-Eternity-
Hai. .hai. .hai. .ini adalah ff SeKai/KaiHun couple pertama ku. .semoga
readers suka ne sama nih ff. Mian klo ff nya gaje atau aneh -_- Biasa klo udah
mulai ngetik nih tangan yang kerja tapi otak kgag ikutan konek :3
-
-
-
-
Happy reading J
-
-
-
-
Aku mungkin pernah jatuh cinta
sebelumnya
Kau tidak pernah menjauh tapi kau
jauh dari ku
Kau menyentuh hidupku dan aku
menemukanmu
Kaulah setiap napasku yang aku
hembuskan
Aku mencintaimu dengan setiap
sisi di hatiku
Hanya ada kau dan aku
Aku berlutut sendiri, aku
merindukanmu
Jika aku yakin ini selamanya
Ingatanku, mencintaimu dan
memegangmu, cintaku…
Setiap hari surat itu selalu aku
baca tanpa ku bosan membacanya. Dan setiap kali aku membacanya juga kenangan
akan yang dulu pernah kita lalui bersama kembali mengusik pikiranku lagi.
Kembali air mataku menetes setiap kali kenangan itu muncul dalam ingatanku.
Tapi hari ini aku sudah berjanji
pada diriku sendiri, aku tidak akan pernah membuka surat itu lagi. Aku tidak
ingin mengingat kembali kenangan yang dulu. Mengingat akan dirimu yang selalu
membuat air mataku jatuh. Mulai sekarang aku akan kembali hidup lagi tanpa ada
sentuhan akan dirimu dalam hidupku.
-
-
-
-
Hari ini aku berangkat lebih awal
kesekolah daripada biasanya. Aku memang sengaja ingin berangkat lebih awal
karena aku ingin berjalan santai menghirup udara segar jalanan yang aku lewati.
Sepertinya aku terlalu pagi berangkat ke sekolah. Jalanan masih begitu sepi.
Aku masih bisa melihat dua sampai tiga mobil yang lewat dijalanan. Tapi itu lebih
baik.
Aku melihat seorang namja tinggi
sedang berdiri sendirian di dekat pohon sakura yang berada tidak jauh dari
sekolahku. Sepertinya dia sedang kebingungan. Dia memakai seragam yang sama
denganku tapi sepertinya aku belum pernah melihatnya sebelumnya. Aku memutuskan
untuk menghampirinya.
“Annyeonghaseyo.” Aku menyapanya.
Dia berbalik dan tersenyum padaku. “Annyeonghaseyo.” Aku terdiam sebentar
melihat namja ini. Mengapa wajah namja ini begitu familiyar sekali. Seperti aku
pernah melihatnya. “Maaf, bisakah aku minta tolong padamu?” aku terbangun dari
kegiatan diamku. “Apa yang bisa aku bantu?” dia menampakkan senyum lebarnya.
“Aku baru pindah hari ini dan langsung masuk kesekolah. Aku tidak tahu apa-apa.
Kulihat kau juga memakai seragam yang sama dengan ku. Jadi aku minta tolong
bisakah kita berteman? Aku sama sekali belum mengenal siapapun disini.” Aku
ingin tertawa mendengar dia berkata seperti itu. Mengapa dia ingin bertemen
dengan ku harus minta tolong terlebih dahulu? Aneh sekali namja ini. Aku
tersenyum padanya. “Tentu saja. Kita teman sekarang. Nama ku Kim Jongin, tapi
kau bisa memanggilku Kai.” Dia sepertinya orang yang pemalu. “Nama ku Oh Sehun.
Aku murid baru disekolahmu. Aku pindahan dari Jepang. Senang bertemu dengan mu
Kai-ssi.” Sama-sama kita tersenyum dan aku langsung mengajak Sehun berjalan ke
sekolah.
Sekolah masih terlihat sepi. Aku
dan Sehun duduk dibawah tangga dekat loker sekolah. “Kau jangan terlalu formal
kepadaku Sehun. Bukankah kita teman sekarang?” dia hanya tersenyum dan mengangguk
pelan padaku. “Kai-ssi…ahhh maksudku Kai-yah, mengapa kau berangkat begitu
pagi? Bahkan sekolah masih terlihat sepi sekarang.” aku menoleh kepadanya.
Menunjukkan ekspresi seperti berpikir. “Kau sendiri juga mengapa berangkat
begitu pagi dan hanya berdiri di bawah pohon sakura tadi? apakah kau sedang
menunggu seseorang disana?” sekarang aku yang berbalik bertanya padanya. Dia
hanya terdiam mendengar pertanyaanku. Ekspresi diwajahnya berubah sedih
sekarang. Mengapa dia menjadi seperti ini?
“Aku memang sedang menunggu
seseorang.” Dia tersenyum kecut. “Lalu dimana orang itu sekarang? apakah dia
bersekolah disini juga?” dia menggelengkan kepalanya pelan. “Apakah kau pernah
menyukai teman mu sendiri Kai?” aku terkejut mendengar dia bertanya seperti itu
padaku. “Bukan aku yang menyukai. Tapi temanku yang menyukaiku.” Sekarang
kepala ku begitu pening. Kepalaku berdenyut. Pertanyaan Sehun membuatku mau
tidak mau mengingat kembali namanya. “Awalnya aku tidak menyadari bahwa dia
menyukaiku. Tapi saat aku sadar dia menyukaiku dan sepertinya aku juga memiliki
perasaan yang sama terhadapnya, dia sudah pergi meninggalkan ku.” kenangan itu
sukses telah kembali ke pikiranku.
Aku menoleh kearah Sehun. Dia
hanya memandangiku dengan wajah datarnya. “Mianhae. Sepertinya aku sudah
membuatmu mengingat dia kembali.” Aku menunjukkan senyum manisku padanya.
Menyembunyikan semua pikiran ku akan dia dari Sehun.”Tidak. Aku sama sekali
tidak mengingat dia lagi.” Kataku berbohong. Kami berdua terdiam. Sekarang
hanya keheningan yang ada. Kami berdua tenggelam dengan pemikiran kita
masing-masing. Aku berusaha untuk tidak mengingat nama dan wajah dia lagi. Aku terus
berusaha sampai kepalaku benar-benar pusing sekarang.
“Sepertinya sekolah sudah mulai
ramai.” Aku terbangun dari lamunanku. Aku menoleh kesegala arah. Benar.
Sekarang sekolah sudah ramai. Aku berdiri dan merapikan bajuku yang sedikit
berantakan. “Baiklah. Aku akan mengantarmu ke ruang guru. Kajja.” Aku dan Sehun
berjalan menuju ruang guru. Setelah sampai aku meninggalkannya sendirian dan
kembali ke kelasku.
-
-
-
-
“Kai-yah…” aku mendengar ada yang
memanggil nama ku. Aku mencari kesegala arah. Di depan gerbang sekolah aku
melihat Sehun sedang melambaikan tangannya ke arah ku. “Kai-yah..” aku langsung
berjalan menghampirinya. “Kau sedang apa disini? Ku kira kau sudah pulang.” Dia
menggeleng pelan. “Tidak. Aku sedang menunggumu Kai. Aku hanya ingin pulang
bersamamu saja. Bolehkan?” aku langsung merangkul pundak Sehun. “Tentu saja
boleh. Kajja kita pulang.”
“Sehun-ah mengapa kau berhenti?”
aku menoleh kebelakang melihat Sehun. Dia tidak mendengar ku. Dia sepertinya
focus sekali melihat kearah depan. Aku mengikuti arah pandangan Sehun kearah
depan. Ada seorang namja bertubuh kurus sedang berdiri dibawah pohon sakura.
“Apakah kau mengenal dia?” aku kembali bertanya padanya. “Bisakah kita tidak
melewati jalan itu Kai? Aku tidak ingin bertemu dengannya.” Aku terkejut
mendengar perkataan Sehun seperti itu. “Baiklah. Tapi jalannya agak sedikit
memutar dari biasanya.” Sehun langsung berbalik memutar jalan tanpa mendengar
perkataan ku. Aku kembali melihat kearah namja kurus itu. Memang dia siapa?
Mengapa Sehun tidak ingin menemuinya? Aku langsung berlari kecil menyusul Sehun
yang sudah setengah jalan sekarang.
“Rumahmu dimana?” pertanyaan ku
tidak didengar oleh Sehun. “Rumahmu dimana Sehun?” kembali aku bertanya. Dia
tidak menjawab pertanyaanku. Aku menoleh kearahnya. “Yakk Oh Sehun! Rumahmu
dimana?” dia sedikit terkejut dengan suara kerasku. “Rumah? Rumahku……” dia menghentikan langkahnya. Melihat
sekeliling daerah ini. Lalu melihat kearahku. Hanya sebuah cengiran yang dia
tunjukkan. “Ini dimana Kai-yah?” mengapa dia malah bertanya kepadaku sekarang?
aku menghela napasku. “Baiklah. Untuk sementara kau kerumahku dulu saja. Setelah
itu kita akan mencari alamat rumahmu.” Aku menggandeng tangannya dan menuntunya
sampai rumahku.
Setelah sampai dirumah, aku
menyuruh dia untuk menunggu ku berganti baju. “Kalian makanlah dulu sebelum
keluar.” Aku mendengar ibuku berkata kepada Sehun. Aku menuruni tangga dan
langsung menuju ke meja makan.
“Baru kali ini ibu melihat kau
membawa seorang teman kerumah Kai?”
“Sehun adalah anak baru di sekolahku
bu. Dia tidak tahu alamat rumahnya. Makanya aku mengajak dia ke rumah. Setelah
ini aku dan Sehun akan mencari alamat rumahnya.” Aku menjawab dengan mulutku
yang masih pernuh dengan nasi.
“Ahhh…jadi kau murid baru
Sehun-ah.” Sehun hanya mengangguk dan memberikan senyuman pada ibuku. “Maaf
bibi, memang sebelumnya Kai tidak pernah membawa temannya kemari?” aku berhenti
sebentar melakukan aktifitas makanku. Menghela napas lalu melanjutkan makan ku
kembali.
“Tantu saja pernah. Mereka begitu
akrab sekali. Bibi kira dia adalah kekasih Kai.” Mendengar ibuku mengatakan
kata kekasih aku langsung tersedak. “Uhuk…Uhuk….” Aku langsung cepat-cepat
mengambil air minum dan meminumnya. “Tapi setiap kali bibi tanya dia siapa, Kai
selalu bilang bahwa dia hanyalah teman saja.” Mengapa ibuku terus saja
melanjutkan bicaranya? “Lalu dimana sekarang teman Kai itu bibi?” Tolonglah
ibu, jangan menjawab pertanyaan Sehun. Aku mohon. “Dia sudah pergi. Beberapa
bulan yang lalu dia pindah ke China. Setelah kepergian dia, bibi tidak pernah
melihat Kai mengajak temannya lagi kerumah. Dan sekarang sepertinya kau adalah
teman kedua yang diajak Kai kerumah setelah Kyungsoo.” Lagi aku tersedak. “Yakk
apakah kau tidak bisa makan dengan tenang Kai-yah? Mengapa dari tadi kau terus
saja tersedak makan mu?” aku sudah tidak ingin melihat ibu menceritakan dia
lagi di depan Sehun. Aku berdiri dan langsung menggandeng tangan Sehun.
Menariknya dari meja makan. “Ibu, kami pergi dulu.” aku langsung melesat pergi
meninggalkan rumah. “Sehun-ah…datanglah kesini lagi.” Aku melihat ibuku
melambaikan tanganya kearah kami. Sehun, dia memberikan senyum manis pada ibuku.
Sedangakan aku, aku masih terus saja menarik tangan Sehun manjauh dari rumahku.
-
-
-
-
Setelah terus mencari alamat
rumah Sehun dengan berkeliling jalanan, akhirnya kita menemukannya. “Jadi ini
rumahmu?” Sehun mengangguk gembira. “Kajja kita masuk.” Aku tidak mengikutinya
masuk. “Kenapa? Kau tidak ingin masuk ke rumah ku? aku ingin memperkenalkan mu
pada orang tua ku Kai-yah. Kajja.” Sehun memaksaku untuk masuk. Dia menarik
lengan ku. Dengan malas aku mengikutinya masuk ke rumahnya.
Sampainya di dalam rumah, aku
melihat namja kurus yang tadi berdiri di bawah pohon sakura. “Yaaak Oh Sehun!
Mengapa kau baru pulang sekarang? apakah kau selalu membuat orang lain mengkhawatirkanmu?
atau memang kau sengaja melakukannya huh?” namja kurus itu menghampiri ku dan
Sehun. “Dia siapa? Jadi sekarang kau sudah memiliki teman?” namja kurus itu
tersenyum remeh kearah ku. “Lihatlah sebentar lagi ayah dan ibu pasti akan
memarahimu.” Namja kurus itu pergi meninggalkan kami berdua. “Sudahlah. Kau
jangan hiraukan dia. Kita ke kamarku saja.” aku hanya mengangguk dan
mengikutinya berjalan dari belakang.
Aku langsung membaringkan tubuhku
diatas ranjang Sehun. Jujur saja sekarang aku begitu lelah karena daritadi
terus berjalan berkeliling mencari rumah Sehun. “Bukankah namja tadi yang ada
di pohon sakura itu? Apakah dia kakak mu?” Sehun mengikutiku merebahkan
tubuhnya diranjang disebelahku. “Iya. Dia adalah kakak ku. Lebih tepatnya kakak tiriku.” Sepertinya hubungan Sehun
dengan kakaknya tidak berjalan dengan baik. Ingin aku bertanya lagi padanya.
Tapi melihat Sehun yang saat ini sedang termenung sedih, membuatku mengurungkan
niatku untuk bertanya padanya lagi.
“Orang yang bernama Kyungsoo itu,
apakah dia orang yang menyukaimu?” aku menoleh kearahnya. Sedikit terkejut
tiba-tiba Sehun bertanya tentang Kyungsoo sekarang. Kembali aku menerawang
langit-langit kamar Sehun. “Benar. Dia adalah seorang teman yang diam-diam
menyukaiku.” Aku mendengar Sehun sedikit tertawa. “Lebih baik teman daripada
saudara.” Aku langsung menoleh kearah Sehun. Tidak mengerti dengan ucapannya
barusan. “Apa maksudmu dengan saudara?” sekarang Sehun menoleh kearah ku. Kami
saling berhadapan.
“Kau pasti akan terkejut bila aku
mengatakannya. Aku menyukaiku kakak ku Kai.”
“Mworago? Kau menyukai kakak mu
sendiri. Namja kurus tadi?”
“Benar. Jauh sebelum aku dan dia
menjadi saudara, aku sudah menyukainya. Tapi setelah mendengar bahwa kedua
orang tua kami akan menikah, aku begitu terkejut. Bahkan sebelumnya aku ingin
menyatakan perasaan ku padanya. Lalu melihat kenyataan bahwa sekarang dia
adalah kakak ku, aku begitu sedih dengan diriku sendiri. Aku terus berusaha
melepaskan perasaan ku terhadapnya.”
“Lalu apakah sekarang usahamu
berjalan lancar?”
“Aku tidak tahu Kai. Aku masih
bingung mengatur perasaan ku setiap kali bertemu dengannya.”
“Kau hanya membutuhkan seseorang
untuk melupakan perasaanmu itu Sehun.”
“Apakah kau mau membantuku
Kai-yah? Membantu melupakan perasaan ku terhadap kakak ku.”
“Kisah kita hampir sama Sehun-ah.
Baiklah. Kita saling membantu satu sama lain.”
“Terima kasih kau sudah begitu
baik terhadapku Kai. Kita akan berjuang bersama-sama Kai-yah. Melawan perasan
kita terhadap orang yang kita sukai. Kau harus berjanji kepadaku bahwa kau
tidak akan pernah meninggalkanku.”
“Yakk kau berkata seperti itu
seakan kita adalah sepasang kekasih saja?”
“Tapi bila pada akhirnya kita
saling menyukai, apakah kau mau menjadi kekasihku?”
Mengapa sekarang pembicaraan ini
merembet kearah yang seperti ini? aku meluruskan pandangan ku melihat kearah
langit-langit kamar Sehun. Mengapa jantunng ku menjadi berdebar kencang seperti
ini saat Sehun bertanya seperti itu kepadaku?
“Mengapa kau bertanya seperti itu
sekarang? kita kan hanya teman Sehun-ah.”
“Kenapa? Bukankah kau dan
Kyungsoo juga teman dulu? Memang bila kita menjadi teman dan memiliki perasaan
yang sama tidak boleh menjadi sepasang kekasih?”
“Bukan seperti itu. Maksudku
adalah……”
Belum sempat aku menyelesaikan
ucapanku, Sehun tiba-tiba memelukku. Deg. Jantungku berdebar begitu kencang
sekarang. Semoga dia tidak mendengarnya. “Aku menyukaimu Kai. Aku tidak tahu
saat melihatmu pertama kali membuatku begitu nyaman. Dan sepertinya aku sudah
menemukan pengganti kakak ku dihatiku sekarang.” Semoga Sehun tidak melihat
wajah ku sekarang. Wajah ku sekarang terlihat seperti sebuah apel yang sedang
matang saat ini. “Bisakah aku menjadi pengganti Kyungsoo dihatimu Kai-yah?”
Entah mengapa aku melakukan ini.
Sekarang aku memeluk Sehun. Memeluknya dengan erat. Apakah sekarang aku
menyukainya juga? “Tentu saja. Bila aku bisa menjadi pengganti kakakmu
dihatimu, tentu kau bisa menjadi pangganti Kyungsoo dihatiku.” Sehun membalas
pelukanku. “Gomawo Kai-yah.” Dalam diam kami masih terus saling memeluk.
Menyalurkan perasaan yang sama-sama kita rasakan saat ini.
Dalam hati aku berkata,
“Kyungsoo-yah…terima kasih kau telah hadir dalam hidupku. Meskipun kita tidak
bisa bersama lagi, tapi aku yakin kau disana sudah bahagia dengan seseorang
yang kau cintai. Berkat kau, aku menyadari arti perasaan suka dan cinta itu
bagaimana. Kau telah menyadarkan ku bagaimana pentingnya memiliki perasaan
cinta terhadap seseorang dan rasa saling memiliki satu sama lainnya. Terima kasih
untuk semuanya Kyungsoo-yah.” Aku melirik kearah Sehun. Dia menutup matanya.
Sepertinya dia sudah terlelap dalam mimpinya sekarang. Kemudian aku menyusul
Sehun tidur yang sebelumnya aku memberikan sebuah kecupan lembut pada
keningnya.
-End-
Mian klo judul sama isi ceritanya kgag ada nyambung-nyambungnya sama
sekali -_- alurnya juga kecepetan :v mianhae~
Pai~ pai~ *aegyeo bareng Xiumin oppa*
Bagus thor ceritanya....
BalasHapus