“Masa lalu yang sudah dilupakan kini muncul kembali menyerang kehidupan
yang baru saja dimulai – Kim Minseok/Xiumin.”
“Cinta datang dari hal yang tak
terduga – Oh Sehun.”
“Aku menyesal telah melepaskan mu
karena ke-egois-an belaka – Xi Luhan.”
===Little Memories===
Chapter 1 : Kim
Minseok/Xiumin
Jung
seonsaengnim memasuki ruang kelas XII-1 dengan di ikuti oleh seorang namja
berperawakan yang mungil dengan pipi gembil sebagai mascot diwajah manisnya.
“Yaakk bisakah kalian semua diam?!” Jung seonsaengnim memukul meja guru dengan
keras membuat siswa yang berada dikelas tersebut langsung diam dan kembali
duduk di kursi masing-masing. “Bagus kalian sudah diam sekarang. Hari ini kita
kedatangan murid pindahan dari China. Silahkan perkenalkan dirimu, Minseok-ssi.”
Namja yang dipanggil Minseok hanya mengangguk kecil. Beberapa detik dia hanya
diam melihat sekeliling kelas. Memperhatikan wajah teman barunya satu per satu.
Setelah menghela nafas yang dalam dia kemudian memperkenalkan diri.
“Annyeonghaseyo. Kim Minseok imnida. Aku pindahan dari China. Mohon
bantuannya.” Minseok membukkan badannya sampai membentuk sudut 90 derajat.
“Baiklah Minseok-ssi. Terima kasih atas perkenalan singkatmu. Kau duduk
disebelah Kim Joonmyeon. Kim Joonmyeon!” panggil Jung seonsaengnim yang
kemudian disambut dengan acungan tangan dari namja yang dipanggil Kim Joonmyun
tersebut. “Ne seonsaengnim.” Minseok melihat kearah bangku Kim Joonmyeon dan
setelah itu Jung seonsaengnim menyururuhnya untuk duduk dibangkunya. “Annyeong.
Kim Joonmyeon imnida. Kau bisa panggil aku Suho saja.” Minseok memberikan
senyuman manis pada teman sebangkunya itu. “Annyeong Suho-ssi. Kim Minseok
imnida.” Suho ikut tersenyum manis.
Bel istirahat
berbunyi. Anan-anak yang berada di sekitar bangku Suho langsung menghampiri
Minseok saat ini hanya untuk berkenalan dengannya. “Annyeong. Baekhyun imnida.
Yang disampingku ini namanya Kyungsoo, tapi kau bisa memanggilnya D.O. Namja
yang selalu tersenyum terus seperti orang gila itu namanya adalah Park
Chanyeol.” Sebelum melanjutkan memperkenalkan teman-teman yang lainnya,
Baekhyun tertawa kecil dan menjulurkan lidahnya ke Chanyeol tanda mengejek.
Yang lainnya ikut tertawa melihat kelakuan Baekhyun. “Namja yang memiliki kulit
berbeda dari kita semua itu namanya adalah Kim Jongin, kau bisa memanggilnya
Kai. Kai adalah salah satu maknae dikelas kita.” Minseok tersenyum kearah Kai
dan membuat Kai terpesona dengan senyum manis yang diberikan oleh Minseok
padanya. “Berarti masih ada maknae lain di kelas ini selain Kai-ssi?” tanya Minseok
pada Baekhyun. Seketika raut wajah Baekhyun berubah menjadi cemas. “Kau saja
yang menjawab pertanyaannya D.O.” suruh Baekhyun. D.O hanya memandang malas
Baekhyun dan langsung menjawab pertanyaan Minseok. “Ya memang ada maknae lain
selain Kai. Namanya adalah Oh Sehun. Kau jangan coba-coba untuk mendekatinya Minseok-ssi.
Apalagi untuk berteman dengannya. Dia adalah maknae yang sangat mengerikan
sekali. Dan dia juga memiliki kekasih di kelas ini.” D.O berkata sangat pelan
sehingga mereka semua harus berdekatan untuk mendengar perkataan D.O.
Minseok hanya
membuat seruan ‘oh’ mendengar perkataan D.O. “Tapi kekasihnya sangat beda
sekali dengan Sehun.” Tiba-tiba Chanyeol berseru membuat Minseok menoleh
kearahnya. “Ya benar. Kekasihnya Sehun begitu friendly kepada semua anak
disekolah ini. Dia juga sangat hangat orangnya. Selalu menyapa dan tersenyum
pada semua orang yang dia temui. Tidak seperti Sehun yang dingin seperti patung
berjalan.” Suho menimpali. Dan tetap sama seperti tadi, Minseok langsung menoleh
ke arah Suho. “Lalu dimana mereka berdua sekarang? apakah mereka ada dikelas
sekarang?” pertanyaan Minseok disambut gelengan kepala dari Baekhyun, D.O,
Chanyeol, dan Suho. “Mereka sepertinya tidak masuk hari ini. Sudahlah jangan
terus membicarakan mereka. Apakah kalian tidak lapar? Kajja kita ke kantin.”
perkataan Kai langsung disambut senyum oleh Minseok.
.
.
.
SKIP TIME
.
.
.
Suasana kelas
pagi ini begitu tenang. Hampir semua anak dikelas sedang belajar untuk
menyiapkan pelajaran yang akan segera dimulai. Minseok memasuki kelas dan
menyapa seluruh teman sekelasnya. “Pagi Suho-ssi.” Minseok tersenyum. Suho yang
menyadari namanya dipanggil langsung menoleh dan tersenyum pada Minseok. “Pagi
Minseok-ah. Dan berhentilah memanggil ku dengan formal. Bukankah kita sudah
menjadi teman sekarang?” perkataan Suho membuat Minseok tertawa kecil. “Mian.
Mian. Suho-yah.”
Saat pintu
kelas terbuka salah seorang namja tinggi dengan wajah tanpa senyum terukir
diwajah tampannya. Baekhyun langsung mendekati Minseok dan berbisik padanya.
“Kau lihat namja yang baru saja masuk kelas itu? Itu dia yang bernama Sehun.
Coba kau lihat wajahnya. Benar begitu tampan tapi sangat mengerikan sekali.”
Minseok mendengar bisikan Baekhyun hanya tersenyum geli. Minseok menoleh kearah
belakang sekilas melihat namja yang Baekhyun sebut sangat mengerikan itu. Saat
Minseok melihat kearah Sehun, tiba-tiba Sehun memergoki Minseok yang melihat
kearahnya. Mereka saling bertatapan sebentar. Minseok yang menyadari Sehun
memperhatikannya secara detail langsung memalingkan wajahnya kembali ke depan.
Namja yang
berpostur tubuh kurus dengan senyuman yang selalu bersandar dibibir manisnya
itu memasuki kelas. Berjalan menuju kebangku belakang. Duduk disamping Sehun.
“Kau sudah datang hyung.” ucap Sehun yang masih memandang layar ponsel
smartphonenya itu. Namja yang dipanggil Sehun dengan sebutan hyung hanya
tersenyum dan mengacak rambut Sehun. “Sepertinya kita kedatangan murid baru.”
Sehun masih terus sibuk dengan ponsel smartphonenya. “Benarkah? Dimana dia?” namja
yang dipanggil hyung itu celingukan kesegala arah mencari murid baru yang
dikatakan Sehun. Sehun meletakkan ponsel smartphonenya dan menatap hyungnya.
“Luhan hyung, dia ada di depan. Duduk disamping ketua kelas.” Tunjuk Sehun
kearah bangku Suho sambil tetap menatap Luhan. Luhan langsung mengikuti arah
tunjukkan Sehun. Luhan memperhatikan murid baru itu dengan detail. ‘Mengapa
sepertinya aku pernah mengenali postur tubuh itu?’ batin Luhan. Sehun kembali
berkutat dengan ponselnya. Luhan berdiri dan berjalan menuju kearah bangku Suho
dan Minseok.
“Pagi hyung.”
sapa Kai saat Luhan mendekat. Luhan memberikan senyum sebagai balasannya.
“Berhubung kau kemari hyung, perkenalkan, dia adalah murid baru di kelas kita.”
Kai kembali berucap sambil menunjuk kearah Minseok. Minseok yang mendengar
perkataan Kai langsung menoleh kebelakang. “Namanya adalah Kim Minseok. Dia
pindahan dari China.” Suho memperkenalkan Minseok pada Luhan.
Luhan dan
Minseok hanya saling bertatap. Mereka hanya diam. Wajah keduanya sama-sama
menunjukkan ekspresi terkejut saat bertemu. “Bukankah hyung juga berasal dari
China?” pertanyaan Chanyeol membuyarkan lamunan Luhan dan Minseok. Minseok
memalingkan wajahnya kesegala arah. Sepertinya dia salah tingkah sekarang. Dan
Luhan, ya dia sama salah tingkahnya seperti Minseok. Dia menggaruk lehernya
yang jelas-jelas tidak gatal itu. Menampilkan senyum bodohnya sekarang. “Iya
benar. Aku dari juga dari China. Jadi namamu adalah Kim Minseok. Aku Xi Luhan.”
Kini Luhan mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Minseok. Minseok
membalas jabatan tangan Luhan dan tersenyum. “Aku Kim Minseok.” Lama mereka
berjabat tangan. Saling menatap satu sama lain. Suara dehaman Sehun langsung
membuat Minseok melepaskan jabatan tangannya dengan Luhan. Mereka yang sebelumnya
–Baekhyun, Kyungsoo, Kai, Chanyeol- berkumpul dibangku Suho dan Minseok kini
kembali ke bangku masing-masing saat melihat kehadiran Sehun secara tiba-tiba.
“Kim Minseok.
Aku Oh Sehun. Senang bertemu dengan mu. Kajja hyung kembalilah kebelakang. Sebentar
lagi pelajaran akan dimulai.” Sehun kemudian berjalan kembali kebelakang sambil
menarik tangan Luhan. Minseok hanya tersenyum melihat kejadian yang ada di
depan matanya itu. Senyuman yang bisa dilihat hanyalah senyum manis yang
dipaksakan oleh seorang Kim Minseok.
-Di Kantin-
Chanyeol,
Baekhyun, D.O, Suho, Kai, dan Minseok sedang bahagia bisa mengisi perut mereka
yang daritadi telah berbunyi saat jam pelajaran sedang berlangsung. “Bolehkan
kita bergabung bersama kalian?” pertanyaan Luhan tiba-tiba membuat sebagian dar
mereka yang sedang makan –Chanyeol dan Baekhyun- dengan bahagia tersedak
makanan mereka. Tanpa disuruh duo HunHan itu langsung duduk ikut bergabung satu
meja bersama Suho dkk. Luhan yang daritadi terus tersenyum dan Sehun yang terus
saja diam dan terus bersikap dingin membuat Suho dkk saling bertatap satu sama
lainnya.
“Kau Minseok.
Jadi kau pindahan dari China. Beruntung sekali kau memiliki teman disini yang
berasal dari China juga. Benar kan hyung?” pertanyaan Sehun membuat Minseok terkejut.
Luhan hanya terkekeh dan melihat kearah Minseok. Minseok yang merasa dilihat
oleh Luhan langsung membuang muka kearah lain.
“Minseok-ssi,
bolehkah aku tahu alasanmu mengapa pindah ke kesini?” pertanyaan Luhan membuat
Minseok terkejut lagi. Suho dkk yang sedang asik makan sekarang melihat kearah
Minseok hanya untuk mendengar alasannya pindah kesini. Minseok tersenyum. Tentu
saja senyum yang dipaksakan. Hatinya sekarang tak karuan mendengar pertanyaan
Luhan. Minseok tetap saja tersenyum manis. “Kau jangan memaksakan senyum mu
Minseok-ssi. Terlihat begitu jelek diwajahmu.” Perkataan Luhan sukses membuat
Minseok kesal. Kini wajahnya memerah. Dia menatap Luhan dengan tajam. “Tidak.
Minseok tidak memaksakan senyum nya. Dia begitu manis dan imut sekali.”
Baekhyun mencubit pipi Minseok yang membuat Minseok langsung mengalihkan
pandangannya kearah Baekhyun. “Benarkah begitu? Tapi aku melihat kalau senyum
manis Minseok itu begitu dia paksakan.” Seperti ada sebuah pisau tajam yang
menusuk dada Minseok saat ini. Perkataan Luhan benar-benar sudah membuat
Minseok kesal dan marah.
Minseok
berdiri. Mengatur nafasnya yang saat ini sedang menggebu. Dengan tetap
memperlihatkan senyum manisnya dihadapan teman-temannya Minseok pergi
meninggalkan mereka. “Aku ke kelas duluan.” Minseok berjalan pergi meninggalkan
teman-temannya yang saat ini memandang kearah Luhan dengan tatapan kesal,
mungkin. “Kau sudah membuatnya marah hyung. Kau benar-benar sudah membuat awal
pertemanan mu dengannya rusak. Sepertinya dia tidak mau berteman dengan mu.”
Perkataan Sehun membuat Luhan tertawa. “Mengapa kau tertawa rusa jadi-jadian?”
pertanyaan Kai membuat tawa Luhan berhenti. “Bisakah kau memanggil ku dengan
sebutan hyung, Kai-yah?” kini wajah Luhan menampakkan kesan marah tapi kemudian
dia kembali tersenyum. “Dia pasti mau menjadi temanku. Kalian lihat saja pasti
sebentar lagi aku dan dia akan menjadi teman yang sangat baik.” Luhan kembali
menyunggingkan senyum manisnya dan berlalu pergi meninggalkan Sehun dan Suho
dkk yang masih setia diam seribu bahasa dengan kelakuan Luhan dan Minseok saat
ini.
-Di Kelas-
Minseok
mendudukan dirinya dibangkunya. Sambil membenamkan wajahnya dibalik meja.
‘Mengapa aku harus bertemu dengan mu lagi? Aku tidak percaya bahwa kita akan
bertemu seperti ini? Saat aku bertemu dengan mu lagi, kenangan itu kembali
datang memasuki pikiran ku.’ batin Minseok. Minseok yang frustasi mengacak
rambutnya kesal. Untung saja keadaan kelas saat ini sedang sepi jadi Minseok
bisa meluapkan segala emosinya saat ini. Tanpa disadari ada tangan yang
mengelus rambut Minseok dengan lembut. Minseok yang menyadari ada seseorang
yang mengelus rambutnya langsung menoleh kearah orang yang sekarang sedang
mengelus rambutnya.
Luhan
tersenyum mendapati Minseok menatapnya tajam. “Mengapa kau mengacak-ngacak
rambutmu seperti ini? Apakah kau sedang ada masalah?” Luhan masih saja
tersenyum dan terus mengelus rambut Minseok. Sekarang Luhan merapikan ramput
Minseok yang berantakan. Dan Minseok hanya terdiam menerima perlakuan Luhan
yang saat ini. Minseok diam bukan berarti menyukai bila Luhan mengelus
rambutnya dan menata rambutnya dengan lembut, tapi Minseok saat ini sedang
melawan debaran jantungnya yang dari tadi terus saja berdebar tak karuan saat
pertama bertemu dengan Luhan.
Luhan menatap Minseok
dengan tatapan lembut. Keduanya saling menatap mata masing-masing. Luhan
tersenyum manis dan membelai pipi Minseok yang gembil dengan lembut. “Minseok.
Apa aku seharusnya memanggil mu Xiumin? atau memanggil mu dengan sebutan
Baozi?” Minseok hanya diam. “Aku tidak tahu bila kita akan bertemu lagi
Minseok-ssi. Aku sangat terkejut tadi bila murid baru itu adalah kau. Dan kau
tadi belum menjawab pertanyaan ku. Mengapa kau pindah kesini? Apakah kau
mengejarku kemari?” Luhan tertawa dengan pertanyaan terakhirnya. Dan yang
dirasakan saat ini hanyalah jantung Minseok merasa akan copot bila Luhan terus
saja ada dihadapannya dan menggodanya seperti saat ini.
“Kenapa kau
terus diam? Apakah kau tidak ingin berteman dengan ku? apakah kau marah padaku
karena perkataan ku saat di kantin tadi? tapi perkataan ku memang benar kan.
Kau sangat memaksakan senyum mu itu.” Luhan terus saja berkata tanpa ada
sahutan dari Minseok. “Aku minta maaf kalau sudah membuatmu marah Minseok-ssi.”
Ucap Luhan lagi. Kini Luhan menundukkan wajahnya seraya menyesal akan
perbuatannya. Minseok hanya menghela nafas berat melihat Luhan bersikap seperti
ini padanya. Minseok menangkupkan tangannya di kedua pipi Luhan dan mengangkat
wajah Luhan untuk berhadapan dengannya. Saat mereka saling menatap, Minseok
melihat kedua mata Luhan yang begitu dia rindukan. Tatapan hangat dari mata
Luhan membuat Minseok kembali pada masa lalunya.
-Flashback (Xiumin
POV)-
Aku sangat
bahagia setiap hari bisa terus bersamanya. Bisa melihat senyumnya. Bisa mendengar
suaranya. Bisa merasakan tatapan hangatnya. Bisa merasakan pelukan yang erat
dan sentuhan lembut saat dia menyentuhku. Dan bisa melihat wajahnya yang tampan
sekaligus cantik secara bersamaan. Tapi dia tidak suka disebut dengan namja
yang memiliki wajah cantik. Aku sangat suka menggoda dia dengan membandingkan
wajahnya dengan yeoja-yeoja yang selalu mengejarnya setiap hari disekolah.
Aku sangat
mencintainya. Sungguh mencintainya sampai membuat ku gila. Aku tidak ingin dia
pergi dari sisi ku. Aku begitu takut bila tiba-tiba dia pergi meninggalkan ku
sendirian. Entah apa yang akan terjadi dengan diriku bila dia benar-benar pergi
meninggalkan ku sendirian.
Tapi hal yang
selama ini kutakutkan ternyata datang menghampiriku. Dia tiba-tiba memutuskan
ku. Aku menolak untuk memutuskan hubungan dengannya. Aku terus memohon padanya
untuk tidak memutuskan hubungan ini. Aku terus memohon jangan pergi
meninggalkan ku. Aku terus bertanya padanya alasan dia memutuskan ku. Tapi dia
hanya bungkam dan tak menjawab alasan dia memutuskan hubungan ini.
“Kita akhiri hubungan kita saja
Xiumin. Aku tidak ingin melihatmu lagi.”
“Wae? Mengapa kau memutuskan
hubungan kita Lu? Aku tidak ingin kita putus. Aku mohon padamu Lu. Jangan
memutuskan hubungan kita. Jangan pergi meninggalkan ku Lu.”
“Pergilah Xiumin. Aku sudah tidak
ingin melihatmu lagi.”
“Apa alasan mu memutuskan
hubungan kita ini?”
“……”
“Lu…”
“Jangan lagi memanggil namaku.
Dan jangan lagi menampakkan dirimu dihadapan ku. Aku tidak ingin melihatmu
lagi. Aku membencimu.”
Dan kemudian
dia pergi. Pergi meninggalkan ku. Hatiku begitu sakit. Hubungan yang sudah aku
jalin bersamanya selama 3 tahun kini sudah kandas ditengah jalan. Kata-katanya
yang membuatku sakit adalah saat dia bilang bahwa dia membenciku. Hatiku begitu
sakit mendengar kata itu.
Tapi dengan
berjalannya waktu aku bisa menerima keputusannya. Aku mulai melupakannya. Yaa
melupakan semua kenangan bersamanya. Melupakan sosok yang pernah hadir dalam
hati dan kehidupanku.
-Flashback End
(Xiumin POV End)-
Luhan menggenggam
tangan Minseok yang sedang memegang pipi Luhan. “Aku berkata serius saat aku
mengatakan kata maaf tadi.” Luhan mendekatkan wahahnya dengan wajah Minseok. Mengecup
sebentar bibir mungil Minseok. “Mianhae baozi. Mianhae.” Luhan kembali mengecup
bibir mungil Minseok. Minseok tersenyum manis. Kali ini bukan senyuman yang
dipaksakan. Kali ini benar-benar adalah senyuman yang tulus dari hati Minseok.
“Kau benar-benar rusa bodoh. Kau benar-benar rusa yang sangat sangat bodoh.”
Terkejut dengan ucapan Minseok barusan. Luhan kemudian tersenyum dan memeluk
Minseok dengan erat. “Jadi apakah Minseok-ssi mau bertemen dengan rusa bodoh
ini?” Minseok hanya tersenyum dan memeluk Luhan dengan erat. ‘Aku rasa
jawabannya adalah iya.’ Batin Luhan gembira.
-End-
Berlajut di chapter 2
ne…. ^^
Pai~ pai~ *aegyeo
bareng Xiumin oppa*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar