Jumat, 05 September 2014

FF XiuHan/LuMin Couple

Relationship? Egois & Posesif


Rate : T

Genre : romance, friendship

Pairing : my favorite couple, XiuHan/LuMin

Warning : this is yaoi story, mian klo typo, klo gag suka jangan baca!! klo gag trima jangan ngebash!!

-Happy reading :)-


Anggota boyband yang sedang naik daun saat ini. Yang memiliki banyak fans dimana-mana. Hampir seluruh dunia mengetahui grub jebolan SM Ent ini. Sebut saja mereka EXO. Boyband yang terkenal dengan lagu Wolf dan Growl ini terlebih muncul lagu baru Overdose nya sedang melakukan acara fansigning mereka.

Terlihat saat sesi istirahat fansigning sedang mereka nikmati, seorang maknae dari EXO yang kita ketahui bernama Oh Sehun sedang duduk termenung sambil memijat pelan kepalanya. Salah seorang member yang memiliki pipi berisi daripada member yang lainnya sedang duduk disamping sang maknae. Dia terlihat begitu mengkhawatirkan keadaan maknae EXO satu ini.

"Gwaenchana Sehun-ah?" Sehun menoleh kearah sumber suara. Tersenyum manis padanya. "Nan gwaenchana Umin hyung." Orang yang dipanggil Umin hyung itu terlihat masih memasang wajah khawatirnya. "Aku serius hyung. Nan gwaenchana." Sehun kembali berkata untuk meyakinkan hyungnya. Xiumin hanya tersenyum sambil mengelus rambut Sehun dengan lembut. "Kau sama sekali tidak bisa berbohong kepadaku Sehun-ah. Kau terlihat begitu lelah. Setelah ini berakhir kau langsung pergilah istirahat. Jangan bermain dengan game mu itu." Sehun hanya bisa terkekeh mendengar hyung tertua di EXO berkata seperti itu padanya. Tanpa mereka berdua sadari sedaritadi ada seseorang yang melihat mereka dari kejauhan dengan perasaan tak suka.

"Kau sedang melihat apa Luhan hyung?" Namja yang dipanggil Luhan itu hanya menjawab dengan desisan. "Ck!" Namja yang memili wajah polos itu melihat kearah Luhan tidak mengerti. "Eobseo Lay." Luhan kemudian pergi meninggalkan Lay dengan perasaan kesal. "Memang aku salah berkata sampai Luhan hyung kesal seperti itu?" Lay hanya menatap kepergian hyungnya itu.

Acara fansigning telah benar-benar berakhir. Semua member EXO langsung bergegas melangkahkan kaki mereka menuju mobil van yang sudah terparkir untuk menjemput mereka. Satu persatu member EXO masuk ke dalam mobil. Dan setelah semua sudah memasuki mobil, kini mobil bergerak menuju tempat istirahat yang telah mereka tunggu. Dorm.

Sampainya di dorm satu persatu dari member langsung menuju kearah kamar mereka masing-masing. "Kalian jangan lupa untuk membersihkan badan kalian sebelum tidur." Perintah sang leader yang diketahui bernama Suho. "Sepertinya perkataanmu tidak ada yang mendengarkan." Sindir namja yang berpostur lebih tinggi dari Suho. "Yaa mungkin mereka terlalu lelah dengan jadwal hari ini Kris." Namja yang dipanggil Kris itu menepuk pundak Suho seraya memberi semangat. "Kau mandilah dulu lalu istirahat." Suho hanya mengangguk mengiyakan perkataan Kris lalu berjalan pergi menuju kamar mandi.

-Kamar Xiumin dan Tao-
"Luhan hyung mengapa kau disini? Mengapa kau tidak ke kamarmu sendiri saja?" Tanya namja yang memili lingkar hitam disekitar matanya. Dia adalah Tao, teman sekamar Xiumin. "Memang aku tidak boleh berada disini huh?" Xiumin yang merasa tidurnya sudah tertanggu dengan suara berisik Tao dan Luhan langsung bangun. Memposisikan dirinya duduk bersandar pada sandaran tempat tidurnya. "Mengapa kalian berdua begitu berisik? Kalian tidak melihat aku tadi sedang tidur." Tao hanya menundukkan kepalanya dan mengatakan 'maaf hyung' dengan pelan. Luhan langsung memposisikan dirinya duduk disamping Xiumin. "Dan kau Luhan. Mengapa kau ada disini? Kembalilah ke kamarmu sendiri." Perintah Xiumin dan Luhan berpura-pura tidak mendengarnya. Xiumin hanya bisa menghela napas panjangnya.

"Umin hyung maukah kau menemaniku mandi?" Pertanyaan Tao sukses membuat Luhan membulatkan matanya. "Yakk Tao bisakah kau tidak mengajaknya seperti itu? Bukankah kau selalu mandi dengan Duizhang mu itu." Luhan dan Tao saling menatap tak suka. "Mianhae Tao-yah kali ini aku tidak bisa menemanimu mandi. Kau ajaklah Kris atau yang lainnya saja ne. Aku benar-benar sangat lelah sekarang." Luhan tersenyum mengejek kearah Tao mendengar Xiumin menolak ajakannya. Tao hanya bisa menghela napasnya dan berlalu. "Baiklah hyung. Tapi lain kali kau harus menemaniku ne hyung." Tao memberikan wink manjanya pada Xiumin lalu pergi meninggalkan Xiumin dan Luhan di kamar. Luhan mendengus tak suka. Xiumin kembali dengan posisi tidurnya. Memunggungi Luhan.

"Yakk baozi kau benar-benar tidak menganggapku huh? Sejak fansigning sampai sekarang kau mengacuhkanku." Xiumin mengabaikan perkataan Luhan. "Yakk baozi kau jangan berpura-pura tidur sekarang. Aku tahu kau mendengar perkataan ku." Tetap Xiumin mengabaikan Luhan. Dengan kesal Luhan memposisikan diri seperti Xiumin dan memeluk Xiumin. "Bisakah kau melepaskan pelukanmu Lu?" Luhan hanya menggeleng. Dengan malas tangan Xiumin menyingkirkan tangan Luhan dari pinggangnya. "Wae? Kau tidak menyukainya? Kau tidak suka bila aku memelukmu baozi?" Luhan kembali memeluk Xiumin. Kini lebih erat sehingga membuat Xiumin sedikit terlonjak. "Kau itu milik ku baozi. Milik Xi Luhan seorang." Luhan semakin memeluk Xiumin begitu erat. Pelukan posesif Luhan terhadap Xiumin mulai kembali. Xiumin membuka matanya dan berbalik menghadap Luhan. Kini jarak mereka terlihat begitu dekat. Mata kucing Xiumin yang berwarna coklat bertemu dengan mata black perl milik Luhan. Beberapa menit mereka saling menatap dalam keheningan.

"Berhentilah bersikap seperti ini Lu." Suara Xiumin memecah keheningan. "Bersikap seperti apa?" Xiumin menghela napas sebentar. "Bersikap seolah aku adalah benda yang begitu berharga sehingga perlu adanya penjagaan ketat disekitarku." Luhan hanya terkekeh mendengar perkataan Xiumin. Xiumin yang melihat perkataannya tidak dihiraukan, dia memasang wajah kesal pada Luhan. Luhan yang melihat wajah Xiumin berubah kesal kini menghentikan kekehannya dan fokus pada apa yang sedang mereka bahas sekarang.

"Apakah kau tidak memikirkan perasaan ku atau pun perasaan Sehun sama sekali?"

"Mengapa kau membawa nama Sehun?"

"Tentu saja aku membawanya. Sehun adalah couple mu. Kau ingat couple mu? Kau seharusnya memikirkan perasaannya Lu."

"Aku tahu Sehun adalah couple ku. Tapi dia hanya sekedar couple buatan agensi bukan couple ku yang sebenarnya."

"Ck! Meskipun begitu dia tetap couple mu. Dan aku tidak mau menyakiti para fans."

"Fans? Apa maksudmu?"

"Apakah kau tidak mendengar kalau aku disebut-sebut sebagai orang ketiga antara kau dan Sehun."

"Biarkan saja fans berpikir seperti itu. Nyatanya kau bukan orang ketiga yang mereka pikir. Mereka hanya melihat kanyataan diatas panggung atau kenyataan di depan kamera bahwa aku dan Sehun adalah couple. Tapi dibelakang mereka tidak tahu apakah aku dan Sehun memang seorang couple atau tidak. Sama sepertimu dan Jongdae. Kau dan Jongdae adalah official couple yang memperlihatkan kedekatan kalian dihadapan para fans sedangkan bila tidak ada fans, bila berada di dorm atau dimana pun apakah kau tetap berpasangan dengan Jongdae? Apakah kau tetap malakukan fanservis bila tidak ada fans yang memintanya?"

"Memang perkataan mu ada benarnya Lu tapi tetap saja kau harus memikirkan perasaan Sehun. Mungkin Sehun menganggap bahwa official couple memang harus terus terjadi dimanapun dan kapanpun."

"Itu hanya anggapanmu saja Minseok. Aku yakin Sehun berpikiran sama sepertiku."

"Apakah kau tidak bertanya mengenai perasaan ku juga?"

Luhan hanya terdiam mendengar pertanyaan Xiumin. Dia hanya bisa memandangi namja berpipi gembul dihadapannya. Sedangkan Xiumin menatap Luhan dengan kesal. Ingin sekali dia memukul namja kurus dihadapannya ini agar dia sadar dengan sikapnya. Tapi ia urungkan niatnya itu.

"Jujur saja Lu, aku sangat tertekan dengan sikapmu yang seperti itu. Kau tidak memberiku ruang untuk bernapas sekalipun. Kau selalu saja bersikap terlalu melindungiku. Aku juga ingin sekali bermain bersama member lain. Keluar bersama mereka. Bercanda dan melepaskan penat bersama mereka. Tapi kau dengan sikap yang selalu over protectif kepadaku telah merusak semuanya. Awalnya aku memang merasa bahwa sikapmu hanya sebagai bahan candaan saja tapi lama kelamaan aku merasa sesak dengan sikapmu yang seperti itu."

"Aku tidak menyukai bila kau terlalu dekat dengan member lain Minseok. Aku tidak menyukai itu semua. Sikapmu yang selalu khawatir terhadap mereka, sikapmu yang selalu perhatian terhadap mereka, aku begitu kesal melihatnya. Aku sangat tidak menyukai sikapmu itu. Sikapmu itu hanya untukku saja. Semua kekhawatiran mu, semua perhatianmu itu hanya milik ku. Kau itu milik ku Minseok. Milikku!"

Xiumin begitu terkejut dengan perkataan Luhan. Apa-apaan dia berkata seperti itu. Tentu saja Xiumin selalu khawatir dan memberi perhatian kepada semua member karena dia lah hyung tertua di EXO. Dia harus memberikan sikap seorang hyung yang benar-benar menyayangi dan melindungi adik-adiknya itu. Dan mengapa pikiran Luhan seperti anak kecil sekarang? Dia juga adalah hyung tertua setelah Xiumin bukan, tapi mengapa sikapnya seperti kekanakan sekali.

"Apakah kau sadar sikapmu kekanakan sekali sekarang?"

"Aku tidak peduli. Yang penting kau itu milikku."

"Lalu maksud dari hubungan kita ini apa Lu? Berikan aku alasan mengapa kau ingin sekali aku menjadi milik mu?"

"Kau tahu sendirikan kalau kita adalah seumuran dan tentu saja aku selalu berbagi cerita padamu yang tidak bisa kuceritakan pada member lain."

"Aku tahu alasan itu. Tapi mengapa harus aku? Bukankah Kris juga seumuran dangan kita? Berikan alasan yang lain yang benar-benar meyakinkanku."

"Karena.......aku....aku...menyukaimu."

"Mwo? Apa kau bilang?"

"Aku menyukaimu baozi."

Xiumin hanya tertawa mendengar ucapan Luhan. Luhan hanya mengedipkan matanya tidak tahu. "Wae? Mengapa kau malah tertawa huh?" Xiumin masih saja tertawa. "Kalau kau masih terus tertawa aku akan mencium mu baozi." Mendengar Luhan mengatakan kata 'mencium mu' semakin membuat tawa Xiumin meledak. Luhan yang benar-benar kesal dengan kelakuan Xiumin yang terus menertawainya kini dengan cepat dia menarik tangan Xiumin dan mencium bibir mungil milik Xiumin. Tawa Xiumin langsung terhenti. Beberapa detik tidak ada reaksi. Luhan masih mencium lembut bibir Xiumin. Xiumin yang menyadari perlakuan Luhan langsung mendorong Luhan sampai Luhan jatuh dari tempat tidur. *poor Luhan*

"Yakk baozi mengapa kau mendorongku begitu keras huh?" Luhan bangkit dan kembali duduk dihadapan Xiumin. Xiumin yang sekarang wajahnya sudah berubah merah akibat ciuman Luhan hanya bisa terdiam mematung. Dia menatap Luhan dengan tatapan kesalnya. "Jangan salahkan aku bila aku menciummu. Bukankah aku sudah bilang padamu untuk berhenti tertawa." Xiumin masih setia menatap Luhan dengan kesal. "Bila kau terus-terusan menatap ku seperti itu aku akan menciummu lagi." Xiumin langsung mundur dan memalingkan wajahnya kesegala arah. Luhan hanya terkekeh melihat sikap Xiumin yang tiba-tiba berubah akibat ancamannya.

"Jadi sekarang kau sudah yakin dengan alasan ku untuk memilikimu? Hemm?"

"Yaa. Aku percaya sekarang."

Luhan langsung menghambur memeluk Xiumin dengan posesifnya. Seperti dalam pelukannya dia berkata 'jangan sentuh milikku ini.' Xiumin hanya diam menerima pelukan dari Luhan. Dalam diam dipelukan Luhan, Xiumin membatin, 'Padahal aku belum menerima apakah aku ini miliknya atau tidak. Ck! Dasar sikap egoismu dan posesifmu benar-benar sudah tidak ada batasnya lagi rusa bodoh.'


-End-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar