Jumat, 17 Juli 2015

FF XiuHan/LuMin Couple Chapter 2 -Snow Angel-

Snow Angel

-Chapter 2-


"Sepertinya aku harus menarik kata-kata ku ke Chanyeol tentang malaikat bersayap es. Dan aku benar-benar gila sekarang mempercayai perkataannya bila malaikat bersayap es itu memang benar adanya."

Rate : T

Genre : romance, fantasi

Main castnya bisa dilihat dicerita :3 siapa aja yang main :v

Warning : hanya sebuah imajinasi belaka, GS!, typo *maybe*, bila gag suka jangan baca!! No bash"-an!!



-Happy reading-



Hari yang cerah menemani Luhan yang saat ini sedang menerima pelajaran dikelas pertama mereka. Luhan yang duduk dipojokan sepertinya memang benar-benar malas untuk mengikuti kelas hari ini. Bagaimana tidak, dia dari tadi terus saja memainkan handphonenya tanpa henti disaat Nam seonsangnim sedang menjelaskan pelajaran didepan. Suho yang duduk disamping Luhan terus saja berbisik untuk menghentikan kegiatan Luhan memainkan handphonenya. Dia tidak ingin Luhan terkena amukan Nam seonsangnim pagi-pagi seperti ini.

"Luhan hyung berhentilah memainkan handphonemu. Nam seonsangnim akan marah jika dia tahu."

"Berisik!"

"Jebal hyung...."

"Suho-ssi, ada apa? Apakah ada yang ingin kau tanyakan?"

"Ahh...a-aniyo seonsangnim."

"Luhan-ssi, bisakah kau pergi ke perpustakaan mengambil buku yang sudah saya titipkan disana?"

Dengan malas Luhan berdiri dan berjalan kedepan. "Ne seonsangnim. Memang buku seperti apa yang akan saya ambil?" Nam seonsangnim menunjukkan sebuah buku novel. Mengapa harus buku novel? Karena Nam seonsangnim adalah seorang guru sastra yang tergila-gila akan bahasan buku novel-novel fiksi. Luhan mengerang kecil dan menatap novel itu dengan malas. "Baiklah seonsangnim saya akan mengambilnya. Permisi." Setelah berpamitan dengan Nam seonsangnim Luhan berjalan dengan malas menuju perpustakaan. "Luhan hyung." Suara berat khas Chanyeol terdengar memanggil Luhan. Luhan menoleh dengan malas melihat sekarang Chanyeol sudah berada disampingnya saat ini.

"Wae? Aku sedang malas untuk berbicara saat ini."

"Kau pasti tidak percaya dengan apa yang akan kukatakan padamu hyung."

"Memang apa yang ingin kau bicarakan denganku?"

"Aku sudah bertemu dengannya. Bertemu dengan malaikat yang selama ini ingin kutemui."

Chanyeol begitu antusias menceritakan bila dia sudah bertemu dengan malaikat yang selama ini dia mimpi-mimpikan. Sedangkan Luhan hanya terus berjalan meninggalkan Chanyeol yang masih saja berbicara tentang malaikatnya.

"Yakk Luhan hyung dengarkan aku dulu. Aku belum selesai bercerita."

"Yakk Park Chanyeol! Bisa kah kau jangan menceritakan malaikat impianmu itu. Aku harus ke perpustakaan sekarang."

Chanyeol terus saja mengikuti arah langkah kaki Luhan menuju perpustakaan. Sampainya diperpustakaan Luhan langsung mengambil buku yang Nam seonsangnim suruh kemudian berjalan keluar perpustakaan setelah berpamitan dengan penjaga perpus tetapi Chanyeol terus menghalangi langkah Luhan untuk kembali ke kelasnya. Luhan kesal dan pada akhirnya dia menyerah dan mendengarkan cerita Chanyeol.

Diatap sekolah kini terlihat Luhan dan Chanyeol sedang berbicara serius. Salah. Chanyeol lah yang berbicara begitu serius dan bersemangat kepada Luhan. Luhan hanya mendengarkan cerita Chanyeol dengan malas. Seperti dia hanya mendengar cerita Chanyeol yang masuk ketelinga kanan dan keluar ketelinga kiri.

"Apakah kau masih ingat yeoja yang kemarin di gang sempit itu hyung?"

"......"

"Dia lah malaikat itu. Malaikat dengan sayap es."

"......"

"Dia sekarang ada dirumah Baekhyun. Nanti aku akan kesana menemuinya. Kau dan Sehun harus bertemu dengannya. Dia benar-benar nyata hyung. Dan dia begitu cantik."

"......"

Chanyeol yang kesal daritadi ceritanya tidak digubris oleh Luhan kini mengeluarkan handphonenya. Dia menunjukkan sebuah foto pada Luhan.

"Coba kau lihat hyung. Aku kemarin sempat memfotonya. Bagaimana dia cantik bukan?"

Luhan melihat foto seorang yeoja yang Chanyeol tunjukkan sebagai bukti bahwa yeoja itu adalah malaikat bersayap es.

"Dia hanya yeoja biasa Chanyeol. Memang dia begitu cantik tapi dia itu yeoja biasa. Bagaimana bisa kau menyebut dia malaikat bersayap es?"

"Bila hyung tetap tidak mempercayai ku, lebih baik nanti sepulang sekolah kau ikut saja kerumah Baekhyun. Kau lihatlah dengan kedua matamu sendiri."

"Baiklah nanti aku akan mengajak Sehun kerumah Baekhyun. Bila perkataanmu hanya sebuah bualan saja aku tidak akan pernah mau berbicara lagi denganmu."

Luhan pergi meninggalkan Chanyeol. Pergi dengan perasaan kesal terhadap Park Chanyeol yang terus saja berbicara tentang makhluk yang jelas-jelas tidak ada wujudnya bagi Luhan.
-
-
Skip Time
-
-
Sekarang Luhan, Sehun, dan Chanyeol sudah berada dirumah Baekhyun. Sebaiknya sekarang harus ada yang menghalangi seorang Park Chanyeol untuk bertemu dengan malaikat yang dia mimpikan. Bagaimana tidak, sekarang Chanyeol berlari menuju kamar Baekhyun untuk bertemu dengan malaikatnya dengan semangat. Tapi bukan Baekhyun namanya bila dia tidak bisa menghentikan Chanyeol. "Park Chanyeol! Kembali kau! Kau jangan coba-coba masuk ke kamarku tanpa seizinku. Kembali kebawah!" Suara Baekhyun yang kencang langsung membuat Chanyeol turun dengan menutup kedua telinganya. Kini Chanyeol sudah duduk manis disamping Baekhyun dengan wajah cemberut. "Anak pintar. Duduklah yang manis dulu." Baekhyun memberikan senyuman manis pada Chanyeol.

"Baiklah. Aku tidak ingin menghabiskan waktu ku dengan sia-sia sekarang. Kata Chanyeol dia kemarin bertemu dengan malaikat impiannya dan sekarang dia berada dirumahmu. Aku tidak melihatnya. Dia dimana?" Luhan berkata tanpa basi-basi sedikitpun. "Jadi dia yang mengatakannya. Baiklah, sekarang dia ada dikamarku. Dari kemarin sampai sekarang dia belum sadar juga. Aku takut kalau dia sudah......" Belum selesai Baekhyun berkata Chanyeol sudah menyahutinya. "Andwae!! Andwae!! Dia tidak boleh mati!" Baekhyun, Luhan, dan Sehun langsung menutup telinga mereka mendengar teriakan Chanyeol. "Yakk Park Chanyeol! Kau ingin mati ya?" Perkataan Baekhyun sukses membuat Chanyeol langsung menutup mulutnya.

"Sekarang ikut aku ke kamar. Aku akan menujukkannya pada kalian berdua." Baekhyun berdiri dan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Disusul dengan Luhan, Sehun, dan Chanyeol dibelakangnya. Baekhyun membuka pelan pintu kamarnya dan berjalan menuju tempat tidurnya. Duduk disamping tempat tidur dan menatap yeoja yang sekarang berada ditempat tidurnya. Masih tetap dengan mata yang tertutup. Baekhyun hanya menghela napas beratnya. Chanyeol menepuk pundak Baekhyun pelan. Memberikan semangat padanya. "Sudahlah Baekhyun-ah, dia pasti akan segera sadar setelah ini." Baekhyun hanya mengangguk pelan.

"Bagaimana hyung, kau sudah percaya denganku sekarang?" Bisik Chanyeol yang diakhir dengan tawa kecilnya. Seperti mengejek Luhan. Luhan dan Sehun hanya diam dan melongo melihat yeoja yang sedang terbaring ditempat tidur milik Baekhyun. "Dia sangat cantik hyung." Suara Sehun mengagetkan Luhan. "Benar. Dia sangat cantik." Entah ada angin apa kini Luhan menampakkan senyumnya. Senyum manis saat dia melihat wajah malaikat es itu. "Sepertinya aku menyukainya hyung. Dia sudah membuatku jatuh hati padanya sekarang." Perkataan Sehun membuat Luhan, Chanyeol, dan Baekhyun sukses membulatkan mata mereka.

"Eeuuung..." Suara erangan kecil terdengar dibalik mulut si malaikat. Kini mereka berempat fokus melihat kearah malaikat yang kini sudah membuka matanya. Baekhyun dan Chanyeol tersenyum senang melihat yeoja yang disangka tidak akan bangun kini sudah membuka matanya. "Aku ada dimana ini?" Malaikat itu mengerjapkan matanya karena asing dengan pemandangan yang ada disekitarnya. "Kau ada dirumahku sekarang." Kata Baekhyun. "Kalian siapa? Mengapa aku bisa berada disini? Dan..." Si malaikat bangun tetapi tertahan karena dia merasakan sakit dipunggungnya. "Aahhh..." Tangannya memegang punggungnya. "Apakah punggungmu sakit? Kau tidak apa-apa kan?" Kini nada Chanyeol terlihat begitu khawatir. "Berbaringlah bila kau masih sakit." Baekhyun tersenyum padanya. Si malaikat hanya menggeleng pelan. Kini dia melihat satu persatu wajah yang belum familiar baginya tetapi dia begitu terkejut melihat Luhan dan Sehun. "Kalian berdua mengapa ada disini?" Si malaikat menunjuk kearah Luhan dan Sehun. "Apakah kalian berdua masih ingin mengejarku huh? Baiklah aku menyerah sekarang. Kalian sudah membuat satu sayapku patah dan sekarang aku tidak memiliki tenaga lagi untuk melawan dan pergi dari kalian berdua." Mereka berempat hanya bisa melongo dan saling memandang satu sama lainnya karena tidak mengerti dengan apa yang si malaikat bicarakan.

Si malaikat kini berdiri. "Jadi sekarang kalian menyamar sebagai seorang siswa sekolahan huh? Penyamaran kalian benar-benar sungguh mengejutkanku." Saat berdiri badannya terlihat seperti akan ambruk. Luhan dan Sehun hanya bisa saling menatap satu sama lain. "Apakah kau mengenal Luhan hyung dan Sehunnie?" Kini Baekhyun memberanikan diri bertanya padanya. Si malaikat berjalan mendekat kearah Luhan. Tersenyum pada Luhan. Senyuman itu sukses membuat Luhan membeku. Jantungnya kini berdebar dengan kencang. "Luhan. Tentu aku mengenalnya. Karena aku dan dia adalah......" Belum sempat meneruskan perkataannya, si malaikat kini pingsan dipelukan Luhan. Luhan sekarang memeluknya tanpa dia sadari. "Yakk Luhan hyung lepaskan dia." Chanyeol langsung melepaskan si malaikat dari pelukan Luhan dan membaringkannya kembali ketempat tidur Baekhyun. "Lebih baik kita keluar saja. Biarkan dia istirahat. Mungkin dia masih sedikit pusing. Kajja kita keluar." Ajak Baekhyun dan mereka berempat kini meninggalkan si malaikat sendirian dikamar Baekhyun.

Diruang tamu mereka berempat masih terdiam. Memikirkan kejadian yang terjadi di kamar Baekhyun barusan. Memikirkan perkataan si malaikat yang tidak mereka mengerti. "Apakah kalian berdua mengenal dia? Mengapa dia berbicara seperti itu pada kalian berdua tadi?" Pembicaraan dibuka dengan pertanyaan Baekhyun yang dijawab oleh Luhan dan Sehun dengan gelengan kepala. "Sepertinya malaikatku begitu mengenal kalian berdua. Dan tadi dia berkata dia mengenal Luhan hyung tapi dia tidak meneruskan perkataannya dan tiba-tiba dia pingsan." Chanyeol menyahuti. "Benar. Ini benar-benar aneh sekali. Kita harus menunggunya sampai dia sadar dulu lagi. Setelah itu kita akan menanyakan dia lebih lanjut." Luhan, Chanyeol, dan Baekhyun mengangguk setuju dengan perkataan Sehun.
-
-
Keesokan harinya
-
-
"Benar. Aku sedang mencarinya. Tapi sampai sekarang aku belum menemukan kehadirannya. Bagaimana dengan dia? Apakah kau sudah menemukannya?"

"Aku sudah nemukannya. Seseorang menolongnya. Tapi sepertinya orang yang menolong dia adalah teman satu sekolahmu. Byun Baekhyun. Dia sudah bertemu dengan mereka berdua."

"Byun Baekhyun. Baiklah aku akan menemuinya. Kau tenang saja hyung, aku akan membawa dia kembali."

"Luhan dan Sehun, bisakah kau menyingkirkan mereka? Aku tidak suka melihat mereka berdua berkeliaran disekitarnya."

"Tapi aku tidak yakin kalau mereka berdua adalah reincarnasi dari orang-orang itu. Luhan hyung dan Sehunnie adalah orang yang baik. Sifat mereka begitu bertolak belakang dengan orang-orang itu."

"Jangan melihat buku dari covernya Suho-yah. Kau tidak akan tahu bagaimana mereka berdua dibelakangmu."

"Baiklah hyung aku akan melakukan yang terbaik sebisaku. Aku tutup dulu." Suho menutup teleponnya. Dia melihat Luhan yang sedang asik dengan handphonenya dan menghampiri Luhan.

"Kau tidak seperti biasanya hyung." Luhan menoleh mendapati Suho sudah duduk disampingnya sekarang. Dia melemparkan sebuah senyuman manis pada Suho. "Woow..baru kali ini aku melihat senyum seperti itu." Luhan hanya terkekeh. "Seseorang sudah membuatku menjadi seperti ini. Dia sudah membuatku selalu tersenyum sendiri seperti orang gila." Luhan terus saja menampakkan senyuman di wajah tampannya. "Apakah kau sekarang sedang jatuh cinta hyung? Siapakah yeoja itu? Bolehkah aku tahu siapa dia?" Suho menggoda Luhan. "Aku tidak tahu apakah ini disebut dengan jatuh cinta atau tidak. Tapi setiap kali aku memikirkannya dan membayangkan wajahnya, jantungku berdebar terus dan tanpa kusadari aku tersenyum sendiri seperti orang gila." Luhan tertawa kecil melihat tingkahnya sendiri. "Jika kau ingin tahu siapa yeoja itu, hari ini sepulang sekolah ikutlah ke rumah Baekhyun. Dia benar-benar sangat cantik." Tambah Luhan. "Baiklah aku akan ikut nanti." Suho tersenyum. Senyuman manis yang Luhan tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi hari ini.
-
-
Skip Time
-
-
Sekarang Suho sudah berada dirumah Baekhyun. Dia merasakan sebuah aura yang begitu familiar baginya. 'Benar. Dia ada disini.' Batin Suho. "Aku tidak menyangka bahwa Suho oppa juga ikut kemari." Baekhyun menyunggingkan senyuman manis padanya. Suho membalas senyuman Baekhyun. "Luhan hyung yang mengajakku kemari. Lagi pula aku juga penasaran dengan yeoja yang sudah membuat Luhan hyung gila." Suho tertawa melirik Luhan hyung yang terlihat malu. "Baiklah lebih baik sekarang kita ke kamar ku saja. Kajja." Kini mereka berlima berjalan menaiki tangga menuju kamar Baekhyun.

Saat Baekhyun membuka kamarnya, si malaikat ternyata sudah bangun. Dia menyandarkan tubuhnya. Baekhyun langsung berlari kecil menghampirinya. Suho terkejut melihat yeoja yang sekarang sedang berbicara dengan Baekhyun. 'Noona.' Suho tetap santai meskipun sekarang perasaanya bercampur aduk menjadi satu. Bahagia, sedih, marah. Itulah yang Suho rasakan saat ini. "Kau kenapa?" Tanya Baekhyun. "Aku merasakan kehadirannya. Aku begitu merindukannya." Si malaikat melihat satu per satu wajah yang sedang menatapnya sekarang. Dia bangun dari tempat tidur, berjalan pelan menuju kearah Sehun yang sedang berdiri membelakangi Suho. "Suho. Kau benar Suho kan?" Suho menampakkan dirinya sekarang. Si malaikat terkejut dan langsung memeluk Suho dengan bahagia. "Ternyata benar ini kau. Suho-yah aku begitu merindukanmu. Mengapa kau pergi meninggalkanku disaat aku membutuhkanmu?" Kini si malaikat mulai menangis. Luhan, Sehun, Chanyeol, dan Baekhyun terkejut dan hanya bisa melongo melihat kejadian yang aneh terjadi lagi. Suho melepaskan pelukannya dan menghapus air mata si malaikat yang mengalir deras membanjiri pipinya. Suho hanya tersenyum melihat orang yang sekarang ada dihadapannya. "Uljimayo noona." Mata mereka berempat kini membulat mendengar perkataan Suho. "Sepertinya seseorang harus menjelaskan ini semua." Kata Baekhyun melirik kearah Suho. Baekhyun berjalan pergi meninggalkan kamarnya disusul Luhan, Sehun, dan Chanyeol yang mengekor dibelakang Baekhyun.

Dikamar Baekhyun kini hanya ada Suho dan si malaikat. Si malaikat tetap saja menangis. Tetesan air matanya yang berubah menjadi beku setiap kali tetesannya jatuh membasahi telapak tangannya.

"Jangan menangis terus noona. Apakah kau ingin membuat kamar ini penuh dengan tetesan air mata bekumu?"

Mendengar perkataan Suho seperti itu membuat si malaikat tertawa dan menghentikan tangisnya. Kembali dia memeluk Suho. Kali ini lebih erat.

"Sayapmu? Apakah noona benar-benar tidak apa-apa?"

"Aku merasakan tubuhku semakin lemah. Sayapku sepertinya sudah tidak bisa lagi diselamatkan. Aku merasakan sayapku semakin hari semakin mencair."

"Labih baik noona kembali saja. Aku akan mengantarmu pulang sekarang."

"Apakah oppa yang menyuruhmu untuk membawaku kembali?"

"Tentu saja. Dia sangat mengkhawatirkanmu. Terlebih saat noona pergi dari rumah dan orang-orang itu mengejarmu."

"Dia selalu saja seperti itu. Sepertinya kau juga menyamar seperti mereka. Seragam yang kau gunakan sama dan kau datang bersama dengan mereka kemari."

"Memang benar aku menyamar sekarang. Dan tentang mereka berdua, mereka adalah temanku noona. Tapi sepertinya mereka adalah reincarnasi dari orang-orang itu."

"Reincarnasi? Apa maksudmu dengan reincarnasi?"

"Saat orang-orang itu mengejarmu, Luhan dan Sehun telah mati dibunuh oleh kawanan mereka sendiri. Semuanya tidak tahu mengapa mereka melakukan itu pada mereka berdua. Tapi sepertinya sebelum Luhan dibunuh, bukankah dia sudah mengambil kalungmu noona?"

"Jadi begitu. Benar dia telah mengambil kalung ku. Sekarang aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Apakah kau sudah menemukan dia?"

"Belum. Sampai sekarang aku dan hyung masih terus mencari keberadaannya. Kau tenang saja noona. Aku pasti akan menemukan dia dan noona pasti akan segera sembuh. Aku berjanji."

Si malaikat melepaskan pelukannya. Memandang Suho dengan mata coklatnya. Membelai lembut pipi Suho dengan tangan yang dingin. "Aku akan memegang janjimu itu. Aku akan menunggunya." Suho tersenyum mendengarnya. "Baiklah. Sepertinya sekarang teman-temanku sudah menunggu kita dibawah. Kajja noona kita turun." Ajak Suho. Si malaikat terdiam sebentar.

"Apakah kau akan menceritakan pada mereka?"

"Tentu saja. Mereka sudah menyelamatkan hidupmu dan mereka sudah tahu kalau noona itu bukan manusia."

Suho menggenggam tangan si malaikat. "Kau tenang saja noona. Mereka adalah orang yang baik. Mereka tidak akan menyakitimu seperti orang-orang itu. Percayalah kepadaku noona." Si malaikat hanya tersenyum. "Baiklah. Aku percaya padamu. Kajja kita turun."

Suho dan si malaikat kini sudah berada dibawah berabung dengan mereka berempat. "Bisakah kalian berdua jelaskan apa maksud dari semua ini." Kini Baekhyun sudah tidak sabar lagi dengan kejadian aneh yang terjadi selama dua hari berturut-turut. "Sebelumnya aku ingin tahu siapa namamu?" Tanya Chanyeol. Si malaikat kini menoleh kearah Suho sebentar dan kini dia mulai memperkenalkan dirinya. "Namaku adalah Kim Minseok. Kalian bisa memanggilku Xiumin. Aku minta maaf sudah merepotkan kalian semua. Kalian pasti berpikir bahwa aku ini gila. Tapi aku berterima kasih karena kalian sudah menolongku. Terutama kau, Byun Baekhyun. Terima kasih kau sudah merawatku selama ini." Baekhyun yang disebut namanya kini tersipu malu. "Sama-sama Xiumin-ssi. Tapi kau tahu darimana bahwa namaku adalah Byun Baekhyun?" Xiumin hanya tersenyum mendengar pertanyaan Baekhyun. "Tentu saja aku tahu. Semenjak kau menyentuhku saat menolongku aku sudah tahu." Kini dia menunjuk satu per satu kearah mereka berempat.

Pertama dia menunjuk kearah Baekhyun. "Namamu adalah Byun Baekhyun. Kau teman satu kelas Park Chanyeol dan kau menyukainya sudah sejak kalian berada dibangku junior high school." Baekhyun kaget mendengar penuturan Xiumin dan itu sukses membuat wajah Baekhyun memerah karena malu. Kini dia beralih menunjuk kearah Chanyeol. "Namamu adalah Park Chanyeol. Kau menyukai Baekhyun sejak junior high school. Dan kau begitu tergila-gila dengan malaikat bersayap es." Suara Xiumin sedikit mengecil. Suho yang mendengar hanya bisa tertawa. "Aku tidak menyangka noona memiliki fans." Bisik Suho. Xiumin kini menunjuk kearah Luhan dan Sehun. Dia terdiam sebentar. "Kalian berdua adalah Luhan dan Sehun. Luhan adalah teman sekelas Suho dan Sehun adalah teman sekelas Baekhyun dan Chanyeol. Kalian berdua menyukai orang yang sama. Dan orang itu adalah......" Suho tiba-tiba mencela perkataan Xiumin. "Sudahlah noona tidak usah kau lanjutkan. Sekarang aku akan menceritakannya kepada kalian semua."

Xiumin hanya bisa terdiam dan menundukkan kepalanya. Mereka berempat kini lebih fokus dengan perkataan Suho. Sepertinya mereka sudah melupakan perkataan Xiumin tadi bahwa Luhan dan Sehun menyukai orang yang sama. Mereka sepertinya sudah melupakan tentang pertanyaan yang akan mereka tanyakan pada Xiumin, 'siapakah yeoja yang Luhan dan Sehun sukai?' Mereka sudah tersihir dengan perkataan Suho dan melupakan perkataan Xiumin.
-
-
-
-

Lanjut di chapter selanjutnya yaa...

Pai~pai~ *aegyeo bareng Xiumin oppa*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar