I Want To Love You Again
.
.
XiuKris
Xiumin – Kris
.
.
Just Romance
.
.
Happy reading~
(All ‘aku’ is Xiumin POV)
Aku sudah tidak tahu lagi apa itu
yang namanya cinta. Kekasih atau orang yang mencintai kita. Aku sudah tidak
peduli lagi dengan hal-hal yang berbau seperti itu. Jangan tanyakan mengapa aku
tidak peduli dengan hal percintaan. Aku muak dengan kata cinta.
Aku menutup album kenangan
sekolah ku. Melihatnya hanya membuat ku kembali teringat tentang kisah tragis
percintaan ku dengan kekasih ku. Benar, dulu aku memiliki seorang kekasih. Dia
begitu tampan, sangat disukai banyak teman di sekolah ku sampai-sampai aku
selalu menjadi pusat perhatian bagi mereka. Kekasih ku itu memang orang yang
terkenal disekolah terutama dikalangan para perempuan. Aku selalu malas setiap kali
menemaninya bermain basket, selalu jeritan nama kekasih ku mereka keluarkan
begitu keras. Bahkan sampai ada yang membuat sebuah fansclub untuk kekasih ku.
Aku memijat kening ku untuk
menghilangkan semua ingatan tentang kekasih ku ini. Sudah tiga tahun sejak aku
dan dia memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami. Aku duluan yang memberikan
putusan itu. Aku mulai muak dengan sikapnya yang sudah mulai berani bermain
kasar dengan ku. Memukul ku sampai badan ku lebam dan menendang ku layaknya aku
ini seekor binatang liar. Aku tidak tahu mengapa dia tiba-tiba berubah menjadi
pria kasar. Tapi satu hal yang aku ketahui, dia dekat dengan seseorang. Mulai
saat dia dekat dengan orang itu, sikap kasarnya mulai muncul. Entah hal apa
yang orang itu lakukan pada kekasih ku sampai sikapnya berubah kasar denganku.
Aku ingat, saat itu aku sedang
merayakan ulang tahun ku yang ke 20. Aku begitu senang melihatnya datang
membawa sebuah hadiah yang aku inginkan. Sebuah anak anjing. Aku selalu memohon
padanya untuk bisa memelihara seekor anak anjing. Pesta ulang tahun ku begitu
meriah dan aku begitu hanyut dengan suasana senang dan tanpa aku sadari kekasih
ku tiba-tiba merusak pesta ulang tahun ku. Dia memecahkan semua gelas yang ada
meja dan dia menghancurkan kue ulang tahun ku dihadapan semua teman-teman yang
ku undang. Aku tidak tahu mengapa dia tiba-tiba bersikap seperti itu. Hanya
sebuah kata yang aku ingat.
“Kau brengsek Xiumin!”
Setelah mengatakan hal yang
begitu menyakitkan ku, dia langsung pergi meninggalkan semua kekacauan yang dia
perbuat. Aku hanya bisa berdiam diri sambil memegang gelas minuman ku erat.
Sudahlah, lebih baik aku tidak
mengingat dia lagi. Aku begitu membencinya. Dia adalah pria yang sudah membuat
ku menutup hati ku sekarang. Aku sudah tidak peduli lagi.
“Xiumin hyung.” Aku menoleh
kebelakang dan mendapati sepupu ku, Yixing, memanggilku. Dia melambaikan tangannya
menyuruhku menghampirinya. Aku meletakan album kenangan sekolah ku dan mulai
berjalan menghampirinya.
“Ada apa Yixing?”
“Hyung, bolehkah temanku menginap
beberapa hari disini?”
“Teman mu? dia dari China juga?”
“Iya hyung. Bolehkah?”
“Baiklah tapi jangan lama-lama.
Kau tahu sendiri ibu ku akan sangat marah bila tahu kalau aku membawa orang
asing ke rumah.”
“Iya aku tahu hyung.”
“Baiklah kalau begitu. Oh iya aku
mau ke supermarket sebentar. Berbelanja. Kau jagalah rumah.”
“Aku tidak bisa hyung. Sekarang
aku mau keluar menjemput teman ku ini ke bandara.”
Aku menghela napas berat.
“Baiklah kita pergi bersama kalau begitu.”
.
.
.
Setelah semua barang belanjaan
sudah terbeli semua, aku langsung pergi dan menyetop sebuah taxi. Sampainya dirumah,
aku melihat ada sebuah sepatu yang terlihat begitu asing bagiku ada di depan
pintu rumah. “Pasti teman Yixing sudah datang.” Aku melepas sepatu ku dan masuk
ke dalam rumah.
“Hyung kau sudah datang. Sini aku
bawakan belanjaannya.”
Yixing langsung mengambil
belanjaan yang aku bawa dan berjalan menuju dapur. “Teman mu mana? Aku tidak
melihatnya.” Yixing terlihat sibuk menata bahan belanjaan yang aku beli. “Dia
sedang ada di kamarnya hyung. Menata barang-barangnya.” Aku mengangguk pelan. Mengerti.
“Aku ke kamar dulu kalau begitu. Bila kau perlu apa-apa panggil aku.” Yixing
mengangguk dan kembali menata barang belanjaan di dalam kulkas.
Saat aku akan masuk ke kamar ku,
seseorang keluar dari kamar yang ada di depan kamar ku. Dia langsung menyapa ku.
“Haii kau pasti sepupu Yixing.” ‘Sepertinya
aku pernah mendengar suara ini.’ Aku langsung berbalik dan melihat orang
yang menyapa ku.
“Kau!/Kau!”
Secara bersamaa kami saling
menunjuk kearah masing-masing dengan terkejut.
“Kau teman Yixing dari China
itu?”
“Dan kau adalah sepupu Yixing?”
Jantung ku mulai berdebar melihat
orang yang sekarang berdiri dihadapan ku ini. Dia, orang yang dulu pernah
menjadi kekasihku ada di depan ku sekarang. Aku langsung berbalik, membuka
pintu kamar ku dan menutupnya keras. “Aarrgghhh.” Aku menjerit keras di dalam
kamar. “Mengapa aku bertemu dengannya lagi?” Aku mengacak rambut ku kasar dan
langsung menghempaskan tubuh ku ke ranjang.
“Kau sepertinya terkejut sekali
melihat ku lagi.”
Aku melihatnya sekarang ada di
kamar ku. Sedang bersandar di tembok kamar ku dan melipat tangannya di dada.
Dia sama sekali tidak berubah. Dia tetap sama seperti dulu. Seorang Kris yang
begitu tampan. Beberapa detik aku melihatnya. Kagum akan dia yang masih saja
tampan.
“Apakah kau tidak memiliki sopan
sama sekali huh? Kau langsung masuk ke kamar ku tanpa mengetuk pintu dulu.
Keluar dari kamar ku sekarang.”
Aku melempar bantal kearahnya.
Lagi aku melempar bantal kearahnya. Kris hanya diam dan langsung berjalan kearah
ku lalu duduk di samping ku. Menarik ku agar kami bisa berhadapan.
“Bisakah kau menyambut ku dengan
baik sayang?”
“Jangan memanggil ku dengan
sebutan itu bodoh.”
Dia tersenyum dan mengacak
rambutku gemas. “Kau masih sama seperti dulu Xiumin. Pipi mu juga masih bulat
seperti bakpao.” Dia mengelus pelan pipi ku. Sepertinya sekarang wajah ku
berubah menjadi merah. Tidak. Jangan seperti ini lagi. Aku tidak mau merasakan
hal ini lagi.
Aku menepis tangannya kasar.
“Jangan menyentuh ku.” Aku menatapnya tajam. Ini begitu tiba-tiba bagiku. Aku bertemu
lagi dengannya setelah tiga tahun lamanya seperti ini. Aku tidak sedang
bermimpi bukan? Ini tidak mungkin Kris.
“Jangan menatap ku seperti itu
Xiumin. Aku sudah bukan Kris yang dulu lagi.”
Wajah Kris menampilkan raut wajah
yang terlihat sedih. Memang apa salahnya aku memasang wajah kesal padanya? Aku
kan membencinya jadi wajar saja aku memasang wajah kesal ku. Aku menghela napas
ku dalam. “Lebih baik sekarang kau keluar dari kamar ku.” dia berdiri dan
langsung menarik daguku untuk melihatnya. Wajah kami begitu dekat sekarang.
Kami saling menatap kedalam mata masing-masing. Tidak. Aku tidak mau melihatnya
sedekat ini. Jantung ku kembali berdetak cepat.
“Senang bisa bertemu lagi dengan
mu Xiumin.” Kris mencium keningku lembut lalu pergi meninggal ku yang masih
terdiam sambil mengedipkan mata ku tak mengerti. Aku melihat arah pintu kamar
ku. “Mati kau Kris!” aku melempar bantal ke pintu kamar ku dan entah sejak
kapan tiba-tiba Yixing sudah ada di depan kamar ku dan terkena lemparan bantal
ku.
“Hyung kau kenapa? Mengapa
melempar bantal kearah ku?”
Aku langsung memasang senyum
bodoh. ‘Ini semua karena si bodoh itu!’
Yixing mendudukan tubuhnya disamping ku. “Kris bilang dia sudah bertemu dengan
mu. Dia bilang kau sangat baik padanya. Terima kasih hyung kau mau menerima
Kris di rumah.” Yixing tersenyum dan menampilkan lekukan kecil di kedua
pipinya. Dia terlihat begitu manis sekali tapi mengapa dia bisa mendapatkan
teman seperti si bodoh itu. Aku hanya mengangguk dan terus tersenyum bodoh.
.
.
Malam harinya kami bertiga makan
malam bersama. Aku memasang raut wajah malas ku. Bahkan sekarang aku mulai tak
bernafsu untuk makan. Aku hanya memainkan makan ku dengan sendok saja. “Kau
kenapa hyung? Apakah masakan ku tidak enak sehingga kau tidak mau makan?”
ucapan Yixing langsung membangunkan ku dari acara berdiam diriku. “Tidak
Yixing. Makanan mu sangat enak.” Aku melempar senyum manis pada Yixing. “Kalau
enak, mengapa kau tidak memakannya, hanya memainkannya dengan sendok mu itu.”
Ucapan Kris membuat ku langsung memasang wajah kesal lagi. “Aku hanya sedang
tidak nafsu makan saja. Kalian lanjutkan saja makan malamnya. Aku kembali ke
kamar ku.” Aku berdiri dari kursi ku dan mulai berjalan pergi meninggalkan
ruang makan. “Setelah selesai makan aku akan mengantar makanan untuk mu hyung.
Kau harus memakannya.” Aku hanya menghela napas ku kasar.
-Yixing POV-
Aku tidak mengerti mengapa Xiumin
hyung terlihat begitu kesal tadi. Apa memang karena makanan ku tak enak? Aku
menoleh kearah Kris yang masih mengunyah makanannya. Tapi bila tak enak mengapa
Kris masih saja memakan makanan ku?
“Apakah masakan ku enak Kris
hyung?”
“Enak sekali. Kenapa? Kau masih
memikirkan sikap sepupu mu tadi?”
“Benar. Tidak biasanya Xiumin
hyung seperti ini. Tadi juga saat aku masuk ke kamarnya tiba-tiba saja dia
melempar bantal kearah ku.”
“Benarkah? Mungkin dia sedang
mengalami haid.”
“Kris hyung, Xiumin hyung itu
seorang pria tidak mungkin dia haid.”
Aku mendengar tawa Kris meledak.
Mengapa dia bisa berkata seperti itu pada Xiumin hyung? “Sudahlah Yixing, pasti
Xiumin sedang banyak pikiran jadi dia melampiaskan semuanya dengan melempar
bantal itu.”
“Aku berharap juga begitu Kris.”
Setelah makanan ku habis aku
mulai mengambil makanan lagi untuk Xiumin hyung. Kris menghampiri ku dan
mengambil makanan yang akan aku antar untuk Xiumin hyung. “Biar aku saja yang
mengantarnya. Aku mau sedikit berkenalan lebih jauh lagi dengan sepupu mu.” Aku
mengerutkan dagu ku. “Baiklah. Semoga Xiumin hyung terhibur dengan kehadiran
mu.” Kris tersenyum lebar dan mulai berjalan pergi ke kamar Xiumin hyung.
-Yixing POV end-
Aku mendengar pintu kamar ku
diketuk. Aku beranjak dari ranjang ku dan berjalan malas untuk membuka pintu
kamar ku. Aku terkejut Kris sekarang ada di depan kamar ku membawa sepiring
makan malam untuk ku. “Dari Yixing. Kau harus menghabiskannya.” Dia menyerahkan
makanan itu padaku. “Terima kasih.” Aku menutup pintu kamar ku tapi tangan Kris
menahannya. “Aku harus memastikan bahwa kau menghabiskan makan malam mu ini.”
Dia menghambur masuk dan melewatiku. “Bilang saja kalau kau ingin masuk.” Aku
kemudian menutup pintu kamar ku.
Tatapan Kris membuat ku tak
tenang memakan makan malam ku ini. Dia terus menatap ku tanpa beralih ke
pandangan yang lain. Aku meletakkan sendok dan sedikit meminum air agar aku tak
tersedak lalu menoleh kearahnya. “Bisakah kau tidak menatap ku seperti itu
Kris? Kau membuat ku tak nyaman memakan makan malam ku ini.” Aku memutar bola
mata ku malas. “Aku harus memastikanmu memakannya sampai habis.” Aku mendecak
kesal dan kembali melihatnya. “Aku sudah selesai dengan makan malam ku. Kau
lihat?” aku menunjuk piring yang ada dihadapan ku. Kris berdiri dan menghampiri
ku. Dia tersenyum lebar dan mengelus rambutku. “Anak rajin” Aku menepis
tangannya dari kepala ku. Aku tak senang dia melakukan ini padaku. Dikira aku
anak kecil.
“Pergilah dari kamar ku
sekarang.”
“Bagaimana bila aku tidak mau
pergi?”
“Kau tidak mau pergi huh?” Aku
mengambil segelas air dan akan menyiram
air ini kearah Kris tapi dengan cepat
dia menahannya. “Jangan lagi bertingkah seperti ini padaku Xiumin.” Kris mengambil
gelas yang aku pegang dan menaruhnya. “Lepaskan aku.” Dia menatapku lama.
“Apa? Mengapa melihatku seperti
itu?”
“Apakah kau masih marah
kepadaku?”
“Tidak. Aku tidak marah kepadamu.
Aku sudah melupakan semuanya.”
Kris melepaskan tangannya dari
tanganku. Aku langsung berjalan menyenggol pundaknya. Dan mengapa aku meraskaan
suasana ini begitu canggung untuk ku? Aku sudah lama tidak bertatapan lama dan
sedekat ini dengan Kris. Debaran jantung ku juga selalu sama seperti dulu.
Selalu berdebar cepat setiap kali Kris bersama ku. Tiba-tiba dia menarikku dan
memeluk ku dari belakang. “Apa yang kau lakukan? Lepaskan aku.” Aku meronta
dalam pelukannya. “Aku hanya ingin memelukmu sebentar saja.” Aku berhenti. Aku
tidak mau. Aku tidak mau. Aku tidak mau.
“Mengapa kau bersikap seperti ini
kepadaku? Apakah sebentar lagi kau akan memukul ku lagi seperti dulu?”
“Mengapa kau berpikir seperti
itu?”
“Hanya perasaan ku saja.”
“Lalu apakah perasaanmu masih
sama seperti dulu? Membenciku atau masih mencintaiku?”
Aku terdiam mendengar
pertanyaannya. Mengapa dia tiba-tiba bertanya seperti ini? Ini membuat ku
benar-benar tak nyaman. Kris membalikkan badan ku dan menangkupkan tangannya di
pipi ku.
“Apakah kau percaya bahwa aku
masih mencintai mu Xiumin?”
Aku menggeleng.
“Apakah bila aku meminta maaf kau
akan memaafkan ku?”
“Bukankah dulu aku sudah
memaafkanmu?”
“Benar tapi aku lihat kau masih
benci padaku.”
“…”
“Aku minta maaf Xiumin. Sikap ku
yang dulu terlalu kekanakan dan aku menyesal sudah bersikap kasar kepadamu.
Setelah aku bertemu dengan Yixing, dia benar-benar sudah membuka hatiku yang kekanakan
ini. Dia memberiku nasihat yang membuatku ingin kembali kepadamu.”
“Mengapa kau tidak berpacaran
saja dengan Yixing?”
Kris melepaskan tangannya dari
pipi ku dan beralih merangkul pinggangku dan sedikit menarik ku agar lebih
dekat dengannya. Dia tersenyum.
“Bila bukan karenamu aku pasti
sudah berpacaran dengan Yixing sekarang.”
“Jadi maksudmu aku lah penyebab
kau tidak bisa berpacaran dengan Yixing?”
“Benar. Tepat sekali. Kau tahu
apa alasannya?”
Aku kembali menggeleng. Kris
benar-benar sudah membuatku terlihat bodoh seperti dulu. Mengapa aku selalu
lemah setiap kali berhadapan dengannya?
“Karena aku masih mencintaimu
Xiumin.”
Dan dalam sekejap Kris
menempelkan bibirnya ke bibirku. Aku membulatkan mataku terkejut dengan apa
yang dia lakukan. Dia mencium ku saat aku sedang lengah karena pikiran ku mulai
penuh dengan dirinya. Kau benar-benar brengsek Kris!
Akhirnya dia melepaskan ciumannya
dan kembali menangkupkan tangannya ke pipi ku. “Ini seperti saat aku menyatakan
cinta padamu tiga tahun lalu. Aku mencium mu dan kau tidak ada reaksi sama
sekali. Apa perlu aku mencium mu lagi agar kau mau membalas ciuman ku?”
“Kau benar-benar sudah merusak
pikiran ku Kris. Selama tiga tahun ini aku sudah melupakan mu tapi hari ini kau
membuatku kembali melihat masa lalu. Aku benar-benar membencimu.”
Dia tertawa pelan lalu menarik
wajahku dan sedikit saja bibirnya akan menempel lagi dengan bibirku. “Aku
mencintaimu Xiumin. Aku tahu kau masih memiliki perasaan terhadap ku kan?” Aku
mendorongnya agar menjauh dari ku. Aku mengatur debaran jantungku yang terus
saja berdebar cepat. “Lebih baik kau keluar dari kamarku. Yixing pasti akan
mencari mu.” Aku mengambil nampan yang berisi piring dan gelas dari sisa makan
malam ku dan menyerahkannya padanya.
“Ini ambil dan cepat keluar dari
kamar ku.”
“Baiklah aku akan keluar tapi
besok pagi aku akan kemari membangunkanmu.”
“Jangan bermimpi kau bisa
membangunkan ku seperti dulu.”
“Kau masih ingat huh? Sepertinya
besok aku akan melakukan hal itu. Memberimu morning
kiss agar kau bangun.”
Aku meraih bantal dan melemparnya
kearahnya. “Cepat pergi bodoh!”
Dia berlari cepat dan aku bisa
mendengar disela-sela dia berlari, dia mengucapkan kata “Aku mencintaimu.
Selamat malam.” Dia benar-benar bodoh. Aku membencinya.
.
.
.
Tak terasa ternyata Kris tinggal
dirumah ku sudah sebulan. Apakah aku terlalu banyak berpikir tentangnya sampai
aku tak sadar dia sudah tinggal dengan ku dan Yixing selama itu? Aku harus
segera mengusirnya dari rumah sebelum ibu datang dan memarahi ku. Pagi ini aku
akan mulai berbicara pada Yixing untuk mengusirnya keluar dari rumah.
“Hyung kau tega sekali mengusir
Kris hyung keluar dari rumah.”
Yixing mulai menampakan wajah
sedihnya. Dia mulai memelas tak jelas. Aku tidak bisa bila sudah melihatnya
memasang wajah seperti itu. Aku berusaha agar pertahanan ku tetap kaut dan tak
termakan oleh wajah sedih Yixing.
“Kau tahu sendiri kan ibu ku akan
kembali satu minggu lagi dan aku tak mau ibu marah dan memarahi ku.”
“Aku akan menjelaskannya pada
bibi.”
“Yixing, disini banyak penginapan
mengapa dia tidak menginap saja di hotel atau dimana saja.”
“Itu yang itu aku mengerti hyung.
Aku sudah berbicara padanya, sebenarnya aku hanya memberinya tumpangan disini
selama seminggu tapi dia tiba-tiba berkata dia mulai nyaman tinggal dirumah ini
dan dia masih ingin tinggal disini hyung.”
“Sampai berapa lama lagi dia mau
tinggal gratis disini?”
“Dia berkata, sampai seseorang
mau menerimanya kembali.”
Aku terkejut Yixing mengatakan
hal itu. “Menerimanya kembali? Siapa?”
Yixing mengangkat bahunya.
“Kekasihnya. Sebenarnya dia kemari karena ingin bertemu dengan kekasihnya
hyung. Dia ingin meminta maaf lagi pada kekasihnya karena masalah masa lalu
mereka. Saat dia bercerita padaku tentang kekasihnya itu dan masalah masa
lalunya, aku dapat melihat dari matanya ada keseriusan yang mendalam maka dari
itu aku akhirnya memberikannya tumpangan disini agar dia bisa bertemu dengan
kekasihnya.”
Aku menelan ludah ku kasar.
Keringat mulai membanjiri pelipisku. Jantungku tiba-tiba berdebabar cepat.
Mengapa? Mengapa aku harus merasakannya lagi? Ayolah tidak mungkin aku masih
mencintainya.
“Lalu apakah dia sudah bertemu
dengan kekasihnya itu?”
“Sudah hyung. Dia bilang
kekasihnya masih malu mengungkapkan perasaannya padanya. Aku tertawa mendengar
Kris hyung bercerita tentang kekasihnya itu saat dia terus menggodanya.”
Brengsek! Bahkan dia bercerita
pada Yixing. Dia bodoh!
“Kata Kris hyung, sebentar lagi
pasti kekasihnya akan menerimanya lagi.”
Dia percaya diri sekali bahwa aku
akan menerinya lagi. Aku tersenyum miring. “Dia akan menerima ku Yixing.” Aku
dan Yixing menoleh ke sumber suara dari atas. Kris berdiri di pembatas lantai
dua dan mulai berjalan turun menghampiri ku dan Yixing.
“Benarkah? Apakah hari ini kau
akan bertemu dengannya lagi?”
Kris duduk disamping ku dan
merangkul pundak ku. Jantung ku bila seperti ini terus pasti akan lepas dari
tempatnya. Aku menelan ludah ku lagi. Badan ku mulai bergetar saat rangkulan
Kris di pundak ku mulai mengerat.
“Aku sudah bertemu dengannya Yixing.
Tepat disampimg ku.”
Aku menoleh kearahnya dan
membulatkan mata ku. Secara tidak langsung dia berkata pada Yixing bahwa aku
adalah kekasihnya. Dia bodoh atau bagaimana? Dia menoleh kearah ku dan
tersenyum seperti orang bodoh.
“Jadi maksudmu kekasihmu adalah
Xiumin hyung?”
“Benar. Xiumin adalah kekasih
ku.”
Lebih baik jantung ku lepas saja
daripada aku harus mendengar pengakuannya seperti ini. Dia menarik ku ke dalam
pelukannya.
“Waahh jadi selama ini kekasih
yang kau bicarakan kepada ku itu adalah Xiumin hyung? Tapi mengapa tadi Xiumin
hyung seperti tidak tahu apa-apa saat aku bercerita tentang kekasih mu?”
“Sudah kubilang dia malu bila
mengatakannya Yixing. Tapi sekarang aku akan membuatnya mengatakannya.”
Yixing terus melihat kearah ku
dan Kris. Astaga ini seperti tontonan drama di layar televisi, hanya saja ini
live kenyataan bukan dari sebuah scrip yang dibuat oleh penulis drama. Kris
melepaskan pelukannya dan menggenggam kedua tangan ku erat.
“Aku mencintai mu Xiumin. Apakah
kau mau menjadi kekasih ku?”
Aku melirik kearah Yixing. Dia
terlihat begitu antusias dengan apa yang akan aku keluarkan dari mulutku
sebagai jawabannya. Wajahnya benar-benar menunjukkan penuh harap bahwa aku akan
menjawab akan menjadi kekasih Kris.
“Cepat hyung jawab pertanyaan
Kris hyung? Kau akan menerimanya kan?”
Wajah ku berubah merah. Aku malu
mengatakannya di depan Yixing. Aku menundukkan kepala ku. Menyembunyikan wajah
ku agar Kris dan Yixing tak melihatnya.
“Baiklah bila kau malu
mengatakannya, kau bisa menjawab dengan gerakan saja.”
Aku mengangkat kepalaku. Menatap
Kris dengan tatapan bertanya. Kris mendekat dan berbisik kepadaku. “Bila kau
tidak mau mengakuinya, kau bisa mencium ku sekarang dihadapan Yixing sebagai
jawabannya.” Mataku seketika langsung membulat. Dia mempermainkan ku sekarang.
Dia berani sekali. Aku tak percaya bahwa dia akan mempermainkan ku seperti ini.
Aku menoleh kearah Yixing. Tetap
dengan wajah yang penuh harapnya dan aku beralih melihat kearah makhluk bodoh
yang ada dihadapan ku ini. Aku menghela napasku dalam. Baiklah aku mulai
menyerah sekarang. Kris menang dan aku kalah. Aku mengakui kalau aku masih
mencintainya. Aku benar-benar tak bisa luput dari ketampanannya terlebih lagi
aku sebenarnya tak benar-benar melupakannya selama tiga tahun ini. Aku masih
terus berharap bahwa suatu hari nanti aku dan dia dapat bertemu kembali dan
hari ini harapan ku telah terkabul.
Aku tersenyum padanya dan
melepaskan genggaman tangan ku darinya kemudian aku menghambur datang
memeluknya. Menempel pada dadanya yang bidang dan kembali merasakan detak
jantungnya seperti dulu.
“Aku mencintaimu Kris. Kita
kembali lagi seperti dulu.”
Senyum Kris dan Yixing mengembang
begitu lebar dan tawa Kris mulai terdengar kencang. “Sudah kubilang dia pasti
akan menerima ku kembali.” Aku melepaskan pelukan ku. “Hyung kau benar-benar
telihat manis sekali. Baru kali ini aku melihat mu bersikap manis seperti ini.”
Yixing menggenggam tanganku dan dia mulai menangis. Aku tidak tahu mengapa dia
menangis. Apakah pertunjukkan drama ku dengan Kris sudah membuatnya menjadi
melankolis seperti ini? Entahlah.
Sekarang yang pasti, aku mulai
membuka lagi hati ku yang dulu tertutup dengan rasa benci pada seseorang.
Seseorang itulah yang kembali membuat hati ku terbuka lagi. Seseorang yang sudah
aku benci dan dia kembali dengan membawa rasa yang telah lama aku rindukan,
cinta. Orang yang sudah membuat ku merasakan cinta yang emosional dan cinta
yang begitu manis. Orang yang sudah membuat ku merasakan rasa rindu yang dalam
dan rasa tak bisa berbohong dari hati. Kris, terima kasih karena telah
mengabulkan harapan ku untuk kembali lagi dan bisa bersama lagi seperti dulu.
End.