My Lovely Hyung…
-
-
-
FF ini sekuel dari “My Sweet Kitty”. Alur kecepetan.
Ceritanya absurd. This is yaoi story. Yang kgag suka no read! Yang kgag suka no
bash!
This is story of XiuHun or HunMin
Seme!Sehun – Uke!Xiumin
-
-
-
Happy
reading~
-
-
-
Seorang pria
tinggi dengan kulit yang bisa dibilang seputih susu sedang berdiri diantara
kerumunan orang-orang dihalte bus. Mereka semua tidak sedang menunggu bus tapi
sedang berteduh dari guyuran hujan yang lumayan deras siang ini. Pria tinggi
yang biasa dipanggil dengan Sehun itu sedang mendengarkan musik dari ipodnya.
“Sampai kapan hujan ini akan reda? Aku pasti akan telat latihan dancenya bila
hujan terus saja turun.” Ucapnya pelan. Tiba-tiba datang seorang pria berpipi
gembul dengan baju yang basah kuyup disampingnya. “Aishhh mengapa disaat
seperti ini hujan turun begitu deras? Aku pasti akan telat bekerja.” Gerutunya
sambil mengibaskan pelan rambutnya yang basah. Sehun yang terganggu langsung
menoleh kesamping dan melihat pria berpipi gembul itu. “Yakk bisakah kau pergi?
Kau membasahi baju ku bodoh.” Pria berpipi gembul yang memiliki nama Xiumin itu
pun menoleh kearah Sehun. Mereka saling beradu pandang sebentar. Xiumin yang
menyadari dia sudah membuat orang disampingnya terkena cipratan air hujan dari rambutnya
hanya memasang watados dan tersenyum layaknya dia tak memiliki kesalahan. Sehun
yang melihat senyumnya seperti itu langsung terkejut dan memalingkan muka
kearah lain. “Maafkan aku. Aku akan sedikit menjauh darimu.” Xiumin melangkah
maju untuk menjaga jarak dengan Sehun. Sehun kembali melihat kearah depan. Melihat
seseorang yang sudah membuat jantungnya berdebar kencang. “Seragamnya sama
seperti ku. Tapi aku tidak pernah melihatnya disekolah. Dan mengapa jantungku
menjadi berdebar tak karuan seperti ini?”
-
-
-
Setelah
pertemuan pertamanya dihalte bus kemarin Sehun semakin gencar mencari informasi
tentang Xiumin. Seperti sekarang saat jam istirahat ketika Sehun dkk –Chen dan
Tao- sedang bermain basket.
-Sehun
POV-
“Kau selalu bisa
mengambil hati semua wanita cadel. Aku begitu iri denganmu.”
Aku hanya bisa
tersenyum menanggapi ucapan temanku ini –Chen-. Jangan salahkan aku bila setiap
wanita disekolah ini selalu berteriak histeris setiap kali aku bermain basket
dengan teman-temanku saat istirahat. Mereka sendiri yang selalu heboh dengan
tingkah mereka saat melihat ku bermain basket. Memang apa yang special dari ku
sampai mereka bersikap seperti itu? Itu membuat ku bergidik ngeri melihatnya.
Saat aku melihat
kearah bangku penonton, dia ada disitu. Orang yang selama ini selalu membuatku
mencari informasi tentangnya. Orang yang sudah membuat jantungku berdebar tak
karuan. Dia sedang duduk memainkan handphonenya. Dan itu terlihat sangat
menggemaskan sekali, menurutku. Kemudian aku berlari kecil kearah teman ku yang
sama tingginya denganku –Tao-
“Tao-yah kau
tahu dia pria yang sedang duduk disana?” aku menunjuk kearahnya dengan daguku.
“Maksudmu Xiumin
hyung. Kau tidak mengenalnya? Dia adalah sunbae kita Sehun.”
Sedikit terkejut
mendengar Tao mengucapkan kata sunbae untuknya. Aku menaikkan sebelah alisku.
“Sunbae? Kau tidak salah berkata bukan? Dia tidak terlihat seperti sunbae.”
