Jumat, 25 April 2014

Hanya Sekedar Corat Coret Belaka (ff)

-Melewatkanmu-


-Xiumin POV-

Sambil menutup kedua matanya dengan kedua tangan ku, aku dan Luhan berjalan menuju sebuah atap gedung yang sudah kuhias sedemikian rupa sehingga atap gedung tersebut terlihat sangat cantik dengan diterangi lampu yang berkelap kelip bagaikan bintang diangkasa malam. Luhan adalah namjachinguku yang sangat aku cintai sepenuh hatiku. Aku dan dia bisa sedekat ini seperti sekarang karena kami memang satu grup di EXO-M.

“Kita sekarang sudah sampai. Tadaa!”

Aku membuka kedua tangan ku yang menutupi kedua matanya. Aku melihat ekspresi wajah Luhan yang sama sekali tidak bereaksi dengan kejutan ku ini. Aku bertanya padanya, “Wae? Kau tidak menyukainya eoh?” Dia menggelengkan kepalanya. Aku bertanya sekali lagi padanya. “Waeyo? Apakah ini kurang bagus? Bagian mana yang kau tidak suka? Aku akan menatanya lagi sesuai dengan keinginanmu.” Aku berjalan menuju meja yang terdapat dua buah lilin dan sebotol anggur dan dua gelas berdiri rapi diatas meja.

“Kita selesai sampai disini saja baozi. Kita putus.”

Aku menghentikan langkahku. Aku diam sejenak untuk memfokuskan pikiran ku dengan perkataan Luhan tadi. ‘apakah aku tidak salah dengar? Dia berkata putus.’ Gumam ku dalam hati. Aku membalikkan badan ku dan menghampirinya.

“Apakah aku tidak salah dengar tadi? Kau barusan berkata, ‘kita putus.’”
“Ani. Kau tidak salah dengar. Aku memang berkata ‘kita putus.’”
“Wae? Waeyo Luhan-ah? Kau sama sekali tidak bercanda kan sekarang?”
“Aniyo. Aku serius dengan perkataan ku tadi. Hubungan kita sangat biasa-biasa saja. Seperti bukan sepasang kekasih yang sedang kencan. Lebih tepatnya seperti hanya sebatas rasa sayang kepada sahabat saja. Lagipula selama ini hubungan kita yang tahu hanya sebatas member EXO-M saja. Aku tidak suka memiliki hubungan yang tersembunyi dari semua orang. Dan sekarang aku sudah menemukan pengganti mu yang tentu saja dia lebih baik darimu.”

Perkataan Luhan benar-benar membuat hati ku sangat sakit. Rasanya aku ingin menangis sekarang. Menangis sejadi-jadinya sampai air mataku kering. Tapi aku menahan air mataku ini. Aku tidak mau Luhan melihatku menangisinya. Aku terus menahan air mataku ini.

“Nuguya? Apakah Sehunnie? Apakah dia orangnya?”
“Ne. Sehunnie.”
“Sejak kapan kau memiliki hubungan dengannya?”
“Apakah kau tidak menyadarinya? Tentu saja pada saat aku dipasangkan dengan dia sebagai couple di EXO.”
“Jadi selama itukah kau sudah memiliki hubungan dengan Sehunnie? dengan posisi saat itu kita sedang menjalin hubungan? Kenapa kau tidak mengatakannya saja dari dulu? Kenapa kau mengatakannya tepat disaat hari yang penting seperti ini?”
“Mianhaeyo.”

Aku menundukkan kepala ku. Dan sekarang aku benar-benar tidak bisa menahan air mataku lagi. Air mataku keluar begitu saja. Aku melihat Luhan pergi meninggalkan ku sedirian. Sendirian diatap yang penuh dengan kejutan yang sudah ku persiapkan untuk hari yang penting ini. Hari ini adalah tepat satu tahun hubungan ku dengannya. Aku sudah membayangkan kalau hari ini penuh dengan perasaan yang bahagia. Tetapi ternyata bayanganku salah. Hari ini adalah hari dimana hatiku benar-benar sangat hancur dan sangat sakit. Hari diamana semua air mataku keluar sampai kering.

