Jumat, 25 Juli 2014

-FF HunMin/XiuHun-

~My Sweet Kitty~

Main Cast :
  • Kim Minseok/Xiumin
  • Oh Sehun
Other Cast :
  • Park Chanyeol
  • Kris
  • Huang Zi Tao
  • Baekhyun
  • D.O


Aku tidak menyangka hidupku akan menjadi seperti ini. Bertemu dengan orang yang paling aku benci sedunia. Yaaa! Orang yang paling aku benci sedunia. Dia adalah Oh Sehun. Orang yang sudah membuat hidupku penuh dengan penderitaan. Sehun dan segerombolannya, yang biasa aku sebut dengan tiang berjalan itu -Park Chanyeol, Kris, dan satu lagi yang memiliki mata seperti panda, Huang Zi Tao- mereka semua sukses membuat masa indah sekolahku menjadi penuh dengan kegelapan.

Maaf aku lupa memperkenalkan diriku. Namaku adalah Kim Minseok. Biasanya teman ku memanggilku Xiumin. Aku selalu disebut Sehun dan tiang berjalannya bakpao berjalan. Mengapa aku disebut seperti itu? Jelas sekali karena aku memiliki pipi bulat seperti bakpao. Tidak apa-apa mereka menyebutku seperti itu karena memang aku menyadari kalau memang pipiku bulat seperti bakpao. Tapi ada satu sebutan yang membuatku begitu kesal terhadap mereka, terutama Sehun. Dia yang memberi julukan itu padaku. Julukan yang dia berikan padaku adalah “anak kucing”. Memang dia kira aku adalah hewan peliharaan!

Setiap harinya mereka tak henti-hentinya terus mengganggu dan mengerjaiku. Tak peduli dimanapun tempatnya, mereka selalu dengan setia mengerjaiku tanpa ampun. Aku terus bersabar dengan perlakuan mereka. Tapi namanya kesabaran ada batasannya juga kan. Yaa tentu saja. Batas kesabaranku sudah hilang. Batas kesabaranku sudah mencapai pucaknya. Aku sudah begitu kesal, emosi, dan marah terhadap sikap mereka padaku.

Aku masih ingat, hari dimana aku meluapkan semua emosiku pada Sehun. Aku memukul wajahnya. Wajah yang diklaim semua anak disekolah sebagai wajah tampan datarnya itu sukses sudah aku gores dengan pukulanku tepat diwajahnya.

-Flashback-

Aku berjalan santai menuju gerbang sekolah. Namun langkahku terhenti saat aku melihat Sehun dan segerombolan tiang berjalannya sedang berdiri di gerbang sekolah. ‘Sial!’ umpatku dalam hati. Aku terus berjalan santai menuju gerbang sekolah. Saat akan keluar gerbang, salah satu teman Sehun –Chanyeol- menjegal kakiku. Aku langsung terjatuh dan sontak itu membuat semua anak yang sedang berjalan keluar sekolah semua menertawakanku. Aku berdiri dan membersihkan bajuku yang terkena debu jalanan.

Aku berbalik kebelakang dan menatap kearah Sehun dan tiang berjalannya dengan kesal. ‘Sabar Kim Minseok. Kau harus tenang.’ Aku terus bersikap santai dengan tetap memasang wajah kesal kearah Sehun dan tiang berjalannya itu. Beberapa menit aku menatap mereka dan kemudian aku berbalik melanjutkan langkahku kembali.

“Apakah kalian melihat tatapan anak kucing itu tadi? Tatapannya begitu mengerikan. Membuat bulu kuduk ku berdiri.” Suara Sehun membuat langkahku terhenti sebentar. Aku menghelas nafas berat ku dan kembali melanjutkan berjalan. Tapi aku menghentikan langkah ku lagi saat mengdengar Sehun berucap kembali. “Yaaaa….mengapa tatapan anak kucing itu begitu menakutkan? Begitu menakutkannya sampai aku ingin mencubit kedua pipinya. Dasar bakpao berjalan!”

Aku langsung berbalik dan tanpa pikir panjang lagi aku langsung memukul wajah Sehun. Aku memukul dengan penuh kekuatan ku. Penuh dengan rasa kesal yang sedari tadi aku tahan. Aku melihat sudut bibir Sehun mengeluarkan darah. Aku tersenyum mengejek melihat wajah Sehun kini memerah. Mungkin besok aku akan terkena serangan bertubi-tubi darinya. Tapi aku tidak perduli. “Mianhae. Aku tidak sengaja memukulmu, Oh Sehun.” Setelah mengucapkan perkataan itu, aku langsung berbalik dan meninggalkan mereka yang masih saja melongo dengan kejadian pemukulan yang aku lakukan tadi. Aku berjalan pulang dengan senyum penuh kemenangan.

-Flashback End-
-Xiumin POV End-
-
-
-
Suasana kelas begitu ramai karena guru yang mengajar mereka sekarang sedang ada rapat mendadak. Beberapa murid saling melempar bola kertas untuk menghilangkan kebosanan mereka. Tetapi tiba-tiba salah satu bola kertas itu terlempar mengenai tepat kepala namja yang sedang tidur dibangku pojokan. Wajah datarnya mengdongak melihat siapa pelaku yang sudah mengganggu tidur pulasnya tadi. Anak-anak yang bermain bola kertas tadi berpura-pura tidak melihat kearah namja berwajah datar itu. Namja berwajah datar itu kemudian melanjutkan tidurnya kembali.

“Xiumin-ah, setelah pulang sekolah ini, apakah kau ada waktu? Aku ingin mengajakmu pergi karaoke bersama dengan D.O. Apakah kau mau ikut?” tanya namja berwajah cantik didepan Xiumin. “Tentu saja aku kan ikut bergabung denganmu dan D.O juga.” Xiumin berkata dengan penuh kepastian.

Namja berwajah cantik itu mengguncangkan badan namja yang sedang tidur dengan pelan. “Pangeran muka datar, apakah kau mau ikut bergabung dengan kami? Aku, D.O, dan Xiumin akan pergi karaoke setelah pulang sekolah. Kau juga bisa mengajak teman-teman tinggimu itu.” Kata namja berwajah cantik itu sambil mengguncangkan tubuh namja yang sedang tidur itu dengan pelan.

“Baekhyunnie….mengapa kau mengajak dia? Sudah sangat jelas kalau dia tidak akan ikut acara seperti itu dengan kita. Sudahlah jangan mengajak dia. Ajaklah yang lain saja.” suara Xiumin membuat namja berwajah cantik yang dipanggil dengan nama Baekhyun tersentak kaget. “Yaaaa Kim Minseok! Bisakah kau tidak usah berteriak seperti itu.” Baekhyun kembali melanjutkan aktifitas mengguncang badan namja yang sedang tidur itu. “Tapi mengapa kau begitu yakin kalau pangeran muka datar ini tidak akan ikut bergabung bersama kita?” tanya Baekhyun. “Coba kau lihat wajahnya saat sedang tidur Xiumin-ah. Wajahnya begitu imut dan sangat tampan.” Baekhyun kembali berucap. Xiumin kembali duduk dan melirik kearah teman sebelahnya yang sedang tidur.

Namja yang sedang tidur itu kini mengangkat wajahnya. Menatap kearah Baekhyun dengan wajah malas sambil menunjuk kearah Xiumin. “Baekhyun-ah, kau jangan dengarkan perkataan anak kucing itu. Aku akan ikut bergabung dengan mu. Dan tentu saja teman-teman ku akan ikut bergabung juga. Chanyeol pasti akan sangat senang sekali bisa keluar bersama denganmu.” Sehun tersenyum manis kepada Baekhyun yang disambut dengan wajah gembira Baekhyun. “Benarkah kau akan ikut bergabung pangeran muka datar? Aigoo…kau mendengarnya sendiri kan Xiumin. Pangeran muka datar akan ikut bergabung dengan kita.” Baekhyun langsung berdiri dan pergi meninggalkan kursinya menuju tempat duduk D.O yang ada di depan kelas.

Xiumin yang menatap kepergian Baekhyun hanya bisa menghela nafas beratnya. Kemudian dia berdiri dan menatap tajam Sehun. “Bisakah kau tidak memanggil ku ‘Anak Kucing’ pangeran muka datar? Apakah kau ingin menerima pukulan lagi dari ku seperti dulu?” Xiumin langsung pergi dan dengan sengaja menyenggol tubuh Sehun. Sehun hanya tersenyum mengejek mendengar ucapan Xiumin tadi. “Salahkan dirimu sendiri Kim Minseok. Mengapa kau memiliki wajah yang menggemaskan seperti itu.” Sehun melangkahkan kakinya keluar kelas.
-
-
-

Bel pulang sekolah akhirnya berbunyi. Baekhyun dengan cepat mengemasi buku-bukunya dan berbalik ke belakang melihat Xiumin dan Sehun. “Palliwa chinguya~” Baekhyun tersenyum dan berjalan ke depan kelas di tempat D.O duduk. “Xiumin-ah, Sehun-ah, aku dan Baekhyun duluan. Kami menunggu kalian di gerbang sekolah. Palliwa.” D.O dan Baekhyun meninggalkan Xiumin dan Sehun berdua dikelas.

Entah ada angin apa, atau kejadian apa, tiba-tiba kelas langsung kosong. Semua penghuni kelas langsung pergi meninggalkan kelas saat mendengar bel pulang sekolah berbunyi. “Menyingkirlah. Aku mau lewat.” Ucap Xiumin dengan malas. Sehun dengan lambatnya masih mengemasi barang-barangnya. “Bisakah kau lebih cepat lagi?” nada suara Xiumin mulai naik. Sehun masih setia dengan mengemasi barang-barangnya. Xiumin yang sudah kesal langsung membantu Sehun mengemasi barang-barang Sehun dan memasukkannya ke dalam tas. “Sekarang sudah beres kan barang-barangmu. Jadi menyingkirlah sekarang.”

Sehun terdiam sejenak lalu berdiri dan menatap kearah Xiumin dengan tajam. “Aku tidak menyuruhmu untuk membantu ku mengemasi barang-barang ku anak kucing.” Xiumin yang melihat perlakuan Sehun langsung membuang muka kearah lain. “Wae? Apakah kau tidak berani menatapku anak kucing?” pertanyaan Sehun langsung membuat Xiumin memalingkan muka kearah Sehun. Kini mereka berdua saling bertatapan. Beberapa menit keheningan menemani mereka.

Tiba-tiba terdengar suara Chanyeol memanggil nama Sehun dari luar. “Sehun-ah~” Keheningan mereka pecah saat Kris membuka pintu kelas. “Menyingkirlah dari ku Oh Sehun!” Xiumin langsung menabrak Sehun dengan kesal dan berjalan meninggalkan Sehun dan teman-temannya di kelas.

“Mengapa tadi tidak langsung kau nyatakan saja perasaanmu padanya?” pertanyaan Kris membuat Sehun menghentikan langkahnya. Sehun menoleh kearah Kris. “Belum saatnya Kris. Aku menunggu waktu yang tepat untuk mengatakan padanya.” Ucapan Sehun hanya disambut dengan gelengan kepala Kris.
-
-
-
Suasana ruangan karaoke yang begitu remang-remang yang memang sudah disetting oleh Baekhyun seperti itu membuat ruangan tersebut semakin ramai dengan suara kegembiraan mereka. “Xiumin-ah, sekarang giliranmu untuk bernyanyi. Kajja pilih lah lagu yang ingin kau nyanyikan.” Seru D.O sambil menarik Xiumin kedepan. “Aniyo D.O-yah. Aku tidak bisa bernyanyi. Suaraku begitu jelek. Kau saja yang bernyanyi.” Xiumin mengelak permintaan D.O.

Chanyeol kemudian berdiri dan merebut  mic dari tangan D.O. Dia melihat kearah Xiumin dan berganti kearah D.O. “Biar aku saja yang bernyanyi. Jangan paksa anak kucing itu untuk bernyanyi bila dia tidak mau. Kalau benar suaranya jelek lebih baik tidak usah bernyanyi daripada menyakiti telinga orang yang mendengarkan.” Perkataan Chanyeol membuat Xiumin kesal. Xiumin menatap Chanyeol tidak suka. Chanyeol masih terus sibuk dengan memilih lagu yang akan dinyanyikannya. “Mau sampai kapan kalian berdiri disini? Kalian berdua kembalilah duduk. Baekhyun-ah, mau kah kau bernyanyi dengan ku?” pinta Chanyeol malu. Tanpa pikir panjang Baekhyun langsung berdiri dan mengambil mic yang tergeletak dimeja.

Xiumin dan D.O kembali duduk. Xiumin melihat kearah Sehun dan tiang berjalannya yang sedang tersenyum mengejek pada Xiumin. Sehun kemudian mendekati Xiumin yang sedang kesal. “Aku tidak percaya kalau anak kucing ini tidak bisa bernyanyi. Kau saja yang malu bernyanyi di depan kita semua. Iya kan anak kucing?” Bisik Sehun menggoda. Xiumin langsung menoleh kearah Sehun. Mereka saling bertatapan beberapa detik. Jarak wajah mereka berdua begitu dekat. Semburat rona merah terlintas diwajah Xiumin sekarang. Meskipun Sehun tidak bisa melihatnya karena ruangan karaoke tersebut begitu remang-remang, tapi Sehun tahu bahwa sekarang Xiumin sedang malu.

“Yaaaak! Bisakah kau menyingkir dari hadapanku.” Xiumin mendorong Sehun begitu kuat sampai Sehun jatuh tersungkur kebawah. Teman-teman Sehun dan Xiumin yang melihat kejadian itu hanya melongo karena kaget. Xiumin merasa sudah membuat suasan menjadi kacau, kemudian pergi keluar. Sebelum membuka pintu dia berpamitan dan meminta maaf atas kejadian yang barusan terjadi pada Baekhyun dan D.O kemudian langsung pergi melesat meninggalkan tempat karaoke.

“Cepat susulah dia. Jangan sampai kau membuat anak kucing itu semakin membencimu.” Perkataan Kris membuat Sehun langsung pergi melesat keluar menyusul kepergian Xiumin. “Memang ada hubungan apa antara pangeran muka datar dan Xiumin?” tanya Baekhyun polos. D.O menganggukkan kepalanya seraya membernarkan pertanyaan Baekhyun. “Apakah Baekhyunnie tidak tahu kalau Sehun menyukai anak kucing itu?” perkataan Chanyeol membuat Baekhyun dan D.O membulatkan matanya. Mata D.O yang memang sudah bulat besar kini malah menjadi dua kali lebih besar dari biasanya. Mereka berdua saling menatap tak percaya dengan perkataan Chanyeol barusan.
-
-
-
Di tempat lain, Sehun sudah mengikuti Xiumin dari belakang. Sehun dengan sangat hati-hati berjalan pelan mengikuti Xiumin dari belakang. Sehun tidak peduli bila disebut sebagai penguntit sekarang. Xiumin menghentikan langkahnya saat mendengar seseorang memanggilnya. “Baozi!” Xiumin langsung berlari kecil kearah sumber suara itu. “Luhan-ah.” Sapa Xiumin pada namja yang memanggilnya tadi. Sehun langsung mengikutinya dan tanpa sadar dia memposisikan dirinya disamping Xiumin sekarang. “Baozi, apakah dia temanmu?” tanya Luhan polos. Xiumin yang heran dengan pertanyaan Luhan langsung menoleh kesamping kanannya dan mendapati Sehun sekarang telah berdiri disampinya.

Xiumin yang terkejut dengan kehadiran Sehun langsung menoleh kearah Luhan. “Iya. Dia temanku.” Kata Xiumin dengan nada penekanan saat mengucapkan kata teman. “Perkenalkan Luhan. Dia adalah temanku. Namanya adalah Oh Sehun.” Lanjut Xiumin. Luhan mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Sehun. “Xi Luhan imnida.” Sehun tidak menghiraukan uluran tangan Luhan. Xiumin langsung menyenggol lengan Sehun yang kemudian Sehun membalas jabatan tangan Luhan juga. “Oh Sehun imnida.” Ucap Sehun malas.

“Luhan-ah, mengapa kau tidak bilang padaku kalau kau datang kesini?” tanya Xiumin. Luhan hanya tersenyum manis dan mencubit kedua pipi Xiumin. “Yaaak lepaskan Lu. Sakit!.” Luhan melepaskan cubitannya dan langsung memeluk Xiumin dengan erat. Sehun terbelalak melihat kejadian yang ada dihadapannya. Wajah Sehun berubah menjadi merah padam dan tanpa disadari kedua tangan Sehun telah mengepal dengan kuat.

Kini mereka bertiga memasuki sebuah kedai kopi tempat favorit Xiumin dan Luhan biasanya bertemu. Setelah memesan kopi, Xiumin dan Luhan kembali mengobrol dan Sehun tetap dengan stay cool berdiam diri mendengarkan pembicaraan Xiumin dan Luhan. Sehun terus saja menahan kekesalannya melihat Xiumin terus berbicara pada Luhan. ‘Sial! Mengapa anak kucing ini mengabaikan ku? dan lagi, orang yang bernama Luhan ini benar-benar sudah membuat ku kesal. Mengapa dia menggenggam tangan anak kucing ini begitu erat?’ Umpat Sehun dalam hati.

Luhan membelai lembut pipi Xiumin dan berbisik ditelinga Xiumin. Entah apa yang sedang mereka bisikan Sehun tidak ingin tahu. Yang Sehun sekarang rasakan adalah perasaan kesal dan emosi. Sehun langsung berdiri, menatap Luhan dan Xiumin dengan tajam. Kemudian dia pergi meninggalkan Xiumin dan Luhan yang masih terdiam. “Yaaak Sehun, mengapa kau pergi? Bahkan kopimu tidak kau minum.” teriak Xiumin begitu kencang. Sehun yang mendengarnya hanya menoleh kemudian melanjutkan langkahnya pergi dari kedai kopi itu dengan perasaan kesal.
-
-
-
Bel istirahat berbunyi. Baekhyun, D.O dan Xiumin langsung melesat pergi menuju kantin. Dalam perjalan menuju kantin, mereka bertemu dengan tiang berjalan tanpa kehadiran Sehun. “Anak kucing, Sehun mencarimu. Dia menunggumu di atap sekolah sekarang.” Perkataan Tao membuat Baekhyun dan D.O langsung menoleh kearah Xiumin. “Mengapa Sehun mencariku?” Tao hanya mengangkat bahunya pertanda bahwa dia tidak tahu. “Sudahlah. Pergilah sekarang. Kajja kita ke kantin. Aku sudah sangat lapar ini.” Ajak Kris. “Xiumin-ah~ sampai bertemu di kelas nanti. Annyeong~” Baekhyun berkata dengan sangat manja membuat Chanyeol mencubit pipinya. Kini mereka meninggalkan Xiumin sendirian di lorong sekolah yang sepi. Xiumin hanya bisa menghela nafasnya dan melangkah pergi menuju ke atap sekolah.
-
-
-
Sesampainya diatap sekolah, Xiumin langsung berjalan menuju kearah tempat Sehun sedang berdiri saat ini. Berdiri disamping Sehun sekarang. Beberapa detik hanya hening yang ada. “Ada apa kau mencariku?” pertanyaan Xiumin membuyarkan keheningan diantara mereka. “Aku hanya ingin bertanya tentang anak yang bernama Luhan padamu?” Xiumin tertawa kecil mendengar perkataan Sehun. “Kenapa kau tertawa anak kucing?” tanya Sehun tak mengerti.

“Apakah kau tertarik dengan Luhan?”
“Tidak.”
“Lalu mengapa kau ingin menanyakan soal Luhan padaku? Bukankah itu namanya kau tertarik padanya.”
“Aku bukan tertarik padanya.”

Kini nada bicara Sehun mulai serius. Xiumin yang menyadari hal itu langsung mengubah mimik wajahnya menjadi serius pula.

“Lantas apa yang ingin kau ketahui dari Luhan bila kau tidak tertarik padanya huh?”
“Sepertinya hubunganmu dengan Luhan sangat dekat sekali. Apakah dia kekasihmu yang sudah lama tidak pernah bertemu denganmu?”
“Memang hubungan ku dengan Luhan begitu dekat. Semua orang yang melihatnya pasti mengira bahwa aku dan dia sedang berpacaran, tapi itu semua salah. Aku dan Luhan hanya bersahabat dari kecil. Lagipula Luhan sudah mempunyai kekasih di China.”
“Lalu mengapa kemarin dia bersikap seperti itu padamu? Seolah-olah kau adalah miliknya.”
“Yaaak… Luhan sudah seperti itu padaku sejak kecil. Kekasihnya juga sudah tahu bagaimana sikap Luhan kepadaku.”

Beberapa menit keheningan datang menemani mereka lagi. Sehun menghela nafas dalam-dalam. “Aku tidak suka dia bersikap seperti itu kepadamu anak kucing.” Desis Sehun. Xiumin menatap kearah Sehun dengan tatapan bertanya. “Mengapa kau tidak menyukainya? Dan kemarin, mengapa kau tiba-tiba pergi begitu saja huh?” Sehun membalas tatapan Xiumin dengan tajam. “Yang boleh menggenggam tangan mu dan membelai pipimu itu hanya aku saja anak kucing. Aku tidak peduli Luhan itu siapa. Yang jelas anak kucing ini cuma aku saja yang boleh melakukan hal itu.” Sehun kini menggenggam tangan Xiumin dengan erat.

Xiumin berusaha melepaskan genggaman tangan Sehun tapi usahanya sia-sia karena Sehun menggenggam tangannya begitu erat. “Lepaskan. Kau menyakiti tanganku bodoh.” Sehun menarik Xiumin dan memeluknya sekarang. Beberapa detik Xiumin terdiam dalam dekapan Sehun karena kaget dengan perlakuan Sehun yang tiba-tiba memeluknya. Setelah sadar dengan perlakuan Sehun, Xiumin meronta dalam pelukan Sehun. “Yaaakk Oh Sehun, lepaskan aku!” Sehun tidak memperdulikan perkataan Xiumin. Dia semakin mempererat pelukannya.

“Yaak anak kucing, bisakah kau diam sebentar saja. Aku hanya ingin memelukmu sebentar saja.” Xiumin yang sedari tadi terus meronta kini terdiam mendengar ucapan Sehun. Sehun membelai lembut rambut Xiumin. Wajah Xiumin tiba-tiba berubah menjadi merah padam. ‘Mengapa sikap Sehun tiba-tiba menjadi seperti ini? Dan mengapa jantungku berdebar begitu cepat sekarang?’ tanya Xiumin dalam pikirannya sendiri. “Apakah kau mendengar debaran jantungku anak kucing?” Xiumin menganggukkan kepalanya. “Itulah yang selama ini aku rasakan terhadapmu. Setiap kali aku bertemu dengan mu jantungku selalu saja berdebar begitu cepat.” ‘Aku sekarang juga merasakan hal yang sama denganmu bodoh.’ Umpat Xiumin dalam hati. Kini Sehun melepaskan dekapannya dan melihat kearah Xiumin.

Sehun membelai lembut pipi bulat Xiumin dan mengecup kening Xiumin dengan lembut. Xiumin hanya bisa terdiam melihat sikap Sehun yang semakin aneh padanya. “Apa arti dari sikap aneh mu ini? Apakah kau sedang mengerjaiku sekarang huh?” Sehun hanya tersenyum mendengar pertanyaan Xiumin. “Apakah kau tidak mengerti maksud debaran jantungku tadi?” Xiumin menggelengkan kepalanya tanda tidak tahu. Sehun mencubit kedua pipi Xiumin. “Dasar bodoh! Aku menyukaimu anak kucing. Aku menyukaimu.”

Xiumin hanya mengerjapkan kedua matanya yang membuatnya tampak begitu lucu dimata Sehun. “Yakk jangan memasang wajah seperti itu. Kau mau aku mencubit pipimu lagi?” Xiumin langsung meletakkan kedua tangan dipipinya dengan tetap mengerjapkan matanya. “Apakah tadi kau bilang, kau menyukaiku? Aku tidak salah dengar kan? Bisakah kau mengulanginya lagi. Sepertinya aku tadi tidak mendengarkan perkataanmu dengan baik.”

“Yakkk…aku tadi sudah mengatakan dua kali dan kau tidak mendengarnya dengan baik. Dasar kau memang bodoh anak kucing.” Sehun mengacak-ngacak rambut Xiumin. “Aku menyukaimu bodoh. Aku menyukai anak kucing yang begitu bodoh seperti mu.” Sehun kembali mendekap Xiumin. Dalam dekapan Sehun, Xiumin tersenyum manis mendengar perkataan Sehun. “Aku juga menyukaimu bodoh. Aku begitu bodoh bisa menyukai orang bodoh yang setiap hari menggangguku.” Xiumin membalas pelukan Sehun dan mempererat pelukannya. Sehun hanya terkekeh mendengar ucapan Xiumin.  

“Sekarang anak kucing ini sudah resmi menjadi pemilik tuan Oh Sehun.” Xiumin langsung mendorong Sehun dari pelukannya. “Memang kau kira aku benar-benar anak kucing huh?” Xiumin memasang wajah cemberutnya yang membuat wajahnya bertambah lucu. “Mengapa kau dan teman-temanmu suka sekali memanggilku anak kucing?” Sehun memeluk Xiumin dari belakang dan mencium pipi kanannya. “Jangan salahkan aku dan teman-teman ku memanggil mu anak kucing karena kau sendiri yang telah membuat ku dan teman-temanku memanggilmu seperti itu. Wajahmu yang begitu lucu dan menggemaskan seperti anak kucing lah yang membuat ku dan teman-temanku memanggilmu anak kucing. Dan hanya aku saja yang menjadi pemilik anak kucing ini.” Sehun kembali mencium pipi kanan Xiumin.

Xiumin hanya tersenyum mendengar jawaban Sehun. “Aku berharap Tuan Oh Sehun ku ini tidak terus menerus menggangguku setiap hari. Aku sudah lelah dengan perlakuan mu yang menggangguku setiap hari.” Sehun terkekeh mendengar perkataan Xiumin. “Saranghae Oh Sehun.” Sehun semakin mempererat pelukannya. “Nado saranghae Xiumin-ah.”

-END-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar