Teka-Teki
Songfic
-
-
-HunMin-
Sehun – Xiumin
-
-
-
Just romance
-
-
-
Happy reading~ /bow/
=
=
=
Aku merasa ingin memukulnya. Aku
sudah tidak kuat menahan semua perasaan ku padanya. Sekarang aku menyukai
seseorang. Dia adalah seorang makhluk yang benar-benar membuat ku gila. Gila
dengan semua yang dia miliki. Makhluk itu bernama Oh Sehun. Aku bertemu
dengannya saat dia menjadi murid baru di sekolah ku dan aku sedikit kesal
karena dia merupakan adik kelas ku.
_Flashback on_
Aku berjalan malas menuju kelas
ku. Ingin sekali aku membolos pelajaran pagi ini tapi aku mengurungkan niat
buruk ku itu karena teman sebangku ku, Luhan namanya, memberitahu ku bahwa akan
ada kuis dadakan dan akhirnya aku harus terkurung dalam kelas selama kurang
lebih 3 jam lamanya.
“Ini semua gara-gara kuis bodoh ini! Seandainya kuis itu tidak
ada pasti aku sudah tidur di ruang kesehatan.”
“Permisi.”
Aku menoleh ke sumber suara yang
terdengar sedikit horror ditelinga ku. disamping ku sekarang sudah berdiri
seorang namja tinggi dengan wajah yang sangat tampan. Aku hanya bisa
mengedipkan kedua mataku lucu seperti orang bodoh melihat wajahnya. Apakah aku
sedang bermimpi sekarang? Aku bertemu dengan seorang malaikat. Benar dia adalah
seorang malaikat yang tampan. jangan dulu ambil nyawa ku wahai malaikat tampan,
aku masih ingin hidup lebih lama lagi. Aku terus melamun dengan menatap
wajahnya dan suara horror itu kembali membuyarkan lamunan ku.
“Permisi. Apakah kau tahu ruang kepala sekolah dimana?”
“Ruang kepala sekolah?? Yaahh aku
tahu. Kau lurus saja ikuti lorong ini setelah itu belok kanan lurus dan kau
akan menemukan ruang kepala sekolah disebelah kiri.” Aku menampilkan senyum
terbaik ku.
“Terima kasih.”
Dan apa yang aku lihat darinya??
Dia hanya membungkukan badannya dan berjalan pergi meninggalkanku. Tanpa
tersenyum kembali pada ku dia pergi begitu saja. Tentu saja aku mengharapkan
sebuah senyuman darinya karena aku sudah memberikan senyuman terbaik ku
padanya. Kau tahu aku sangat jarang memperlihatkan senyuman manis seperti tadi
dan kau adalah namja pertama yang melihatnya, tapi apa yang kulihat barusan?? Dia
tidak mempedulikan senyuman ku.
“Yaakkk Kim Minseok!!”
Aku menoleh kebelakang. Luhan
berlari kecil kearah ku. “mengapa kau masih berdiri disini? Ayo ke kelas sebentar
lagi bel masuk berbunyi.” Luhan merangkul pundak ku dan akhirnya aku berjalan
pergi meninggalkan tempat kejadian perkara pertemuan ku dengan seorang malaikat
tanpa ekspresi itu.
_Flashback off_
Aku melihat Sehun sedang duduk
dikantin sendirian dan hanya sebuah headphone yang menemaninya. Aku berjalan
menghampirinya, duduk disampingnya dan memandang kearahnya. Sepertinya dia
tidak menyadari kehadiran ku. aku menghela nafas berat dan mulai berdiri untuk
pergi meninggalkannya sebelum tangan Sehun menahanku.
“Kau mau kemana hyung?” dia
bertanya tanpa memandang ku sama sekali. Akhirnya aku kembali duduk. “Kau
selalu saja tidak menghiraukan ku.” aku mempoutkan bibirku. Aku selalu kesal
setiap kali Sehun tidak menghiraukan keberadaan ku. memangnya aku hantu.
“Maafkan aku hyung.” Dia
memandangku dan tersenyum manis. “Kau jangan marah hyung. Aku benar-benar tidak
sadar bila kau kemari.” Dia melakukan bbuing-bbuing sekarang. Astaga hentikan
Sehun! Aku tidak tahan dengan sikap mu itu.
“Hyung-ah~ bila kau marah, kau terlihat menggemaskan sekali.
Aku ingin memeluk mu seperti sebuah boneka beruang.” Dan benar saja, Sehun
tiba-tiba memeluk ku. hentikan Sehun. Kau membuat jantung ku mulai berdebar tak
karuan. Pasti sekarang wajah ku mulai memerah. “Le-lepaskan a-aku Sehun.”
Mengapa suara ku menjadi putus-putus seperti ini? “Aku tidak akan melepaskannya
sebelum kau memaafkan ku.” sehun semakin mengeratkan pelukkanya dan ingatkan
aku setelah Sehun melepaskan pelukan ini aku akan menjitak kepalanya keras.
“Baiklah aku memaafkan mu. sekarang lepaskan aku.” Sehun akhirnya melepaskan
pelukannya. Aku menghirup oksigen dalam-dalam dan mencoba menenangkan jantung
ku kembali normal.
“Kau ingin membuat ku mati?”
“Mati? Mengapa kau berkata seperti itu hyung?”
“Kau memeluk ku begitu erat bodoh. Aku harus menghirup
oksigen dalam-dalam sekarang.”
“Bukankah kau menyukainya?” aku
terkejut mendengar ucapan Sehun seperti itu. Aku melihat dia memasang sebuah
smirk dan itu membuat ku sedikit bergidik ngeri tapi sekaligus membuat ku
senang. aku tersenyum dalam hati.
“Apa yang kau bicarakan? Siapa
yang menyukainya?” aku membuang muka ku kearah lain agar Sehun tidak melihat wajah
ku yang kembali memerah lagi.
Bel masuk berbunyi dan itu artinya
aku dan Sehun harus berpisah. Aku menghela nafas berat. Mengapa waktu cepat
sekali berlalu setiap kali aku dan Sehun sedang berdua seperti ini?
“Hyung aku kembali duluan. Bye
hyung. Sampai bertemu nanti sepulang sekolah.”
Aku melihat dia sudah berjalan
pergi meninggalkan ku. “Mengapa kau selalu membuat jantung ku berdebar Sehun?
Tidak mungkin kan aku menyukaimu?” aku mengusap rambutku kasar dan berjalan
pergi meninggalkan kantin.
-
-
-
Sepulang sekolah aku, Luhan,
Baekhyun, Chanyeol,Tao dan Lay akan melihat pertandingan basket di taman dekat
sekolah ku. digerbang sekolah aku menunggu Luhan yang tak kunjung datang.
Mengapa rusa china itu belum datang juga? Lama sekali dia datang.
“Minseok cepat kau hubungi rusa china itu! Kita akan
terlambat menonton pertandingannya.” Kata Chanyeol.
“Kau tidak lihat dari tadi aku
sudah menghubunginya?” aku memperlihatkan handphone ku pada Chanyeol yang
terlihat pada layar sedang memanggil Luhan.
“Bagaimana kalau kita berangkat
duluan saja?” ucap Lay santai.
“Benar. Kita berangkat kesana
duluan biat nanti Luhan-ge menyusul kita.” Tao menyahut.
“Chanyeolie~ kita sudah terlambat
sayang. Kita kesana duluan saja.” Baekhyun mulai membuat aegyeo pada Chanyeol.
Aisshhh itu membuat ku paling tidak bisa menolak bila dia sudah melakukannya.
“Baiklah kalian duluan saja. Aku akan menunggu Luhan sebentar lagi.”
“Kau yakin hyung?” aku mengangguk
pasti. “Baiklah kami berangkat duluan. Pastikan kalau kau dan rusa china itu
tidak datang terlambat.” Aku mengangguk lagi.
“Kami pergi duluan.” Akhirnya
mereka pergi dan menyisakan ku digerbang sendirian menunggu Luhan yang
benar-benar membuat ku kesal padanya. “Astaga mengapa anak ini begitu lama? Apa
yang dia lakukan sampai lama begini?” aku terus menghubungi ponsel Luhan tapi
tetap saja dia tidak mengangkat panggilan ku. tiba-tiba seseorang memeluk ku
dari belakang.
“Kau menunggu ku baby?”
Luhan!! Aku langsung menoleh
kebelakang melihatnya. “Lepaskan aku!” aku meronta memaksa Luhan melepaskan
pelukkannya. “Aku tidak mau.” Luhan semakin mengeratkan pelukkannya. Percuma
saja aku memaksanya untuk melepaskan pelukkannya pasti dia tidak akan mau. Dasar
keras kepala. Akhirnya aku hanya diam saja.
“Apa kau akan memeluk ku terus seperti ini sampai
pertandingannya selesai?”
“Kau benar min. kemana anak-anak?
Apakah mereka sudah berangkat duluan?”
“Benar. Mereka sudah kesana
duluan. Sekarang lepaskan aku dan kita berangkat menonton pertandingannya.”
Sebelum Luhan melepaskan
pelukkannya, tiba-tiba Sehun langsung menarik badan Luhan untuk menjauh dari
ku. aku yang melihat hanya bisa diam seperti batu saat Sehun menatap Luhan
dengan tajam.
“Apa yang kau lakukan dengan
Minseok hyung? Mengapa kau memeluknya seperti itu huh?” wajah Sehun seperti
keliatan marah. Ada apa dengan ekspresi wajahnya yang seperti itu.
“Aku hanya memeluknya saja. Apa
urusan mu bertanya seperti itu?”
“Kau jangan lagi memeluknya. Kau
akan tahu akibatnya bila masih saja memeluk Minseok hyung.”
“Memangnya kau siapa melarang ku
memeluknya?”
“Kau tidak perlu tahu aku siapa.”
Kini wajahnya sudah kembali normal lagi. Wajah poker facenya. Dia menoleh
kearah ku. “Kau Minseok hyung…..” aku melihat kearahnya. Dia berjalan kearah ku
dan menarik tangan ku menjauh dari gerbang sekolah. Aku yang masih belum bisa
sadar dari kejadian tadi hanya bisa mengikuti langkah Sehun menjauh dari
sekolah dan tidak mempedulikan teriakan Luhan yang terus memanggil nama ku dan
menyebutkan soal pertandingan basket.
“Sehun lepaskan tangan ku. aku
bisa berjalan sendiri.” Sehun melepaskan tangan ku tanpa mengucapkan kata-kata
dan terus berjalan. Aku menghentikan langkahku. “Ada apa dengannya? Dia aneh
sekali.”
“Minseok hyung.” Sehun
menghentikan langkahnya dan berbalik kearah ku. “Kenapa?” aku berjalan
menghampirinya. “Kenapa? Kenapa kau bersikap aneh pada Luhan tadi?” Kini mata
kami bertemu untuk pertama kalinya. Jantung ku kembali berdebar cepat. Mengapa
disaat seperti juga jantungku berdebar kencang?
“Aku hanya tidak suka melihat
Luhan hyung begitu dekat dengan mu. apalagi memeluk mu seperti tadi.”
Sedikit terkejut aku mendengar
ucapan Sehun. “Mengapa kau tidak suka? Luhan memang seperti itu orangnya.”
“Aku hanya tidak suka saja.”
Entahlah aku merasa jawaban Sehun
membuat ku kecewa. Aku tidak tahu mengapa aku ingin jawaban lebih dari itu.
Seperti aku menyukaimu. Apakah kau bermimpi Kim Minseok? Sehun menyukaimu? Itu
tidak mungkin terjadi!
Aku kembali berjalan duluan.
Melirik sebentar kearah Sehun yang juga mengikuti lagkah ku dari belakang. Ohhh
ayolah Minseok mengapa kau menjadi orang berperasaan sensitif seperti ini?
Perjalanan pulang ke rumah hanya ditemani dengan mulut kami berdua yang diam
tanpa berkata apa-apa.
-
-
-
Keesokan harinya aku meminta maaf
pada Luhan dan teman-teman ku yang tidak datang menonton pertandingan basket
kemarin.
“Maafkan aku. Ada sedikit urusan
jadi hanya Luhan saja yang datang.”
“Apakah urusan itu ada
hubungannya dengan Sehun?”
“Apakah kau mengatakan pada
mereka Lu?” luhan hanya menatap ku malas lalu kembali memainkan ponselnya.
“Memangnya kau ada urusan apa
dengan anak tanpa ekspresi itu hyung?”
“Sepertinya dia menyukai mu?”
“Kau jangan bercanda. Tidak mungkin Sehun menyukai ku.”
“Tapi kau menyukainya kan hyung?”
“Minseok hyung menyukai Sehun?”
“Tidak. Aku tidak menyukainya.
Aku tidak menyukai Sehun.” Aku terkejut mengapa mereka berkata aku menyukai
Sehun. Memang benar aku menyukainya tapi aaiishhh ini membuat ku sedikit malu
mengakuinya pada mereka.
“Luhan hyung sepertinya kau
benar-benar akan ditolak. Lihatlah Minseok hyung lebih menyukai Sehun daripada
kau bukan?”
Apa maksud ucapan Chanyeol tadi?
Luhan menyukai ku? aku menoleh kearah Luhan dan dia menatap ku tak suka. “Luhan
kau…” Luhan langsung berdiri dan meninggalkan kami semua tanpa berbicara.
“Kau lihat wajah rusa china tadi?
Dia mengerikan sekali.”
“Dia cemburu karena Minseok
memilih Sehun daripada dia.”
Jadi benar Luhan menyukai ku.
maafkan aku Luhan tapi hati ku sudah tertanam dengan nama Sehun. Aku hanya
tersenyum mendengar mereka terus membuat lelucon kecemburuan Luhan.
-
-
-
Aku masih belum mengerti dengan
sikap Sehun selama ini. Kadang dia terlihat begitu sayang kepada ku, kadang dia
juga begitu menjauh dari ku. bahkan aku mengira bahwa dia menyukai ku sama
seperti aku menyukainya tapi nyatanya itu semua hanya mimpi. Setelah kejadian
kemarin, aku mulai menyerah tentang perasaan ku pada sehun. aku sudah tidak
tahan dengan sikap Sehun yang seperti mempermainan perasaan ku. itu hanya
pemikiran ku saja sih tapi yang jelas aku akan melupakan semuanya. Aisshh aku
tidak peduli lagi padanya.
“Hyung..Minseok hyung..”
Aku membuka mataku dan mencari
sosok yang memanggil nama ku. “Sehun.” aku bangun dan bersandar pada tembok
atap sekolah. “Apa yang kau lakukan disini?” aku berdecak pelan. “kau tidak
lihat aku tadi sedang tidur. Kau mengganggu tidur siang ku tuan Oh.” Sehun hanya
tersenyum geli lalu duduk disamping ku. “Maafkan aku hyung.” Bbuing-bbuing. Apa-apaan
anak ini? Disaat aku ingin melupakan perasaan ku malah dia membuat perasaan ku
bertambah besar. Sialan kau Sehun! aku bangkit dari duduk ku tapi Sehun menahan
tangan ku untuk tidak pergi.
“jangan pergi hyung. Seharian ini
aku tidak bertemu dengan mu. apa kau tidak merindukan ku?”
Merindukanmu? Tentu saja aku
merindukan mu tapi aku tidak akan terpancing dengan ucapanmu seperti itu. “Tidak.
Aku tidak merindukan mu sama sekali.” Aku kembali duduk.
“Apa kau marah kepadaku tentang
kejadian kemarin?”
“Tidak.”
“Mengapa semalam kau tidak mengangkat panggilan ku? apa kau
sudah tidur?”
‘Iya.”
“Apa Luhan hyung baik-baik saja?”
“Dia baik.”
“Dia tidak marah kepada ku?”
“Tidak.”
“MINSEOK HYUNG!! MENGAPA KAU
HANYA MEMBALAS PERTANYAAN KU SINGKAT SAJA? KAU MASIH MARAH KEPADA KU?”
Aku terkejut baru kali Sehun berteriak
kepadaku ku. “Tidak.” Jawab ku enteng lalu berdiri berjalan pergi meninggalkan
Sehun. jujur saja sekarang jantung ku kembali berdebar kencang. Aku tidak
menyukai bila sudah seperti ini.
Sehun menarik lengan ku. menatap
ku tajam. Nafasnya memburu. Ada apa dengannya? Mengapa dia begitu marah kepada
ku? “Lepaskan aku Sehun! kau menyakiti tangan ku.” dia tidak melepaskan
cengkramannya. Oohh ayolah jangan menatapku seperti itu. Aku memalingkan muka
ku. aku tidak berani berlama-lama bertatapan dengan matanya. Cengkraman Sehun
mulai longgar dan tergantikan dengan dia menarik ku ke dalam pelukkannya.
“Jangan seperti ini hyung. Aku tidak
suka bila kau mengabaikan ku. aku lebih suka bila kau banyak bicara. Aku minta
maaf bila aku sudah menyakiti mu.”
Semoga Sehun tidak mendengar
debaran jantung ku yang kian kencang. Aku merasa jantung ku akan copot
sekarang. Okay abaikan bila aku terlalu mendramatisir tapi ini kenyataan.
jantung ku. aku tidak kuat lagi menahan debaran jantung ku sekarang.
“Se-sehun…” apa aku harus
mengatakannya? Aku harus mengatakannya agar jantungku tidak copot sekarang. “Aku….aku
menyu….
“Aku menyukaimu hyung.”
Aku tidak salah dengar kan? Sehun
mengatakan suka kepadaku. Sehun melepaskan pelukkannya dan menangkupkan kedua
tangannya dipipi ku. dia tersenyum. Aku terpesona dengan senyumannya. Baru kali
ini dia memperlihatkan senyuman yang begitu tulus pada ku. sekarang wajah ku
pasti sudah merona merah. Aku sangat malu.
“Aku tahu kau akan mengatakannya.”
“Meng-mengatakan a-apa maksudmu?”
“Aku menyukai mu. bukankah itu yang akan kau katakan kepada
ku?”
Aku benar-benar malu sekarang. “Baiklah. Benar aku
mengatakan, aku menyukaimu.”
“Aku tidak mendengarnya. Ucapkan sekali lagi.”
“Aku menyukaimu.”
“Lagi. Aku tidak mendengarnya.”
“AKU MENYUKAIMU BODOH!!”
Aku menutup mulutku dengan
tanganku. Bodohnya! Mengapa aku harus berteriak kencang tadi? Aku menundukkan
kepalaku. Semoga Sehun tidak melihat wajah ku. aku mendengar dia tertawa. Aku tahu
dia pasti akan menertawakan ku.
“Bagaimana kalau aku tidak
menyukaimu hyung?”
Aku langsung mengangkat kepala
ku. “Yaakkk!!” dia semakin tertawa kencang. Sehun mempermainkan ku ternyata. Bodohnya
kau Kim Minseok!
“Baiklah, tertawalah sepuasmu. Aku
tidak peduli.” Aku mempoutkan bibirku.
“Kau jangan membuat bibir mu
seperti itu hyung.”
“Biarkan saja. Kau juga tidak
akan peduli dengan ku.”
“Aku akan mencium mu bila kau
masih mempoutkan bibimu seperti itu.”
“Aku tidak peduli.” Aku menutup
telinga ku dengan kedua tangan ku. “Baiklah aku akan mencium mu hyung.” Sehun
mendekat kepada ku. wajahnya semakin dekat dengan ku. bibir kami akan
bersentuhan dan aku hanya bisa menutup mata ku rapat-rapat. Tidak terjadi
apa-apa. Hanya kening ku. Sehun mencium kening ku. aku membuka mata ku dan
menatap Sehun dengan wajah bertanya. Mengedipkan kedua mataku layaknya anak
kecil yang polos.
“Jangan membuat ku semakin ingin memakan mu hyung.”
“Apa maksudmu?”
Dan sekarang aku mulai merasakan
sebuah bibir tipis milik Sehun menyentuh bibirku. Terasa lembut. Aku tersenyum
dibalik ciuman manis ini lalu aku mulai membalas ciumannya. Dibalik ciuman kami
aku mendengar Sehun mengatakan aku sangat menyukaimu. Kembali aku tersenyum
dalam ciuman kami. Kau sekarang milik ku, Sehun.
Aku sudah menjawab semua
teka-teki yang ada pada mu Sehun. semua sikap aneh mu, ekspresi yang sulit
diartikan. Aku tahu jawabannya adalah karena kau tidak ingin melihatku bersama
dengan orang lain. Kau menjauh dariku tapi akau tahu kau memperhatikanku dari
kejauhan sana. Ekspesi mu yang sulit diartikan itu karena kau menyembunyikan
perasaanmu kepadaku. Semua yang ada pada dirimu adalah teka-teki yang membuat
ku ingin memilikimu selamanya.
-End-
Finally!! ^^ gag tahu
knp tiba-tiba pengen nulis songfic cem ginian…dan ceritanya garing amat -_-
Maaf bagi XiuHan ship
cuman segituan doang nyempilnya.kkkkkk~
Waiting for
XiuHan-LuMin Day everyone. .dont forget it on 23 June ^^
*aegyeo bareng Xiumin
oppa*