ERROR
Judul sama isi cerita kgag ada nyambung-nyambungnya
sama sekali jd diharap maklum ada apanya *ehh maklum apa adanya :v
This is yaoi story. Kgag suka mending kgag usah baca.
No bash!! Alurnya kecepetan :v
This is story of SeKai. Sehun-seme! Kai-uke!
-
-
Happy
reading~
-
-
Sepertinya aku
merasakan kehadiran dia kembali. Aku tidak tahu mengapa aku bisa merasakannya.
Aku bisa mendengar suaranya memanggil nama ku berkali-kali. “Kai! Kai! Kai!”
suaranya sungguh merdu ditelingaku. Aku mendengar dengan baik suara Kyungsoo
memanggil namaku. Apakah ini hanya mimpi belaka atau memang benar-benar
terjadi? Sekarang aku merasakan ada yang mengguncang pelan tubuhku. Secara
perlahan aku membuka mataku. Samar-samar seperti aku melihat wajah yang selalu
aku rindukan. Wajah Kyungsoo. “Kai cepat bangunlah. Aku tidak mau terlambat ke
sekolah lagi seperti kemarin.” Benar itu suaranya. Aku sangat merindukan suara
merdu itu. Aku hanya tersenyum manis mendengar perkataannya. Tapi tiba-tiba aku
merasakan kepala ku begitu sakit. “PLAAK!!” Aku langsung membulatkan mataku
melihat seseorang yang ada di depan ku memukul kepalaku dengan keras. “Yaakk
Kim Jongin cepatlah bangun!! Aku tunggu kau dibawah 10 menit lagi!! Cepatlah!!”
masih dengan memegang kepala ku, aku masih belum mengerti apa yang baru saja
aku lihat, aku dengar dan aku rasakan. “Dia bukanlah Kyungsoo. Dia tidak
mungkin datang kembali kesini.” Aku hanya tersenyum miring lalu bergegas menuju
kamar mandi dan bersiap untuk kesekolah bersama dengan kekasihku. Benar aku sudah
memiliki kekasih sekarang. Mengapa aku masih saja mengingat akan dia?
-
-
-
Aku sangat malas
mengikuti pelajaran hari ini. Aku pergi keluar kelas sebelum guru yang akan
mengajar kelas ku masuk. Aku berjalan santai menuju kelas Sehun –kekasihku-
yang hanya berjarak 2 kelas dari kelasku. “Mengapa dia selalu serius dalam hal
pelajaran? Kau sama saja sepertinya cadel.” Aku mengumpat pelan sambil melihat
kearah Sehun. “Sepertinya tidur di ruang kesehatan enak juga. Aku merasa
mengantuk sekarang.” Setelah melihat Sehun sebentar aku kemudian langsung
berjalan menuju ruang kesehatan. “Baguslah dokternya sedang tidak ada sekarang
jadi aku bisa tidur sepuasku tanpa ada gangguan.” Aku merebahkan diriku diatas
ranjang. Masih menatap langit-langit ruang kesehatan yang didominasi dengan
warna putih yang akhirnya pikiranku kembali mengingat kejadian pagi tadi saat
aku mengira Sehun adalah Kyungsoo. “Aishh…sebenarnya ada apa dengan ku hari
ini? mengapa tiba-tiba aku mengingatnya kembali?” Aku mencoba menutup mataku. Tiba-tiba
aku merasakam pening dikepalaku.
-
-
Akhirnya bel
pulang sekolah berbunyi. Aku bergegas menuju kelas Sehun untuk mengajaknya
berjalan-jalan sebentar sepulang sekolah. Aku akan memaksa Sehun mengajaknya
jalan-jalan meskipun dia pasti tidak akan mau dan menolak ajakan ku. Yahh aku
mengerti bahwa Sehun adalah tipe orang yang tidak suka kemana-mana atau lebih
tepatnya dia lebih suka berdiam diri dirumah sambil berkutat dengan semua buku
pelajaran dan tugas-tugas dari guru. Tapi ayolah didunia ini pasti setiap
pasangan ingin sekali jalan berdua dengan kekasihnya meskipun itu hanya
sebentar.
“Sehun-ah
setelah ini kita jalan-jalan sebentar ya? Aku sedang jenuh sekarang.”
Sehun hanya
memandang ku dengan ekspresi datarnya. Satu yang selalu aku suka dari Sehun
adalah dia selalu tidak pernah menampakkan ekspresi diwajahnya. Itu membuat ku
selalu penasaran padanya. Aku selalu mengatakan padanya “tersenyumlah meskipun
itu jarang terlihat diwajahmu” tapi dia tidak memperdulikan perkataan ku. Aku
hanya bisa tersenyum melihat Sehun seperti itu.
“Baiklah. Kau
harus janji ini hanya sebentar. Tugas dari Jung seonsaengnim tadi begitu
banyak.”
Aku tersenyum
senang mendengar perkataannya meskipun tugas selalu menjadi alasan utama untuk
Sehun. Tapi aku tidak perduli yang jelas Sehun mau menerima ajakan ku. Tapi
maaf saja Sehun aku tidak berjanji kalau kita akan berjalan-jalan sebentar.
“Kajja kita
pergi.”
Dalam perjalanan
entah mau kemana, aku terus menggenggam tangan Sehun. Sudah lama sekali aku dan
Sehun tidak jalan berdua seperti ini. Aku merasa seperti pasangan yang baru
saja jadian. Aku terus menyunggingkan senyum ku.
“Bisakah kita
duduk? Aku sangan lelah Kai.”
“Baiklah. Kita
duduk ditaman itu saja.”
Saat aku dan
Sehun berjalan menuju taman, aku langsung menghentikan langkahku. Aku melihat
seseorang yang mirip dengan Kyungsoo. Tiba-tiba jantungku berdebar kencang.
“Aku tidak salah lihat bukan? Tidak mungkin kalau dia adalah Kyungsoo?” kataku
dalam hati.
“Ada apa?
Mengapa kau berhenti?”
“Tidak.
Sepertinya aku salah lihat orang.”
“Salah lihat
orang? Memang orang mana yang kau lihat Kai-yah?”
Aku menatap
Sehun bingung. “Apakah Sehun tidak melihat ada seseorang di depan sana?” aku
kembali melihat kearah depan. Seseorang yang mirip dengan Kyungsoo tiba-tiba
hilang. Aku sedikit terkejut.
“Mungkin kau
juga lelah karena berjalan terlalu lama.” Aku hanya mengangguk pelan menanggapi
perkataan Sehun. “Mungkin kau benar.”
Sehun merebahkan
tubuhnya dirumput taman. Aku melihat sekeliling taman. Tumben sekali taman ini tidak
banyak orang. Aku melihat Sehun menutup matanya. Sepertinya dia memang sangat
lelah. Aku mengelus rambutnya pelan. Menatap wajah Sehun yang sangat polos
seperti ini benar-benar membuatku berfikir mengapa aku bisa memiliki kekasih
sepertinya? Aku beranggapan bahwa aku menilai diriku sangat tidak pantas
menjadi kekasihnya. Mengapa aku beranggapan seperti itu? Karena aku adalah tipe
orang yang sangat malas dan tidak betah melihat orang-orang layaknya seperti
Sehun. Aku salalu melihat tipe orang seperti Sehun layaknya kutu buku yang cupu
yang suka sekali hidup dengan buku, buku dan buku. Seperti mereka tidak bisa
hidup tanpa adanya buku disampingnya. Aku juga tidak tahu mengapa aku bisa
betah melihat sikap Sehun yang seperti itu.
Sehun dan
Kyungsoo, mereka sama-sama kutu buku yang sangat mencintai akan dunia
buku-bukuannya sampai aku selalu dinomer duakan. Cemburu jelas aku
merasakannya. Tapi sikap mereka sangat berbeda saat melihatku mulai cemburu
dengan dunia bukunya. Kyungsoo akan tersenyum manis kepadaku dan mengajakku
pergi kesuatu tempat dengan gaya manjanya. Dan itu selalu sukses membuatku luluh
padanya. Sedangkan Sehun, ingin rasanya aku tertawa setiap kali dia melakukan
hal itu kepadaku. Melihat Sehun yang selalu memasang wajah datarnya yang melakukan
aegyeo disaat aku sedang kesal pada dunia bukunya. Dibalik flat facenya dia
menyimpan sebuah keimutan yang selalu bisa mengembalikan mood ku menjadi baik.
Tapi sampai
sekarang aku masih belum mengerti bahkan aku juga tidak tahu mengapa aku terus
memikirkan Kyungsoo. Apakah aku merindukannya?
“Kai-yah…”
“Hemm…” Sehun
menggenggam tangan ku.
“Kau berbohong
kepadaku bahwa kita akan berjalan-jalan sebentar saja.”
Aku tertawa
kecil mendengar ucapannya. “Maafkan aku Sehun-ah. Hari ini aku hanya ingin berdua
saja dengan mu. Aku sangat merindukanmu. Kita sudah jarang seperti ini bukan?
Berjalan berdua seperti ini.”
“Kau benar. Aku juga merasakan hal yang
sama sepertimu.”
“Apakah karena
hal seperti itu kau tidak merengek untuk memaksa kita pulang seperti dulu?” Aku
mendengar Sehun tertawa. Dia tersenyum dan menatapku. Kami berdua saling
menatap. Mata kami saling beradu melihat satu sama lain.
“Maafkan aku
Kai. Aku sama saja seperti Kyungsoo yang selalu sibuk dengan urusan buku-buku
itu. Aku sangat egois tidak memperhatikanmu. Kau adalah kekasihku tapi aku
tidak memperlakukan mu layaknya seorang kekasih. Aku tahu kau pasti sudah lelah
dengan sikap egois ku seperti itu. Aku bukanlah seperti Kyungsoo yang bisa
memberikan perhatian bila kau sudah cemburu dengan dunia buku ku. Tapi aku akan
mencoba menjadi yang lebih baik darinya agar kau tidak terus memikirkannya.”
Beberapa menit
hanya hening yang ada. Aku masih belum bisa mengeluarkan suaraku. Pikiran ku
masih mencerna akan apa yang tadi Sehun ucapkan.
“Aku sangat
mencintaimu Kai. Dibalik dunia buku ku seperti itu aku selalu terus mengingat
mu. Kau yang selalu bisa membuatku semangat setiap kali aku jenuh. Kau adalah
tongkat ku untuk berdiri disaat aku sedang jatuh. Aku tidak menginginkan akan kehadiran
orang lain disisi ku. Aku hanya menginginkan kehadiranmu Kai. Aku tahu selama
ini kau masih mengingat Kyungsoo. Tadi saat kau sedang tidur di ruang kesehatan
aku mendengar mu terus menyebutkan namanya. Perlu kau tahu Kai, aku juga bisa
merasakan cemburu. Dan saat itulah hati ku sangat sakit mendengar kau menyebut
namanya.”
Aku benar-benar
sudah membuat kesalahan besar. Aku sudah membuat Sehun menangis. Membuat
hatinya sakit. Aku menghapus pelan air mata yang turun ke pipi pucat Sehun.
Pikiran ku masih terus mencerna perkataan Sehun tadi. Astaga aku merasakan
pening dikepalaku lagi.
“Sehun-ah aku
benar-benar minta maaf kepadamu. Sungguh aku tidak bermaksud menyakiti mu. Aku
juga tidak tahu mengapa hari ini aku terus saja memikirkan Kyungsoo. Mungkin
kau benar aku merindukan akan perhatian dari kekasihku. Aku terus berusaha
saharian ini untuk tidak memikirkannya tapi aku tidak bisa. Aku sudah salah
menjadi kekasihmu Sehun-ah. Aku sudah menyakiti hati mu dengan terus memikirkan
Kyungsoo.”
Sehun tiba-tiba
memeluk ku. Menyembunyikan wajahnya didadaku. Aku mendengar dia mulai terisak.
Aku memeluk dia erat dan mengelus kepalanya lembut.
“Aku tidak mau
berpisah dengan mu Kai. Hanya kau yang mengerti akan diriku luar dalam. Akan
sangat sulit untuk mencari seseorang seperti mu. Seseorang yang menerima ku apa
adanya seperti ini.”
“Siapa yang
berkata kita akan berpisah cadel? Kita tidak akan berpisah. Aku sudah berjanji
untuk menjagamu sampai akhir bukan.”
Sehun melepaskan
pelukannya. Dibalik wajahnya yang merah akibat menangis dia tersenyum manis. Aku
menghapus air matanya pelan. Ingin aku tertawa melihatnya menangis seperti ini.
Untuk pertama kalinya aku melihat wajah datar Sehun menampakkan segala
ekspresinya sekarang.
“Kau benar-benar
bodoh Kai.”
Aku menarik
Sehun ke dalam pelukan ku. Memeluknya sangat erat sampai aku tidak ingin
melepaskannya. Aku ingin seperti ini hanya sebantar saja. Melewatkan senja sore
yang menemani ku dan Sehun.
“Aku memang
sangat bodoh sudah membuat seorang cadel seperti mu menangis seperti ini. Tapi
si bodoh ini mencintai cadel dan tidak ingin berpisah darinya. Aku ingin terus
bersama mu Sehun-ah.”
Sehun melepaskan
–lagi- pelukanku. Sehun menatapku sebentar lalu dia mendekatkan wajahnya
kepadaku dan semakin dekat sehingga tidak ada jarak yang memisahkan wajah kami
berdua. Aku mulai menutup kedua mataku dan merasakan sentuhan bibir Sehun yang
mulai mencium bibirku lembut. Aku membalas ciumannya dan mengalungkan tanganku
dileher Sehun untuk memperdalam ciuman kami. Untuk pertama kalinya aku dan
Sehun berciuman seperti ini. Dulu yang selalu aku rasakan hanyalah sebuah
kecupan singkat darinya dan sekarang kami benar-benar berciuman.
Ciuman Sehun
mulai turun ke leherku. Menjilat. Menggigit. Menghisap. Mencium sampai
memberikan sebuah tanda berwarna merah keunguan dileherku. Aku tidak menyangka
seorang kutu buku seperti Sehun bisa melakukan hal seperti ini. Dia terus saja
memberikan tanda itu dileherku. Aku benar-benar sangat menikmatinya tapi aku
menahan tubuh Sehun untuk tidak melanjutkannya lagi. Aku tidak mau pandangan
semua orang terdahap apa yang sudah aku lakukan dengan Sehun bila kami sampai
melewati batas. Meskipun ini sangat berat untuk diakhiri aku dan Sehun akhirnya
menghentikan ciuman panas kami. Sampai akhirnya aku dan Sehun saling tertawa
mengingat kejadian yang barusan kami lakukan di taman ini.
“Baiklah untuk
hari ini aku akan melupakan sejenak tugas yang diberikan oleh Jung seonsangnim
tadi. Aku ingin melanjutkannya dirumah saja. Ayo kita pulang Kai.”
“Wah aku tidak
menyangka kekasihku hari ini benar-benar semangat sekali untuk melanjutkan hal
yang tadi.” Aku tertawa senang.
“Untuk malam ini
kita berdua akan menjadi pasangan yang paling bahagia Kai. Kita akan manjadi
satu dengan malam yang cerah ini.”
“Baiklah.
Sepertinya kau sudah tidak sabar Sehun.”
“Tentu saja. Kau
akan menjadi mangsaku malam ini Kai.”
Sehun tertawa
keras sekali. Untuk kali ini aku akan membiarkannya dia melakukan semaunya. Aku
akan menuruti apa kata hatinya. Hanya dengan begitu hubungan ku dengan Sehun akan
terbuka kembali yang awalnya kelam menjadi cerah hanya dengan melewati malam ini
saja.
-End-
Ini ff apaan coba -___- sumpah gara-gara pengangguran
geje dikamar gue mutusin buat nulis sequelnya “Eternity” yg kgag ada
imajinasinya sama sekali -____-
Tapi ini ff udah terlanjur jadi yahh mau gmn lagi….
Terakhir dari gue……..
Pai~ pai~ *aegyeo bareng Xiumin oppa*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar