A Dream
FF ini aku buatin khusus (yang ketiga) untuk yeodongsaeng ku tersayang
yang jauh disana, Nadya *hug Nadya* semoga km suka ya sama nih cerita J *klo kgag suka lempar
aja pake panci D.O* waks~
FF ini aku beri edisi khusus krn dalam ceritanya ada selempitan sedikit
pict nya Luhan oppa :D *sengaja ngasih sih*
-
-
Ini bagian Luhan oppa (lagi) ._.
Mianhae klo typo bertebaran dimana-mana. .
-
-
Happy reading~~
-
-
-
-
Senang rasanya memiliki seorang
kekasih yang mencintai kita dengan sepenuh hati. Memiliki seorang kekasih yang
mempunyai wajah tampan pasti juga sangat membahagiakan. Siapa juga yang tidak
ingin memiliki kekasih yang tampan sekaligus sangat mencintai kita? Itulah yang
aku rasakan saat ini. Aku memiliki kekasih yang sangat mencintaiku dan juga dia
sangat tampan sekali. Tapi bagiku dia tidak tampan juga. Wajah nya terlihat
bisa secara bersamaan tampan dan cantik. Meskipun begitu dia terlihat begitu
manly sekali dengan wajah yang cantik itu. Semua orang memanggilnya seorang
flower boy.
Aku bertemu dengan kekasih ku di
bandara saat aku sedang sangat terburu-buru sekali karena aku takut akan
ketinggalan pesawatku menuju Korea. Dan saat itulah moment ku dan dia bertemu.
Aku tidak sengaja menabraknya.
-Flashback-
“BRUKK!”
“Maaf. Maafkan aku.”
Aku melihat dia yang duduk
terjatuh bangun dengan tampang yang aahhhh membuatku sangat speechless.
Wajahnya sangat tampan dibalik kacamata hitamnya. Gayanya yang sangat cool dan
jangan lupakan senyumanya yang sudah membuatku begitu langsung jatuh hati
padanya. Yahh bisa dibilang aku langsung jatuh cinta pada pandangan pertama
saat bertemu pertama kali dengannya.
“Gwaenchana?”
Suaranya membuatku ingin
melayang. Aku masih belum tersadar dari lamunanku. Aku terus saja
memandanginya. Aku baru tersadar dari lamunanku saat mendengar sebuah pemberitahuan
bahwa sebentar lagi pesawat yang akan aku naiki akan lepas landas.
“Ne. Nan gwaenchana. Maaf sudah
menabrakmu.”
Aku langsung pergi
meninggalkannya. Dengan sedikit berlari kecil aku masih terus menoleh
kebelakang melihatnya. Aku mengerang kesal dalam hatiku. Mengapa disaat seperti
ini aku harus berpisah dengan namja tampan seperti dia? Akhirnya aku masuk
dalam pesawat dan memilih tempat duduk ku.
-
-
Skip Time
-
-
Sudah sebulan sejak kejadian
dibandara itu. Aku terus saja memikirkan namja yang kutabrak dibandara sebulan
yang lalu. Mengapa wajah namja itu tidak bisa hilang dalam pikiran ku? Seandainya
ada seorang peri yang bisa mengabulkan permohonanku sekarang, aku ingin bertemu
dengannya sekali lagi. Tapi itu sangat tidak mungkin terjadi. Di dunia ini
memang ada seorang peri? Ini bukanlah dunia fantasi seperti halnya yang ada di
cerita dongeng. Ini adalah dunia yang nyata dimana seorang peri itu sama sekali
tidak ada. Tapi sekali lagi aku terus memikirkan hal itu. Peri kumohon
datanglah. Aku ingin kau mengabulkan permohonanku.
Saat aku berjalan tanpa
memikirkan jalan yang aku ambil, tiba-tiba seseorang menarik lengan ku
kepinggir jalan. Aku terkejut seorang ahjumma sekarang sedang mencengkram
lengan ku. Tidak begitu kencang tapi itu sudah sukses membuat ku takut.
Bagaimana tidak? Seorang ahjumah yang tidak kau kenal menarik mu dan sekarang
dia menatapmu dengan tajam seolah-olah kau adalah seorang tahanan yang sedang
di interogasi sekarang.
“Ahjumma apa yang kau lakukan?
Mengapa kau menatapku seperti itu? Lepaskan aku!”
Sungguh sikap ahjumma ini sudah
membuatku takut setengah mati. Perkataan ku sama sekali tidak di dengar
olehnya. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Apa aku harus melepas paksa
cengkramannya dan lari sekuat tenaga meninggalkan tempat ini?
“Kau ingin bertemu dengan seorang
namja yang sebulan lalu kau tabrak dibandara bukan?”
Aku begitu terkejut mendengar
ahjumma berkata seperti itu. Apa yang ahjumma ini katakan? Mengapa dia bisa
tahu keinginanku? Apakah dia bisa membaca pikiran ku? atau memang dia seorang
pembaca pikiran sehingga tahu semua pikiran orang-orang yang lewat disini?
“Sebentar lagi kau akan bertemu
dengannya. Tapi kau tidak bisa melihatnya langsung. Kau hanya bisa melihat dia
dari jauh dan dibalik punggunya saja.”
Apa aku akan bertemu dengannya?
Bertemu dengan namja tampan itu? Apa tidak salah ucap ahjumma ini? Dia gila atau
sedang menipuku sekarang? Tapi tidak mungkin kalau dia menipuku. Kalau dia
menipuku, mengapa ahjumma ini tahu sekali apa keinginan ku? Dan perkataannya
sangat tepat sekali.
Dan setelah itu ahjumma langsung
melepaskan cengkramannya dari lengan ku. Tapi aku masih belum bisa pergi
meninggalkannya. Aku masih menatap ahjumma itu dengan wajah bertanya.
“Pergilah sekarang. Sebentar lagi
kau akan bertemu dengannya.”
Aku langsung pergi dengan langkah
pelan. Aku terus memikirkan semua ucapan yang ahjumma tadi katakan kepadaku. Apakah
aku harus mempercayai semua perkataan ahjumma tadi? Tidak mendapatkan seorang peri
yang aku inginkan sekarang aku bertemu dengan seorang ahjumma yang bisa membaca
pikiran seseorang. Apakah sekarang aku mulai mempercayai kalau ahjumma itu bisa
membaca pikiran seseorang? Aahhh sudahlah. Aku tidak ingin memikirkan hal itu.
-
-
Setelah lelah seharian berjalan
dan terus berperang dengan pemikiranku tentang perkataan ahjumma asing tadi aku
masuk ke dalam kedai bubble tea. “Mengapa kedai ini selalu ramai setiap kali
aku kemari?” Aku berjalan menuju antrian yang bagiku sangat panjang sekali. Padahal
hanya ada 6 orang saja yang sekarang sedang antri untuk memesan bubble tea. Sungguh
aneh pemikiran ku ini.
Saat aku berjalan maju menuju
antrian seketika itu juga aku melihat namja yang sangat mirip dengan namja yang
aku tabrak dibandara sedang berjalan keluar dari kedai. “Apakah aku tidak salah
melihat tadi? dia adalah………..” aku langsung bergegas pergi keluar kedai tanpa memikirkan
lagi rasa lelah ku. Aku menolehkan pandangan ku ke segala arah. Dan aku
melihatnya sedang berjalan menuju lampu merah penyebrangan. Aku mengejarnya
dengan berlari tanpa memikirkan siapa pun orang yang aku tabrak sekarang.
“Aku mohon jangan pergi. Aku
hanya ingin melihatmu saja. Aku ingin memastikan apakah benar itu kau.”
Sepertinya ini bukan hari
keberuntungan ku. Dia sekarang telah berjalan menyebrangi jalan keseberang. Aku
ingin mengejarnya tapi mengapa disaat seperti ini lampu merah menyala? Dengan
hati yang sangat berat aku hanya bisa memandangi punggungnya dari kejauhan.
-
-
-
-
Aku sangat malas untuk masuk sekolah
hari ini. Semua pemikiran tentang namja bandara itu sudah membuatku kehilangan
semangat ku. Dan hari ini aku ingin tidur saja di perpustakaan. Membolos disaat
pikiran sedang kacau tidak masalah bukan? Hanya sekedar merefreshkan otak saja.
Aku berjalan pelan menuju
perpustakaan. Dengan wajah yang terlihat kusut dan tanpa adanya semangat aku
berjalan dengan lunglai dan tanpa sadar seseorang sekarang sedang menghalangi
jalan ku. aku mengdongak melihat siapa orang yang sudah berani menghalangi
jalan istirahatku menuju perpustakaan. Aku langsung terkejut dan langsung
bangun dari rasa malasku melihat orang yang sekarang sedang berdiri dihadapan
ku ini. Aku terus mengedipkan mata ku. Percaya atau tidak. Mimpi atau tidak
hari ini. Aku melihat namja bandara ada dihadapan ku sekarang. Dia tersenyum
dan menyapaku.
“Nadya…”
Aku ingin pingsan sekarang. Benar
ini adalah namja bandara itu. Namja yang ingin aku temui. Namja yang sudah membuatku
kehilangan semangat ku. Sekarang dia benar-benar ada dihadapan ku.
“Kajja ikut aku sekarang.”
Dia langsung menggandeng tangan
ku dan menarik ku untuk ikut bersamanya. Aku masih belum bangun dari
kesadaraanku. Aku merasa ini adalah sebuah mimpi. Mimpi yang sangat indah.
Baiklah kalau ini adalah sebuah mimpi aku akan mengikutimu kemanapun kau pergi.
Di atap sekolah sekarang aku dan
dia sedang duduk manis sambil melihat pemandangan sekolah dari atas. Dia menggenggam
tangan ku dengan erat sedangkan aku menyandarkan kepalaku dibahunya. Senangnya
aku bisa seperti ini dengannya.
“Kau adalah namja yang aku tabrak
dibandara sebulan yang lalu bukan?”
“Benar.”
“Bolehkan aku tahu nama mu?”
“Nama ku Xi Luhan.”
“Luhan oppa, kau tahu dari mana
nama ku adalah Nadya?”
“Apa yang tidak aku ketahui
tentang dirimu Nadya. Jangankan nama, aku tahu semua tentang dirimu.”
Aku tersenyum manis mendengar
ucapannya. Aku tidak akan bertanya lebih jauh lagi. Aku hanya ingin terus
seperti ini dengannya. Aku tidak ingin bangun dari mimpi indah ini. tolong
siapa saja, eomma, appa, oppa, jangan bangunkan aku sekarang. Aku masih ingin
melanjutkan mimpi indah ku ini.
-
-
-Flashback End-
-
-
“Nadya bangun. Cepat bangun!!”
Suara siapa ini? siapa yang sudah
membangunkan ku dari mimpi indah ku?
“Nadya cepat bangun!! Luhan sudah
menunggumu dibawah.”
Luhan? Apakah aku tidak salah
dengar? Bukan kah Luhan hanya nama yang ada dalam mimpi ku. Aku langsung
menyibak selimutku dan ternyata aku melihat bayangan eomma sudah pergi
meninggalkan kamarku. “Luhan? Eomma menyebut nama Luhan oppa? Tidak mungkin.”
Aku langsung bangun dan berdiri mengumpulkan nyawa ku sebentar. Setelah itu aku
turun kebawah melihat apa yang eomma katakan tadi.
Setelah sampai bawah aku melihat
seorang namja kurus sedang duduk memainkan handphonenya. Memang namja itu
terlihat keren. Aku menghampirinya.
“Kau siapa? Mengapa kau mencari
ku?”
Namja itu berdiri dan menampakan
senyum manis kepadaku. Astaga aku tidak salah lihat orang bukan? Ini benar
Luhan oppa? Aku melihat Luhan oppa tersenyum kepadaku.
Apakah aku masih bermimpi
sekarang? Aku mencubit lengan ku dengan kencang. Dan rasa sakit itu lah yang
aku rasakan saat ini. Aku sekarang tidak sedang bermimpi. Ini benar sebuah
kenyataan. Luhan oppa sekarang ada dihadapan ku.
“Mengapa kau mencubit lengan mu
sendiri? Jangan sakiti dirimu Nadya. Berikan saja rasa sakit itu kepadaku. Biar
aku saja yang merasakan sakitnya.”
Aku hanya tersenyum malu. Tanpa
sadar aku langsung memeluk nya. Memeluknya dengan sangat erat sekali. Benar ini
kau oppa. Kau tidak hanya sebuah mimpi belaka. Aku bisa merasakan tubuhmu.
Mencium aroma parfum mu. Ini benar kenyataan.
“Nadya mengapa kau masih memakai
piyam mu huh? Kau tidak malu Luhan melihatmu seperti itu. Cepat lah mandi
sekarang.”
Perkataan eomma mebuatku malu.
Memang aku masih menggunakan piyama sekarang.
“Baiklah eomma. Aku akan segera
mandi. Oppa kau tunggu sebentar.”
Aku langsung bergegas menuju
kamar mandi. Setelah selesai mandi aku berganti baju dengan memilih baju
terbaik ku. Aku ingin terlihat cantik didepan Luhan oppa. Setelah beberapa lama
mempercantik diriku aku aku pun turun menghampiri Luhan oppa.
-
-
-
-
Melihat sekarang Luhan oppa
sedang bernyanyi dengan gitarnya membuatku sangat senang. Melihat kekasih
menyanyikan lagu romantis untuk kita bukankah itu sangat membuat hati kita
melayang entah kemana.
Setelah selesai dengan urusan
menyanyinya, aku lebih memilih untuk berada disampinya sekarang. Menyandarkan
kepalaku dibahunya. Sepertinya Luhan oppa akan bercerita panjang lebar
sekarang. Cerita tentang pertemuan ku dengannya dari awal sampai akhir. Aku
tidak tahu mengapa dia sangat suka sekali menceritakan hal itu kepadaku
berulang kali. Padahal aku sudah tahu bagaimana awal mula kisah kita.
Masih tetap terus bercerita, aku
memainkan handphone ku sambil mendengar ceritanya. Aku membuka galeri foto
handphone ku. Satu persatu foto Luhan oppa aku lihat. Wajahnya yang tampan.
Wajahnya yang cantik. Wajahnya yang begitu menggemaskan. Aku selalu menyukai
wajah itu. Wajah yang sekarang benar-benar sudah berada di dalam hati ku. wajah
yang sudah membuatku ingin terus dengannya selamanya.
Memiliki seorang kekasih yang
sangat mencintai kita begitu bahagia sekali. Seperti apa yang aku rasakan
terhadap Luhan oppa sekarang. Aku tidak menyangka pertemuan ku dibandara akan
berakhir seperti ini. Aku dan oppa sepertinya sudah ditakdirkan untuk bersama.
Luhan oppa saranghaeyo.
-End-
Tolong jangan katakan ini cerita apa an krn aku juga kgag tau :v tangan
yg kerja otak kgag ikutan konek :3 alur kecepatan, cerita kgag ngerti sama
sekali alias gaje bgt dan bikin bingung pasti. . waks~
Mianhae readers~
Mianhae juga Nadya klo ceritanya absurd bgt jadinya ._.
Pai~ pai~ *aegyeo bareng Xiumin oppa*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar