Minggu, 23 November 2014

FF XiuHan/LuMin couple [Sequel of Playground]



Love You Like You

-
-
-
-
-
-

Sequel dari ff “Playground” This is yaoi story. Kgag suka no read! Kgag suka no bash! Saling damai lebih enak :)

Story of XiuHan or LuMin couple. Seme!Luhan. Uke!Xiumin.

-
-
-

Happy reading~

-
-
-


Jatuh cinta dengan sahabatmu sendiri memang sudah menjadi masalah yang biasa didunia ini. Seperti yang aku rasakan saat ini. Aku menyukai sahabatku sejak kecil. Lebih tepatnya saat aku bertemu dia di bangku sekolah dasar dulu. Aahhh benar itu dimana aku dan dia memang sangat kecil dan masih belum mengerti apa itu yang namanya perasaan jatuh cinta. Tapi entah aku juga tidak tahu pada diriku sendiri mengapa aku sudah mengatakan pada diriku sendiri bahwa aku telah jatuh cinta padanya saat sekolah dasar. Jangan tanyakan lagi padaku mengapa sampai sekarang aku masih menyimpan perasaan suka padanya. Aku juga ingin merasakan jatuh cinta saat aku beranjak remaja. Aku juga ingin merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang playboy. Hahahah lupakan soal kata playboy tadi. Aku hanya ingin meniru teman sebangku ku saja disekolah. Mengapa dia sangat mudah sekali jatuh cinta kepada seseorang. Bahkan dia diberi julukan pria hidung belang karena sikapnya yang selalu terlihat begitu frontal dihadapan semua orang apalagi pada orang yang sedang dia sukai. Kembali ke pembicaraan tadi tentang aku jatuh dengan sahabatku sejak kecil. Sekarang aku dan dia sudah duduk dibangku SMA dan sangat jelas sekali aku dia sebentar lagi akan berpisah. Ohhh ayolah aku tidak ingin berpisah darinya. Tidak sedetik pun. Aku ingin terus bersamanya. Apa yang harus aku lakukan bila benar kita akan berpisah dan tak pernah bertemu untuk waktu yang lama? Tidak! Aku tidak ingin hal seperti itu terjadi.

Aku benar-benar sudah tidak kuat lagi menahan perasaan ku ini. Setiap hari aku selalu dibuat gila dan tidak bisa tidur di malam hari hanya karena aku terus memikirkannya. Apa aku memang harus mengatakannya sekarang juga sebelum semuanya terlambat? Tapi bagaimana jika dia menolak ku? Bagaimana jika dia tidak memiliki perasaan yang sama seperti ku? Bagaimana? Bagaimana? Semua pertanyaan itu setiap hari selalu memenuhi pikiranku. Aku bisa gila. Tapi aku benar-benar bertambah gila bila aku tidak bisa melihatnya. Melihat dia tersenyum. Melihat dia yang setiap hari selalu berada disisiku. Selalu melindungiku dan membantuku disaat aku membutuhkannya. Aahhhh benar-benar dia sudah membuatku gila. Gila! Sangat gila tentnag semua hal yang ada pada dirinya. Aku terlihat seperti orang bodoh sekarang. Aku terus memikirkannya tanpa tahu apakah dia juga memikirkan ku atau tidak. Bila memang seperti itu kenyataannya haitku pasti sangat sakit sekali.

Mengapa kau terus membuat hati ku berdebar setiap kali kita bersama Kim Minseok? kau tidak boleh meninggalkan ku. Kau sudah membuatku menjadi seperti ini. Kau harus bertanggung jawab sudah membuatku menjadi orang gila dan terlihat bodoh dihadapan mu.

-
-
-

Musim dingin sepertinya sudah datang. Aku sangat membenci musim ini. Musim yang selalu membuatku terus ingin merangkul selimut ku agar tubuhku selalu hangat. Tapi tidak dengan sahabatku, Kim Minseok. Dia sangat menyukai musim dingin. Dia begitu menyukai salju. Dia pernah berkata alasan dia menyukai salju karena salju sangat lembut dengan butiran kristal yang indah. Aku tidak mengerti dengan alasan dia yang seperti itu. Bukankah memang dari dulu salju itu lembut? Entahlah. Aku hanya bisa menatap dia mematung setiap kali bermain dengan salju. Semoga hari ini dia tidak mengajak ku keluar untuk melihat salju. Aku ingin hari ini berada dirumah, menghangatkan tubuh ku.

Suara ponselku tiba-tiba berbunyi. “Semoga jangan Minseok.” aku mengambil ponselku yang kutaruh di laci samping tempat tidurku.

“Hallo….”

“Hallo… Luhan-ah kau tahu kan sekarang salju sedang turun.”

Benar bukan dia kan mengajakku keluar untuk melihat salju turun. Apa yang harus aku katakan untuk menolak ajakan dia hari ini? Jujur saja memang aku sangat ingin bertemu dengannya, tapi tidak disaat salju sedang turun seperti ini. Pasti diluar sana sangat begitu dingin.

“Iya aku tahu.”

“Aku sangat senang bisa melihat salju turun seperti ini. Tapi aku tidak bisa mengajakmu keluar sekarang.”

Mengapa dia berkata seperti itu? Mengapa nada bicaranya seperti sedang sedih sekarang? Dia baik-baik saja bukan?

“Kenapa? Tumben sekali kau tidak merengek untuk mengajak ku keluar melihat salju turun hari ini.”

“Aku hanya tidak ingin membuatmu kedinginan diluar saat aku sedang bermain salju.”

“Yakk Kim Minseok….kita sudah melakukan hal itu sejak kecil. Mengapa kau baru berkata seperti itu sekarang? Apakah kau sudah sadar bahwa aku sangat membenci musim dingin?”

“Aku tahu. Aku memang egois tidak memperdulikan mu tentang kau membenci musim dingin. Maafkan aku.”

Mengapa dari tadi nada bicaranya terlihat serius sekali? Apa yang sebenarnya ingin dia katakan? Aku hanya bercanda saja berbicara seperti itu.

“Aku tahu kau pasti sekarang sedang berada ditempat tidurmu. Meringkuk seperti anak kecil yang butuh kehangatan dengan selimutnya. Tidak apa-apa kau tidak menemani ku melihat salju turun hari ini.Aaku akan sangat senang bila kau hanya melihat salju turun melalui jendela kamarmu saja.”

“Baozi..sekarang kau ada dimana? Aku akan kesana.” Aku tergesa bangun dari tempat tidurku. Berlari kecil ke kamar mandi. 

“Kau tidak usah kemari Lu. Sudah ada yang menemani ku sekarang. Kau kembali kah ketempat tidurmu. Hangatkan tubuhmu saja.”

Hati ku sangat sakit ketika dia mengatakan seperti itu. Aku hanya bisa terdiam melihat pantulan diriku dicermin. Dia menyuruhku untuk tidah usah pergi menemuinya. Dia bilang sudah ada yang menemaninya. Siapa orang yang menemanimu melihat salju hari ini? Hanya aku saja yang boleh menemani mu melihat salju turun baozi. Hanya aku yang boleh memiliki mu baozi. Siapun orang itu, aku pasti akan menyingkirkannya dari mu.

“Siapa orang yang sudah menemanimu sekarang? Aku akan kesana. Aku tidak peduli dengan cuaca dingin diluar, aku akan tetap menemuimu. Hanya aku saja yang boleh menemanimu melihat salju turun baozi.”

“Kau jangan memaksakan dirimu Lu. Aku tidak apa-apa. Kau jangan mengkhawatirkan ku.”

Dan itulah kata terakhir yang dia ucapkan sebelum dia menutup sambungan telfon ku. Aku bergegas keluar dari kamar yang sebelumnya aku mencari jaket tebalku untuk menghangatkan tubuhku. Aku berlari cepat menuju garasi mobil dan langsung mengendarainya menuju tempat baozi sekarang. Aku menyetting gps yang ada di mobilku untuk mencari keberadaan baozi ku. Aku sudah seperti orang kesetanan/? mendengar baozi ku berkata seperti tadi di telfon. Dan akhirnya aku menemukan posisinya yang dengan cepat aku menginjak gas mobil dengan kecepatan tinggi.

Aku menemukannya. Melihat dia dari kejauhan sudah membuatku was was dengan siapa dia sekarang. Aku berlari cepat kearahnya. Tepat aku berdiri didepannya. Apa-apaan ini? Mengapa dia duduk sendirian? Ahh tidak dia duduk dengan seekor anak anjing dipangkuannya. Nafasku yang masih belum teratur hanya bisa melihatnya duduk terdiam sambil mengelus anak anjing itu.

“Sudah kubilang Lu, kau jangan kemari. Sudah ada yang menemani ku sekarang. Kau lihat kan? Dia sangat lucu sekali.”

Apakah dia sedang mengerjaiku sekarang? Apakah dia sengaja membuat ku keluar dengan berpura-pura dia ada yang menemaninya saat ini. Ohh kau benar-benar membuatku terlihat bodoh Kim Minseok.

“Kemarilah. Duduklah.”

Aku duduk disampingnya. Aku sangat kesal padanya. Mengapa dia mempermainkan ku seperti ini? Apakah dia tidak tahu perasaan ku dari tadi kacau balau karena terus memikirkan siapa orang yang sudah berani menemaninya sekarang.

“Aku tahu kau marah kepada ku Lu. Aku minta maaf.”

“Apakah itu lucu bagimu mempermainkan ku seperti ini? Kau tahu, aku sudah seperti orang gila menyetir kemari hanya untuk melihat siapa orang yang sudah berani menemanimu sekarang.”

“Memang kau pikir aku bersama dengan siapa huh? Kris? Sehun? Kai si pria eksotis itu? Mengapa pikiran mu selalu seperti itu Luhan? Bukankah aku sudah bilang kepada mu, aku akan selalu mengajak mu melihat setiap kali salju turun. Kau seperti tidak mempercayai perkataan ku.”

Apakah aku berbuat kesalahan sekarang dengan berpikiran yang tidak-tidak tentangnya? Ohh ayolah pria mana yang tidak berpikiran yang tidak-tidak bila orang yang disukainya sedang bersama dengan orang lain.

“Bukan maksud ku tidak mempercayaimu baozi. aku hanya……..”

“Hanya dengan hal konyol seperti itu lah kau mau keluar menemaniku melihat salju turun sekarang. aku tidak lagi seperti dulu yang selalu merengek kepadamu saat ingin melihat salju turun.”

Apakah aku harus mengatakannya sekarang? aku belum siap sama sekali bila aku mengatakannya sekarang.

“Aku terus menunggu mu untuk mengatakan hal itu Luhan. Tapi sepertinya perasaan ku salah. Kau tidak pernah mengatakannya kepadaku.”

“Hal itu? Apa maksudmu dengan hal itu?”

Minseok berdiri dan berjalan pelan menjauh dariku. Apa maksud perkataan dia dengan hal itu? Aku berdiri menyusulnya berjalan.

“Kau belum menjawab pertanyaan ku baozi. Apa maksud dari hal itu?”

“Perasaan. Cinta.”

Aku menghentikan langkah ku. Tidak berani aku menatap dia sekarang. Apa yang dia katakan tadi? Parasaan? Cinta? Apa maksudnya ini? Apakah Minseok tahu bahwa aku menyukainya?

Aku merasakan tangan Minseok menyentuhku. “Mengapa kau keluar tanpa memakai sarung tangan Lu? Tangan mu sekarang begitu dingin. Sepertinya sebentar lagi tangan mu akan menjadi beku.” Aku menggenggam tangannya. Memberanikan diriku untuk menatap wajahnya. Melihat kedalam mata coklatnya.

“Sebelum semuanya terlambat, aku akan mengatakannya kepadamu. Yahh meskipun kau sudah tahu akan hal itu baozi.”

Aku menutup mata ku untuk menenangkan diriku sebelum aku mengatakannya. Menghirup dan menghela udara yang panjang. Aku kembali menatapnya.

“Mengapa kau terus menatap ku seperti itu tuan Xi? Kau tidak tahu aku sedang menunggu perkataan mu.”

Aku hanya terkekeh dan apa yang ku lakukan sekarang? Aku tidak berani menatapnya langsung enggan mengatakan perasaan ku kepadanya. Aku memeluknya. Berbisik ditelinganya. Mengatakan semua kebenaran yang sebenarnya dia sudah mengetahuinya.

“Aku mencintaimu baozi. Aku ingin kita selalu bersama seperti ini.”

“Biasakah kau melepaskan pelukan mu Luhan? Aku tidak ingin anak anjing ini mati karena kau memeluk ku begitu erat.”

Aku melepaskan pelukan ku dan melihat kearah anak anjing yang dari tadi Minseok gendong sambil tertawa kecil. Aku mengelus pelan anak anjing itu.

“Sepertinya kau lebih peduli dengan anak anjing ini dari pada diriku baozi?”

“Sekarang kau cemburu dengan seekor anak anjing Luhan? Kau sangat lucu sekali.”

“Tentu saja aku cemburu baozi. Perhatian mu sekarang hanya terfokus pada anak anjing ini.”

“Kemarilah. Aku juga ingin mengatakan sesuatu kepadamu.”

Aku mendekatkan diriku padanya kemudian dia mulai berbisik ditelingaku. “Aku tidak bisa menolak dengan semua pesona yang kau miliki Luhan. Bisakah aku bilang, kau adalah milik ku sekarang?” Minseok sedikit menjauh dari ku setelah selesai berbisik kepadaku. Aku terkejut mendengar Minseok berkata seperti itu. Aku tersenyum setelah beberapa detik terlihat diam mencerna kata-kata Minseok tadi.

“Tentu saja aku adalah milik mu baozi dan kau adalah milik ku. Dan anak anjing ini………….”

“Kau jangan terlalu cemburu dengannya. Dia akan menjadi bagian dari kita sekarang.”

“Apa kau bilang? Menjadi bagian dari kita?”

“Benar. Aku, kau dan anak anjing ini. Sepertinya nama candy sangat cocok dengannya.”

“Terserah kau saja lah baozi. Yang jelas aku tidak ingin perhatian ku berkurang hanya karena dia.”

“Kau tenang saja. Perhatian ku akan aku bagi antara kau dan candy.”

Aku menarik pelan tubuh Minseok dan mendekatkan wajahku kepadanya. Sedikit memberikan kecupan lembut dikeningnya. “Aku mencintaimu baozi.” Kembali aku menciumnya. Kali ini di kedua pipinya. “Jangan pernah melakukan hal konyol seperti ini lagi. Aku akan benar-benar marah kepadamu.” Dan kali ini aku mendaratkan ciuman ku pada bibirnya mungilnya. Bibirnya yang sejak dulu merupakan candu bagiku yang sekarang bisa aku rasakan. Menciumnya lembut penuh perasaan yang dalam. Setiap cinta ku dan cinta baozi mulai sekarang tidak akan pernah terpisahkan lagi sejak saat salju turun dimusim dingin selanjutnya.

-End-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar