajahku. Aku masih belum siap bila aku dan oppa berciuman sekarang. Apa yang harus aku lakukan? Aku hanya bisa berdiri mematung saja. Dan secara tiba-tiba aku merasakan sebuah bibir mungil menempel lembut ke bibir ku. Aku dan oppa sekarang benar-benar berciuman bukan? Aku terbawa dengan ciuman yang oppa berikan. Aku pun membalas ciumannya. Ciuman yang lembut dan sebuah pelukan yang hangat. Aku tidak ingin ini berakhir. Aku ingin terus begini. Bisakah aku menghentikan waktu meskipun hanya beberapa detik saja?

Xiumin oppa aku sangat menyukaimu. Aku sangat mencintaimu. Akhirnya aku bisa memiliki mu sepenuhnya. Akhirnya aku bisa memeluk mu sepenuh hatiku. Dan sekarang aku akan terus merasakan perasaan bahagia setiap hariku.

-End-

Akhirnya bagian Xiumin oppa selesai juga. Tanpa sadar aku buat nih cerita tanpa mikir inti ceritanya kyk gmn. Untunglah ceritanya jadi ngawur seperti ini :D


Pai~pai~ *aegyeo bareng Xiumin oppa*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar