Selasa, 29 Juli 2014

FF XiuHunHan (Xiumin, Sehun, Luhan) Chapter 1

“Masa lalu yang sudah dilupakan kini muncul kembali menyerang kehidupan yang baru saja dimulai – Kim Minseok/Xiumin.”

“Cinta datang dari hal yang tak terduga – Oh Sehun.”

“Aku menyesal telah melepaskan mu karena ke-egois-an belaka – Xi Luhan.”


===Little Memories===


Chapter 1 : Kim Minseok/Xiumin

Jung seonsaengnim memasuki ruang kelas XII-1 dengan di ikuti oleh seorang namja berperawakan yang mungil dengan pipi gembil sebagai mascot diwajah manisnya. “Yaakk bisakah kalian semua diam?!” Jung seonsaengnim memukul meja guru dengan keras membuat siswa yang berada dikelas tersebut langsung diam dan kembali duduk di kursi masing-masing. “Bagus kalian sudah diam sekarang. Hari ini kita kedatangan murid pindahan dari China. Silahkan perkenalkan dirimu, Minseok-ssi.” Namja yang dipanggil Minseok hanya mengangguk kecil. Beberapa detik dia hanya diam melihat sekeliling kelas. Memperhatikan wajah teman barunya satu per satu. Setelah menghela nafas yang dalam dia kemudian memperkenalkan diri. “Annyeonghaseyo. Kim Minseok imnida. Aku pindahan dari China. Mohon bantuannya.” Minseok membukkan badannya sampai membentuk sudut 90 derajat. “Baiklah Minseok-ssi. Terima kasih atas perkenalan singkatmu. Kau duduk disebelah Kim Joonmyeon. Kim Joonmyeon!” panggil Jung seonsaengnim yang kemudian disambut dengan acungan tangan dari namja yang dipanggil Kim Joonmyun tersebut. “Ne seonsaengnim.” Minseok melihat kearah bangku Kim Joonmyeon dan setelah itu Jung seonsaengnim menyururuhnya untuk duduk dibangkunya. “Annyeong. Kim Joonmyeon imnida. Kau bisa panggil aku Suho saja.” Minseok memberikan senyuman manis pada teman sebangkunya itu. “Annyeong Suho-ssi. Kim Minseok imnida.” Suho ikut tersenyum manis.

Bel istirahat berbunyi. Anan-anak yang berada di sekitar bangku Suho langsung menghampiri Minseok saat ini hanya untuk berkenalan dengannya. “Annyeong. Baekhyun imnida. Yang disampingku ini namanya Kyungsoo, tapi kau bisa memanggilnya D.O. Namja yang selalu tersenyum terus seperti orang gila itu namanya adalah Park Chanyeol.” Sebelum melanjutkan memperkenalkan teman-teman yang lainnya, Baekhyun tertawa kecil dan menjulurkan lidahnya ke Chanyeol tanda mengejek. Yang lainnya ikut tertawa melihat kelakuan Baekhyun. “Namja yang memiliki kulit berbeda dari kita semua itu namanya adalah Kim Jongin, kau bisa memanggilnya Kai. Kai adalah salah satu maknae dikelas kita.” Minseok tersenyum kearah Kai dan membuat Kai terpesona dengan senyum manis yang diberikan oleh Minseok padanya. “Berarti masih ada maknae lain di kelas ini selain Kai-ssi?” tanya Minseok pada Baekhyun. Seketika raut wajah Baekhyun berubah menjadi cemas. “Kau saja yang menjawab pertanyaannya D.O.” suruh Baekhyun. D.O hanya memandang malas Baekhyun dan langsung menjawab pertanyaan Minseok. “Ya memang ada maknae lain selain Kai. Namanya adalah Oh Sehun. Kau jangan coba-coba untuk mendekatinya Minseok-ssi. Apalagi untuk berteman dengannya. Dia adalah maknae yang sangat mengerikan sekali. Dan dia juga memiliki kekasih di kelas ini.” D.O berkata sangat pelan sehingga mereka semua harus berdekatan untuk mendengar perkataan D.O.

Minseok hanya membuat seruan ‘oh’ mendengar perkataan D.O. “Tapi kekasihnya sangat beda sekali dengan Sehun.” Tiba-tiba Chanyeol berseru membuat Minseok menoleh kearahnya. “Ya benar. Kekasihnya Sehun begitu friendly kepada semua anak disekolah ini. Dia juga sangat hangat orangnya. Selalu menyapa dan tersenyum pada semua orang yang dia temui. Tidak seperti Sehun yang dingin seperti patung berjalan.” Suho menimpali. Dan tetap sama seperti tadi, Minseok langsung menoleh ke arah Suho. “Lalu dimana mereka berdua sekarang? apakah mereka ada dikelas sekarang?” pertanyaan Minseok disambut gelengan kepala dari Baekhyun, D.O, Chanyeol, dan Suho. “Mereka sepertinya tidak masuk hari ini. Sudahlah jangan terus membicarakan mereka. Apakah kalian tidak lapar? Kajja kita ke kantin.” perkataan Kai langsung disambut senyum oleh Minseok.
.
.
.
SKIP TIME
.
.
.
Suasana kelas pagi ini begitu tenang. Hampir semua anak dikelas sedang belajar untuk menyiapkan pelajaran yang akan segera dimulai. Minseok memasuki kelas dan menyapa seluruh teman sekelasnya. “Pagi Suho-ssi.” Minseok tersenyum. Suho yang menyadari namanya dipanggil langsung menoleh dan tersenyum pada Minseok. “Pagi Minseok-ah. Dan berhentilah memanggil ku dengan formal. Bukankah kita sudah menjadi teman sekarang?” perkataan Suho membuat Minseok tertawa kecil. “Mian. Mian. Suho-yah.”

Saat pintu kelas terbuka salah seorang namja tinggi dengan wajah tanpa senyum terukir diwajah tampannya. Baekhyun langsung mendekati Minseok dan berbisik padanya. “Kau lihat namja yang baru saja masuk kelas itu? Itu dia yang bernama Sehun. Coba kau lihat wajahnya. Benar begitu tampan tapi sangat mengerikan sekali.” Minseok mendengar bisikan Baekhyun hanya tersenyum geli. Minseok menoleh kearah belakang sekilas melihat namja yang Baekhyun sebut sangat mengerikan itu. Saat Minseok melihat kearah Sehun, tiba-tiba Sehun memergoki Minseok yang melihat kearahnya. Mereka saling bertatapan sebentar. Minseok yang menyadari Sehun memperhatikannya secara detail langsung memalingkan wajahnya kembali ke depan.

Namja yang berpostur tubuh kurus dengan senyuman yang selalu bersandar dibibir manisnya itu memasuki kelas. Berjalan menuju kebangku belakang. Duduk disamping Sehun. “Kau sudah datang hyung.” ucap Sehun yang masih memandang layar ponsel smartphonenya itu. Namja yang dipanggil Sehun dengan sebutan hyung hanya tersenyum dan mengacak rambut Sehun. “Sepertinya kita kedatangan murid baru.” Sehun masih terus sibuk dengan ponsel smartphonenya. “Benarkah? Dimana dia?” namja yang dipanggil hyung itu celingukan kesegala arah mencari murid baru yang dikatakan Sehun. Sehun meletakkan ponsel smartphonenya dan menatap hyungnya. “Luhan hyung, dia ada di depan. Duduk disamping ketua kelas.” Tunjuk Sehun kearah bangku Suho sambil tetap menatap Luhan. Luhan langsung mengikuti arah tunjukkan Sehun. Luhan memperhatikan murid baru itu dengan detail. ‘Mengapa sepertinya aku pernah mengenali postur tubuh itu?’ batin Luhan. Sehun kembali berkutat dengan ponselnya. Luhan berdiri dan berjalan menuju kearah bangku Suho dan Minseok.

“Pagi hyung.” sapa Kai saat Luhan mendekat. Luhan memberikan senyum sebagai balasannya. “Berhubung kau kemari hyung, perkenalkan, dia adalah murid baru di kelas kita.” Kai kembali berucap sambil menunjuk kearah Minseok. Minseok yang mendengar perkataan Kai langsung menoleh kebelakang. “Namanya adalah Kim Minseok. Dia pindahan dari China.” Suho memperkenalkan Minseok pada Luhan.

Luhan dan Minseok hanya saling bertatap. Mereka hanya diam. Wajah keduanya sama-sama menunjukkan ekspresi terkejut saat bertemu. “Bukankah hyung juga berasal dari China?” pertanyaan Chanyeol membuyarkan lamunan Luhan dan Minseok. Minseok memalingkan wajahnya kesegala arah. Sepertinya dia salah tingkah sekarang. Dan Luhan, ya dia sama salah tingkahnya seperti Minseok. Dia menggaruk lehernya yang jelas-jelas tidak gatal itu. Menampilkan senyum bodohnya sekarang. “Iya benar. Aku dari juga dari China. Jadi namamu adalah Kim Minseok. Aku Xi Luhan.” Kini Luhan mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Minseok. Minseok membalas jabatan tangan Luhan dan tersenyum. “Aku Kim Minseok.” Lama mereka berjabat tangan. Saling menatap satu sama lain. Suara dehaman Sehun langsung membuat Minseok melepaskan jabatan tangannya dengan Luhan. Mereka yang sebelumnya –Baekhyun, Kyungsoo, Kai, Chanyeol- berkumpul dibangku Suho dan Minseok kini kembali ke bangku masing-masing saat melihat kehadiran Sehun secara tiba-tiba.

“Kim Minseok. Aku Oh Sehun. Senang bertemu dengan mu. Kajja hyung kembalilah kebelakang. Sebentar lagi pelajaran akan dimulai.” Sehun kemudian berjalan kembali kebelakang sambil menarik tangan Luhan. Minseok hanya tersenyum melihat kejadian yang ada di depan matanya itu. Senyuman yang bisa dilihat hanyalah senyum manis yang dipaksakan oleh seorang Kim Minseok.

-Di Kantin-

Chanyeol, Baekhyun, D.O, Suho, Kai, dan Minseok sedang bahagia bisa mengisi perut mereka yang daritadi telah berbunyi saat jam pelajaran sedang berlangsung. “Bolehkan kita bergabung bersama kalian?” pertanyaan Luhan tiba-tiba membuat sebagian dar mereka yang sedang makan –Chanyeol dan Baekhyun- dengan bahagia tersedak makanan mereka. Tanpa disuruh duo HunHan itu langsung duduk ikut bergabung satu meja bersama Suho dkk. Luhan yang daritadi terus tersenyum dan Sehun yang terus saja diam dan terus bersikap dingin membuat Suho dkk saling bertatap satu sama lainnya.

“Kau Minseok. Jadi kau pindahan dari China. Beruntung sekali kau memiliki teman disini yang berasal dari China juga. Benar kan hyung?” pertanyaan Sehun membuat Minseok terkejut. Luhan hanya terkekeh dan melihat kearah Minseok. Minseok yang merasa dilihat oleh Luhan langsung membuang muka kearah lain.

“Minseok-ssi, bolehkah aku tahu alasanmu mengapa pindah ke kesini?” pertanyaan Luhan membuat Minseok terkejut lagi. Suho dkk yang sedang asik makan sekarang melihat kearah Minseok hanya untuk mendengar alasannya pindah kesini. Minseok tersenyum. Tentu saja senyum yang dipaksakan. Hatinya sekarang tak karuan mendengar pertanyaan Luhan. Minseok tetap saja tersenyum manis. “Kau jangan memaksakan senyum mu Minseok-ssi. Terlihat begitu jelek diwajahmu.” Perkataan Luhan sukses membuat Minseok kesal. Kini wajahnya memerah. Dia menatap Luhan dengan tajam. “Tidak. Minseok tidak memaksakan senyum nya. Dia begitu manis dan imut sekali.” Baekhyun mencubit pipi Minseok yang membuat Minseok langsung mengalihkan pandangannya kearah Baekhyun. “Benarkah begitu? Tapi aku melihat kalau senyum manis Minseok itu begitu dia paksakan.” Seperti ada sebuah pisau tajam yang menusuk dada Minseok saat ini. Perkataan Luhan benar-benar sudah membuat Minseok kesal dan marah.

Minseok berdiri. Mengatur nafasnya yang saat ini sedang menggebu. Dengan tetap memperlihatkan senyum manisnya dihadapan teman-temannya Minseok pergi meninggalkan mereka. “Aku ke kelas duluan.” Minseok berjalan pergi meninggalkan teman-temannya yang saat ini memandang kearah Luhan dengan tatapan kesal, mungkin. “Kau sudah membuatnya marah hyung. Kau benar-benar sudah membuat awal pertemanan mu dengannya rusak. Sepertinya dia tidak mau berteman dengan mu.” Perkataan Sehun membuat Luhan tertawa. “Mengapa kau tertawa rusa jadi-jadian?” pertanyaan Kai membuat tawa Luhan berhenti. “Bisakah kau memanggil ku dengan sebutan hyung, Kai-yah?” kini wajah Luhan menampakkan kesan marah tapi kemudian dia kembali tersenyum. “Dia pasti mau menjadi temanku. Kalian lihat saja pasti sebentar lagi aku dan dia akan menjadi teman yang sangat baik.” Luhan kembali menyunggingkan senyum manisnya dan berlalu pergi meninggalkan Sehun dan Suho dkk yang masih setia diam seribu bahasa dengan kelakuan Luhan dan Minseok saat ini.

-Di Kelas-

Minseok mendudukan dirinya dibangkunya. Sambil membenamkan wajahnya dibalik meja. ‘Mengapa aku harus bertemu dengan mu lagi? Aku tidak percaya bahwa kita akan bertemu seperti ini? Saat aku bertemu dengan mu lagi, kenangan itu kembali datang memasuki pikiran ku.’ batin Minseok. Minseok yang frustasi mengacak rambutnya kesal. Untung saja keadaan kelas saat ini sedang sepi jadi Minseok bisa meluapkan segala emosinya saat ini. Tanpa disadari ada tangan yang mengelus rambut Minseok dengan lembut. Minseok yang menyadari ada seseorang yang mengelus rambutnya langsung menoleh kearah orang yang sekarang sedang mengelus rambutnya.

Luhan tersenyum mendapati Minseok menatapnya tajam. “Mengapa kau mengacak-ngacak rambutmu seperti ini? Apakah kau sedang ada masalah?” Luhan masih saja tersenyum dan terus mengelus rambut Minseok. Sekarang Luhan merapikan ramput Minseok yang berantakan. Dan Minseok hanya terdiam menerima perlakuan Luhan yang saat ini. Minseok diam bukan berarti menyukai bila Luhan mengelus rambutnya dan menata rambutnya dengan lembut, tapi Minseok saat ini sedang melawan debaran jantungnya yang dari tadi terus saja berdebar tak karuan saat pertama bertemu dengan Luhan.

Luhan menatap Minseok dengan tatapan lembut. Keduanya saling menatap mata masing-masing. Luhan tersenyum manis dan membelai pipi Minseok yang gembil dengan lembut. “Minseok. Apa aku seharusnya memanggil mu Xiumin? atau memanggil mu dengan sebutan Baozi?” Minseok hanya diam. “Aku tidak tahu bila kita akan bertemu lagi Minseok-ssi. Aku sangat terkejut tadi bila murid baru itu adalah kau. Dan kau tadi belum menjawab pertanyaan ku. Mengapa kau pindah kesini? Apakah kau mengejarku kemari?” Luhan tertawa dengan pertanyaan terakhirnya. Dan yang dirasakan saat ini hanyalah jantung Minseok merasa akan copot bila Luhan terus saja ada dihadapannya dan menggodanya seperti saat ini.

“Kenapa kau terus diam? Apakah kau tidak ingin berteman dengan ku? apakah kau marah padaku karena perkataan ku saat di kantin tadi? tapi perkataan ku memang benar kan. Kau sangat memaksakan senyum mu itu.” Luhan terus saja berkata tanpa ada sahutan dari Minseok. “Aku minta maaf kalau sudah membuatmu marah Minseok-ssi.” Ucap Luhan lagi. Kini Luhan menundukkan wajahnya seraya menyesal akan perbuatannya. Minseok hanya menghela nafas berat melihat Luhan bersikap seperti ini padanya. Minseok menangkupkan tangannya di kedua pipi Luhan dan mengangkat wajah Luhan untuk berhadapan dengannya. Saat mereka saling menatap, Minseok melihat kedua mata Luhan yang begitu dia rindukan. Tatapan hangat dari mata Luhan membuat Minseok kembali pada masa lalunya.

-Flashback (Xiumin POV)-

Aku sangat bahagia setiap hari bisa terus bersamanya. Bisa melihat senyumnya. Bisa mendengar suaranya. Bisa merasakan tatapan hangatnya. Bisa merasakan pelukan yang erat dan sentuhan lembut saat dia menyentuhku. Dan bisa melihat wajahnya yang tampan sekaligus cantik secara bersamaan. Tapi dia tidak suka disebut dengan namja yang memiliki wajah cantik. Aku sangat suka menggoda dia dengan membandingkan wajahnya dengan yeoja-yeoja yang selalu mengejarnya setiap hari disekolah.

Aku sangat mencintainya. Sungguh mencintainya sampai membuat ku gila. Aku tidak ingin dia pergi dari sisi ku. Aku begitu takut bila tiba-tiba dia pergi meninggalkan ku sendirian. Entah apa yang akan terjadi dengan diriku bila dia benar-benar pergi meninggalkan ku sendirian.

Tapi hal yang selama ini kutakutkan ternyata datang menghampiriku. Dia tiba-tiba memutuskan ku. Aku menolak untuk memutuskan hubungan dengannya. Aku terus memohon padanya untuk tidak memutuskan hubungan ini. Aku terus memohon jangan pergi meninggalkan ku. Aku terus bertanya padanya alasan dia memutuskan ku. Tapi dia hanya bungkam dan tak menjawab alasan dia memutuskan hubungan ini.

“Kita akhiri hubungan kita saja Xiumin. Aku tidak ingin melihatmu lagi.”
“Wae? Mengapa kau memutuskan hubungan kita Lu? Aku tidak ingin kita putus. Aku mohon padamu Lu. Jangan memutuskan hubungan kita. Jangan pergi meninggalkan ku Lu.”
“Pergilah Xiumin. Aku sudah tidak ingin melihatmu lagi.”
“Apa alasan mu memutuskan hubungan kita ini?”
“……”
“Lu…”
“Jangan lagi memanggil namaku. Dan jangan lagi menampakkan dirimu dihadapan ku. Aku tidak ingin melihatmu lagi. Aku membencimu.”

Dan kemudian dia pergi. Pergi meninggalkan ku. Hatiku begitu sakit. Hubungan yang sudah aku jalin bersamanya selama 3 tahun kini sudah kandas ditengah jalan. Kata-katanya yang membuatku sakit adalah saat dia bilang bahwa dia membenciku. Hatiku begitu sakit mendengar kata itu.

Tapi dengan berjalannya waktu aku bisa menerima keputusannya. Aku mulai melupakannya. Yaa melupakan semua kenangan bersamanya. Melupakan sosok yang pernah hadir dalam hati dan kehidupanku.

-Flashback End (Xiumin POV End)-

Luhan menggenggam tangan Minseok yang sedang memegang pipi Luhan. “Aku berkata serius saat aku mengatakan kata maaf tadi.” Luhan mendekatkan wahahnya dengan wajah Minseok. Mengecup sebentar bibir mungil Minseok. “Mianhae baozi. Mianhae.” Luhan kembali mengecup bibir mungil Minseok. Minseok tersenyum manis. Kali ini bukan senyuman yang dipaksakan. Kali ini benar-benar adalah senyuman yang tulus dari hati Minseok. “Kau benar-benar rusa bodoh. Kau benar-benar rusa yang sangat sangat bodoh.” Terkejut dengan ucapan Minseok barusan. Luhan kemudian tersenyum dan memeluk Minseok dengan erat. “Jadi apakah Minseok-ssi mau bertemen dengan rusa bodoh ini?” Minseok hanya tersenyum dan memeluk Luhan dengan erat. ‘Aku rasa jawabannya adalah iya.’ Batin Luhan gembira.

-End-

Berlajut di chapter 2 ne…. ^^

Pai~ pai~ *aegyeo bareng Xiumin oppa*



Tidak ada komentar:

Posting Komentar