Senin, 04 Agustus 2014

“Masa lalu yang sudah dilupakan kini muncul kembali menyerang kehidupan yang baru saja dimulai – Kim Minseok/Xiumin.”

“Cinta datang dari hal yang tak terduga – Oh Sehun.”
                                        
“Aku menyesal telah melepaskan mu karena ke-egois-an belaka – Xi Luhan.”
                  

===Little Memories===


Chapter 3 : Xi Luhan


Mengapa sekarang baozi semakin dekat dengan Sehun? Mengapa dia begitu perhatian sekali dengannya? Apakah mereka memang sedang dekat sekarang? Aishh….aku begitu frustasi setiap hari melihat kedekatan mereka berdua. Aku dan Sehun sampai sekarang masih memiliki status hubungan berpacaran. Rasa cemburu? Tentu saja ada rasa cemburu yang aku rasakan. Tapi bukan terhadap Sehun yang dekat dengan baozi, tetapi sebaliknya, aku cemburu bila melihat baozi begitu dekat dengan Sehun. Aku akui sekarang aku sudah tidak memiliki perasaan apapun terhadap Sehun. Semenjak pertemuan pertama ku dengan baozi dulu, saat dia menjadi anak baru dikelas ku, perasaan yang dulu muncul kembali. Aku kembali menyukainya. Perasaan suka ku terhadap baozi telah muncul kembali. Aku begitu mencintainya. Hanya aku yang berhak memiliki baozi. Baozi ku, tidak ada yang boleh memilikinya kecuali aku.

Hari ini benar-benar membuatku muak melihat kedekatan mereka. Bagaimana tidak? Sehun terus saja bermanja-manja ria dengan baoziku. Dan yang tidak habis pikir, mengapa baozi terima saja perlakuan manja dari Sehun. Lebih baik aku pergi dari kelas ini daripada nanti aku mulai meluapkan emosiku terhadap Sehun.

“Sehun-ah…aku pergi dulu. Sepertinya ini waktu yang tepat untuk berbicara dengan Luhan tentang masalahmu kemarin.”
“Baiklah hyung.”

Yahh disini lah aku sekarang. Diperpustakaan. Tempat yang paling aku sukai. Tempat yang selalu damai untuk tidur siang. Tapi sebelum aku bisa memulai tidur siang ku, aku melihat baozi berjalan masuk kedalam perpustakaan. Aku begitu senang melihat dia tidak bersama dengan Sehun. “Baozi…” aku memanggilnya dengan keras membuat penghuni seluruh perpustakan melihat kearah ku dan secara bersamaan mereka menyuarakan ‘sshhhtt’ kepadaku. Aku hanya tersenyum seraya meminta maaf atas perlakuanku tadi. Aku kembali focus pada baozi. Aku tidak mengira kalau dia sekarang sudah ada disampingku.

“Apakah kau ingin tidur siang lu?”
“Ya. Wae?”
“Aku hanya ingin menanyakan beberapa pertanyaan untuk mu.”
“Kau ingin bertanya apa padaku? Jangan bilang kalau ini soal Sehun.”
“Ya memang ini soal Sehun. Ahh bukan. Ini soal kejelasan hubungan mu dengan Sehun.”
“Pergilah. Aku sedang tidak ingin membicarakan dia sekarang.”

Aku mulai menutup kedua mataku. Sekarang telingaku tidak ingin mendengar namanya. Apalagi pikiran ku yang tidak ingin memikirkan namanya. Aishh…mengapa dia perhatian sekali dengan Sehun?

“Lu….aku tahu kau hanya pura-pura tidur saja. Aku hanya ingin membantu Sehun agar dia tidak bersedih lagi. Dia begitu sedih melihat sikapmu tiba-tiba berubah dingin padanya.” Aku bangun dari tidur ku. Menatap baozi dengan malas. Kemudian memalingkan muka ku kearah lain. Aku bosan mendengar baozi terus saja menyebut namanya.

“Kau…apakah kau tidak melihat kearah ku juga baozi? Apakah kau tidak mengetahui mengapa aku seperti ini padanya? Bukankah dulu kau selalu mengerti bila aku berubah sikap kau langsung mengetahui penyebabnya.”

“Apakah kau memiliki masalah lu? Mengapa kau tidak bercerita kepadaku?”

“Lihat sekarang! Apakah sekarang kau terlalu dekat dengan Sehun sampai kau tidak memperhatikan ku juga? Sepertinya Sehun menyukaimu baozi. Baiklah aku akan berbicara padanya.”

Aku berdiri dari tempat ku. “Kau ingin berbicara apa padanya?” aku menoleh kearah baozi. Melihat wajahnya yang begitu mengkhawatirkan keadaan Sehun. Aku benar-benar muak. Aku benci melihatnya.

“Meluruskan hubungan ku dengan Sehun.” jawabku datar. Aku merasakan tangannya menggenggam tanganku. Aku kembali duduk. “Wae? Apakah kau akan menahan ku sekarang?” baozi menyandarkan kepalanya dibahuku. Aku terkejut sesaat dengan perlakuannya.

“Aku tahu kau bersikap seperti ini karena kau cemburu bukan? Kau pasti akan memutuskan Sehun sekarang. Mianhae Lu. Bukannya aku tidak memperhatikan mu, aku tahu maksud dari sikapmu yang dingin terhadap Sehun. Tapi aku tetap diam. Setiap kali aku melihat Sehun sedih karena sikap dinginmu padanya membuatku begitu kasihan melihatnya. Dia benar-benar begitu sedih Lu.”

Aku menatap baozi lama. Wajah yang selalu aku rindukan. Senyum manis yang selalu terukir diwajah manisnya. Semuanya. Semua yang ada didirimu aku begitu merindukannya. Aku memalingkan wajahku kearah lain. Kembali menyusuri pikiran ku yang dulu. Pikiran yang berusaha untuk aku lupakan.

-Flashback-

Aku berjalan sambil menarik tangan Xiumin dengan erat. “Kita mau kemana Lu? Sebentar lagi kelas akan dimulai.” Dia terus saja berbicara dan itu membuatku muak. “Bisakah kau berhenti berbicara Xiumin? suaramu begitu menyakiti telingaku!” Perkataan ku sukses membuatnya langsung menutup mulutnya rapat-rapat.

Sampai di belakang sekolah, aku langsung melepaskan tangannya. Aku melihat dia mengelus pergelangan tangannya yang terlihat merah akibat aku menariknya tadi. Sepertinya dia kesakitan? Tapi aku tidak peduli sekarang.

“Kita akhiri hubungan kita saja Xiumin. Aku tidak ingin melihatmu lagi.”
“Wae? Mengapa kau memutuskan hubungan kita Lu? Aku tidak ingin kita putus. Aku mohon padamu Lu. Jangan memutuskan hubungan kita. Jangan pergi meninggalkan ku Lu.”
“Pergilah Xiumin. Aku sudah tidak ingin melihatmu lagi.”
“Apa alasan mu memutuskan hubungan kita ini?”
“……”
“Lu…”
“Jangan lagi memanggil namaku. Dan jangan lagi menampakkan dirimu dihadapan ku. Aku tidak ingin melihatmu lagi. Aku membencimu.”

Setelah perkataan terakhirku keluar aku langsung pergi meninggalkannya. Aku tidak peduli dia menangis atau tidak yang jelas sekarang aku sudah tidak ingin melihatnya lagi.

-Flashback End-

Aku menutup mataku memikirkan hal yang dulu aku lakukan terhadapnya. Rasa menyesal sekarang sedang menyelimutiku. Menyesal telah menyakitimu dan melepaskan mu begitu saja. “Yaaak Luhan! Mengapa dari tadi kau hanya diam saja? lalu bagaimana sekarang?” aku kembali menatapnya. Menatap kedua matanya.

“Seandainya dulu aku meminta maaf lebih cepat padamu, apakah kau akan memaafkan ku baozi?”

“Minta maaf? Tentu saja aku memaafkanmu. Memang awalnya aku begitu membencimu saat kau memutuskan ku, tapi setiap kali aku membencimu setiap kali itu juga rasa cintaku begitu besar terhadapmu. Meskipun aku berhasil melupakan mu, tapi perasaan ku terhadapmu masih belum bisa aku hilangkan dari hatiku.”

“Aku menyesal baozi. Sangat menyesal.”

“Sampai sekarang aku masih mengingat pertanyaan ku saat itu, ‘apa alasanmu memutuskan hubungan kita ini?’ aku tidak tahu mengapa pertanyaan itu tidak bisa aku hilangkan sampai sekarang dari otakku.”

“Apakah kau ingin tahu alasan dibalik aku memutuskan hubungan kita dulu?”

“Tentu saja. Alasan mu itu yang selalu membuat ku penasaran.”

“Saat itu aku tidak benar-benar menyukai mu baozi. Pada saat aku menyatakan perasaan ku padamu, itu hanya sebuah taruhan belaka antara aku dan teman-temanku. Bila aku bisa menjadikan mu kekasihku maka aku akan menang. Dan tanpa diduga kau menerimanya.”

“Tentu saja aku langsung menerimamu karena sejak pertama melihatmu aku sudah menyukaimu. Aku begitu terkejut saat kau menyatakan perasaan mu padaku. Dan tanpa pikir panjang aku pun langsung menerimamu menjadi kekasihku.”

“Tapi mengapa kau masih bersikap baik padaku meskipun aku tidak peduli padamu sedikitpun? Aku yang selalu saja memutuskan saat kapan kita akan keluar. Aku yang selalu memutuskan kau harus menemuiku kapan. Aku yang selalu memutuskan semuanya tanpa peduli pandapatmu lebih dulu. Dan kau hanya diam saja menerima semua keputusanku.”

“Aku diam karena memang aku tidak bisa melawan sikap egoismu Lu. Sikap mu yang keras kepala juga, aku tidak bisa melawannya. Sifatmu begitu keras. Aku hanya tidak ingin hubungan kita menjadi rusak karena masalah sepele. Jadi aku memilih untuk diam dan menerima semua keputusanmu itu.”

“Jadi dulu aku hanya bersikap seperti anak kecil?”

“Benar. Bisa dibilang begitu. Bahkan sekarang sifat egoismu tidak hilang juga. Kau seharusnya memikirkan perasaan Sehun. Jangan membuat dia sedih seperti apa yang kau lakukan kepadaku dulu. Setidaknya kau harus berbicara yang sejujurnya pada Sehun.”

“Baiklah aku akan mengatakan sejujurnya pada Sehun. Meskipun itu membuat dia sedih dan mungkin dia akan terkejut bila aku mengatakan yang sebenarnya padanya.”

“Terkejut? Mengapa Sehun terkejut dengan perkataanmu?”

“Baiklah aku akan mengatakan terlebih dahulu padamu. Aku menyukaimu baozi. Maukah kau kembali melanjutkan hubungan kita yang dulu?”

“Yakk! Apakah hal itu yang akan kau katakana kepada Sehun?”

“Iya. Itu yang akan aku katakana kepadanya. Apakah kau tidak menyukai perkataanku tadi?”

“Kau benar-benar rusa bodoh. Tentu saja aku menyukainya. Dan aku mau melanjutkan hubungan kita.”

Aku tersenyum dan memeluknya. Mulai sekarang aku tidak akan menyia-nyiakan mu lagi baozi. Kau adalah milikku. Kau adalah segalanya bagiku. Sekarang dan selamanya kita akan selalu bersama.

“Saranghae rusa bodoh.”

“Nado saranghae baozi.”

Aku dan Minseok kembali ke kelas setelah mendengar bel masuk berbunyi. Aku mengambil posisi duduk kembali kesemula. Duduk sebangku dengan Sehun. Aku melirik kearah Sehun sebentar. Dia terlihat terkejut saat aku duduk bersebelahan dengannya. Aku memberikan sebuah senyum pada Sehun. Senyum seperti biasa yang selalu aku nampakkan padanya.

Beruntung sepertinya Cha seonsaengnim akan sedikit terlambat memasuki kelas. Kesempatan ini aku gunakan untuk berbicara pada Sehun. Sebelum semuanya terlambat.

“Sehunnie…aku minta maaf selama ini telah bersikap dingin dan tak peduli padamu.”

“Mwo? Luhan hyung berkata apa tadi? aku tidak mendengarnya.”

“Bodoh! Memang telingamu kemana huh? Aku tadi berkata maaf padamu. Aku minta maaf atas sikapku yang kelewat dingin dan tak peduli denganmu.”

“Oohhh…iya hyung. Aku sudah memaafkanmu.”

Aku terkejut saat melihat ada sebuah senyum terukir diwajah Sehun. Sehun yang biasanya memasang wajah dingin tanpa pernah tersenyum sekarang menampakkan senyuman padaku.

“Kau tersenyum Sehunnie?”

“Hyung pasti terkejut kan saat melihatnya?”

“Tentu saja terkejut. Sehunnie yang biasanya memasang wajah dingin sekarang tersenyum manis padaku. Siapa orang yang sudah membuatmu seperti itu?”

“Sebenarnya hyung ada yang ingin aku katakana padamu. Ini tentang orang yang sudah membuatku tersenyum. Sepertinya aku menyukainya hyung. Orang itu membuatku merasa nyaman.”

“Aku juga Sehunnie. Aku menyukai seseorang juga.”

“Jadi kita sama-sama menyukai seseorang hyung. Lalu hubungan kita lebih baik berakhir sampai disini. Kita akan sama-sama menjalani kisah cinta dengan orang yang kita sukai.”

Kembali dia menampakkan senyum manisnya padaku. Sepertinya sekarang predikat Sehun sebagai namja dingin dan pendiam sudah hilang. Berganti dengan namja yang manis karena senyum yang terukir diwajah dinginnya itu.

“Baiklah. Mulai sekarang kita akan membahagiakan pasangan kita masing-masing.”

“Tentu saja.”

Tanpa disadari aku dan Sehun sama-sama melihat kearah dimana Minseok sedang duduk sekarang. Dia menoleh kearah ku dan Sehun. Menampakkan senyum manisnya. Senyum itu selalu bisa membuatku bahagia dan merasa nyaman berada didekatnya.

“Kau sudah menjadi milik ku baozi. Selamanya.” – Luhan-

“Minseok hyung…sepertinya aku tidak bisa melupakanmu. Aku pasti akan menjadikanmu pengganti Luhan hyung. tunggulah waktu yang tepat saat aku akan menyatakan perasaaku pada mu hyung.” –Sehun-


-End-

Mian klo nih ff gaje nya sangat. .gag nyambung sama summery-nya bang Luhan -_- nih tangan yg kerja tp otak kgag konek sama sekali. . :v

Semoga readers suka ne meskipun nih ff gajenya kyk gitu. . :3

Pai~ Pai~ *aegyeo bareng Xiumin oppa*



5 komentar:

  1. Keren maksimal thor *.*)/\ penasaran siapa yang akhirnya berhasil mendapatkan aku #plakk eh Xiumin maksudnya #heheheh sequel dong thor T^T keep writing ne....!

    BalasHapus
    Balasan
    1. dibuat sequel. .yahh boleh lah. .tp mgkn sequelnya jd bkln lama bgt. .jd mian klo blm nongol" sequelnya xD betewe thanks yes~ :)

      Hapus
  2. Cakep cakep cakeeeepp bgt author-nim,,
    duh aku suka bgt lumin couple eh ini xiuhunhan, astaga mereka ngerebutin si cute umin lagi,,
    jebal aku tungguin sekuelnya ya thor, kamu keren bgt author-nim~ ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe makasih :) dari dulu emang suka xiuhunhan tp tetep aja esp ke lumin >///< sequel ya? Hemm aku bakalan buat deh klo waktunya lagi free yaa dan tamatin ff lumin yg lain wkwk gomawo~ ;)

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus