Sabtu, 25 Juli 2015

FF XiuKris (Xiumin-Kris)

I Want To Love You Again
.
.
XiuKris
Xiumin – Kris
.
.
Just Romance
.
.
Happy reading~

(All ‘aku’ is Xiumin POV)

Aku sudah tidak tahu lagi apa itu yang namanya cinta. Kekasih atau orang yang mencintai kita. Aku sudah tidak peduli lagi dengan hal-hal yang berbau seperti itu. Jangan tanyakan mengapa aku tidak peduli dengan hal percintaan. Aku muak dengan kata cinta.

Aku menutup album kenangan sekolah ku. Melihatnya hanya membuat ku kembali teringat tentang kisah tragis percintaan ku dengan kekasih ku. Benar, dulu aku memiliki seorang kekasih. Dia begitu tampan, sangat disukai banyak teman di sekolah ku sampai-sampai aku selalu menjadi pusat perhatian bagi mereka. Kekasih ku itu memang orang yang terkenal disekolah terutama dikalangan para perempuan. Aku selalu malas setiap kali menemaninya bermain basket, selalu jeritan nama kekasih ku mereka keluarkan begitu keras. Bahkan sampai ada yang membuat sebuah fansclub untuk kekasih ku.

Aku memijat kening ku untuk menghilangkan semua ingatan tentang kekasih ku ini. Sudah tiga tahun sejak aku dan dia memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami. Aku duluan yang memberikan putusan itu. Aku mulai muak dengan sikapnya yang sudah mulai berani bermain kasar dengan ku. Memukul ku sampai badan ku lebam dan menendang ku layaknya aku ini seekor binatang liar. Aku tidak tahu mengapa dia tiba-tiba berubah menjadi pria kasar. Tapi satu hal yang aku ketahui, dia dekat dengan seseorang. Mulai saat dia dekat dengan orang itu, sikap kasarnya mulai muncul. Entah hal apa yang orang itu lakukan pada kekasih ku sampai sikapnya berubah kasar denganku.

Aku ingat, saat itu aku sedang merayakan ulang tahun ku yang ke 20. Aku begitu senang melihatnya datang membawa sebuah hadiah yang aku inginkan. Sebuah anak anjing. Aku selalu memohon padanya untuk bisa memelihara seekor anak anjing. Pesta ulang tahun ku begitu meriah dan aku begitu hanyut dengan suasana senang dan tanpa aku sadari kekasih ku tiba-tiba merusak pesta ulang tahun ku. Dia memecahkan semua gelas yang ada meja dan dia menghancurkan kue ulang tahun ku dihadapan semua teman-teman yang ku undang. Aku tidak tahu mengapa dia tiba-tiba bersikap seperti itu. Hanya sebuah kata yang aku ingat.

“Kau brengsek Xiumin!”

Setelah mengatakan hal yang begitu menyakitkan ku, dia langsung pergi meninggalkan semua kekacauan yang dia perbuat. Aku hanya bisa berdiam diri sambil memegang gelas minuman ku erat.

Sudahlah, lebih baik aku tidak mengingat dia lagi. Aku begitu membencinya. Dia adalah pria yang sudah membuat ku menutup hati ku sekarang. Aku sudah tidak peduli lagi.

“Xiumin hyung.” Aku menoleh kebelakang dan mendapati sepupu ku, Yixing, memanggilku. Dia melambaikan tangannya menyuruhku menghampirinya. Aku meletakan album kenangan sekolah ku dan mulai berjalan menghampirinya.

“Ada apa Yixing?”

“Hyung, bolehkah temanku menginap beberapa hari disini?”

“Teman mu? dia dari China juga?”

“Iya hyung. Bolehkah?”

“Baiklah tapi jangan lama-lama. Kau tahu sendiri ibu ku akan sangat marah bila tahu kalau aku membawa orang asing ke rumah.”

“Iya aku tahu hyung.”

“Baiklah kalau begitu. Oh iya aku mau ke supermarket sebentar. Berbelanja. Kau jagalah rumah.”

“Aku tidak bisa hyung. Sekarang aku mau keluar menjemput teman ku ini ke bandara.”

Aku menghela napas berat. “Baiklah kita pergi bersama kalau begitu.”

.
.
.
Setelah semua barang belanjaan sudah terbeli semua, aku langsung pergi dan menyetop sebuah taxi. Sampainya dirumah, aku melihat ada sebuah sepatu yang terlihat begitu asing bagiku ada di depan pintu rumah. “Pasti teman Yixing sudah datang.” Aku melepas sepatu ku dan masuk ke dalam rumah.

“Hyung kau sudah datang. Sini aku bawakan belanjaannya.”

Yixing langsung mengambil belanjaan yang aku bawa dan berjalan menuju dapur. “Teman mu mana? Aku tidak melihatnya.” Yixing terlihat sibuk menata bahan belanjaan yang aku beli. “Dia sedang ada di kamarnya hyung. Menata barang-barangnya.” Aku mengangguk pelan. Mengerti. “Aku ke kamar dulu kalau begitu. Bila kau perlu apa-apa panggil aku.” Yixing mengangguk dan kembali menata barang belanjaan di dalam kulkas.

Saat aku akan masuk ke kamar ku, seseorang keluar dari kamar yang ada di depan kamar ku. Dia langsung menyapa ku. “Haii kau pasti sepupu Yixing.” ‘Sepertinya aku pernah mendengar suara ini.’ Aku langsung berbalik dan melihat orang yang menyapa ku.

“Kau!/Kau!”

Secara bersamaa kami saling menunjuk kearah masing-masing dengan terkejut.

“Kau teman Yixing dari China itu?”

“Dan kau adalah sepupu Yixing?”

Jantung ku mulai berdebar melihat orang yang sekarang berdiri dihadapan ku ini. Dia, orang yang dulu pernah menjadi kekasihku ada di depan ku sekarang. Aku langsung berbalik, membuka pintu kamar ku dan menutupnya keras. “Aarrgghhh.” Aku menjerit keras di dalam kamar. “Mengapa aku bertemu dengannya lagi?” Aku mengacak rambut ku kasar dan langsung menghempaskan tubuh ku ke ranjang.

“Kau sepertinya terkejut sekali melihat ku lagi.”

Aku melihatnya sekarang ada di kamar ku. Sedang bersandar di tembok kamar ku dan melipat tangannya di dada. Dia sama sekali tidak berubah. Dia tetap sama seperti dulu. Seorang Kris yang begitu tampan. Beberapa detik aku melihatnya. Kagum akan dia yang masih saja tampan.

“Apakah kau tidak memiliki sopan sama sekali huh? Kau langsung masuk ke kamar ku tanpa mengetuk pintu dulu. Keluar dari kamar ku sekarang.”

Aku melempar bantal kearahnya. Lagi aku melempar bantal kearahnya. Kris hanya diam dan langsung berjalan kearah ku lalu duduk di samping ku. Menarik ku agar kami bisa berhadapan.

“Bisakah kau menyambut ku dengan baik sayang?”

“Jangan memanggil ku dengan sebutan itu bodoh.”

Dia tersenyum dan mengacak rambutku gemas. “Kau masih sama seperti dulu Xiumin. Pipi mu juga masih bulat seperti bakpao.” Dia mengelus pelan pipi ku. Sepertinya sekarang wajah ku berubah menjadi merah. Tidak. Jangan seperti ini lagi. Aku tidak mau merasakan hal ini lagi.

Aku menepis tangannya kasar. “Jangan menyentuh ku.” Aku menatapnya tajam. Ini begitu tiba-tiba bagiku. Aku bertemu lagi dengannya setelah tiga tahun lamanya seperti ini. Aku tidak sedang bermimpi bukan? Ini tidak mungkin Kris.

“Jangan menatap ku seperti itu Xiumin. Aku sudah bukan Kris yang dulu lagi.”

Wajah Kris menampilkan raut wajah yang terlihat sedih. Memang apa salahnya aku memasang wajah kesal padanya? Aku kan membencinya jadi wajar saja aku memasang wajah kesal ku. Aku menghela napas ku dalam. “Lebih baik sekarang kau keluar dari kamar ku.” dia berdiri dan langsung menarik daguku untuk melihatnya. Wajah kami begitu dekat sekarang. Kami saling menatap kedalam mata masing-masing. Tidak. Aku tidak mau melihatnya sedekat ini. Jantung ku kembali berdetak cepat.

“Senang bisa bertemu lagi dengan mu Xiumin.” Kris mencium keningku lembut lalu pergi meninggal ku yang masih terdiam sambil mengedipkan mata ku tak mengerti. Aku melihat arah pintu kamar ku. “Mati kau Kris!” aku melempar bantal ke pintu kamar ku dan entah sejak kapan tiba-tiba Yixing sudah ada di depan kamar ku dan terkena lemparan bantal ku.

“Hyung kau kenapa? Mengapa melempar bantal kearah ku?”

Aku langsung memasang senyum bodoh. ‘Ini semua karena si bodoh itu!’ Yixing mendudukan tubuhnya disamping ku. “Kris bilang dia sudah bertemu dengan mu. Dia bilang kau sangat baik padanya. Terima kasih hyung kau mau menerima Kris di rumah.” Yixing tersenyum dan menampilkan lekukan kecil di kedua pipinya. Dia terlihat begitu manis sekali tapi mengapa dia bisa mendapatkan teman seperti si bodoh itu. Aku hanya mengangguk dan terus tersenyum bodoh.

.
.
Malam harinya kami bertiga makan malam bersama. Aku memasang raut wajah malas ku. Bahkan sekarang aku mulai tak bernafsu untuk makan. Aku hanya memainkan makan ku dengan sendok saja. “Kau kenapa hyung? Apakah masakan ku tidak enak sehingga kau tidak mau makan?” ucapan Yixing langsung membangunkan ku dari acara berdiam diriku. “Tidak Yixing. Makanan mu sangat enak.” Aku melempar senyum manis pada Yixing. “Kalau enak, mengapa kau tidak memakannya, hanya memainkannya dengan sendok mu itu.” Ucapan Kris membuat ku langsung memasang wajah kesal lagi. “Aku hanya sedang tidak nafsu makan saja. Kalian lanjutkan saja makan malamnya. Aku kembali ke kamar ku.” Aku berdiri dari kursi ku dan mulai berjalan pergi meninggalkan ruang makan. “Setelah selesai makan aku akan mengantar makanan untuk mu hyung. Kau harus memakannya.” Aku hanya menghela napas ku kasar.

-Yixing POV-

Aku tidak mengerti mengapa Xiumin hyung terlihat begitu kesal tadi. Apa memang karena makanan ku tak enak? Aku menoleh kearah Kris yang masih mengunyah makanannya. Tapi bila tak enak mengapa Kris masih saja memakan makanan ku?

“Apakah masakan ku enak Kris hyung?”

“Enak sekali. Kenapa? Kau masih memikirkan sikap sepupu mu tadi?”

“Benar. Tidak biasanya Xiumin hyung seperti ini. Tadi juga saat aku masuk ke kamarnya tiba-tiba saja dia melempar bantal kearah ku.”

“Benarkah? Mungkin dia sedang mengalami haid.”

“Kris hyung, Xiumin hyung itu seorang pria tidak mungkin dia haid.”

Aku mendengar tawa Kris meledak. Mengapa dia bisa berkata seperti itu pada Xiumin hyung? “Sudahlah Yixing, pasti Xiumin sedang banyak pikiran jadi dia melampiaskan semuanya dengan melempar bantal itu.”

“Aku berharap juga begitu Kris.”

Setelah makanan ku habis aku mulai mengambil makanan lagi untuk Xiumin hyung. Kris menghampiri ku dan mengambil makanan yang akan aku antar untuk Xiumin hyung. “Biar aku saja yang mengantarnya. Aku mau sedikit berkenalan lebih jauh lagi dengan sepupu mu.” Aku mengerutkan dagu ku. “Baiklah. Semoga Xiumin hyung terhibur dengan kehadiran mu.” Kris tersenyum lebar dan mulai berjalan pergi ke kamar Xiumin hyung.

-Yixing POV end-

Aku mendengar pintu kamar ku diketuk. Aku beranjak dari ranjang ku dan berjalan malas untuk membuka pintu kamar ku. Aku terkejut Kris sekarang ada di depan kamar ku membawa sepiring makan malam untuk ku. “Dari Yixing. Kau harus menghabiskannya.” Dia menyerahkan makanan itu padaku. “Terima kasih.” Aku menutup pintu kamar ku tapi tangan Kris menahannya. “Aku harus memastikan bahwa kau menghabiskan makan malam mu ini.” Dia menghambur masuk dan melewatiku. “Bilang saja kalau kau ingin masuk.” Aku kemudian menutup pintu kamar ku.

Tatapan Kris membuat ku tak tenang memakan makan malam ku ini. Dia terus menatap ku tanpa beralih ke pandangan yang lain. Aku meletakkan sendok dan sedikit meminum air agar aku tak tersedak lalu menoleh kearahnya. “Bisakah kau tidak menatap ku seperti itu Kris? Kau membuat ku tak nyaman memakan makan malam ku ini.” Aku memutar bola mata ku malas. “Aku harus memastikanmu memakannya sampai habis.” Aku mendecak kesal dan kembali melihatnya. “Aku sudah selesai dengan makan malam ku. Kau lihat?” aku menunjuk piring yang ada dihadapan ku. Kris berdiri dan menghampiri ku. Dia tersenyum lebar dan mengelus rambutku. “Anak rajin” Aku menepis tangannya dari kepala ku. Aku tak senang dia melakukan ini padaku. Dikira aku anak kecil.

“Pergilah dari kamar ku sekarang.”

“Bagaimana bila aku tidak mau pergi?”

“Kau tidak mau pergi huh?” Aku mengambil  segelas air dan akan menyiram air ini kearah Kris tapi  dengan cepat dia menahannya. “Jangan lagi bertingkah seperti ini padaku Xiumin.” Kris mengambil gelas yang aku pegang dan menaruhnya. “Lepaskan aku.” Dia menatapku lama.

“Apa? Mengapa melihatku seperti itu?”

“Apakah kau masih marah kepadaku?”

“Tidak. Aku tidak marah kepadamu. Aku sudah melupakan semuanya.”

Kris melepaskan tangannya dari tanganku. Aku langsung berjalan menyenggol pundaknya. Dan mengapa aku meraskaan suasana ini begitu canggung untuk ku? Aku sudah lama tidak bertatapan lama dan sedekat ini dengan Kris. Debaran jantung ku juga selalu sama seperti dulu. Selalu berdebar cepat setiap kali Kris bersama ku. Tiba-tiba dia menarikku dan memeluk ku dari belakang. “Apa yang kau lakukan? Lepaskan aku.” Aku meronta dalam pelukannya. “Aku hanya ingin memelukmu sebentar saja.” Aku berhenti. Aku tidak mau. Aku tidak mau. Aku tidak mau.

“Mengapa kau bersikap seperti ini kepadaku? Apakah sebentar lagi kau akan memukul ku lagi seperti dulu?”

“Mengapa kau berpikir seperti itu?”

“Hanya perasaan ku saja.”

“Lalu apakah perasaanmu masih sama seperti dulu? Membenciku atau masih mencintaiku?”

Aku terdiam mendengar pertanyaannya. Mengapa dia tiba-tiba bertanya seperti ini? Ini membuat ku benar-benar tak nyaman. Kris membalikkan badan ku dan menangkupkan tangannya di pipi ku.

“Apakah kau percaya bahwa aku masih mencintai mu Xiumin?”

Aku menggeleng.

“Apakah bila aku meminta maaf kau akan memaafkan ku?”

“Bukankah dulu aku sudah memaafkanmu?”

“Benar tapi aku lihat kau masih benci padaku.”

“…”

“Aku minta maaf Xiumin. Sikap ku yang dulu terlalu kekanakan dan aku menyesal sudah bersikap kasar kepadamu. Setelah aku bertemu dengan Yixing, dia benar-benar sudah membuka hatiku yang kekanakan ini. Dia memberiku nasihat yang membuatku ingin kembali kepadamu.”

“Mengapa kau tidak berpacaran saja dengan Yixing?”

Kris melepaskan tangannya dari pipi ku dan beralih merangkul pinggangku dan sedikit menarik ku agar lebih dekat dengannya. Dia tersenyum.

“Bila bukan karenamu aku pasti sudah berpacaran dengan Yixing sekarang.”

“Jadi maksudmu aku lah penyebab kau tidak bisa berpacaran dengan Yixing?”

“Benar. Tepat sekali. Kau tahu apa alasannya?”

Aku kembali menggeleng. Kris benar-benar sudah membuatku terlihat bodoh seperti dulu. Mengapa aku selalu lemah setiap kali berhadapan dengannya?

“Karena aku masih mencintaimu Xiumin.”

Dan dalam sekejap Kris menempelkan bibirnya ke bibirku. Aku membulatkan mataku terkejut dengan apa yang dia lakukan. Dia mencium ku saat aku sedang lengah karena pikiran ku mulai penuh dengan dirinya. Kau benar-benar brengsek Kris!

Akhirnya dia melepaskan ciumannya dan kembali menangkupkan tangannya ke pipi ku. “Ini seperti saat aku menyatakan cinta padamu tiga tahun lalu. Aku mencium mu dan kau tidak ada reaksi sama sekali. Apa perlu aku mencium mu lagi agar kau mau membalas ciuman ku?”

“Kau benar-benar sudah merusak pikiran ku Kris. Selama tiga tahun ini aku sudah melupakan mu tapi hari ini kau membuatku kembali melihat masa lalu. Aku benar-benar membencimu.”

Dia tertawa pelan lalu menarik wajahku dan sedikit saja bibirnya akan menempel lagi dengan bibirku. “Aku mencintaimu Xiumin. Aku tahu kau masih memiliki perasaan terhadap ku kan?” Aku mendorongnya agar menjauh dari ku. Aku mengatur debaran jantungku yang terus saja berdebar cepat. “Lebih baik kau keluar dari kamarku. Yixing pasti akan mencari mu.” Aku mengambil nampan yang berisi piring dan gelas dari sisa makan malam ku dan menyerahkannya padanya.

“Ini ambil dan cepat keluar dari kamar ku.”

“Baiklah aku akan keluar tapi besok pagi aku akan kemari membangunkanmu.”

“Jangan bermimpi kau bisa membangunkan ku seperti dulu.”

“Kau masih ingat huh? Sepertinya besok aku akan melakukan hal itu. Memberimu morning kiss agar kau bangun.”

Aku meraih bantal dan melemparnya kearahnya. “Cepat pergi bodoh!”

Dia berlari cepat dan aku bisa mendengar disela-sela dia berlari, dia mengucapkan kata “Aku mencintaimu. Selamat malam.” Dia benar-benar bodoh. Aku membencinya.

.
.
.

Tak terasa ternyata Kris tinggal dirumah ku sudah sebulan. Apakah aku terlalu banyak berpikir tentangnya sampai aku tak sadar dia sudah tinggal dengan ku dan Yixing selama itu? Aku harus segera mengusirnya dari rumah sebelum ibu datang dan memarahi ku. Pagi ini aku akan mulai berbicara pada Yixing untuk mengusirnya keluar dari rumah.

“Hyung kau tega sekali mengusir Kris hyung keluar dari rumah.”

Yixing mulai menampakan wajah sedihnya. Dia mulai memelas tak jelas. Aku tidak bisa bila sudah melihatnya memasang wajah seperti itu. Aku berusaha agar pertahanan ku tetap kaut dan tak termakan oleh wajah sedih Yixing.

“Kau tahu sendiri kan ibu ku akan kembali satu minggu lagi dan aku tak mau ibu marah dan memarahi ku.”

“Aku akan menjelaskannya pada bibi.”

“Yixing, disini banyak penginapan mengapa dia tidak menginap saja di hotel atau dimana saja.”

“Itu yang itu aku mengerti hyung. Aku sudah berbicara padanya, sebenarnya aku hanya memberinya tumpangan disini selama seminggu tapi dia tiba-tiba berkata dia mulai nyaman tinggal dirumah ini dan dia masih ingin tinggal disini hyung.”

“Sampai berapa lama lagi dia mau tinggal gratis disini?”

“Dia berkata, sampai seseorang mau menerimanya kembali.”

Aku terkejut Yixing mengatakan hal itu. “Menerimanya kembali? Siapa?”

Yixing mengangkat bahunya. “Kekasihnya. Sebenarnya dia kemari karena ingin bertemu dengan kekasihnya hyung. Dia ingin meminta maaf lagi pada kekasihnya karena masalah masa lalu mereka. Saat dia bercerita padaku tentang kekasihnya itu dan masalah masa lalunya, aku dapat melihat dari matanya ada keseriusan yang mendalam maka dari itu aku akhirnya memberikannya tumpangan disini agar dia bisa bertemu dengan kekasihnya.”

Aku menelan ludah ku kasar. Keringat mulai membanjiri pelipisku. Jantungku tiba-tiba berdebabar cepat. Mengapa? Mengapa aku harus merasakannya lagi? Ayolah tidak mungkin aku masih mencintainya.

“Lalu apakah dia sudah bertemu dengan kekasihnya itu?”

“Sudah hyung. Dia bilang kekasihnya masih malu mengungkapkan perasaannya padanya. Aku tertawa mendengar Kris hyung bercerita tentang kekasihnya itu saat dia terus menggodanya.”

Brengsek! Bahkan dia bercerita pada Yixing. Dia bodoh!

“Kata Kris hyung, sebentar lagi pasti kekasihnya akan menerimanya lagi.”

Dia percaya diri sekali bahwa aku akan menerinya lagi. Aku tersenyum miring. “Dia akan menerima ku Yixing.” Aku dan Yixing menoleh ke sumber suara dari atas. Kris berdiri di pembatas lantai dua dan mulai berjalan turun menghampiri ku dan Yixing.

“Benarkah? Apakah hari ini kau akan bertemu dengannya lagi?”

Kris duduk disamping ku dan merangkul pundak ku. Jantung ku bila seperti ini terus pasti akan lepas dari tempatnya. Aku menelan ludah ku lagi. Badan ku mulai bergetar saat rangkulan Kris di pundak ku mulai mengerat.

“Aku sudah bertemu dengannya Yixing. Tepat disampimg ku.”

Aku menoleh kearahnya dan membulatkan mata ku. Secara tidak langsung dia berkata pada Yixing bahwa aku adalah kekasihnya. Dia bodoh atau bagaimana? Dia menoleh kearah ku dan tersenyum seperti orang bodoh.

“Jadi maksudmu kekasihmu adalah Xiumin hyung?”

“Benar. Xiumin adalah kekasih ku.”

Lebih baik jantung ku lepas saja daripada aku harus mendengar pengakuannya seperti ini. Dia menarik ku ke dalam pelukannya.

“Waahh jadi selama ini kekasih yang kau bicarakan kepada ku itu adalah Xiumin hyung? Tapi mengapa tadi Xiumin hyung seperti tidak tahu apa-apa saat aku bercerita tentang kekasih mu?”

“Sudah kubilang dia malu bila mengatakannya Yixing. Tapi sekarang aku akan membuatnya mengatakannya.”

Yixing terus melihat kearah ku dan Kris. Astaga ini seperti tontonan drama di layar televisi, hanya saja ini live kenyataan bukan dari sebuah scrip yang dibuat oleh penulis drama. Kris melepaskan pelukannya dan menggenggam kedua tangan ku erat.

“Aku mencintai mu Xiumin. Apakah kau mau menjadi kekasih ku?”

Aku melirik kearah Yixing. Dia terlihat begitu antusias dengan apa yang akan aku keluarkan dari mulutku sebagai jawabannya. Wajahnya benar-benar menunjukkan penuh harap bahwa aku akan menjawab akan menjadi kekasih Kris.

“Cepat hyung jawab pertanyaan Kris hyung? Kau akan menerimanya kan?”

Wajah ku berubah merah. Aku malu mengatakannya di depan Yixing. Aku menundukkan kepala ku. Menyembunyikan wajah ku agar Kris dan Yixing tak melihatnya.

“Baiklah bila kau malu mengatakannya, kau bisa menjawab dengan gerakan saja.”

Aku mengangkat kepalaku. Menatap Kris dengan tatapan bertanya. Kris mendekat dan berbisik kepadaku. “Bila kau tidak mau mengakuinya, kau bisa mencium ku sekarang dihadapan Yixing sebagai jawabannya.” Mataku seketika langsung membulat. Dia mempermainkan ku sekarang. Dia berani sekali. Aku tak percaya bahwa dia akan mempermainkan ku seperti ini.

Aku menoleh kearah Yixing. Tetap dengan wajah yang penuh harapnya dan aku beralih melihat kearah makhluk bodoh yang ada dihadapan ku ini. Aku menghela napasku dalam. Baiklah aku mulai menyerah sekarang. Kris menang dan aku kalah. Aku mengakui kalau aku masih mencintainya. Aku benar-benar tak bisa luput dari ketampanannya terlebih lagi aku sebenarnya tak benar-benar melupakannya selama tiga tahun ini. Aku masih terus berharap bahwa suatu hari nanti aku dan dia dapat bertemu kembali dan hari ini harapan ku telah terkabul.

Aku tersenyum padanya dan melepaskan genggaman tangan ku darinya kemudian aku menghambur datang memeluknya. Menempel pada dadanya yang bidang dan kembali merasakan detak jantungnya seperti dulu.

“Aku mencintaimu Kris. Kita kembali lagi seperti dulu.”

Senyum Kris dan Yixing mengembang begitu lebar dan tawa Kris mulai terdengar kencang. “Sudah kubilang dia pasti akan menerima ku kembali.” Aku melepaskan pelukan ku. “Hyung kau benar-benar telihat manis sekali. Baru kali ini aku melihat mu bersikap manis seperti ini.” Yixing menggenggam tanganku dan dia mulai menangis. Aku tidak tahu mengapa dia menangis. Apakah pertunjukkan drama ku dengan Kris sudah membuatnya menjadi melankolis seperti ini? Entahlah.

Sekarang yang pasti, aku mulai membuka lagi hati ku yang dulu tertutup dengan rasa benci pada seseorang. Seseorang itulah yang kembali membuat hati ku terbuka lagi. Seseorang yang sudah aku benci dan dia kembali dengan membawa rasa yang telah lama aku rindukan, cinta. Orang yang sudah membuat ku merasakan cinta yang emosional dan cinta yang begitu manis. Orang yang sudah membuat ku merasakan rasa rindu yang dalam dan rasa tak bisa berbohong dari hati. Kris, terima kasih karena telah mengabulkan harapan ku untuk kembali lagi dan bisa bersama lagi seperti dulu.

End.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar