Jumat, 29 Januari 2016

ff Kris - Luhan - Xiumin EXO chapter 2 (Photography)

Photography
.
.
Kris – Xiumin – Luhan
.
.
Another member of EXO
.
.
Romance!
BL x BL
.
.
Happy reading~
.
.
Istirahat, lapangan basket yang tadinya sangat tenang kini berubah begitu ramai. Dipenuhi dengan suara perempuan yang menjerit menyebutkan nama orang-orang yang sedang bermain basket sekarang. Kris yang melihat kehebohan tersebut dari pinggir lapangan hanya memasang wajah coolnya.

"Kau tidak mau main kris?" tanya Minseok yang berdiri disampingnya.

"Tidak." Jawabnya singkat.

"Kenapa?" Minseok menoleh melihat Kris.

Kris menghembuskan napasnya dan melihat Minseok. "Aku tidak mau kau sendirian disini." Dia mengedarkan kembali pandangannya melihat permainan basket.

"Bukankah aku sudah biasa menunggu mu bila kau sedang bermain basket."

Kris tidak menjawab. Matanya tiba-tiba menajam melihat seseorang yang berdiri diseberang lapangan sambil membawa kamera yang menggantung di lehernya. "Itu yang salah Minseok. Aku tidak akan membuat mu menunggu ku bermain basket lagi." Kris mengalihkan pandangannya melihat Minseok. "Ayo kita pergi dari sini." Kris langsung menggandeng tangan Minseok dan sedikit menariknya.

Apakah dia yang dimaksud teman-teman ku menyukai Minseok?

Kris terus berjalan tak tentu arah sambil tetap menggandeng tangan Minseok lebih erat. Pikirannya terus berputar tentang orang yang dia lihat tadi. Pria yang sama seperti kemarin. Memotret Minseok disaat Kris sedang bermain basket. Dia tidak akan lagi bisa melakukan hal itu lagi pada kekasih ku.

"Kris kita mau kemana? Mengapa berjalan mu cepat sekali?"

Kris menghentikan langkahnya. napasnya terengah. Memikirkan pria yang menyukai kekasihnya ini membuat pikirannya sedikit kacau. Minseok memandang Kris dengan wajah bertanya. Dia mengusap pipi Kris untuk memastikan keadaanya baik-baik saja.

"Kau tidak apa-apa Kris? Kau kenapa huh?"

Kris memandang Minseok lama. Tangannya menggengam tangan Minseok lembut dan tersenyum. "Aku hanya berpikir, bagaimana kalau ada orang yang mau merebut mu dari ku." Minseok tertawa dan memukul tubuh Kris pelan.

"Itu tidak akan terjadi Kris."

"Mengapa kau berpikir seperti itu?"

"Apakah selama ini ada seseorang yang mendekati ku? mereka semua bahkan hanya menganggap ku teman sekedarnya Kris. Aku hanya dekat dengan mu dan juga teman-teman mu saja kan. Tidak ada orang lain lagi."

Kris hanya tersenyum nyengir/? "Terima kasih Minseok."

"Untuk apa?"

"Semuanya. Semuanya yang sudah kau berikan pada ku."

"Heii seharusnya aku yang berterima kasih kepada mu."

Dari kejauhan, seseorang terus memotret kemesraan Kris dan Minseok. Dia terus membidikan kameranya pada mereka berdua seperti layaknya mereka adalah model baginya. "Apa yang kau lakukan disini?" seseorang menepuk pundaknya. Dia menghentikan aksi memotretnya. Dia menghembuskan napasnya pelan lalu tersenyum miring.

"Mereka. Apakah kalian tidak penasaran dengan hubungan mereka berdua?"

"Mengapa kita harus penasaran?"

"Kris, bukankah dia seseorang yang sangat sulit sekali di dekati. Dia orangnya begitu kasar, pemarah dan juga dingin pada semua orang. Tapi hanya dengan orang itu, Minseok, dia menjadi orang yang berbeda bila dengannya."

"Sudahlah Luhan, kau jangan mengganggu hubungan orang lain."

"Ayo kita pergi dari sini."

Chanyeol dan Jongdae menarik Luhan paksa untuk pergi dari tempatnya sekarang. "Kalian pergilah duluan. Aku masih belum selesai dengan urusan ku." Chanyeol dan Jongdae saling berpandangan. "Urusan apa maksud mu?" Chanyeol mengerutkan keningnya. "Jangan macam-macam dengan Kris, Luhan. Kris tidak akan segan-segan membunuh mu bila kau menggangunya, apalagi bila itu menyangkut dengan Minseok." Luhan menjetikkan jarinya dan tersenyum lebar.

"Itu dia. Aku akan merebut Minseok dari Kris."

"APA?!" sahut Chanyeol dan Jongdae secara bersamaan.

"Kau gila? Kau ingin mati muda huh?" Jongdae memukul kepala Luhan keras.

"Bila kau ingin mempunyai kekasih bilang pada ku. Aku akan mencarikannya untuk mu, tapi tidak dengan Minseok." Chanyeol menatap Luhan tajam.

"Kalian berdua kenapa huh? Aku hanya penasaran dengan hubungan mereka berdua. Itu saja."
Luhan kembali memfokuskan kameranya pada Kris dan Minseok. Tidak ada? mereka berdua kemana? Luhan melihat kedua sahabatnya dengan wajah kesal. "Ini semua karena kalian. Mereka berdua telah pergi." dan Luhan akhirnya pergi meninggalkan Chanyeol dan Jongdae begitu saja.

"Dia sudah gila Jongdae. Aku tidak akan mau membantunya bila Kris benar-benar menghajar dia."

"Aku juga tidak akan membantunya."
.
.
.
Sepulang sekolah, Minseok mendapatkan jadwal membersihkan kelasnya. Dia pergi ke kelas Kris untuk memberitahunya agar dia pulang terlebih dahulu tanpa menunggunya. Kris yang tidak terima langsung membantu Minseok membersihkan kelasnya.

"Pulanglah duluan. Aku bisa melakukannya sendirian."

"Tidak. Aku akan membantu mu."

Minseok menghampiri Kris yang sedang mengelap jendela. Dia sedikit tertawa melihat Kris sekarang. "Dirumah kau tidak pernah melakukan hal seperti ini, tapi disini kau melakukannya." Kris melirik Minseok sebentar lalu menghentikan kegiatannya. "Alasan ku hanya kau Minseok. Bila tidak ada, aku tidak akan mau melakukannya." Seseorang tiba-tiba masuk ke dalam kelas Minseok.

"Kris, Suho mencari mu."

"Ada apa dia mencari ku?"

"Aku tidak tahu."

Kris menoleh kearah Minseok. "Pergilah. Aku tidak apa-apa."

"Baiklah. Aku pergi dulu."

Kris mengacak rambut Minseok asal lalu dia pergi meninggalkan Minseok yang sekarang sendirian di kelas. Ketika Minseok akan kembali melanjutkan membersihkan kelasnya, Luhan tiba-tiba masuk ke dalam kelas Minseok.

"Apa butuh bantuan?"

Minseok menoleh. Dia terdiam sebentar dan memasang wajah polosnya. "Tidak perlu. Sebentar lagi selesai." Luhan berjalan masuk. Minseok yang sudah kembali melanjutkan kegiatan bersih-bersihnya tidak memperdulikan Luhan sama sekali.

"Ngomong-ngomong, nama ku Luhan. Xi Luhan. Aku dari kelas sebelah."

Minseok terus membersihkan kelasnya tanpa menghiraukan ucapan Luhan. Suasana yang terlihat canggung bagi Luhan. "Kau yakin tidak butuh bantuan?" Luhan berjalan mendekati Minseok. Minseok menegakkan badannya dan melihat kearah Luhan. Dia menggeleng. "Tidak perlu. Ini sudah selesai." Minseok meletakkan sapu di pojokan kelasnya lalu berjalan mengambil tasnya dan bersiap untuk pulang. Ketika dia akan berjalan keluar kelas, dia melihat Luhan sebentar.

"Terima kasih sudah menemani ku Luhan. Aku pergi dulu."

"Heii tunggu sebentar."

"Ada apa?"

"Nama mu siapa?"

Minseok tersenyum. "Kim Minseok."

Dan minseok telah menghilang pergi. luhan masih dalam mode diamnya membayangkan wajah minseok yang tersenyum padanya. dia hanya tersenyum-senyum tak jelas dan menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Kim Minseok, aku akan memiliki mu."
.
.
.
Malam harinya, Kris mengerjakan tugas sekolahnya di kamar Minseok. Kamar Minseok yang selalu rapi membuat Kris tersenyum malu melihatnya. Kamar Kris yang terlihat berantakan selalu membuat Minseok enggan untuk masuk ke kamarnya. Minseok memukul kepala Kris dengan pensil yang dia pegang.

"Mengapa memukul ku?"

"Konsentrasi Kris. Kau belajar atau hanya melihat kamar ku saja?"

Kris tertawa pelan lalu kembali melanjutkan menulis salinan tugas Minseok. Oh tidak, ternyata Kris ke kamar Minseok bukan mengerjakan tugasnya melainkan menyalin tugas Minseok yang ternyata memang tugas mereka sama.

"Kris…"

"Eemm.."

"Tadi ada anak kelas sebelah yang menemani ku membersihkan kelas."

Kris menghentikan kegiatan menulisnya. Matanya langsung mengarah ke Minseok. "Siapa?"

"Namanya Xi Luhan."

"Luhan?"

Minseok mengangguk. Dia memandang Kris. "Apa kau mengenalnya? Baru pertama kali ada seseorang yang mau menemani ku seperti tadi."

"Besok aku akan mencarinya."

"Kau jangan macam-macam dengannya Kris. Dia tidak bermaksud jahat kepada ku."

Kris mengacak rambut Minseok gemas. "Tidak Minseok. Aku hanya mau mengenalnya saja."

"Baguslah kalau begitu."

Minseok tersenyum dan kembali mengerjakan tugasnya. Kris terus memandang Minseok sambil tersenyum. Luhan, akan ku pastikan kau pergi menjauh dari Minseok. Setelah mereka berdua selesai mengerjakan tugas mereka, Kris langsung membaringkan tubuhnya di ranjang Minseok.

"Aahh nyamannya." Dia merenggangkan tubuhnya.

"Kris, aku lapar. Aku mau pergi ke supermarket di sebrang jalan."

"Astaga Minseok, makan malam tadi tidak cukup untuk mu?"

"Tenaga ku terkuras habis karena mengerjakan tugas dari Guru Na. Kau enak hanya menyalin tugas ku, makanya tenaga mu masih ada."

Minseok melipat tangannya ke dada dan memasang wajah cemberut. Kris hanya tertawa melihatnya.
"Aku pergi dulu."

Minseok mengambil hoodienya dari dalam lemari dan memakainya. "Minseok kemarilah." Minseok duduk di pinggir ranjang. "Apa?" Kris merangkak duduk di samping Minseok lalu memakaikan topi hoodie yang Minseok pakai.

"Hati-hatilah di jalan anak kucing. Jangan membuat ku menunggu mu terlalu lama."

"Aaisshh kau kira aku masih anak-anak?"

Kris tersenyum lebar. "Aku tidak menyangka kalau kau sudah besar dan pendek."

"Kris!" Minseok memukul Kris pelan. "Aku pergi!" Minseok berjalan dengan wajah cemberutnya.
.
.
.
Minseok terus berputar memilih makanan ringan yang akan dia beli. Dia terus mengambil beberapa makanan dan minuman ringan. Isi keranjang belanjaan yang sudah tak muat lagi membuat Minseok terkejut. Dia tak menyangka kalau dia mengambil makanan ringan begitu banyak.

"Apa kau akan menghabiskan itu semua?"

Minseok langsung melihat orang yang sekarang ada di depannya. "Kau…" Minseok menunjuk orang itu. "Luhan?" Minseok menyebut nama orang yang di hadapannya dengan ragu.

"Kau masih ingat dengan ku, Minseok?"

"Tentu saja. Bukankah baru tadi siang kita berkenalan."

Luhan mengambil salah satu makanan ringan dari keranjang Minseok. "Kau yakin akan menghabiskan ini semua?"

Minseok menghembuskan napasnya dan menggeleng pelan. "Aku tiak yakin. Aku tidak sadar kalau aku mengambil terlalu banyak makanan di keranjang ku."

Luhan tertawa. "Aku bisa membantu mu memakan ini semua."

Minseok memandang Luhan ragu. "Terima kasih Luhan. Kau baik sekali, tapi aku akan mengembalikan setengah makanan ini ke raknya."

"Aku akan membayar semuanya."

Luhan langsung meraih keranjang belanjaan Minseok dan berjalan menuju kasir. Minseok hanya berkedip bingung dengan sikap Luhan. Dia berjalan kearah Luhan ketika Luhan memanggil namanya.

"Mengapa kau membayar makanan ku? bahkan ada dua kantong yang kau bawa."

"Sebagai pesta perkenalan kita. Aku akan menunjukan pada mu tempat yang akan membuat mu terpana. Kita akan menghabiskan makanan ini disana."

"Dimana?"

"Sudahlah ikut saja dengan ku."

Minseok menghentikan langkahnya. Luhan hanya tersenyum memandang Minseok yang masih ragu tentang ajakannya itu. "Tidak apa-apa bila kau tidak mau pergi. Lain kali aku bisa menunjukkan tempat itu pada mu."

"Terima kasih Luhan. Maaf aku tidak bisa ikut dengan mu. Seseorang sedang menunggu ku di rumah, aku tidak mau membuatnya khawatir."

Minseok mengambil kantong makanan dari tangan Luhan. "Terima kasih sudah membayar semua makanan ku. Besok di sekolah aku akan menggantinya. Aku pergi dulu."

Minseok berbalik dan berjalan pergi meninggalkan Luhan yang masih berdiri mematung di tempatnya. "Sepertinya agak sulit untuk mendekatinya."

Sampainya di rumah, Minseok melihat Kris yang kini duduk di depan tv sambil mengganti channel tv yang sama sekali tidak menarik baginya. Minseok mendudukan dirinya di smaping Kris. "Woow kau membeli makanan sebanyak itu." Kris melirik ke kantong makanan yang Minsoek bawa.

"Ini untuk mu." Minseok menyerahkan semua kantong makanannya pada Kris lalu berjalan naik menuju kamarnya. "Heii mengapa ini untuk ku? semuanya?" Minseok mengangguk. "Untuk mu semua." Kris masih memasang wajah bodohnya melihat dua kantong makanan yang ada di pangkuannya sekarang.

Minseok membaringkan tubuhnya di ranjang. Masih memikirkan kejadian tadi ketika bertemu dengan Luhan di supermarket. "Apa dia akan baik-baik saja bila dia seperti itu pada ku?" Minseok memeluk salah satu bonekanya. "Aku hanya tidak mau kejadian yang dulu terulang kembali." Minseok menghembuskan napasnya. Dia menutup matanya dan mulai menidurkan dirinya.


Tbc…

7 komentar:

  1. ooh jinjyaa daebak eonn! ahh mengobati rasa rindu ku akan moment xiuhan x xiuriss gomawoo~ tapi beyoman cukuppp... mauu lagi >\\< lanjutin lagii yaaa jebaal :3

    btw luhan pho banget,, kan si minseoknya jadi ragu sama si kriss ekek~ ayoo konflik coming^^ suka xiuhan sm xiuris!! hwaiting lanjutkan eonn..hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahah selang updatenya padahal lama bgt tapi ada aja yg nemu wkwk /terhura lagi/ klo gini pan jd semangat ada yg baca ini ff meskipun cuman kamu aja yg baca :) but I'm fine im happy hahah chapter 3 udah ada kok. .klo senggang nanti aku bakalan publishe lanjutannya :')

      Hapus
    2. masa iyaaa cuma akuu doaang aku yaki banyak kokk >< emg lama banget eonn buat aku penasarann tp dulu belom punya blog jd gabisa komen berhubung aku skrg ikutan nge-fanfic jd bisa komen ff keren ini :D
      jinjya?? assik ditunggu pokoknya aku sebelum tidur bakal mantengin blog eonn! #happyxiuhan wkwk

      Hapus
    3. Yahh gag tau sihh. .iyaa pasti ada yg baca selain kamu tapi cuman kamu aja yg ninggalin jejak kamu di sini xD jd sebelum tidur kamu baca ff dulu hahah happyxiuhan too :*

      Hapus
    4. iyaa aku kan /nosilentrider eonn hehe :D jd biar Author ff nya semangat juga^^ temenan di blog yaa eonn hehe updatenya biar tau...

      Hapus
    5. Hahahah seneng klo ada readers yg ninggalin reviewnya :) apalagi klo review paniang2 pasti suka bacanya hahah emang caranya temenan di blog gmn? ._. LOL~ add lewat di Google+ kali yaa

      Hapus
  2. iyaa di google+ jd aku pantau eonn kalo post wkwk! terutama ff ini wajib dilanjutkaaann>< hwaiting sangaat! ^\\\^

    BalasHapus