Kamis, 27 November 2014

FF HunHan couple

Goodbye…


-
-
-
-
-
-


This is my first time writting story about HunHan couple ^^ but sorry if my story looks so absurd wkwkwk *sok bgt ngomong pake bhs inggris segala xD*
-
-

This is yaoi story. HunHan. Sehun-Luhan. Don’t like this story don’t read!! No bash!! Lebih enakan main damai ^^
-
-
-

Happy reading~
-
-
-

Tengah malam aku terbangun dari tidur ku. Aku mengambil gelas yang berada diatas laci disamping tempat tidurku. Aku melihat isinya telah kosong. Aku berdecak kesal dan dengan malas aku berdiri dan berjalan keluar kamar menuju dapur untuk mengisi kembali air di gelas ku. Sampainya di dapur, sebelum aku membuka kulkas, aku melihat banyak foto yang tertempel di pintu kulakas. Aku tersenyum melihat semua foto itu. Foto kenangan dengan semua member pada saat kami sedang berlibur ke pantai. “Kalian semua benar-benar bodoh.” Aku terkekeh pelan. Saat melihat satu foto di bagian akhir tempelan foto itu, aku melihat foto dirinya. Di foto itu dia terlihat begitu bahagia. Dia terlihat senang dan menikmati liburannya. Aku tersenyum kesal melihat foto dirinya yang seperti itu. Sebuah kenangan pahit muncul kembali dipikiran ku.

-Flashback on-

“Hyung ah..kau tidak bercanda dengan ucapan mu kan? kau tidak akan pergi meninggalkan ku sendirian kan hyung?”
Air mata ku terus menetes. Aku tidak peduli semua orang berkata bahwa aku adalah namja yang lemah yang mudah menangis. Tapi kenyataannya aku memang seperti itu terlebih ketika menyangkut tentang kekasihku. Luhan hyung. Dia tiba-tiba berkata kepada ku untuk pergi meninggalkan ku. Meninggalkan kami semua –EXO-. Dia tidak mengatakan apa alasannya sampai dia bersih keras untuk tetap keluar dan pergi meninggalkan ku meskipun aku sudah merengek seperti bayi memintanya agar jangan pergi.
“Maafkan aku Sehunnie. Meskipun kau tetap meminta ku jangan pergi, tapi aku akan tetap pergi. Kau pasti akan tahu alasan ku mengapa aku seperti ini. Maafkan aku.”
Hanya itu ucapan yang Luhan hyung keluarkan sebelum dia pergi meninggalkan ku juga semua member. Aku masih tidak percaya bahwa dia akan seperti ini.

-Flashback off-


“It’s a same that it had to be this way
It’s not enough to say I’m sorry
It’s not enough to say I’m sorry”


Aku membuka kulkas dan mengambil sebotol air lalu aku menuangkannya ke dalam gelas ku. Kemudian aku meminumnya sampai habis. “Mengapa aku masih belum bisa melupakan mu hyung? Aku mencoba tapi tetap saja tidak bisa.” Aku kembali menuangkan air ke dalam gelas ku dan kembali meminumnya sampai habis.
Setelah selesai menyegarkan tenggorakanku yang kering aku berjalan menuju balkon ruang tv. Menghirup udara segar di tengah malam dan melihat bintang yang sangat banyak mengihiasi langit malam dan itu membuat ku kembali akan dia. Aku menutup mata ku mencoba kembali melihat wajah Luhan hyung dalam pikiran ku.

-Flashback on-

“Luhan hyung kau tahu semua fans sangat mendukung tentang hubungan kita.”
“Tentu aku tahu tentang itu Sehun-ah.”
“Aku harap kita akan selalu bersama seperti ini hyung. Aku tidak mau kita berpisah sedetik pun.” Aku memeluknya posesif tanpa ada orang lain yang boleh memeluknya kecuali aku. Aku sangat suka bila aku memeluknya seperti ini.
“Yahh kita akan selalu seperti ini. Kita berdua tidak akan berpisah.”
“Hyung janji tidak akan pergi meninggalkan ku kan?” aku merenggangkan pelukanku. Melihat sebentar kearahnya. Luhan hyung hanya memberikan senyuman saja dan itu membuatku kesal. Mengapa dia selalu menjawab dengan ukiran senyum seperti itu.
“Menurutmu apakah aku akan pergi meninggalkan mu atau tidak?”
Aku terkejut mendengar perkataan Luhan hyung seperti itu. Aku langsung melepaskan pelukkan posesifku dengan kasar dan menatapnya penuh tanya. “Mengapa hyung bertanya seperti itu? Apakah hyung akan meninggalkan ku?”
Dia tertawa. Apakah ada yang lucu? Apakah pertanyaan ku begitu lucu baginya? “Yakk Luhan hyung mengapa kau malah teryawa? Apakah pertanyaan ku begitu lucu bagimu?” aku memasang ekspresi wajah kesal padanya.
“Kau yang lucu Sehun-ah. Kau percaya bahwa aku akan pergi meninggalkan mu? Tentu saja jawabannya tidak. Aku tidak pergi meninggalkan mu Sehunnie.”
“Yakk hyung mengapa kau suka sekali membuatku kesal dengan lelucon mu yang sama sekali tidak lucu itu. Kau sudah membuatku sedikit marah padamu hyung.”
Dan akhirnya dia tersenyum dan memeluk ku dan berkata, “Aku tidak akan pergi meninggalkan mu Sehunnie. Aku menyayangimu.”
Sepertinya memang aku terlalu percaya dengan ucapan Luhan hyung seperti itu. Nyatanya dia tidak menepati perkataannya kepadaku. Dia tetap pergi meninggalkan ku seperti ini. Melupakan mu. Membenci mu. Aku selalu berusaha untuk melakukannya. Bahkan sampai sekarang dengan bantuan Tao hyung yang selalu ada bersama ku setelah Luhan hyung pergi aku masih belum bisa melupakannya.

-Flashback off-


“I’m alive but I’m losing all my drive
Cause everything we’ve been through
And everything about you
Seemed to be a lie
A guiltless twisted lie
It make me learn to hate you
Or hate myself for letting it pass by”


Aku membuka mata ku dan melihat bintang yang sepertinya sinar mereka sangat terang malam ini. Mungkin perlahan dengan berjalannya waktu yang terus berputar dan dengan kehadiran kesembilan hyung ku disini aku akan perlahan belajar melupakan mu hyung. Tao hyung bisa melepaskan kepergian Kris hyung meskipun aku tahu perasaan dia pasti sama seperti ku. Tao hyung dengan semangat dan terus belajar menerima kenyataan bahwa keputusan Kris hyung untuk pergi meninggalkannya dan juga semua member adalah keputusan yang tepat untuknya dengan berpikiran yang begitu keras. Aku pasti akan bisa seperti Tao hyung. Perlahan tapi pasti aku akan bisa menerima kepergian mu hyung tanpa mengingat semua kenangan yang pernah kita lalui bersama sebelumnya. Selamat tinggal Luhan hyung. Kami semua menyayangimu.


“All I had to say goodbye
It’s time to say goodbye
It’s time to say goodbye
Goodbye…”



-End-

Minggu, 23 November 2014

FF SeKai/HunKai couple [Sequel of Eternity]



ERROR

Judul sama isi cerita kgag ada nyambung-nyambungnya sama sekali jd diharap maklum ada apanya *ehh maklum apa adanya :v

This is yaoi story. Kgag suka mending kgag usah baca. No bash!! Alurnya kecepetan :v

This is story of SeKai. Sehun-seme! Kai-uke!

-
-
Happy reading~
-
-

Sepertinya aku merasakan kehadiran dia kembali. Aku tidak tahu mengapa aku bisa merasakannya. Aku bisa mendengar suaranya memanggil nama ku berkali-kali. “Kai! Kai! Kai!” suaranya sungguh merdu ditelingaku. Aku mendengar dengan baik suara Kyungsoo memanggil namaku. Apakah ini hanya mimpi belaka atau memang benar-benar terjadi? Sekarang aku merasakan ada yang mengguncang pelan tubuhku. Secara perlahan aku membuka mataku. Samar-samar seperti aku melihat wajah yang selalu aku rindukan. Wajah Kyungsoo. “Kai cepat bangunlah. Aku tidak mau terlambat ke sekolah lagi seperti kemarin.” Benar itu suaranya. Aku sangat merindukan suara merdu itu. Aku hanya tersenyum manis mendengar perkataannya. Tapi tiba-tiba aku merasakan kepala ku begitu sakit. “PLAAK!!” Aku langsung membulatkan mataku melihat seseorang yang ada di depan ku memukul kepalaku dengan keras. “Yaakk Kim Jongin cepatlah bangun!! Aku tunggu kau dibawah 10 menit lagi!! Cepatlah!!” masih dengan memegang kepala ku, aku masih belum mengerti apa yang baru saja aku lihat, aku dengar dan aku rasakan. “Dia bukanlah Kyungsoo. Dia tidak mungkin datang kembali kesini.” Aku hanya tersenyum miring lalu bergegas menuju kamar mandi dan bersiap untuk kesekolah bersama dengan kekasihku. Benar aku sudah memiliki kekasih sekarang. Mengapa aku masih saja mengingat akan dia?

-
-
-

Aku sangat malas mengikuti pelajaran hari ini. Aku pergi keluar kelas sebelum guru yang akan mengajar kelas ku masuk. Aku berjalan santai menuju kelas Sehun –kekasihku- yang hanya berjarak 2 kelas dari kelasku. “Mengapa dia selalu serius dalam hal pelajaran? Kau sama saja sepertinya cadel.” Aku mengumpat pelan sambil melihat kearah Sehun. “Sepertinya tidur di ruang kesehatan enak juga. Aku merasa mengantuk sekarang.” Setelah melihat Sehun sebentar aku kemudian langsung berjalan menuju ruang kesehatan. “Baguslah dokternya sedang tidak ada sekarang jadi aku bisa tidur sepuasku tanpa ada gangguan.” Aku merebahkan diriku diatas ranjang. Masih menatap langit-langit ruang kesehatan yang didominasi dengan warna putih yang akhirnya pikiranku kembali mengingat kejadian pagi tadi saat aku mengira Sehun adalah Kyungsoo. “Aishh…sebenarnya ada apa dengan ku hari ini? mengapa tiba-tiba aku mengingatnya kembali?” Aku mencoba menutup mataku. Tiba-tiba aku merasakam pening dikepalaku.

-
-

Akhirnya bel pulang sekolah berbunyi. Aku bergegas menuju kelas Sehun untuk mengajaknya berjalan-jalan sebentar sepulang sekolah. Aku akan memaksa Sehun mengajaknya jalan-jalan meskipun dia pasti tidak akan mau dan menolak ajakan ku. Yahh aku mengerti bahwa Sehun adalah tipe orang yang tidak suka kemana-mana atau lebih tepatnya dia lebih suka berdiam diri dirumah sambil berkutat dengan semua buku pelajaran dan tugas-tugas dari guru. Tapi ayolah didunia ini pasti setiap pasangan ingin sekali jalan berdua dengan kekasihnya meskipun itu hanya sebentar.

“Sehun-ah setelah ini kita jalan-jalan sebentar ya? Aku sedang jenuh sekarang.”

Sehun hanya memandang ku dengan ekspresi datarnya. Satu yang selalu aku suka dari Sehun adalah dia selalu tidak pernah menampakkan ekspresi diwajahnya. Itu membuat ku selalu penasaran padanya. Aku selalu mengatakan padanya “tersenyumlah meskipun itu jarang terlihat diwajahmu” tapi dia tidak memperdulikan perkataan ku. Aku hanya bisa tersenyum melihat Sehun seperti itu.

“Baiklah. Kau harus janji ini hanya sebentar. Tugas dari Jung seonsaengnim tadi begitu banyak.”

Aku tersenyum senang mendengar perkataannya meskipun tugas selalu menjadi alasan utama untuk Sehun. Tapi aku tidak perduli yang jelas Sehun mau menerima ajakan ku. Tapi maaf saja Sehun aku tidak berjanji kalau kita akan berjalan-jalan sebentar.

“Kajja kita pergi.”

Dalam perjalanan entah mau kemana, aku terus menggenggam tangan Sehun. Sudah lama sekali aku dan Sehun tidak jalan berdua seperti ini. Aku merasa seperti pasangan yang baru saja jadian. Aku terus menyunggingkan senyum ku.

“Bisakah kita duduk? Aku sangan lelah Kai.”

“Baiklah. Kita duduk ditaman itu saja.”

Saat aku dan Sehun berjalan menuju taman, aku langsung menghentikan langkahku. Aku melihat seseorang yang mirip dengan Kyungsoo. Tiba-tiba jantungku berdebar kencang. “Aku tidak salah lihat bukan? Tidak mungkin kalau dia adalah Kyungsoo?” kataku dalam hati.

“Ada apa? Mengapa kau berhenti?”

“Tidak. Sepertinya aku salah lihat orang.”

“Salah lihat orang? Memang orang mana yang kau lihat Kai-yah?”

Aku menatap Sehun bingung. “Apakah Sehun tidak melihat ada seseorang di depan sana?” aku kembali melihat kearah depan. Seseorang yang mirip dengan Kyungsoo tiba-tiba hilang. Aku sedikit terkejut.

“Mungkin kau juga lelah karena berjalan terlalu lama.” Aku hanya mengangguk pelan menanggapi perkataan Sehun. “Mungkin kau benar.”

Sehun merebahkan tubuhnya dirumput taman. Aku melihat sekeliling taman. Tumben sekali taman ini tidak banyak orang. Aku melihat Sehun menutup matanya. Sepertinya dia memang sangat lelah. Aku mengelus rambutnya pelan. Menatap wajah Sehun yang sangat polos seperti ini benar-benar membuatku berfikir mengapa aku bisa memiliki kekasih sepertinya? Aku beranggapan bahwa aku menilai diriku sangat tidak pantas menjadi kekasihnya. Mengapa aku beranggapan seperti itu? Karena aku adalah tipe orang yang sangat malas dan tidak betah melihat orang-orang layaknya seperti Sehun. Aku salalu melihat tipe orang seperti Sehun layaknya kutu buku yang cupu yang suka sekali hidup dengan buku, buku dan buku. Seperti mereka tidak bisa hidup tanpa adanya buku disampingnya. Aku juga tidak tahu mengapa aku bisa betah melihat sikap Sehun yang seperti itu.

Sehun dan Kyungsoo, mereka sama-sama kutu buku yang sangat mencintai akan dunia buku-bukuannya sampai aku selalu dinomer duakan. Cemburu jelas aku merasakannya. Tapi sikap mereka sangat berbeda saat melihatku mulai cemburu dengan dunia bukunya. Kyungsoo akan tersenyum manis kepadaku dan mengajakku pergi kesuatu tempat dengan gaya manjanya. Dan itu selalu sukses membuatku luluh padanya. Sedangkan Sehun, ingin rasanya aku tertawa setiap kali dia melakukan hal itu kepadaku. Melihat Sehun yang selalu memasang wajah datarnya yang melakukan aegyeo disaat aku sedang kesal pada dunia bukunya. Dibalik flat facenya dia menyimpan sebuah keimutan yang selalu bisa mengembalikan mood ku menjadi baik.

Tapi sampai sekarang aku masih belum mengerti bahkan aku juga tidak tahu mengapa aku terus memikirkan Kyungsoo. Apakah aku merindukannya?

“Kai-yah…”

“Hemm…” Sehun menggenggam tangan ku.

“Kau berbohong kepadaku bahwa kita akan berjalan-jalan sebentar saja.”

Aku tertawa kecil mendengar ucapannya. “Maafkan aku Sehun-ah. Hari ini aku hanya ingin berdua saja dengan mu. Aku sangat merindukanmu. Kita sudah jarang seperti ini bukan? Berjalan berdua seperti ini.”

“Kau benar. Aku juga merasakan hal yang sama sepertimu.”

“Apakah karena hal seperti itu kau tidak merengek untuk memaksa kita pulang seperti dulu?” Aku mendengar Sehun tertawa. Dia tersenyum dan menatapku. Kami berdua saling menatap. Mata kami saling beradu melihat satu sama lain.

“Maafkan aku Kai. Aku sama saja seperti Kyungsoo yang selalu sibuk dengan urusan buku-buku itu. Aku sangat egois tidak memperhatikanmu. Kau adalah kekasihku tapi aku tidak memperlakukan mu layaknya seorang kekasih. Aku tahu kau pasti sudah lelah dengan sikap egois ku seperti itu. Aku bukanlah seperti Kyungsoo yang bisa memberikan perhatian bila kau sudah cemburu dengan dunia buku ku. Tapi aku akan mencoba menjadi yang lebih baik darinya agar kau tidak terus memikirkannya.”

Beberapa menit hanya hening yang ada. Aku masih belum bisa mengeluarkan suaraku. Pikiran ku masih mencerna akan apa yang tadi Sehun ucapkan.

“Aku sangat mencintaimu Kai. Dibalik dunia buku ku seperti itu aku selalu terus mengingat mu. Kau yang selalu bisa membuatku semangat setiap kali aku jenuh. Kau adalah tongkat ku untuk berdiri disaat aku sedang jatuh. Aku tidak menginginkan akan kehadiran orang lain disisi ku. Aku hanya menginginkan kehadiranmu Kai. Aku tahu selama ini kau masih mengingat Kyungsoo. Tadi saat kau sedang tidur di ruang kesehatan aku mendengar mu terus menyebutkan namanya. Perlu kau tahu Kai, aku juga bisa merasakan cemburu. Dan saat itulah hati ku sangat sakit mendengar kau menyebut namanya.”

Aku benar-benar sudah membuat kesalahan besar. Aku sudah membuat Sehun menangis. Membuat hatinya sakit. Aku menghapus pelan air mata yang turun ke pipi pucat Sehun. Pikiran ku masih terus mencerna perkataan Sehun tadi. Astaga aku merasakan pening dikepalaku lagi.

“Sehun-ah aku benar-benar minta maaf kepadamu. Sungguh aku tidak bermaksud menyakiti mu. Aku juga tidak tahu mengapa hari ini aku terus saja memikirkan Kyungsoo. Mungkin kau benar aku merindukan akan perhatian dari kekasihku. Aku terus berusaha saharian ini untuk tidak memikirkannya tapi aku tidak bisa. Aku sudah salah menjadi kekasihmu Sehun-ah. Aku sudah menyakiti hati mu dengan terus memikirkan Kyungsoo.”

Sehun tiba-tiba memeluk ku. Menyembunyikan wajahnya didadaku. Aku mendengar dia mulai terisak. Aku memeluk dia erat dan mengelus kepalanya lembut.

“Aku tidak mau berpisah dengan mu Kai. Hanya kau yang mengerti akan diriku luar dalam. Akan sangat sulit untuk mencari seseorang seperti mu. Seseorang yang menerima ku apa adanya seperti ini.”

“Siapa yang berkata kita akan berpisah cadel? Kita tidak akan berpisah. Aku sudah berjanji untuk menjagamu sampai akhir bukan.”

Sehun melepaskan pelukannya. Dibalik wajahnya yang merah akibat menangis dia tersenyum manis. Aku menghapus air matanya pelan. Ingin aku tertawa melihatnya menangis seperti ini. Untuk pertama kalinya aku melihat wajah datar Sehun menampakkan segala ekspresinya sekarang.

“Kau benar-benar bodoh Kai.”

Aku menarik Sehun ke dalam pelukan ku. Memeluknya sangat erat sampai aku tidak ingin melepaskannya. Aku ingin seperti ini hanya sebantar saja. Melewatkan senja sore yang menemani ku dan Sehun.

“Aku memang sangat bodoh sudah membuat seorang cadel seperti mu menangis seperti ini. Tapi si bodoh ini mencintai cadel dan tidak ingin berpisah darinya. Aku ingin terus bersama mu Sehun-ah.”

Sehun melepaskan –lagi- pelukanku. Sehun menatapku sebentar lalu dia mendekatkan wajahnya kepadaku dan semakin dekat sehingga tidak ada jarak yang memisahkan wajah kami berdua. Aku mulai menutup kedua mataku dan merasakan sentuhan bibir Sehun yang mulai mencium bibirku lembut. Aku membalas ciumannya dan mengalungkan tanganku dileher Sehun untuk memperdalam ciuman kami. Untuk pertama kalinya aku dan Sehun berciuman seperti ini. Dulu yang selalu aku rasakan hanyalah sebuah kecupan singkat darinya dan sekarang kami benar-benar berciuman.

Ciuman Sehun mulai turun ke leherku. Menjilat. Menggigit. Menghisap. Mencium sampai memberikan sebuah tanda berwarna merah keunguan dileherku. Aku tidak menyangka seorang kutu buku seperti Sehun bisa melakukan hal seperti ini. Dia terus saja memberikan tanda itu dileherku. Aku benar-benar sangat menikmatinya tapi aku menahan tubuh Sehun untuk tidak melanjutkannya lagi. Aku tidak mau pandangan semua orang terdahap apa yang sudah aku lakukan dengan Sehun bila kami sampai melewati batas. Meskipun ini sangat berat untuk diakhiri aku dan Sehun akhirnya menghentikan ciuman panas kami. Sampai akhirnya aku dan Sehun saling tertawa mengingat kejadian yang barusan kami lakukan di taman ini.

“Baiklah untuk hari ini aku akan melupakan sejenak tugas yang diberikan oleh Jung seonsangnim tadi. Aku ingin melanjutkannya dirumah saja. Ayo kita pulang Kai.”

“Wah aku tidak menyangka kekasihku hari ini benar-benar semangat sekali untuk melanjutkan hal yang tadi.” Aku tertawa senang.

“Untuk malam ini kita berdua akan menjadi pasangan yang paling bahagia Kai. Kita akan manjadi satu dengan malam yang cerah ini.”

“Baiklah. Sepertinya kau sudah tidak sabar Sehun.”

“Tentu saja. Kau akan menjadi mangsaku malam ini Kai.”

Sehun tertawa keras sekali. Untuk kali ini aku akan membiarkannya dia melakukan semaunya. Aku akan menuruti apa kata hatinya. Hanya dengan begitu hubungan ku dengan Sehun akan terbuka kembali yang awalnya kelam menjadi cerah hanya dengan melewati malam ini saja.

-End-



Ini ff apaan coba -___- sumpah gara-gara pengangguran geje dikamar gue mutusin buat nulis sequelnya “Eternity” yg kgag ada imajinasinya sama sekali -____-

Tapi ini ff udah terlanjur jadi yahh mau gmn lagi….

Terakhir dari gue……..

Pai~ pai~ *aegyeo bareng Xiumin oppa*

FF XiuHun/HunMin couple [Sequel of My Sweet Kitty]



My Lovely Hyung…

-
-
-

FF ini sekuel dari “My Sweet Kitty”. Alur kecepetan. Ceritanya absurd. This is yaoi story. Yang kgag suka no read! Yang kgag suka no bash!

This is story of XiuHun or HunMin

Seme!Sehun – Uke!Xiumin

-
-
-

Happy reading~

-
-
-

Seorang pria tinggi dengan kulit yang bisa dibilang seputih susu sedang berdiri diantara kerumunan orang-orang dihalte bus. Mereka semua tidak sedang menunggu bus tapi sedang berteduh dari guyuran hujan yang lumayan deras siang ini. Pria tinggi yang biasa dipanggil dengan Sehun itu sedang mendengarkan musik dari ipodnya. “Sampai kapan hujan ini akan reda? Aku pasti akan telat latihan dancenya bila hujan terus saja turun.” Ucapnya pelan. Tiba-tiba datang seorang pria berpipi gembul dengan baju yang basah kuyup disampingnya. “Aishhh mengapa disaat seperti ini hujan turun begitu deras? Aku pasti akan telat bekerja.” Gerutunya sambil mengibaskan pelan rambutnya yang basah. Sehun yang terganggu langsung menoleh kesamping dan melihat pria berpipi gembul itu. “Yakk bisakah kau pergi? Kau membasahi baju ku bodoh.” Pria berpipi gembul yang memiliki nama Xiumin itu pun menoleh kearah Sehun. Mereka saling beradu pandang sebentar. Xiumin yang menyadari dia sudah membuat orang disampingnya terkena cipratan air hujan dari rambutnya hanya memasang watados dan tersenyum layaknya dia tak memiliki kesalahan. Sehun yang melihat senyumnya seperti itu langsung terkejut dan memalingkan muka kearah lain. “Maafkan aku. Aku akan sedikit menjauh darimu.” Xiumin melangkah maju untuk menjaga jarak dengan Sehun. Sehun kembali melihat kearah depan. Melihat seseorang yang sudah membuat jantungnya berdebar kencang. “Seragamnya sama seperti ku. Tapi aku tidak pernah melihatnya disekolah. Dan mengapa jantungku menjadi berdebar tak karuan seperti ini?”

-
-
-

Setelah pertemuan pertamanya dihalte bus kemarin Sehun semakin gencar mencari informasi tentang Xiumin. Seperti sekarang saat jam istirahat ketika Sehun dkk –Chen dan Tao- sedang bermain basket.

-Sehun POV-

“Kau selalu bisa mengambil hati semua wanita cadel. Aku begitu iri denganmu.”

Aku hanya bisa tersenyum menanggapi ucapan temanku ini –Chen-. Jangan salahkan aku bila setiap wanita disekolah ini selalu berteriak histeris setiap kali aku bermain basket dengan teman-temanku saat istirahat. Mereka sendiri yang selalu heboh dengan tingkah mereka saat melihat ku bermain basket. Memang apa yang special dari ku sampai mereka bersikap seperti itu? Itu membuat ku bergidik ngeri melihatnya.

Saat aku melihat kearah bangku penonton, dia ada disitu. Orang yang selama ini selalu membuatku mencari informasi tentangnya. Orang yang sudah membuat jantungku berdebar tak karuan. Dia sedang duduk memainkan handphonenya. Dan itu terlihat sangat menggemaskan sekali, menurutku. Kemudian aku berlari kecil kearah teman ku yang sama tingginya denganku –Tao-

“Tao-yah kau tahu dia pria yang sedang duduk disana?” aku menunjuk kearahnya dengan daguku.

“Maksudmu Xiumin hyung. Kau tidak mengenalnya? Dia adalah sunbae kita Sehun.”

Sedikit terkejut mendengar Tao mengucapkan kata sunbae untuknya. Aku menaikkan sebelah alisku. “Sunbae? Kau tidak salah berkata bukan? Dia tidak terlihat seperti sunbae.”

“Kau tahu sebutan dia? Mereka menyebut Xiumin hyung adalah penipu umur. Fake maknae.”

Aku tertawa sebentar lalu melihat kearahnya. Aku memandang dia lumayan lama. Tanpa sadar sebuah bola basket melayang kearah ku dan terjun manis diatas kepalaku. “Yakk Chen apa yang kau lakukan huh? Kau sengaja melempar bola itu kearah ku?”

“Maafkan aku Sehun-ah. Aku hanya ingin menyadarkan mu dari keasyikan mu memandangi Xiumin hyung.” Chen tertawa meledek.

“Apakah kau menyukainya?” kembali Chen bersuara. “Xiumin hyung memang sangat menarik sekali. Banyak pria dan wanita yang ingin menjadi kekasihnya tetapi Xiumin hyung selalu menolaknya.”

“Benarkah? Memangnya kenapa dia menolaknya?”

“Aku juga tidak tahu alasannya apa. Aku hanya mendengar desas desus seperti itu dari omongan saja.”

“Sudahlah jangan membahas Xiumin hyung lagi. Lebih baik kita ke kantin saja aku sangat haus.”

Sebelum aku dan kedua temanku pergi, aku kembali memandanginya. “Kau yang sudah mencuri hatiku Xiumin hyung dan kau harus bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan. Kau harus bisa menjadi kekasihku.” Kata ku dalam hati.

-Sehun POV end-

-
-

Sudah hampir  setengah semester Sehun selalu berusaha mendekati Xiumin tapi usahanya selalu gagal. Nasibnya selalu naas setiap kali dia ingin melancarkan aksi pedekatenya ke Xiumin. Mulai dari mengajaknya makan bersama di kantin sekolah, mengajaknya pulang sekolah bersama, bahkan sampai mengajaknya kencan pada saat hari libur. Usahanya salalu gagal karena ulah seseorang yang sudah membuatnya menjadi kacau. Si pria kurus yang memiliki julukan rusa itu selalu sukses membuat usaha Sehun mendekati Xiumin gagal.

Hingga saat Sehun dkk pergi ke kedai kopi tempat Xiumin bekerja paruh waktu membuat Sehun harus melihat kejadian yang membuat hatinya sakit. Membuat dia terbakar cemburu karena ulah si rusa yang selalu bermanja kepada Xiumin.

-Di kedai kopi-

Pria kurus berwajah cantik sedang duduk melihat pemandangan jalanan dari jendela sebuah kedai kopi. Pria cantik itu yang bernama Luhan yang diberi julukan rusa oleh teman sekolahnya sedang terlihat melamun. Sebuah minuman ice Americano tiba-tiba muncul didepannya dan membuat dia sedikit terkejut. “Yakk baozi kau mengagetkanku saja.” Orang yang dipanggil baozi itu hanya terkekeh dan mendudukkan dirinya di depan Luhan.

“Apa yang sedang kau pikirkan Lu?”

“Aku memikirkan mu baozi.”

Luhan terkekeh dengan perkataannya sendiri lalu dia mengalihkan perhatiannya kearah pintu masuk kedai. Ternyata seorang pengunjung datang. Luhan kembali melihat kearah Xiumin.

“Hahahah….baiklah kau teruskan saja memikirkanku. Aku akan melanjutkan pekerjaan ku dulu. Pengunjung ku datang.”

Luhan menahan tangan Xiumin dan memasang wajah memelasnya. “Bisakah kau tidak meninggalkanku untuk saat ini. Aku ingin melihatmu lebih lama lagi baozi.”

“Kita bisa bertemu dirumah Lu. Apakah kau tidak bosan setiap hari melihatku terus?”

Xiumin mengelus pelan rambut Luhan. Luhan hanya tersenyum manja dengan sikap Xiumin seperti itu. “Aku tidak bosan melihatmu terus tiap hari baozi. Aku merasa bahwa dengan melihatmu sudah menjadi kebiasaanku semenjak aku berada di Korea.” Xiumin tersenyum kemudian mencium kening Luhan singkat. “Baiklah tuan Lu kau bisa melihatku sampai kau puas tapi setelah aku selesai dengan pekerjaan ku ini.” Xiumin mengacak rambut Luhan pelan lalu pergi meninggalkannya. Dari kejauhan Sehun memperhatikan Xiumin dan Luhan dengan perasaan cemburu.

“Kau jangan terbakar cemburu Sehun. Kau tenang saja Xiumin hyung dan dia bukanlah kekasih. Mereka hanya sepupu saja.”

“Sepupu dengan sikap mereka seperti itu? Aku tidak percaya Chen.”

“Tanyakan kepada Tao. Dia dan Tao berasal dari negara yang sama.”

“Benar dia juga dari China Tao?”

Tao yang dari tadi sibuk dengan tabletnya hanya mengangguk membenarkan pertanyaan Sehun. Sepertinya Sehun memiliki banyak pertanyaan tentang Luhan kepada Tao. Sehun terus saja memperhatikan Luhan dari kejauhan yang tanpa sadar Xiumin memergokinya melihat kearah Luhan. Xiumin tiba-tiba berdiri dihadapan Sehun dengan sedikit membungkuk sehingga wajah mereka saling berpandangan.

“Mengapa kau terus melihatnya?”

Pertanyaan Xiumin mengagetkan Sehun. Wajah Sehun seketika berubah menjadi merah karena malu. Xiumin hanya terkekeh dan Chen tertawa keras melihat temannya itu salah tingkah.

“Yakk bisakah kau berhenti tertawa Chen? Itu sama sekali tidak lucu.”

“Baiklah. Baiklah. Aku akan berhenti tertawa.”

“Ini pesanan kalian.” Xiumin meletakkan pesanan Sehun dan Chen di meja. “Selamat menikmati.” Sebelum Xiumin pergi, Sehun menarik tangan Xiumin membuat pemilik tangan tersebut menoleh kearah Sehun.

“Hyung setelah ini apakah kau ada waktu sebentar?” Xiumin menautkan kedua alisnya membuat kerutan samar didahinya. “Waktu? Ada. Memangnya ada apa?”

“Aku ingin mengajakmu jalan-jalan saja hyung.”

“Sebelum kau mengajak Xiumin hyung jalan-jalan bukankah lebih sopan kalau kau memperkenalkan dirimu terlebih dahulu siapa dirimu tuan Oh.” Tiba-tiba suara Tao menengahi permbicaraan.

“Tidak perlu. Aku sudah kenal dengan dia Tao.” Xiumin menunjuk kearah Sehun. Sehun hanya bisa melongo mendengar perkataan Xiumin. Sejak kapan Xiumin hyung mengenal ku? batin Sehun.

“Baiklah. Tapi kita berjalan bertiga dengan Luhan.”

“Mengapa harus dengann orang itu?”

“Kau harus tahu, Luhan dan aku tidak bisa dipisahkan. Kita selalu bersama-sama setiap saat.”

Dengan berat hati Sehun hanya mengangguk mengiyakan perkataan Xiumin. “Baiklah hyung asal kau mau menerima ajakan ku saja itu sudah cukup.” Xiumin tersenyum kemudian pergi meninggalkan Sehun dkk.

-
-

-Xiumin POV-

Aku, Luhan dan Sehun saat ini sedang berjalan entah kemana aku juga tidak tahu. Aku mengikuti langkah kaki Sehun menyusuri jalanan kota Seoul yang sudah menunjukkan akan perubahan langit malam.

“Baozi memangnya kita mau kemana huh? Lebih baik kita pulang saja daripada kita berjalan seperti tidak tahu arah.” Kesal Luhan. Dia menghentikan langkahnya tepat dihadapan Sehun. Sehun yang kaget langsung berhenti. “ Yakk cadel mengapa kau tiba-tiba mengajak baozi ku jalan-jalan setelah pulang kerja? Apakah kau tidak tahu dia sangat lelah setelah seharian kerja di kedai kopi tadi?”

“Luhan-ah kau jangan kesal seperti itu pada Sehun.” Aku menarik tangan Luhan menjauh dari hadapan Sehun. Aku tidak mau kemarahan Luhan keluar disaat seperti ini.

“Seharusnya aku hanya jalan berdua dengan Xiumin hyung tapi kau sudah mengacaukannya. Kalau kau ingin pulang, pulang lah duluan. Aku masih ingin jalan-jalan dengan Xiumin hyung.”

“Kau…kau tahu bersikap sopan dengan sunbae mu huh?”

“Sehun-ah lebih baik kita tunda jalan-jalannya hari ini. Benar kata  Luhan tadi, aku sangat lelah hari ini. Aku dan Luhan pulang duluan.”

“Baiklah kalau hyung berkata seperti itu. Tidak apa-apa.”

“Ayo baozi kita pulang.” Luhan menarik tangan ku dengan kasar sampai aku hampir terjatuh. Dari kejauhan aku melambaikan tangan kearah Sehun. “Kau hati-hatilah dijalan Sehunnie. Sampai bertemu besok disekolah.” Meskpiun dari kejauhan aku masih bisa melihat dia tersenyum meskipun dia sedikit kesal dengan sikap Luhan padanya.

-Xiumin POV end-

-
-
-

Jam istirahat Sehun langsung berlari menuju kelas Xiumin untuk bertemu dengannya. Sehun masuk kedalam kelas Xiumin dan langsung menarik tangannya keluar kelas. Xiumin yang tidak tahu apa-apa hanya bisa mengikuti langkah Sehun. Sehun mangajaknya kebelakang sekolah. Tempat dimana dia sering melihat Xiumin dari kejauhan.

“Mengapa kau menarik ku seperti ini Sehun-ah? Ada apa?”

Sehun masih menatap Xiumin tanpa mengeluarkan kata-kata. Tiba-tiba Sehun memeluk Xiumin posesif yang membuat Xiumin sedikit terkejut.

“Hanya sebentar saja hyung. Dengarkan detak jantungku. Aku ingin kau merasakan apa yang aku rasakan terhadapmu beberapa bulan ini. Detak jantung ku selalu sama seperti ini setiap kali kau muncul dihadapan ku.”

Xiumin hanya bisa terdiam menerima sikap Sehun seperti itu. Beberapa menit berlalu hanya hening yang ada. Setelahnya Sehun melepaskan pelukannya dan menangkupkan kedua tangannya dikedua pipi gembul Xiumin. Kedua mata mereka saling baradu pandang.

“Kau jangan memandang ku seperti itu Sehun-ah. Aku jadi malu kau terus memandangiku begitu dekat seperti ini.” Sehun hanya tersenyum dan melepaskan tangannya dari pipi Xiumin. Sehun mengajak Xiumin duduk bersender dibawah pohon.

“Apa yang harus aku katakana tentang debaran jantungmu tadi? aku tidak tahu harus berkata apa.” Sehun hanya terdiam.

“Kau tidak perlu menjawabnya hyung. Aku hanya ingin memberitahumu saja tentang bagaimana rasanya setiap kali aku bertemu denganmu.”

“Aku sangat berterima kasih kau sudah memberitahukan tentang perasaan mu itu kapadaku Sehun-ah.”

“Sebelum hyung menjawab perasaan ku, aku sudah tahu lebih dulu tentang jawabannya. Aku tidak ingin jawaban itu keluar dari mulut hyung. Biarkan saja jawaban itu tetap tersimpan di mulut hyung.”

Xiumin tersenyum. Memandang sebentar kearah Sehun dan mulai mengacak rambut Sehun dengan lembut. “Sudahlah. Kita pergi dari sini. Sepertinya Luhan sudah menunggu ku dikantin. Aku tidak ingin dia marah kepadaku.” Xiumin berdiri dari duduknya tetapi dengan cepat Sehun menarik lengan Xiumin sampai berbalik menghadapnya. “Bisakah untuk kali ini kau jangan menyebut nama Luhan hyung?”

Sehun mendorong pelan tubuh Xiumin ke pohon dan menguncinya dengan kedua tangannya berada disamping tubuh Xiumin. Sehun mendekatkan wajahnya ke Xiumin dan berbisik ketelinganya. “Hari in kau milik ku Xiumin hyung. Tidak ada lagi Luhan hyung yang salalu mendominasi dirimu.” Sehun mengecup singkat pipi gembul Xiumin yang membuat wajahnya berubah merah. Mereka saling beradu pandang dengan jarak yang hanya beberapa senti saja.

Sehun lebih mendekatkan wajahnya dengan wajah Xiumin. Xiumin menahan tubuh Sehun dengan kedua tanganya agar tidak terlalu dekat dengannya. Sehun melepaskan tangan Xiumin yang menahan tubuhnya dengan menaruh tangan Xiumin dipinggangnya. Sehun kembali mendekatkan wajahnya dengan wajah Xiumin. Semakin dekat dan akhirnya dia mulai mencium bibir mungil milik Xiumin. Hanya ciuman lembut yang dia berikan sampai saat Xiumin membalas ciuman tersebut membuat Sehun kehilangan akal sehatnya. Dia menangkupkan kedua tangannya dipipi Xiumin untuk memperdalam ciumannya. Sehun terus meminta lebih. Dia semakin panas/? Ciumannya kini turun keleher Xiumin. Membuat tanda kemerahan disana. Xiumin hanya bisa mengerang pelan setiap kali Sehun membuat tanda itu dilehernya.

“Sehun berhentilah. Lepaskan aku.”

Perkataan Xiumin seperti tidak didengar oleh Sehun. Dia seperti tuli sekarang. Sehun sudah gila dengan permainan ciumannya dan tanda yang sudah dia beri dileher Xiumin. Sehun sudah gila karena dia sudah terlalu lama menahan perasaannya terhadap Xiumin. Sehun sudah gila karena perasaannya terlalu besar terhadap Xiumin. Segala hal tentang Xiumin sudah membuat seorang Oh Sehun menjadi gila sekarang.

Sehun kembali mencium bibir mungil Xiumin. Menggigit bibir bawahnya dan itu membuat Xiumin mau tidak mau mengeluarkan desahan dari mulutnya yang tanpa ada aba-aba membuat Sehun langsung memasukkan lidahnya kedalam mulut Xiumin. mengabsen setiap giginya dan bermain dengan lidah Xiumin. Sehun sangat menikmatinya dan semakin ganas/? saja. Pikirannya dan matanya sudah buta. Dia tidak tahu apa yang sekarang dia lakukan terhadap orang yang dia cintai.

Sadar dengan kebutuhan oksigen yang dibutuhkan sekarang Sehun mulai menjauhkan wajahnya dan menempelkan keningnya pada kening Xiumin. Mereka berdua saling berlomba untuk menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Setelah cukup banyak Sehun menghirup oksigen, dia kembali menarik tubuh Xiumin pelan kedalam pelukannya. “Aku mencintaimu Xiumin hyung.” Xiumin menutup matanya dan hanya bisa diam mendengar perkataan Sehun. Dia seperti tidak ingin mendengar perkataan seperti itu keluar dari mulut Sehun. “Maafkan aku Sehun-ah. Kau mencintai orang yang salah.” Ucap Xiumin dalam hati.

-End-


Lagi-lagi ff ngawur bin absurd yang gue buat untuk kesekian kalinya. Entahlah gue juga kgag tahu gue demen bgt bikin ff yang alurnya kecepetan dan absurd kek gini -_- tolong maafin gue *puppy eyes*

Terakhir dari gue…

Pai~pai~ *aegyeo bareng Xiumin oppa*