Snow Angel
-Chapter 2-
"Sepertinya aku harus menarik
kata-kata ku ke Chanyeol tentang malaikat bersayap es. Dan aku benar-benar gila
sekarang mempercayai perkataannya bila malaikat bersayap es itu memang benar
adanya."
Rate : T
Genre : romance, fantasi
Main castnya bisa dilihat dicerita :3
siapa aja yang main :v
Warning : hanya sebuah imajinasi belaka,
GS!, typo *maybe*, bila gag suka jangan baca!! No bash"-an!!
-Happy reading-
Hari
yang cerah menemani Luhan yang saat ini sedang menerima pelajaran dikelas
pertama mereka. Luhan yang duduk dipojokan sepertinya memang benar-benar malas
untuk mengikuti kelas hari ini. Bagaimana tidak, dia dari tadi terus saja
memainkan handphonenya tanpa henti disaat Nam seonsangnim sedang menjelaskan
pelajaran didepan. Suho yang duduk disamping Luhan terus saja berbisik untuk
menghentikan kegiatan Luhan memainkan handphonenya. Dia tidak ingin Luhan
terkena amukan Nam seonsangnim pagi-pagi seperti ini.
"Luhan
hyung berhentilah memainkan handphonemu. Nam seonsangnim akan marah jika dia
tahu."
"Berisik!"
"Jebal
hyung...."
"Suho-ssi,
ada apa? Apakah ada yang ingin kau tanyakan?"
"Ahh...a-aniyo
seonsangnim."
"Luhan-ssi,
bisakah kau pergi ke perpustakaan mengambil buku yang sudah saya titipkan
disana?"
Dengan
malas Luhan berdiri dan berjalan kedepan. "Ne seonsangnim. Memang buku
seperti apa yang akan saya ambil?" Nam seonsangnim menunjukkan sebuah buku
novel. Mengapa harus buku novel? Karena Nam seonsangnim adalah seorang guru
sastra yang tergila-gila akan bahasan buku novel-novel fiksi. Luhan mengerang
kecil dan menatap novel itu dengan malas. "Baiklah seonsangnim saya akan
mengambilnya. Permisi." Setelah berpamitan dengan Nam seonsangnim Luhan
berjalan dengan malas menuju perpustakaan. "Luhan hyung." Suara berat
khas Chanyeol terdengar memanggil Luhan. Luhan menoleh dengan malas melihat
sekarang Chanyeol sudah berada disampingnya saat ini.
"Wae?
Aku sedang malas untuk berbicara saat ini."
"Kau
pasti tidak percaya dengan apa yang akan kukatakan padamu hyung."
"Memang
apa yang ingin kau bicarakan denganku?"
"Aku
sudah bertemu dengannya. Bertemu dengan malaikat yang selama ini ingin
kutemui."
Chanyeol
begitu antusias menceritakan bila dia sudah bertemu dengan malaikat yang selama
ini dia mimpi-mimpikan. Sedangkan Luhan hanya terus berjalan meninggalkan
Chanyeol yang masih saja berbicara tentang malaikatnya.
"Yakk
Luhan hyung dengarkan aku dulu. Aku belum selesai bercerita."
"Yakk
Park Chanyeol! Bisa kah kau jangan menceritakan malaikat impianmu itu. Aku
harus ke perpustakaan sekarang."
Chanyeol
terus saja mengikuti arah langkah kaki Luhan menuju perpustakaan. Sampainya
diperpustakaan Luhan langsung mengambil buku yang Nam seonsangnim suruh
kemudian berjalan keluar perpustakaan setelah berpamitan dengan penjaga perpus
tetapi Chanyeol terus menghalangi langkah Luhan untuk kembali ke kelasnya.
Luhan kesal dan pada akhirnya dia menyerah dan mendengarkan cerita Chanyeol.
Diatap
sekolah kini terlihat Luhan dan Chanyeol sedang berbicara serius. Salah.
Chanyeol lah yang berbicara begitu serius dan bersemangat kepada Luhan. Luhan
hanya mendengarkan cerita Chanyeol dengan malas. Seperti dia hanya mendengar
cerita Chanyeol yang masuk ketelinga kanan dan keluar ketelinga kiri.
"Apakah
kau masih ingat yeoja yang kemarin di gang sempit itu hyung?"
"......"
"Dia
lah malaikat itu. Malaikat dengan sayap es."
"......"
"Dia
sekarang ada dirumah Baekhyun. Nanti aku akan kesana menemuinya. Kau dan Sehun
harus bertemu dengannya. Dia benar-benar nyata hyung. Dan dia begitu
cantik."
"......"
Chanyeol
yang kesal daritadi ceritanya tidak digubris oleh Luhan kini mengeluarkan
handphonenya. Dia menunjukkan sebuah foto pada Luhan.
"Coba
kau lihat hyung. Aku kemarin sempat memfotonya. Bagaimana dia cantik
bukan?"
Luhan
melihat foto seorang yeoja yang Chanyeol tunjukkan sebagai bukti bahwa yeoja
itu adalah malaikat bersayap es.
"Dia
hanya yeoja biasa Chanyeol. Memang dia begitu cantik tapi dia itu yeoja biasa.
Bagaimana bisa kau menyebut dia malaikat bersayap es?"
"Bila
hyung tetap tidak mempercayai ku, lebih baik nanti sepulang sekolah kau ikut
saja kerumah Baekhyun. Kau lihatlah dengan kedua matamu sendiri."
"Baiklah
nanti aku akan mengajak Sehun kerumah Baekhyun. Bila perkataanmu hanya sebuah
bualan saja aku tidak akan pernah mau berbicara lagi denganmu."
Luhan
pergi meninggalkan Chanyeol. Pergi dengan perasaan kesal terhadap Park Chanyeol
yang terus saja berbicara tentang makhluk yang jelas-jelas tidak ada wujudnya
bagi Luhan.
-
-
Skip Time
-
-
Sekarang
Luhan, Sehun, dan Chanyeol sudah berada dirumah Baekhyun. Sebaiknya sekarang
harus ada yang menghalangi seorang Park Chanyeol untuk bertemu dengan malaikat
yang dia mimpikan. Bagaimana tidak, sekarang Chanyeol berlari menuju kamar
Baekhyun untuk bertemu dengan malaikatnya dengan semangat. Tapi bukan Baekhyun
namanya bila dia tidak bisa menghentikan Chanyeol. "Park Chanyeol! Kembali
kau! Kau jangan coba-coba masuk ke kamarku tanpa seizinku. Kembali
kebawah!" Suara Baekhyun yang kencang langsung membuat Chanyeol turun
dengan menutup kedua telinganya. Kini Chanyeol sudah duduk manis disamping
Baekhyun dengan wajah cemberut. "Anak pintar. Duduklah yang manis
dulu." Baekhyun memberikan senyuman manis pada Chanyeol.
"Baiklah.
Aku tidak ingin menghabiskan waktu ku dengan sia-sia sekarang. Kata Chanyeol
dia kemarin bertemu dengan malaikat impiannya dan sekarang dia berada
dirumahmu. Aku tidak melihatnya. Dia dimana?" Luhan berkata tanpa
basi-basi sedikitpun. "Jadi dia yang mengatakannya. Baiklah, sekarang dia
ada dikamarku. Dari kemarin sampai sekarang dia belum sadar juga. Aku takut
kalau dia sudah......" Belum selesai Baekhyun berkata Chanyeol sudah
menyahutinya. "Andwae!! Andwae!! Dia tidak boleh mati!" Baekhyun, Luhan,
dan Sehun langsung menutup telinga mereka mendengar teriakan Chanyeol.
"Yakk Park Chanyeol! Kau ingin mati ya?" Perkataan Baekhyun sukses
membuat Chanyeol langsung menutup mulutnya.
"Sekarang
ikut aku ke kamar. Aku akan menujukkannya pada kalian berdua." Baekhyun
berdiri dan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Disusul dengan Luhan,
Sehun, dan Chanyeol dibelakangnya. Baekhyun membuka pelan pintu kamarnya dan
berjalan menuju tempat tidurnya. Duduk disamping tempat tidur dan menatap yeoja
yang sekarang berada ditempat tidurnya. Masih tetap dengan mata yang tertutup.
Baekhyun hanya menghela napas beratnya. Chanyeol menepuk pundak Baekhyun pelan.
Memberikan semangat padanya. "Sudahlah Baekhyun-ah, dia pasti akan segera
sadar setelah ini." Baekhyun hanya mengangguk pelan.
"Bagaimana
hyung, kau sudah percaya denganku sekarang?" Bisik Chanyeol yang diakhir
dengan tawa kecilnya. Seperti mengejek Luhan. Luhan dan Sehun hanya diam dan
melongo melihat yeoja yang sedang terbaring ditempat tidur milik Baekhyun.
"Dia sangat cantik hyung." Suara Sehun mengagetkan Luhan.
"Benar. Dia sangat cantik." Entah ada angin apa kini Luhan
menampakkan senyumnya. Senyum manis saat dia melihat wajah malaikat es itu.
"Sepertinya aku menyukainya hyung. Dia sudah membuatku jatuh hati padanya
sekarang." Perkataan Sehun membuat Luhan, Chanyeol, dan Baekhyun sukses
membulatkan mata mereka.
"Eeuuung..."
Suara erangan kecil terdengar dibalik mulut si malaikat. Kini mereka berempat
fokus melihat kearah malaikat yang kini sudah membuka matanya. Baekhyun dan
Chanyeol tersenyum senang melihat yeoja yang disangka tidak akan bangun kini
sudah membuka matanya. "Aku ada dimana ini?" Malaikat itu
mengerjapkan matanya karena asing dengan pemandangan yang ada disekitarnya.
"Kau ada dirumahku sekarang." Kata Baekhyun. "Kalian siapa?
Mengapa aku bisa berada disini? Dan..." Si malaikat bangun tetapi tertahan
karena dia merasakan sakit dipunggungnya. "Aahhh..." Tangannya
memegang punggungnya. "Apakah punggungmu sakit? Kau tidak apa-apa kan?"
Kini nada Chanyeol terlihat begitu khawatir. "Berbaringlah bila kau masih
sakit." Baekhyun tersenyum padanya. Si malaikat hanya menggeleng pelan.
Kini dia melihat satu persatu wajah yang belum familiar baginya tetapi dia
begitu terkejut melihat Luhan dan Sehun. "Kalian berdua mengapa ada
disini?" Si malaikat menunjuk kearah Luhan dan Sehun. "Apakah kalian
berdua masih ingin mengejarku huh? Baiklah aku menyerah sekarang. Kalian sudah
membuat satu sayapku patah dan sekarang aku tidak memiliki tenaga lagi untuk
melawan dan pergi dari kalian berdua." Mereka berempat hanya bisa melongo
dan saling memandang satu sama lainnya karena tidak mengerti dengan apa yang si
malaikat bicarakan.
Si
malaikat kini berdiri. "Jadi sekarang kalian menyamar sebagai seorang
siswa sekolahan huh? Penyamaran kalian benar-benar sungguh mengejutkanku."
Saat berdiri badannya terlihat seperti akan ambruk. Luhan dan Sehun hanya bisa
saling menatap satu sama lain. "Apakah kau mengenal Luhan hyung dan
Sehunnie?" Kini Baekhyun memberanikan diri bertanya padanya. Si malaikat
berjalan mendekat kearah Luhan. Tersenyum pada Luhan. Senyuman itu sukses
membuat Luhan membeku. Jantungnya kini berdebar dengan kencang. "Luhan.
Tentu aku mengenalnya. Karena aku dan dia adalah......" Belum sempat
meneruskan perkataannya, si malaikat kini pingsan dipelukan Luhan. Luhan
sekarang memeluknya tanpa dia sadari. "Yakk Luhan hyung lepaskan
dia." Chanyeol langsung melepaskan si malaikat dari pelukan Luhan dan
membaringkannya kembali ketempat tidur Baekhyun. "Lebih baik kita keluar
saja. Biarkan dia istirahat. Mungkin dia masih sedikit pusing. Kajja kita
keluar." Ajak Baekhyun dan mereka berempat kini meninggalkan si malaikat
sendirian dikamar Baekhyun.
Diruang
tamu mereka berempat masih terdiam. Memikirkan kejadian yang terjadi di kamar
Baekhyun barusan. Memikirkan perkataan si malaikat yang tidak mereka mengerti.
"Apakah kalian berdua mengenal dia? Mengapa dia berbicara seperti itu pada
kalian berdua tadi?" Pembicaraan dibuka dengan pertanyaan Baekhyun yang
dijawab oleh Luhan dan Sehun dengan gelengan kepala. "Sepertinya
malaikatku begitu mengenal kalian berdua. Dan tadi dia berkata dia mengenal
Luhan hyung tapi dia tidak meneruskan perkataannya dan tiba-tiba dia
pingsan." Chanyeol menyahuti. "Benar. Ini benar-benar aneh sekali.
Kita harus menunggunya sampai dia sadar dulu lagi. Setelah itu kita akan
menanyakan dia lebih lanjut." Luhan, Chanyeol, dan Baekhyun mengangguk
setuju dengan perkataan Sehun.
-
-
Keesokan harinya
-
-
"Benar.
Aku sedang mencarinya. Tapi sampai sekarang aku belum menemukan kehadirannya.
Bagaimana dengan dia? Apakah kau sudah menemukannya?"
"Aku
sudah nemukannya. Seseorang menolongnya. Tapi sepertinya orang yang menolong
dia adalah teman satu sekolahmu. Byun Baekhyun. Dia sudah bertemu dengan mereka
berdua."
"Byun
Baekhyun. Baiklah aku akan menemuinya. Kau tenang saja hyung, aku akan membawa
dia kembali."
"Luhan
dan Sehun, bisakah kau menyingkirkan mereka? Aku tidak suka melihat mereka
berdua berkeliaran disekitarnya."
"Tapi
aku tidak yakin kalau mereka berdua adalah reincarnasi dari orang-orang itu.
Luhan hyung dan Sehunnie adalah orang yang baik. Sifat mereka begitu bertolak
belakang dengan orang-orang itu."
"Jangan
melihat buku dari covernya Suho-yah. Kau tidak akan tahu bagaimana mereka
berdua dibelakangmu."
"Baiklah
hyung aku akan melakukan yang terbaik sebisaku. Aku tutup dulu." Suho
menutup teleponnya. Dia melihat Luhan yang sedang asik dengan handphonenya dan
menghampiri Luhan.
"Kau
tidak seperti biasanya hyung." Luhan menoleh mendapati Suho sudah duduk
disampingnya sekarang. Dia melemparkan sebuah senyuman manis pada Suho.
"Woow..baru kali ini aku melihat senyum seperti itu." Luhan hanya
terkekeh. "Seseorang sudah membuatku menjadi seperti ini. Dia sudah
membuatku selalu tersenyum sendiri seperti orang gila." Luhan terus saja
menampakkan senyuman di wajah tampannya. "Apakah kau sekarang sedang jatuh
cinta hyung? Siapakah yeoja itu? Bolehkah aku tahu siapa dia?" Suho
menggoda Luhan. "Aku tidak tahu apakah ini disebut dengan jatuh cinta atau
tidak. Tapi setiap kali aku memikirkannya dan membayangkan wajahnya, jantungku
berdebar terus dan tanpa kusadari aku tersenyum sendiri seperti orang
gila." Luhan tertawa kecil melihat tingkahnya sendiri. "Jika kau
ingin tahu siapa yeoja itu, hari ini sepulang sekolah ikutlah ke rumah
Baekhyun. Dia benar-benar sangat cantik." Tambah Luhan. "Baiklah aku
akan ikut nanti." Suho tersenyum. Senyuman manis yang Luhan tidak akan
pernah tahu apa yang akan terjadi hari ini.
-
-
Skip Time
-
-
Sekarang
Suho sudah berada dirumah Baekhyun. Dia merasakan sebuah aura yang begitu
familiar baginya. 'Benar. Dia ada disini.' Batin Suho. "Aku tidak
menyangka bahwa Suho oppa juga ikut kemari." Baekhyun menyunggingkan
senyuman manis padanya. Suho membalas senyuman Baekhyun. "Luhan hyung yang
mengajakku kemari. Lagi pula aku juga penasaran dengan yeoja yang sudah membuat
Luhan hyung gila." Suho tertawa melirik Luhan hyung yang terlihat malu.
"Baiklah lebih baik sekarang kita ke kamar ku saja. Kajja." Kini
mereka berlima berjalan menaiki tangga menuju kamar Baekhyun.
Saat
Baekhyun membuka kamarnya, si malaikat ternyata sudah bangun. Dia menyandarkan
tubuhnya. Baekhyun langsung berlari kecil menghampirinya. Suho terkejut melihat
yeoja yang sekarang sedang berbicara dengan Baekhyun. 'Noona.' Suho tetap santai
meskipun sekarang perasaanya bercampur aduk menjadi satu. Bahagia, sedih,
marah. Itulah yang Suho rasakan saat ini. "Kau kenapa?" Tanya
Baekhyun. "Aku merasakan kehadirannya. Aku begitu merindukannya." Si
malaikat melihat satu per satu wajah yang sedang menatapnya sekarang. Dia
bangun dari tempat tidur, berjalan pelan menuju kearah Sehun yang sedang
berdiri membelakangi Suho. "Suho. Kau benar Suho kan?" Suho
menampakkan dirinya sekarang. Si malaikat terkejut dan langsung memeluk Suho
dengan bahagia. "Ternyata benar ini kau. Suho-yah aku begitu merindukanmu.
Mengapa kau pergi meninggalkanku disaat aku membutuhkanmu?" Kini si
malaikat mulai menangis. Luhan, Sehun, Chanyeol, dan Baekhyun terkejut dan
hanya bisa melongo melihat kejadian yang aneh terjadi lagi. Suho melepaskan
pelukannya dan menghapus air mata si malaikat yang mengalir deras membanjiri
pipinya. Suho hanya tersenyum melihat orang yang sekarang ada dihadapannya.
"Uljimayo noona." Mata mereka berempat kini membulat mendengar
perkataan Suho. "Sepertinya seseorang harus menjelaskan ini semua."
Kata Baekhyun melirik kearah Suho. Baekhyun berjalan pergi meninggalkan
kamarnya disusul Luhan, Sehun, dan Chanyeol yang mengekor dibelakang Baekhyun.
Dikamar
Baekhyun kini hanya ada Suho dan si malaikat. Si malaikat tetap saja menangis.
Tetesan air matanya yang berubah menjadi beku setiap kali tetesannya jatuh
membasahi telapak tangannya.
"Jangan
menangis terus noona. Apakah kau ingin membuat kamar ini penuh dengan tetesan
air mata bekumu?"
Mendengar
perkataan Suho seperti itu membuat si malaikat tertawa dan menghentikan
tangisnya. Kembali dia memeluk Suho. Kali ini lebih erat.
"Sayapmu?
Apakah noona benar-benar tidak apa-apa?"
"Aku
merasakan tubuhku semakin lemah. Sayapku sepertinya sudah tidak bisa lagi
diselamatkan. Aku merasakan sayapku semakin hari semakin mencair."
"Labih
baik noona kembali saja. Aku akan mengantarmu pulang sekarang."
"Apakah
oppa yang menyuruhmu untuk membawaku kembali?"
"Tentu
saja. Dia sangat mengkhawatirkanmu. Terlebih saat noona pergi dari rumah dan
orang-orang itu mengejarmu."
"Dia
selalu saja seperti itu. Sepertinya kau juga menyamar seperti mereka. Seragam
yang kau gunakan sama dan kau datang bersama dengan mereka kemari."
"Memang
benar aku menyamar sekarang. Dan tentang mereka berdua, mereka adalah temanku
noona. Tapi sepertinya mereka adalah reincarnasi dari orang-orang itu."
"Reincarnasi?
Apa maksudmu dengan reincarnasi?"
"Saat
orang-orang itu mengejarmu, Luhan dan Sehun telah mati dibunuh oleh kawanan
mereka sendiri. Semuanya tidak tahu mengapa mereka melakukan itu pada mereka
berdua. Tapi sepertinya sebelum Luhan dibunuh, bukankah dia sudah mengambil
kalungmu noona?"
"Jadi
begitu. Benar dia telah mengambil kalung ku. Sekarang aku tidak tahu apa yang
akan terjadi selanjutnya. Apakah kau sudah menemukan dia?"
"Belum.
Sampai sekarang aku dan hyung masih terus mencari keberadaannya. Kau tenang
saja noona. Aku pasti akan menemukan dia dan noona pasti akan segera sembuh.
Aku berjanji."
Si
malaikat melepaskan pelukannya. Memandang Suho dengan mata coklatnya. Membelai
lembut pipi Suho dengan tangan yang dingin. "Aku akan memegang janjimu
itu. Aku akan menunggunya." Suho tersenyum mendengarnya. "Baiklah.
Sepertinya sekarang teman-temanku sudah menunggu kita dibawah. Kajja noona kita
turun." Ajak Suho. Si malaikat terdiam sebentar.
"Apakah
kau akan menceritakan pada mereka?"
"Tentu
saja. Mereka sudah menyelamatkan hidupmu dan mereka sudah tahu kalau noona itu
bukan manusia."
Suho
menggenggam tangan si malaikat. "Kau tenang saja noona. Mereka adalah
orang yang baik. Mereka tidak akan menyakitimu seperti orang-orang itu.
Percayalah kepadaku noona." Si malaikat hanya tersenyum. "Baiklah.
Aku percaya padamu. Kajja kita turun."
Suho
dan si malaikat kini sudah berada dibawah berabung dengan mereka berempat.
"Bisakah kalian berdua jelaskan apa maksud dari semua ini." Kini
Baekhyun sudah tidak sabar lagi dengan kejadian aneh yang terjadi selama dua
hari berturut-turut. "Sebelumnya aku ingin tahu siapa namamu?" Tanya
Chanyeol. Si malaikat kini menoleh kearah Suho sebentar dan kini dia mulai
memperkenalkan dirinya. "Namaku adalah Kim Minseok. Kalian bisa
memanggilku Xiumin. Aku minta maaf sudah merepotkan kalian semua. Kalian pasti
berpikir bahwa aku ini gila. Tapi aku berterima kasih karena kalian sudah
menolongku. Terutama kau, Byun Baekhyun. Terima kasih kau sudah merawatku
selama ini." Baekhyun yang disebut namanya kini tersipu malu.
"Sama-sama Xiumin-ssi. Tapi kau tahu darimana bahwa namaku adalah Byun
Baekhyun?" Xiumin hanya tersenyum mendengar pertanyaan Baekhyun.
"Tentu saja aku tahu. Semenjak kau menyentuhku saat menolongku aku sudah
tahu." Kini dia menunjuk satu per satu kearah mereka berempat.
Pertama
dia menunjuk kearah Baekhyun. "Namamu adalah Byun Baekhyun. Kau teman satu
kelas Park Chanyeol dan kau menyukainya sudah sejak kalian berada dibangku
junior high school." Baekhyun kaget mendengar penuturan Xiumin dan itu
sukses membuat wajah Baekhyun memerah karena malu. Kini dia beralih menunjuk
kearah Chanyeol. "Namamu adalah Park Chanyeol. Kau menyukai Baekhyun sejak
junior high school. Dan kau begitu tergila-gila dengan malaikat bersayap
es." Suara Xiumin sedikit mengecil. Suho yang mendengar hanya bisa
tertawa. "Aku tidak menyangka noona memiliki fans." Bisik Suho.
Xiumin kini menunjuk kearah Luhan dan Sehun. Dia terdiam sebentar. "Kalian
berdua adalah Luhan dan Sehun. Luhan adalah teman sekelas Suho dan Sehun adalah
teman sekelas Baekhyun dan Chanyeol. Kalian berdua menyukai orang yang sama.
Dan orang itu adalah......" Suho tiba-tiba mencela perkataan Xiumin.
"Sudahlah noona tidak usah kau lanjutkan. Sekarang aku akan
menceritakannya kepada kalian semua."
Xiumin
hanya bisa terdiam dan menundukkan kepalanya. Mereka berempat kini lebih fokus
dengan perkataan Suho. Sepertinya mereka sudah melupakan perkataan Xiumin tadi
bahwa Luhan dan Sehun menyukai orang yang sama. Mereka sepertinya sudah
melupakan tentang pertanyaan yang akan mereka tanyakan pada Xiumin, 'siapakah
yeoja yang Luhan dan Sehun sukai?' Mereka sudah tersihir dengan perkataan Suho
dan melupakan perkataan Xiumin.
-
-
-
-
Lanjut di chapter selanjutnya yaa...
Pai~pai~ *aegyeo bareng Xiumin oppa*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar