Photography
.
.
Kris – Xiumin – Luhan
.
.
Another member of EXO
.
.
Romance!
BL x BL
.
.
Happy reading~
.
.
Istirahat,
lapangan basket yang tadinya sangat tenang kini berubah begitu ramai.
Dipenuhi dengan suara perempuan yang menjerit menyebutkan nama
orang-orang yang sedang bermain basket sekarang. Kris yang melihat
kehebohan tersebut dari pinggir lapangan hanya memasang wajah coolnya.
"Kau tidak mau main kris?" tanya Minseok yang berdiri disampingnya.
"Tidak." Jawabnya singkat.
"Kenapa?" Minseok menoleh melihat Kris.
Kris
menghembuskan napasnya dan melihat Minseok. "Aku tidak mau kau
sendirian disini." Dia mengedarkan kembali pandangannya melihat
permainan basket.
"Bukankah aku sudah biasa menunggu mu bila kau sedang bermain basket."
Kris
tidak menjawab. Matanya tiba-tiba menajam melihat seseorang yang
berdiri diseberang lapangan sambil membawa kamera yang menggantung di
lehernya. "Itu yang salah Minseok. Aku tidak akan membuat mu menunggu ku
bermain basket lagi." Kris mengalihkan pandangannya melihat Minseok.
"Ayo kita pergi dari sini." Kris langsung menggandeng tangan Minseok dan
sedikit menariknya.
Apakah dia yang dimaksud teman-teman ku menyukai Minseok?
Kris
terus berjalan tak tentu arah sambil tetap menggandeng tangan Minseok
lebih erat. Pikirannya terus berputar tentang orang yang dia lihat tadi.
Pria yang sama seperti kemarin. Memotret Minseok disaat Kris sedang
bermain basket. Dia tidak akan lagi bisa melakukan hal itu lagi pada kekasih ku.
"Kris kita mau kemana? Mengapa berjalan mu cepat sekali?"
Kris
menghentikan langkahnya. napasnya terengah. Memikirkan pria yang
menyukai kekasihnya ini membuat pikirannya sedikit kacau. Minseok
memandang Kris dengan wajah bertanya. Dia mengusap pipi Kris untuk
memastikan keadaanya baik-baik saja.
"Kau tidak apa-apa Kris? Kau kenapa huh?"
Kris
memandang Minseok lama. Tangannya menggengam tangan Minseok lembut dan
tersenyum. "Aku hanya berpikir, bagaimana kalau ada orang yang mau
merebut mu dari ku." Minseok tertawa dan memukul tubuh Kris pelan.
"Itu tidak akan terjadi Kris."
"Mengapa kau berpikir seperti itu?"
"Apakah
selama ini ada seseorang yang mendekati ku? mereka semua bahkan hanya
menganggap ku teman sekedarnya Kris. Aku hanya dekat dengan mu dan juga
teman-teman mu saja kan. Tidak ada orang lain lagi."
Kris hanya tersenyum nyengir/? "Terima kasih Minseok."
"Untuk apa?"
"Semuanya. Semuanya yang sudah kau berikan pada ku."
"Heii seharusnya aku yang berterima kasih kepada mu."
Dari
kejauhan, seseorang terus memotret kemesraan Kris dan Minseok. Dia
terus membidikan kameranya pada mereka berdua seperti layaknya mereka
adalah model baginya. "Apa yang kau lakukan disini?" seseorang menepuk
pundaknya. Dia menghentikan aksi memotretnya. Dia menghembuskan napasnya
pelan lalu tersenyum miring.
"Mereka. Apakah kalian tidak penasaran dengan hubungan mereka berdua?"
"Mengapa kita harus penasaran?"
"Kris,
bukankah dia seseorang yang sangat sulit sekali di dekati. Dia orangnya
begitu kasar, pemarah dan juga dingin pada semua orang. Tapi hanya
dengan orang itu, Minseok, dia menjadi orang yang berbeda bila
dengannya."
"Sudahlah Luhan, kau jangan mengganggu hubungan orang lain."
"Ayo kita pergi dari sini."
Chanyeol
dan Jongdae menarik Luhan paksa untuk pergi dari tempatnya sekarang.
"Kalian pergilah duluan. Aku masih belum selesai dengan urusan ku."
Chanyeol dan Jongdae saling berpandangan. "Urusan apa maksud mu?"
Chanyeol mengerutkan keningnya. "Jangan macam-macam dengan Kris, Luhan.
Kris tidak akan segan-segan membunuh mu bila kau menggangunya, apalagi
bila itu menyangkut dengan Minseok." Luhan menjetikkan jarinya dan
tersenyum lebar.
"Itu dia. Aku akan merebut Minseok dari Kris."
"APA?!" sahut Chanyeol dan Jongdae secara bersamaan.
"Kau gila? Kau ingin mati muda huh?" Jongdae memukul kepala Luhan keras.
"Bila
kau ingin mempunyai kekasih bilang pada ku. Aku akan mencarikannya
untuk mu, tapi tidak dengan Minseok." Chanyeol menatap Luhan tajam.
"Kalian berdua kenapa huh? Aku hanya penasaran dengan hubungan mereka berdua. Itu saja."
Luhan kembali memfokuskan kameranya pada Kris dan Minseok. Tidak ada? mereka berdua kemana?
Luhan melihat kedua sahabatnya dengan wajah kesal. "Ini semua karena
kalian. Mereka berdua telah pergi." dan Luhan akhirnya pergi
meninggalkan Chanyeol dan Jongdae begitu saja.
"Dia sudah gila Jongdae. Aku tidak akan mau membantunya bila Kris benar-benar menghajar dia."
"Aku juga tidak akan membantunya."
.
.
.
Sepulang
sekolah, Minseok mendapatkan jadwal membersihkan kelasnya. Dia pergi ke
kelas Kris untuk memberitahunya agar dia pulang terlebih dahulu tanpa
menunggunya. Kris yang tidak terima langsung membantu Minseok
membersihkan kelasnya.
"Pulanglah duluan. Aku bisa melakukannya sendirian."
"Tidak. Aku akan membantu mu."
Minseok
menghampiri Kris yang sedang mengelap jendela. Dia sedikit tertawa
melihat Kris sekarang. "Dirumah kau tidak pernah melakukan hal seperti
ini, tapi disini kau melakukannya." Kris melirik Minseok sebentar lalu
menghentikan kegiatannya. "Alasan ku hanya kau Minseok. Bila tidak ada,
aku tidak akan mau melakukannya." Seseorang tiba-tiba masuk ke dalam
kelas Minseok.
"Kris, Suho mencari mu."
"Ada apa dia mencari ku?"
"Aku tidak tahu."
Kris menoleh kearah Minseok. "Pergilah. Aku tidak apa-apa."
"Baiklah. Aku pergi dulu."
Kris
mengacak rambut Minseok asal lalu dia pergi meninggalkan Minseok yang
sekarang sendirian di kelas. Ketika Minseok akan kembali melanjutkan
membersihkan kelasnya, Luhan tiba-tiba masuk ke dalam kelas Minseok.
"Apa butuh bantuan?"
Minseok
menoleh. Dia terdiam sebentar dan memasang wajah polosnya. "Tidak
perlu. Sebentar lagi selesai." Luhan berjalan masuk. Minseok yang sudah
kembali melanjutkan kegiatan bersih-bersihnya tidak memperdulikan Luhan
sama sekali.
"Ngomong-ngomong, nama ku Luhan. Xi Luhan. Aku dari kelas sebelah."
Minseok
terus membersihkan kelasnya tanpa menghiraukan ucapan Luhan. Suasana
yang terlihat canggung bagi Luhan. "Kau yakin tidak butuh bantuan?"
Luhan berjalan mendekati Minseok. Minseok menegakkan badannya dan
melihat kearah Luhan. Dia menggeleng. "Tidak perlu. Ini sudah selesai."
Minseok meletakkan sapu di pojokan kelasnya lalu berjalan mengambil
tasnya dan bersiap untuk pulang. Ketika dia akan berjalan keluar kelas,
dia melihat Luhan sebentar.
"Terima kasih sudah menemani ku Luhan. Aku pergi dulu."
"Heii tunggu sebentar."
"Ada apa?"
"Nama mu siapa?"
Minseok tersenyum. "Kim Minseok."
Dan
minseok telah menghilang pergi. luhan masih dalam mode diamnya
membayangkan wajah minseok yang tersenyum padanya. dia hanya
tersenyum-senyum tak jelas dan menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Kim
Minseok, aku akan memiliki mu."
.
.
.
Malam
harinya, Kris mengerjakan tugas sekolahnya di kamar Minseok. Kamar
Minseok yang selalu rapi membuat Kris tersenyum malu melihatnya. Kamar
Kris yang terlihat berantakan selalu membuat Minseok enggan untuk masuk
ke kamarnya. Minseok memukul kepala Kris dengan pensil yang dia pegang.
"Mengapa memukul ku?"
"Konsentrasi Kris. Kau belajar atau hanya melihat kamar ku saja?"
Kris
tertawa pelan lalu kembali melanjutkan menulis salinan tugas Minseok.
Oh tidak, ternyata Kris ke kamar Minseok bukan mengerjakan tugasnya
melainkan menyalin tugas Minseok yang ternyata memang tugas mereka sama.
"Kris…"
"Eemm.."
"Tadi ada anak kelas sebelah yang menemani ku membersihkan kelas."
Kris menghentikan kegiatan menulisnya. Matanya langsung mengarah ke Minseok. "Siapa?"
"Namanya Xi Luhan."
"Luhan?"
Minseok
mengangguk. Dia memandang Kris. "Apa kau mengenalnya? Baru pertama kali
ada seseorang yang mau menemani ku seperti tadi."
"Besok aku akan mencarinya."
"Kau jangan macam-macam dengannya Kris. Dia tidak bermaksud jahat kepada ku."
Kris mengacak rambut Minseok gemas. "Tidak Minseok. Aku hanya mau mengenalnya saja."
"Baguslah kalau begitu."
Minseok tersenyum dan kembali mengerjakan tugasnya. Kris terus memandang Minseok sambil tersenyum. Luhan, akan ku pastikan kau pergi menjauh dari Minseok. Setelah
mereka berdua selesai mengerjakan tugas mereka, Kris langsung
membaringkan tubuhnya di ranjang Minseok.
"Aahh nyamannya." Dia
merenggangkan tubuhnya.
"Kris, aku lapar. Aku mau pergi ke supermarket di sebrang jalan."
"Astaga Minseok, makan malam tadi tidak cukup untuk mu?"
"Tenaga ku terkuras habis karena mengerjakan tugas dari Guru Na. Kau enak hanya menyalin tugas ku, makanya tenaga mu masih ada."
Minseok melipat tangannya ke dada dan memasang wajah cemberut. Kris hanya tertawa melihatnya.
"Aku pergi dulu."
Minseok
mengambil hoodienya dari dalam lemari dan memakainya. "Minseok
kemarilah." Minseok duduk di pinggir ranjang. "Apa?" Kris merangkak
duduk di samping Minseok lalu memakaikan topi hoodie yang Minseok pakai.
"Hati-hatilah di jalan anak kucing. Jangan membuat ku menunggu mu terlalu lama."
"Aaisshh kau kira aku masih anak-anak?"
Kris tersenyum lebar. "Aku tidak menyangka kalau kau sudah besar dan pendek."
"Kris!" Minseok memukul Kris pelan. "Aku pergi!" Minseok berjalan dengan wajah cemberutnya.
.
.
.
Minseok
terus berputar memilih makanan ringan yang akan dia beli. Dia terus
mengambil beberapa makanan dan minuman ringan. Isi keranjang belanjaan
yang sudah tak muat lagi membuat Minseok terkejut. Dia tak menyangka
kalau dia mengambil makanan ringan begitu banyak.
"Apa kau akan menghabiskan itu semua?"
Minseok
langsung melihat orang yang sekarang ada di depannya. "Kau…" Minseok
menunjuk orang itu. "Luhan?" Minseok menyebut nama orang yang di
hadapannya dengan ragu.
"Kau masih ingat dengan ku, Minseok?"
"Tentu saja. Bukankah baru tadi siang kita berkenalan."
Luhan mengambil salah satu makanan ringan dari keranjang Minseok. "Kau yakin akan menghabiskan ini semua?"
Minseok
menghembuskan napasnya dan menggeleng pelan. "Aku tiak yakin. Aku tidak
sadar kalau aku mengambil terlalu banyak makanan di keranjang ku."
Luhan tertawa. "Aku bisa membantu mu memakan ini semua."
Minseok memandang Luhan ragu. "Terima kasih Luhan. Kau baik sekali, tapi aku akan mengembalikan setengah makanan ini ke raknya."
"Aku akan membayar semuanya."
Luhan
langsung meraih keranjang belanjaan Minseok dan berjalan menuju kasir.
Minseok hanya berkedip bingung dengan sikap Luhan. Dia berjalan kearah
Luhan ketika Luhan memanggil namanya.
"Mengapa kau membayar makanan ku? bahkan ada dua kantong yang kau bawa."
"Sebagai
pesta perkenalan kita. Aku akan menunjukan pada mu tempat yang akan
membuat mu terpana. Kita akan menghabiskan makanan ini disana."
"Dimana?"
"Sudahlah ikut saja dengan ku."
Minseok
menghentikan langkahnya. Luhan hanya tersenyum memandang Minseok yang
masih ragu tentang ajakannya itu. "Tidak apa-apa bila kau tidak mau
pergi. Lain kali aku bisa menunjukkan tempat itu pada mu."
"Terima
kasih Luhan. Maaf aku tidak bisa ikut dengan mu. Seseorang sedang
menunggu ku di rumah, aku tidak mau membuatnya khawatir."
Minseok
mengambil kantong makanan dari tangan Luhan. "Terima kasih sudah
membayar semua makanan ku. Besok di sekolah aku akan menggantinya. Aku
pergi dulu."
Minseok berbalik dan berjalan pergi meninggalkan
Luhan yang masih berdiri mematung di tempatnya. "Sepertinya agak sulit
untuk mendekatinya."
Sampainya di rumah, Minseok melihat Kris yang
kini duduk di depan tv sambil mengganti channel tv yang sama sekali
tidak menarik baginya. Minseok mendudukan dirinya di smaping Kris. "Woow
kau membeli makanan sebanyak itu." Kris melirik ke kantong makanan yang
Minsoek bawa.
"Ini untuk mu." Minseok menyerahkan semua kantong
makanannya pada Kris lalu berjalan naik menuju kamarnya. "Heii mengapa
ini untuk ku? semuanya?" Minseok mengangguk. "Untuk mu semua." Kris
masih memasang wajah bodohnya melihat dua kantong makanan yang ada di
pangkuannya sekarang.
Minseok membaringkan tubuhnya di ranjang.
Masih memikirkan kejadian tadi ketika bertemu dengan Luhan di
supermarket. "Apa dia akan baik-baik saja bila dia seperti itu pada ku?"
Minseok memeluk salah satu bonekanya. "Aku hanya tidak mau kejadian
yang dulu terulang kembali." Minseok menghembuskan napasnya. Dia menutup
matanya dan mulai menidurkan dirinya.
Tbc…
ooh jinjyaa daebak eonn! ahh mengobati rasa rindu ku akan moment xiuhan x xiuriss gomawoo~ tapi beyoman cukuppp... mauu lagi >\\< lanjutin lagii yaaa jebaal :3
BalasHapusbtw luhan pho banget,, kan si minseoknya jadi ragu sama si kriss ekek~ ayoo konflik coming^^ suka xiuhan sm xiuris!! hwaiting lanjutkan eonn..hehehe
Hahahah selang updatenya padahal lama bgt tapi ada aja yg nemu wkwk /terhura lagi/ klo gini pan jd semangat ada yg baca ini ff meskipun cuman kamu aja yg baca :) but I'm fine im happy hahah chapter 3 udah ada kok. .klo senggang nanti aku bakalan publishe lanjutannya :')
Hapusmasa iyaaa cuma akuu doaang aku yaki banyak kokk >< emg lama banget eonn buat aku penasarann tp dulu belom punya blog jd gabisa komen berhubung aku skrg ikutan nge-fanfic jd bisa komen ff keren ini :D
Hapusjinjya?? assik ditunggu pokoknya aku sebelum tidur bakal mantengin blog eonn! #happyxiuhan wkwk
Yahh gag tau sihh. .iyaa pasti ada yg baca selain kamu tapi cuman kamu aja yg ninggalin jejak kamu di sini xD jd sebelum tidur kamu baca ff dulu hahah happyxiuhan too :*
Hapusiyaa aku kan /nosilentrider eonn hehe :D jd biar Author ff nya semangat juga^^ temenan di blog yaa eonn hehe updatenya biar tau...
HapusHahahah seneng klo ada readers yg ninggalin reviewnya :) apalagi klo review paniang2 pasti suka bacanya hahah emang caranya temenan di blog gmn? ._. LOL~ add lewat di Google+ kali yaa
Hapusiyaa di google+ jd aku pantau eonn kalo post wkwk! terutama ff ini wajib dilanjutkaaann>< hwaiting sangaat! ^\\\^
BalasHapus