“Kau tahu
sebutan dia? Mereka menyebut Xiumin hyung adalah penipu umur. Fake maknae.”
Aku tertawa
sebentar lalu melihat kearahnya. Aku memandang dia lumayan lama. Tanpa sadar
sebuah bola basket melayang kearah ku dan terjun manis diatas kepalaku. “Yakk
Chen apa yang kau lakukan huh? Kau sengaja melempar bola itu kearah ku?”
“Maafkan aku
Sehun-ah. Aku hanya ingin menyadarkan mu dari keasyikan mu memandangi Xiumin
hyung.” Chen tertawa meledek.
“Apakah kau menyukainya?”
kembali Chen bersuara. “Xiumin hyung memang sangat menarik sekali. Banyak pria
dan wanita yang ingin menjadi kekasihnya tetapi Xiumin hyung selalu
menolaknya.”
“Benarkah?
Memangnya kenapa dia menolaknya?”
“Aku juga tidak
tahu alasannya apa. Aku hanya mendengar desas desus seperti itu dari omongan
saja.”
“Sudahlah jangan
membahas Xiumin hyung lagi. Lebih baik kita ke kantin saja aku sangat haus.”
Sebelum aku dan
kedua temanku pergi, aku kembali memandanginya. “Kau yang sudah mencuri hatiku
Xiumin hyung dan kau harus bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan. Kau
harus bisa menjadi kekasihku.” Kata ku dalam hati.
-Sehun
POV end-
-
-
Sudah hampir setengah semester Sehun selalu berusaha
mendekati Xiumin tapi usahanya selalu gagal. Nasibnya selalu naas setiap kali
dia ingin melancarkan aksi pedekatenya ke Xiumin. Mulai dari mengajaknya makan
bersama di kantin sekolah, mengajaknya pulang sekolah bersama, bahkan sampai mengajaknya
kencan pada saat hari libur. Usahanya salalu gagal karena ulah seseorang yang
sudah membuatnya menjadi kacau. Si pria kurus yang memiliki julukan rusa itu
selalu sukses membuat usaha Sehun mendekati Xiumin gagal.
Hingga saat
Sehun dkk pergi ke kedai kopi tempat Xiumin bekerja paruh waktu membuat Sehun
harus melihat kejadian yang membuat hatinya sakit. Membuat dia terbakar cemburu
karena ulah si rusa yang selalu bermanja kepada Xiumin.
-Di
kedai kopi-
Pria kurus
berwajah cantik sedang duduk melihat pemandangan jalanan dari jendela sebuah
kedai kopi. Pria cantik itu yang bernama Luhan yang diberi julukan rusa oleh
teman sekolahnya sedang terlihat melamun. Sebuah minuman ice Americano
tiba-tiba muncul didepannya dan membuat dia sedikit terkejut. “Yakk baozi kau
mengagetkanku saja.” Orang yang dipanggil baozi itu hanya terkekeh dan
mendudukkan dirinya di depan Luhan.
“Apa yang sedang
kau pikirkan Lu?”
“Aku memikirkan
mu baozi.”
Luhan terkekeh
dengan perkataannya sendiri lalu dia mengalihkan perhatiannya kearah pintu
masuk kedai. Ternyata seorang pengunjung datang. Luhan kembali melihat kearah
Xiumin.
“Hahahah….baiklah
kau teruskan saja memikirkanku. Aku akan melanjutkan pekerjaan ku dulu. Pengunjung
ku datang.”
Luhan menahan
tangan Xiumin dan memasang wajah memelasnya. “Bisakah kau tidak meninggalkanku
untuk saat ini. Aku ingin melihatmu lebih lama lagi baozi.”
“Kita bisa
bertemu dirumah Lu. Apakah kau tidak bosan setiap hari melihatku terus?”
Xiumin mengelus
pelan rambut Luhan. Luhan hanya tersenyum manja dengan sikap Xiumin seperti
itu. “Aku tidak bosan melihatmu terus tiap hari baozi. Aku merasa bahwa dengan
melihatmu sudah menjadi kebiasaanku semenjak aku berada di Korea.” Xiumin
tersenyum kemudian mencium kening Luhan singkat. “Baiklah tuan Lu kau bisa
melihatku sampai kau puas tapi setelah aku selesai dengan pekerjaan ku ini.”
Xiumin mengacak rambut Luhan pelan lalu pergi meninggalkannya. Dari kejauhan
Sehun memperhatikan Xiumin dan Luhan dengan perasaan cemburu.
“Kau jangan terbakar
cemburu Sehun. Kau tenang saja Xiumin hyung dan dia bukanlah kekasih. Mereka
hanya sepupu saja.”
“Sepupu dengan
sikap mereka seperti itu? Aku tidak percaya Chen.”
“Tanyakan kepada
Tao. Dia dan Tao berasal dari negara yang sama.”
“Benar dia juga dari
China Tao?”
Tao yang dari
tadi sibuk dengan tabletnya hanya mengangguk membenarkan pertanyaan Sehun.
Sepertinya Sehun memiliki banyak pertanyaan tentang Luhan kepada Tao. Sehun
terus saja memperhatikan Luhan dari kejauhan yang tanpa sadar Xiumin memergokinya
melihat kearah Luhan. Xiumin tiba-tiba berdiri dihadapan Sehun dengan sedikit
membungkuk sehingga wajah mereka saling berpandangan.
“Mengapa kau
terus melihatnya?”
Pertanyaan
Xiumin mengagetkan Sehun. Wajah Sehun seketika berubah menjadi merah karena
malu. Xiumin hanya terkekeh dan Chen tertawa keras melihat temannya itu salah
tingkah.
“Yakk bisakah
kau berhenti tertawa Chen? Itu sama sekali tidak lucu.”
“Baiklah.
Baiklah. Aku akan berhenti tertawa.”
“Ini pesanan
kalian.” Xiumin meletakkan pesanan Sehun dan Chen di meja. “Selamat menikmati.”
Sebelum Xiumin pergi, Sehun menarik tangan Xiumin membuat pemilik tangan
tersebut menoleh kearah Sehun.
“Hyung setelah
ini apakah kau ada waktu sebentar?” Xiumin menautkan kedua alisnya membuat
kerutan samar didahinya. “Waktu? Ada. Memangnya ada apa?”
“Aku ingin
mengajakmu jalan-jalan saja hyung.”
“Sebelum kau
mengajak Xiumin hyung jalan-jalan bukankah lebih sopan kalau kau memperkenalkan
dirimu terlebih dahulu siapa dirimu tuan Oh.” Tiba-tiba suara Tao menengahi
permbicaraan.
“Tidak perlu.
Aku sudah kenal dengan dia Tao.” Xiumin menunjuk kearah Sehun. Sehun hanya bisa
melongo mendengar perkataan Xiumin. Sejak kapan Xiumin hyung mengenal ku? batin
Sehun.
“Baiklah. Tapi
kita berjalan bertiga dengan Luhan.”
“Mengapa harus
dengann orang itu?”
“Kau harus tahu,
Luhan dan aku tidak bisa dipisahkan. Kita selalu bersama-sama setiap saat.”
Dengan berat
hati Sehun hanya mengangguk mengiyakan perkataan Xiumin. “Baiklah hyung asal
kau mau menerima ajakan ku saja itu sudah cukup.” Xiumin tersenyum kemudian
pergi meninggalkan Sehun dkk.
-
-
-Xiumin
POV-
Aku, Luhan dan
Sehun saat ini sedang berjalan entah kemana aku juga tidak tahu. Aku mengikuti
langkah kaki Sehun menyusuri jalanan kota Seoul yang sudah menunjukkan akan
perubahan langit malam.
“Baozi memangnya
kita mau kemana huh? Lebih baik kita pulang saja daripada kita berjalan seperti
tidak tahu arah.” Kesal Luhan. Dia menghentikan langkahnya tepat dihadapan
Sehun. Sehun yang kaget langsung berhenti. “ Yakk cadel mengapa kau tiba-tiba
mengajak baozi ku jalan-jalan setelah pulang kerja? Apakah kau tidak tahu dia
sangat lelah setelah seharian kerja di kedai kopi tadi?”
“Luhan-ah kau
jangan kesal seperti itu pada Sehun.” Aku menarik tangan Luhan menjauh dari hadapan
Sehun. Aku tidak mau kemarahan Luhan keluar disaat seperti ini.
“Seharusnya aku
hanya jalan berdua dengan Xiumin hyung tapi kau sudah mengacaukannya. Kalau kau
ingin pulang, pulang lah duluan. Aku masih ingin jalan-jalan dengan Xiumin
hyung.”
“Kau…kau tahu
bersikap sopan dengan sunbae mu huh?”
“Sehun-ah lebih
baik kita tunda jalan-jalannya hari ini. Benar kata Luhan tadi, aku sangat lelah hari ini. Aku
dan Luhan pulang duluan.”
“Baiklah kalau
hyung berkata seperti itu. Tidak apa-apa.”
“Ayo baozi kita
pulang.” Luhan menarik tangan ku dengan kasar sampai aku hampir terjatuh. Dari
kejauhan aku melambaikan tangan kearah Sehun. “Kau hati-hatilah dijalan
Sehunnie. Sampai bertemu besok disekolah.” Meskpiun dari kejauhan aku masih
bisa melihat dia tersenyum meskipun dia sedikit kesal dengan sikap Luhan
padanya.
-Xiumin POV end-
-
-
-
Jam istirahat
Sehun langsung berlari menuju kelas Xiumin untuk bertemu dengannya. Sehun masuk
kedalam kelas Xiumin dan langsung menarik tangannya keluar kelas. Xiumin yang tidak
tahu apa-apa hanya bisa mengikuti langkah Sehun. Sehun mangajaknya kebelakang
sekolah. Tempat dimana dia sering melihat Xiumin dari kejauhan.
“Mengapa kau
menarik ku seperti ini Sehun-ah? Ada apa?”
Sehun masih
menatap Xiumin tanpa mengeluarkan kata-kata. Tiba-tiba Sehun memeluk Xiumin
posesif yang membuat Xiumin sedikit terkejut.
“Hanya sebentar
saja hyung. Dengarkan detak jantungku. Aku ingin kau merasakan apa yang aku
rasakan terhadapmu beberapa bulan ini. Detak jantung ku selalu sama seperti ini
setiap kali kau muncul dihadapan ku.”
Xiumin hanya
bisa terdiam menerima sikap Sehun seperti itu. Beberapa menit berlalu hanya
hening yang ada. Setelahnya Sehun melepaskan pelukannya dan menangkupkan kedua
tangannya dikedua pipi gembul Xiumin. Kedua mata mereka saling baradu pandang.
“Kau jangan
memandang ku seperti itu Sehun-ah. Aku jadi malu kau terus memandangiku begitu
dekat seperti ini.” Sehun hanya tersenyum dan melepaskan tangannya dari pipi
Xiumin. Sehun mengajak Xiumin duduk bersender dibawah pohon.
“Apa yang harus
aku katakana tentang debaran jantungmu tadi? aku tidak tahu harus berkata apa.”
Sehun hanya terdiam.
“Kau tidak perlu
menjawabnya hyung. Aku hanya ingin memberitahumu saja tentang bagaimana rasanya
setiap kali aku bertemu denganmu.”
“Aku sangat
berterima kasih kau sudah memberitahukan tentang perasaan mu itu kapadaku
Sehun-ah.”
“Sebelum hyung
menjawab perasaan ku, aku sudah tahu lebih dulu tentang jawabannya. Aku tidak
ingin jawaban itu keluar dari mulut hyung. Biarkan saja jawaban itu tetap
tersimpan di mulut hyung.”
Xiumin
tersenyum. Memandang sebentar kearah Sehun dan mulai mengacak rambut Sehun
dengan lembut. “Sudahlah. Kita pergi dari sini. Sepertinya Luhan sudah menunggu
ku dikantin. Aku tidak ingin dia marah kepadaku.” Xiumin berdiri dari duduknya
tetapi dengan cepat Sehun menarik lengan Xiumin sampai berbalik menghadapnya.
“Bisakah untuk kali ini kau jangan menyebut nama Luhan hyung?”
Sehun mendorong
pelan tubuh Xiumin ke pohon dan menguncinya dengan kedua tangannya berada
disamping tubuh Xiumin. Sehun mendekatkan wajahnya ke Xiumin dan berbisik
ketelinganya. “Hari in kau milik ku Xiumin hyung. Tidak ada lagi Luhan hyung
yang salalu mendominasi dirimu.” Sehun mengecup singkat pipi gembul Xiumin yang
membuat wajahnya berubah merah. Mereka saling beradu pandang dengan jarak yang
hanya beberapa senti saja.
Sehun lebih
mendekatkan wajahnya dengan wajah Xiumin. Xiumin menahan tubuh Sehun dengan
kedua tanganya agar tidak terlalu dekat dengannya. Sehun melepaskan tangan
Xiumin yang menahan tubuhnya dengan menaruh tangan Xiumin dipinggangnya. Sehun
kembali mendekatkan wajahnya dengan wajah Xiumin. Semakin dekat dan akhirnya
dia mulai mencium bibir mungil milik Xiumin. Hanya ciuman lembut yang dia
berikan sampai saat Xiumin membalas ciuman tersebut membuat Sehun kehilangan
akal sehatnya. Dia menangkupkan kedua tangannya dipipi Xiumin untuk memperdalam
ciumannya. Sehun terus meminta lebih. Dia semakin panas/? Ciumannya kini turun
keleher Xiumin. Membuat tanda kemerahan disana. Xiumin hanya bisa mengerang pelan
setiap kali Sehun membuat tanda itu dilehernya.
“Sehun
berhentilah. Lepaskan aku.”
Perkataan Xiumin
seperti tidak didengar oleh Sehun. Dia seperti tuli sekarang. Sehun sudah gila
dengan permainan ciumannya dan tanda yang sudah dia beri dileher Xiumin. Sehun
sudah gila karena dia sudah terlalu lama menahan perasaannya terhadap Xiumin.
Sehun sudah gila karena perasaannya terlalu besar terhadap Xiumin. Segala hal
tentang Xiumin sudah membuat seorang Oh Sehun menjadi gila sekarang.
Sehun kembali
mencium bibir mungil Xiumin. Menggigit bibir bawahnya dan itu membuat Xiumin
mau tidak mau mengeluarkan desahan dari mulutnya yang tanpa ada aba-aba membuat
Sehun langsung memasukkan lidahnya kedalam mulut Xiumin. mengabsen setiap
giginya dan bermain dengan lidah Xiumin. Sehun sangat menikmatinya dan semakin
ganas/? saja. Pikirannya dan matanya sudah buta. Dia tidak tahu apa yang
sekarang dia lakukan terhadap orang yang dia cintai.
Sadar dengan
kebutuhan oksigen yang dibutuhkan sekarang Sehun mulai menjauhkan wajahnya dan
menempelkan keningnya pada kening Xiumin. Mereka berdua saling berlomba untuk
menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Setelah cukup banyak Sehun menghirup
oksigen, dia kembali menarik tubuh Xiumin pelan kedalam pelukannya. “Aku
mencintaimu Xiumin hyung.” Xiumin menutup matanya dan hanya bisa diam mendengar
perkataan Sehun. Dia seperti tidak ingin mendengar perkataan seperti itu keluar
dari mulut Sehun. “Maafkan aku Sehun-ah. Kau mencintai orang yang salah.” Ucap
Xiumin dalam hati.
-End-
Lagi-lagi ff ngawur bin absurd yang gue buat untuk
kesekian kalinya. Entahlah gue juga kgag tahu gue demen bgt bikin ff yang
alurnya kecepetan dan absurd kek gini -_- tolong maafin gue *puppy eyes*
Terakhir dari gue…
Pai~pai~ *aegyeo bareng Xiumin oppa*