-Luhan POV-

Aku mengambil handphone dalam saku celana dan mulai mencari sebuah nama di phone contac. Muncul nama Sehunnie. Aku mulai menghubunginya.

“Aku sudah mengatakannya…. Ne araso, aku kembali ke dorm sekarang.”

Setalah selesai menghubungnya, aku mulai beranjak pergi melangkahkan kaki ku kembali ke dorm. Tentu saja dalam perjalanan, pikiran ku terus saja memikirkan hal yang terjadi diatap gedung tadi. ‘semoga kau baik-baik saja baozi. Aku tidak mau ada hal yang terjadi padamu setelah kejadian malam ini. Aku masih menyayangimu sebagai sahabatku di EXO. Mianhaeyo.’

Sampainya di dorm, aku melihat hanya ada beberapa member saja yang tinggal. Hanya ada Lay dan Kyungsoo saja. “Kenapa dorm sepi? Apakah member lain sedang keluar sekarang?” Tanya ku pada mereka berdua. Kyungsoo hanya menganggukkan kepalanya saja seperti membenarkan pertanyaanku. Sedangkan Lay, dia hanya diam seperti tidak mendengarkan pertanyaanku barusan. Dia sangat focus melihat acara tv yang dia lihat sekarang bersama Kyungsoo. Melihat keadaan seperti itu aku langsung beranjak dari kursi dan berjalan menuju kamarku.

“Apakah kau melihat Xiumin hyung, Lu-ge?”

Aku langsung menghentikan langkahku dan berpaling melihat siapa yang bertanya padaku tadi. Lay. Kenapa tiba-tiba dia bertanya Xiumin padaku? Bukankah dia tidak menghiraukan hubungan ku dengan Xiumin.

“Ani. Aku tidak melihatnya dari tadi sore.”
“Aku kira dia tadi pergi keluar bersamamu.”
“Ani. Aku tidak keluar bersama dia. Memangnya ada apa kau mencari dia?”
“Tidak ada apa-apa Lu-ge. Aku hanya merasa khawatir saja dengannya. Sampai sekarang dia belum kembali ke dorm.”
“Mungkin sebentar lagi dia akan kembali.”

Aku langsung berjalan cepat dan masuk ke kamarku. Membaringkan badan ku di tempat tidurku. Menutup mata dan menghilangkan semua pikiran yang terjadi pada malam ini.

-At Dorm EXO-

Pagi yang cerah telah datang. Seorang namja berwajah innocent sedang berkutik dengan peralatan dapur dan bahan makanannya. Kyungsoo sedang memasak sarapan pagi untuk para member EXO. Dia adalah eomma bagi seluruh member EXO karena dia selalu yang menyiapkan segalanya di dorm ini. Dibantu dengan si unicorn yang polos, Lay, mereka berdua memasak dengan gembira bersama. Diruang tv ada dua namja, Suho dan Kris, Leader dari masing-masing groub di EXO, yang sedang duduk malas menunggu sarapan selesai dibuat. Sedangankan member yang lain tentu saja masih dalam mimpi mereka masing-masing.

Saat sarapan telah tersedia diatas meja, bagian sang leader membangunkan para membernya masing-masing. Semua telah bangun terkecuali satu namja yang sama sekali tidak menunjukkan wajahnya di meja makan. “Yaa..kalian melihat Xiumin?” Tanya Kris. “Mungkin dia masih di dalam kamar hyung.” Jawab Chen malas. “Tidak biasanya dia seperti ini. Chen Chen, cepat kau bangunkan dia segera.” Chen langsung beranjak dari kursi makannya dengan wajah masih setengah mengantuk.

Chen mengguncang badan Xiumin dengan kedua tangannya. “Hyung..cepat bangun. Semua member telah menunggu mu sarapan.” Tidak ada reaksi sama sekali dari Xiumin. “Hyung-ah~cepat bangun. Kalau tidak Kris-ge akan marah.” Chen tetap saja mengguncang badan Xiumin. Tapi hasilnya tetap sama. Xiumin tidak menunjukkan reaksi sama sekali. “Terserah hyung sajalah kalau begitu.” Chen langsung meninggalkan kamar dan kembali menuju ke meja makan.

“Yaa.. Chen Chen, kenapa kau kembali sendirian? Mana Xiumin?” Tanya Kris.
“Dia tidak mau bangun Kris-ge. Aku sudah membangunkannya tapi dia tidak mau bangun juga.” Chen menjawab sambil menyomot satu potong omelet dihadapannya.
“Apa yang terjadi dengan Xiumin hyung? Bukankah dia yang selalu bangun pagi dan membangunkan kita semua.” Tanya Baekhyun.
“Apakah kalian tahu, semalam bukankah Xiumin hyung pulang sangat larut malam sekali.” Kata Chanyeol.
Mata Chen langsung melotot ke arah Chanyeol. “Chincha? Pergi kemana dia sampai pulang selarut itu?”
“Aku tidak tahu. Bukankah Xiumin hyung kemarin keluar lebih dulu daripada kita.” Kata Chanyeol sambil mengangkat bahunya pertanda tidak tahu.

Luhan yang mendengar percakap mereka semua hanya berdiam diri saja. Dia pura-pura tidak tahu tentang percakapan mereka. Dia terus saja memakan makanannya. Sehun yang tahu maksud dari percakapan para hyungnya itu juga bersikap sama seperti Luhan.

“Sudahlah. Mungkin Xiumin hyung memang sengat lelah. Biarkan saja. Setelah ini kita akan latihan. Cepat habiskan makanan kalian.” Kata Suho menyudahi percakapan pagi ini.
“Aku akan membangunkan dia.” Lanjut Suho dan beranjak pergi menuju kamar Xiumin.

Saat membuka kamar Xiumin, dia sudah mendapati Xiumin telah bangun dari tidurnya. “Kau sudah bangun hyung.” Kata Suho. Xiumin hanya membalas dengan senyuman saja. Suho langsung duduk disamping Xiumin sambil meletakkan telapak tangannya di kening Xiumin. “Gwaenchana hyung?” Tanya Suho yang merasa khawatir dengan keadaan Xiumin sekarang. “Kalau hyung memang merasa tidak enak badan, hyung tidak usah ikut latihan hari ini. Kau istirahat saja.” Lanjut Suho. “Gurae. Aku memang merasa tidak enak badan hari ini. Mianhae aku tidak bisa ikut latihan bersama kalian.” Ucap Xiumin dengan lemas. “Gwaenchana hyung-ah. Kesehatanmu lebih penting sekarang. Baiklah aku akan menyuruh Kyungsoo untuk membuatkanmu bubur dan menyiapkan obat untukmu.” Suho langsung beranjak dari duduknya. Sebelum Suho pergi meninggalkan kamar Xiumin, Xiumin berpesan padanya untuk menyampaikan permintaan maaf pada manager mereka. “Ahh…tolang sampaikan permintaan maaf ku pada manager hyung kalau aku tidak bisa mengikuti latihan hari ini.” Suho menjawab dengan menganggukkan kepalanya. “Gurae.” Lalu dia pergi meninggalkan Xiumin di kamar sendiri lagi.

“Kalian sudah siap ternyata. Baiklah aku akan bersiap-siap dulu. Kalian berangkatlah duluan. Aku akan menyusul kalian. ….” Sebelum Suho melanjutkan perkataannya, Chen sudah memotong perkataannya terlebih dahulu.
“Hyung.. apakah Xiumin hyung tidak ikut latihan?”
“Ani. Dia sedang tidak enak badan hari ini. Badannya sedikit demam. Dia akan istirahat di dorm hari ini. Ahh… Kyungsoo-ya, kau buatkan bubur untuk Xiumin dan siapkan obatnya sekalian.” Kata Suho dan langsung saja Kyungsoo tanpa berbicara menuruti apa kata leadernya itu. Dia langsung menuju dapur dan membuatkan semangkuk bubur untuk Xiumin.

Luhan dan Sehun yang mendengar keadaan Xiumin sekarang hanya bisa saling pandang saja. Seperti shock mendengar keadaan yang menimpa Xiumin sekarang. Tetapi Luhan berkata pada Sehun semua akan baik-baik saja. Sehun hanya bisa tersenyum mendengar perkataan Luhan itu.

-At Practice Room-

Chen yang tahu keadaan Xiumin hari ini, dia sama sekali tidak semangat untuk latihan sekarang. Suho yang mengetahui Chen sedang khawatir dia berkata bahwa hyung yang memiliki pipi bulat tersebut akan baik-baik saja. Chen yang mendengar perkataan Suho tersebut merasa sedikit lebih baik tapi tetap saja hatinya masih merasa khawatir tentang keadaan teman satu kamarnya itu.

Saat istirahat lahihan, Chen menghampiri Luhan yang sedang duduk disamping Sehun.
“Luhan-ge, apakah kita bisa bicara sebentar.”
“Bicara saja Chennie.”
“Jangan disini. Aku ingin berbicara berdua saja dengan mu.”
“Memang kau ingin berbicara tentang apa? Kenapa harus berdua saja eoh?”

Chen yang tidak menjawab pertanyaan Luhan hanya diam saja menunggu Luhan mengerti maksud perkaannya tadi. Luhan yang seketika melihat Chen hanya berdiam diri mengerti maksud pembicaraannya. Dia ingin berbicara tentang Xiumin ternyata. Luhan langsung beranjak dari duduknya. Sehun yang mengetahui maksud kedua hyungnya langsung merasa khawatir dan menahan tangan Luhan agar tidak pergi meninggalkan dia. “Gwaencahan Sehunnie.” Ucap Luhan sambil mengacak-acak rambut Sehun. Sehun yang mengerti perkataan hyung yang sangat dia cintai langsung melepas genggaman tangannya dan tersenyum pada Luhan.

Mereka berdua masuk ruangan istirahat dan berhenti di sebuah balkon. Chen yang masih belum berbicara terus saja diam. Menata pertanyaan apa yang sebaiknya dia lontarkan pada hyung imutnya ini. “Kajja berbicaralah.” Pinta Luhan. Chen hanya menghembuskan nafas panjangnya saja. Dia melihat gege yang imut dihadapannya.

“Hyung.. apakah kau memiliki masalah dengan Xiumin hyung?”
“Kenapa kau selalu ingin tahu saja hubungan ku dengan baozi eoh?”
“Ani. Bukannya aku ingin tahu hyung, tapi Xiumin hyung seperti ini pasti ada masalah diantara kalian berdua. Aku memperhatikan hubunganmu akhir-akhir ini sepertinya tidak akur. Seperti kau menghindarinya.”
“Apakah kau memiliki alasan kenapa aku bersikap seperti itu pada baozi? Menurutmu?”
“Aku merasakan jika hubunganmu dengan Xiumin hyung telah berakhir. Setelah kita kembali dari China, kau dan dia sama sekali tidak berkomunikasi. Bahkan kau sekarang sangat dekat dengan Sehun. Aku tidak tahu apakah perasaan ku benar atau tidak.”
“Perasaanmu tidak salah Chennie. Persaanmu benar mengatakan bahwa hubungan ku dengannya telah berakhir.”
“Jeongmalyo? Kau tidak bercanda kan gege?”
“Aniyo. Aku tidak bercanda sama sekali.”
“Kenapa kau memutuskannya Luhan-ge? Bukankah kau yang selalu mendekati Xiumin duluan. Kau yang selalu bermanja-manja dengannya. Dan sekarang kau memutuskannya begitu saja.”
“Sudahlah Chen Chen. Kau tidak perlu mengetahui alasannya. Yang jelas sekarang kau sudah tahu hubunganku dengan dia sudah berakhir.”
“Tapi hyung….”
“Kalau sudah tidak ada yang dibicarakan lagi, aku akan pergi.”

Luhan meninggalkan Chen sendirian di balkon. Chen yang masih berdiam diri disana merasa kesal dengan sikap hyungnya yang memutuskan Xiumin tanpa mengetahui penyebabnya.

Luhan kembali ke practice room. Kembali duduk disamping Sehun. Sehun yang sedari tadi mengkhawatirkan keadaan Luhan langsung bertanya apa yang terjadi.

“Gwaenchana hyung?”
“Nan gwaenchana Sehunnie.”
“Apakah Chen hyung bertanya soal….”
“Ne. Kita berbicara mengenai soal itu.”

Sehun langsung memasang wajah yang khawatir mendengar perkataan Luhan. Luhan yang melihat Sehun seperti itu langsung memeluk Sehun dengan erat dan berkata aku baik-baik saja. Kau tidak perlu mencemaskanku Sehunnie.

-At Dorm EXO (Xiumin)-

Aku terbangun dari istirahatku saat mendengar handphone ku berbunyi. Aku melihat layar handphoneku. Siapa yang telah menggangu istirahatku seperti ini. Nama Chen berada di layar handphone ku saat ini.

“Yeobosaeyo..”
“Hyung..bagaimana keadaanmu sekarang? Gwaenchana?”
“Ne. Nan gwaenchana Chennie.”
“Hyung~…..”
“Mwo? Apakah ada yang mau kau bicarakan padaku?”
“Aku tahu penyebab kau sakit seperti sekarang ini.”
“Apakah Luhan yang memberitahumu?”
“Ne hyung. Aku tadi berbicara berdua saja dengannya dan dia memberitahuku tentang hubungan mu dengan dia telah berakhir.”

Aku hanya diam saja mendengar perkataan Chen seperti itu. Aku menghembuskan nafasku yang berat. Kejadian semalam benar-benar sangat mengguncang jiwa ku sampai sekarang. Bahkan sampai sekarang aku masih belum bisa menerimanya. Aku terus saja berpikir kejadian semalam hanyalah mimpi belaka.

“Kau jangan terus-terusan bersedih hyung. Masih ada aku disini. Aku akan selalu berada disamping mu. Kau tenang saja.”
“Araso. Aku sekarang sedang memulihkan pikiran ku dari Luhan.”
“Aku menyayangimu hyung. Kau jangan terus memikirkan Luhan gege. Memang sangat tidak mudah melupakan orang yang kita cintai begitu saja. Tapi aku yakin kau pasti bisa melupakannya hyung. Aku akan membantu mu melupakan Luhan gege.”
“Gomawo Chen.”
“Baiklah. Kau lanjutkan lagi istirahatmu hyung. Mianhaeyo sudah mengganggumu hyung.”
“Ne.”

Percakapan ku dengan Chen berakhir. Aku memikirkan perkataan Chen tadi. melupakan Luhan memang tidak mudah bagiku untuk saat ini. Aku tidak tahu harus bagaimana nanti bila bertemu dengannya hari ini. Bagaimana aku menata perasaan ku nanti saat melihat Luhan dengan Sehun sedang berdua saja. Ini sangat sulit bagi ku.

Aku beranjak dari tempat tidurku. Mengambil jaket dan topi dari dalam lemari. Aku keluar dari kamar dan berjalan menuju pintu keluar dorm. Memakai sepatu dan keluar meninggalkan dorm.

***

Malam telah datang dan seluruh member EXO kembali ke dorm mereka masing-masing setelah seharian penuh mereka latihan untuk pertunjukkan besok. Chen langsung berjalan menuju kamar dan mendapati kamarnya telah kosong. Tidak ada satu orang pun dikamar itu. Chen memerikasa seluruh ruangan yang ada di dorm. Member EXO yang melihat sikap Chen seperti orang kebingungan langsung bertanya padanya.

“Yaa.. Chen-ah, kau sedang mencari apa? Kenapa seperti orang kebingungan seperti itu.” Tanya Chanyeol. Chen yang kelelahan langsung duduk bergabung dengan member yang lain.
“Xiumin hyung…dia sepertinya tidak ada di dorm sekarang.” Perkataan Chen sontak membuat semua member kaget.
“Mwo? Apa yang kau katakana barusan Chen? Xiumin tidak ada di dorm?” Tanya Kris.
“Jadi maksudmu Xiumin hyung hilang.” Kata Lay memasang wajah polos.
“Ne. Seperti itulah.”
“Bukankah Xiumin hyung sedang sakit hari ini.” Kata Kyungsoo yang sontak membuat kedua leader EXO langsung bangkit dari posisi duduk mereka.
“Aku akan mencarinya.” Kata Kris yang langsung berjalan menuju pintu keluar dorm. “Aku juga.” Diikuti oleh Suho dibelakangnya.

Luhan yang mendengar bahwa Xiumin tidak ada di dorm langsung kaget dan merasa khawatir sekarang. ‘apa yang kau lakukan sekarang baozi? Hari ini aku benar-benar mengkhawatirkanmu karena kau sakit. Dan sekarang kau tidak ada di dorm. Kau pergi kemana?’ gumam Luhan dalam hati. Sehun yang melihat ekspresi Luhan sedang cemas langsung menggenggam tangan Luhan erat-erat. Chen melihatnya langsung muak dan berdiri berjalan menuju pintu keluar.

Waktu sudah menunjukkan pukul 2 pagi. Aku beranjak dari tempat duduk ku dan pergi meninggalkan atap gedung yang menjadi tempat kejadian putusnya hubungan ku dengan Luhan. Di tempat tersebut aku menenangkan diriku. Menata perasaan ku kembali. Berpikir keras bagaimana caranya menghadapinya lagi. Menerima apa yang terjadi pada tempat ini kemarin malam. Aku terus mencoba untuk melupakannya. Terus berusaha melupakannya. Tapi aku benar-benar tidak bisa melakukannya. Aku harus bersikap tetap baik-baik saja dihadapannya meskipun aku masih memiliki perasaan cinta terhadapnya.

***
Melewatkanmu di lembaran hariku
Selalu terhenti di batas senyumanmu
Walau berakhir cinta kita berdua
Hati ini tak ingin dan selalu berdusta

Lupakanmu takkan mudah bagiku
Selalu ku coba namun aku tak mampu
Membuang semua kisah yang telah  berlalu
Di sudut relung hatiku yang membisu ku merindukanmu

Harusnya ku telah melewatkanmu
Menghapuskanmu dari dalam benakku
Namun ternyata sulit bagiku
Merelakanmu pergi dari hatiku

Selalu ingin dekat tubuhmu
Namun aku tak bisa karena kau telah bahagia

***
-Luhan POV-
Malam ini aku benar-benar tidak bisa tidur. Aku terus memikirkan dia. Aku benar-benar mengkhawatirkan keadaanya sekarang. Aigoo baozi..kenapa kau membuatku seperti ini? Seharusnya aku bahagia dengan keputusanku yang telah memutuskanmu. Seharusnya aku bahagia dengan Sehun sekarang. Tapi kenapa aku masih saja memikirkanmu sampai saat ini.
Aku bangkit dari tempat tidurku dan keluar kamar. Aku berjalan keluar menuju balkon. Aku melihat langit malam yang penuh dengan bintang. Malam ini sangat cerah sekali. Kira-kira kau akan pergi kemana bila malam ini sangat cerah baozi? Aku mengutak-atik handphone ku. Melihat semua hasil cepretan foto ku yang dulu. Dan aku melihat sebuah foto yang benar-benar mengingatkanku akan kehadiranmu. Aku terus saja membuka-buka foto lama kita berdua. Semua foto itu telah membuatku mengingat kembali saat kita masih seperti dulu. Tapi itu semua telah berakhir. Apakah aku menyesal sekarang telah memutuskan mu begitu saja?
.
.
.
Beberapa bulan kemudian…..
.
.
.
EXO-M sedang melakukan fansigning di China sekarang. Mereka sangat bersemangat sekali dengan acara tersebut. Mereka bisa berinteraksi dengan para fans mereka masing-masing. Saat satu fans meminta tanda tangan Luhan, fans tersebut bertanya padanya.
“Luhan gege~ apakah kau tidak merindukan Sehun oppa sekarang?” Tanya fans tersebut dengan malu-malu. Pertanyaan fans tersebut membuat Luhan terkejut seketika. Dia melirik ke arah Xiumin. Xiumin yang berada disampingnya tentu saja mendengar pertanyaan fans tersebut. Tetapi Xiumin berpura-pura tidak mendengarkannya. Dia terus saja menyibukkan diri dengan memberi signing kepada para fansnya dengan tersenyum ceria. Luhan memberikan senyuman kepada fansnya dan menjawab, “Tentu saja aku merindukannya.” Mendengar jawaban tersebut fans itu kemudian pergi dengan ceria.
Jam 4 sore acara fansigning telah berakhir. Member EXO-M kembali ke penginapan mereka. Dalam perjalanan kembali ke penginapan, Tao ingin sekali makan. Dia merasa lapar setelah seharian melakukan fansigning hari ini. Akhirnya mereka semua memutuskan untuk makan dan berhenti di sebuah restoran China. Chen yang dari tadi terus saja menempel pada Xiumin membuat Luhan sangat kesal. ‘Terus saja kau menempel seperti permen karet dengan baozi, Chen.’ Gumam Luhan dalam hati.
“Kau dari tadi diam saja Luhan-ge? Kau tidak apa-apa kan?” Tanya Lay. Pertanyaan lay membuyarkan lamunan Luhan yang daritadi focus bermain dengan handphonenya.
“Ne. Aku tidak apa-apa.”
“Apakah kau sedang menghubungi Sehun sekarang?”
“Gurae. Aku menghubunginya sekarang. Aku sangat merindukannya sekali.”
Luhan melirik kearah Xiumin. Berharap perkataannya didengar olehnya. Tapi hasilnya tidak sesuai dengan keinginannya. Xiumin sama sekali tidak mendengar perkataan Luhan tadi. Xiumin dan Chen, mereka berdua sedang asik bercengkrama dengan ceria. Luhan yang melihatnya semakin kesal dan memutuskan untuk keluar dari restoran.
“Yaa..Luhan-ah, kau tidak makan?” teriak Kris.
“Ani. Aku tidak lapar Kris.”
Luhan mempercepat langkah kakinya menuju mobil dan menunggu di dalamnya. Xiumin yang melihat sikap Luhan seperti itu hanya tersenyum saja dan kembali lagi bercengkrama dengan Chen.
***
-Xiumin POV-
Sesampainya di penginapan, semua member EXO-M langsung masuk ke kamar mereka masing-masing. Dan dalam beberapa menit saja keadaan penginapan mulai terasa sepi. Tetapi hanya satu namja saja yang masih terjaga malam ini. Dia keluar dari kamarnya. Menyalakan tv dan mulai duduk dengan santai. 15 menit berlalu dan satu orang namja keluar dari kamarnya. Luhan berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air. Dia mendengar ada suara tv manyala dan langsung berjalan menuju ruang tv. Dia langsung kaget siapa yang ada di depan tv sekarang.
“Kau tidak tidur?”
“Aku tidak bisa tidur. Meskipun aku sangat lelah hari ini.”
Kenapa disaat seperti ini dia datang. Padahal malam ini aku ingin sendirian. Aku berjalan keluar menuju balkon. Melihat suasana malam yang sepi dan tenang. Melihat kearah bintang yang tepat berada di atasku sekarang. Bintang malam ini sangat indah sekali. Mereka bersinar begitu cerah. Aku jadi ingat kejadian beberapa bulan yang lalu. Malam seperti ini yang seharusnya membuatku bahagia malah berganti menjadi malam yang menyedihkan. Aku menggelengkan kepalau untuk menghilangkan ingatan masa lalu itu. Aku tidak ingin mengingat kejadian itu lagi. Aku mendengar pintu balkon terbuka. aku menoleh ke arah suara itu dan melihat sosok Luhan sedang berjalan ke arah dan berdiri tepat di samping ku.
“Aku kira kau sudah kembali ke kamar mu.”
“Ani. Aku uga tidak bisa tidur sekarang.”
“Wae? Bukan kah hari ini kau yang paling banyak memilki fansigning. Memberikan tanda tangan sebanyak itu pasti sangat melelahkan sekali. Kalau aku menjadi kau, aku akan langsung istirahat sekarang.”
“Bagaimana aku bisa istirahat kalau aku terus saja memikirkan seseorang.”
Sekejap kata-kata Luhan langsung membuatku terdiam sesaat. Aku menoleh ke arahnya melihat wajahnya yang begitu polos. Aku langsung mengalihkan pandanganku saat Luhan mengetahui kalau aku memandangi dia.
“Kalau kau memikirkannya, kenapa tidak kau hubungi saja dia?”
“Aku tidak bisa menghubunginya. Dia sekarang sepertinya sedang tidak ingin ku hubungi.”
“Tidak mungkin Sehunnie seperti itu. Pasti dia sangat merindukanmu saat ini. Bila kau menghubunginya sekarang, pasti dia akan sangat bahagia sekali.”
“Aku tidak memikirkan dia sekarang. Ada orang lain yang ku pikirkan dari tadi. dan itu membuatku sama sekali tidak bisa tidur malam ini.”
Aku kaget mendengar perkataan Luhan. Ada orang lain yang dia pikirkan selain Sehun. Bukanhak hubungan dia dan Sehun berjalan lancar-lancar saja.
“Nugu? Bukanhakah hubunganmu dengan Sehun baik-baik saja.”
“Kau pasti tidak akan percaya bila aku mengatakan siapa dia.”
“Terserah kau saja. Aku juga tidak ingin tahu siapa dia.”
“Bagaimana kalau aku mengatakan kalau siapa dia adalah kau?”
“Mwo? Aku?”
“Ne. Bagaimana kalau itu kau baozi? Orang yang sekarang aku pikirkan.”
Aku terdiam mendengar perkataan Luhan barusan. Mungkin dia sekarang sedang bercanda saat ini. Aku merasakan debaran jantung ku berdegub cepat sekarang.
“Kau pasti bercanda sekarang. Kau tidak mungkin memikirkan ku. Dengan alasan apa kau memikirkan ku? Kau benar-benar membuatku ingin tertawa saja.”
“Aniyo. Aku tidak bercanda sekarang. Apakah sekarang wajah ku menunjukkan ekspresi bercanda?”
Aku menoleh ke arahnya. Memandangi wajahnya. Benar dia tidak bercanda. Tatapan matanya yang tajam membuat perkataannya tidak bisa dibilang bercanda saat ini. Aku terus saja memandangi wajahnya. Aku benar-benar sangat merindukannya. Ingin sekali memeluknya saat ini juga. Dia tersenyum pada ku dan menggenggam tangan ku.
“Aku tahu kau sangat merindukan ku baozi. Kau ingin sekali memeluk ku saat ini.”
Aku langsung melepas genggaman tangannya dan mengalihkan perhatian melihat ke  arah depan. Aku benar-benar sangat malu sekarang. Pasti sekarang wajah ku memerah sepeti buah tomat yang sedang panen. Aku mendengar Luhan tertawa kecil. Luhan memang sangat mengerti apa yang aku rasakan saat ini. Tapi aku mencoba menutupinya.
“Shiro! Siapa bilang aku merindukan mu dan ingin memeluk mu eoh?”
Luhan langsung memeluk ku dari belakang. Aku benar-benar sangat malu sekarang. Debaran jantung ku yang sedari tadi berdegub cepat sekarang berganti menjadi berdegub sangat sangat cepat sekali. Apa yang harus akau lakukan sekarang? Aku benar-benar tidak tahu. Pikiran ku kosong untuk saat ini.
“Yaa…apa yang kau lakukan? Lepaskan aku sekarang!”
“Shiro! Aku tidak akan melepaskanmu. Tidak akan lagi.”
“Yaaa….apa yang kau bicarakan eoh? Lepaskan aku Luhan!”
Aku terus saja meminta Luhan untuk melepaskan pelukannya. Tetapi semakin aku meminta melepaskan pelukannya semakin dia memelukku dengan erat. Ada apa dengannya? Dia bersikap aneh sekali. Apa maksud dengan sikapnya seperti ini? Pada akhirnya aku menyerah. Aku tidak lagi meminta melepaskannya. Aku berdiam diri dalam pelukannya sekarang. Aku merasakan hembusan nafasnya dekat sekali dengan leherku. Jantungku benar-benar akan copot sekarang. Eotteoke?
“Baozi-ah~ apa kau tahu yang sedang aku pikirkan sekarang?”
“Aniyo. Aku tidak tahu. Memang apa yang kau pikar kan?”
“Kau. Sekarang yang ada dalam pikiran ku hanya kau.”
“Kojitmal!”
“Ani. Aku tidak berbohonh pada mu. Sekarang aku benar-benar memikirkanmu baozi.”
“Wae? Kenapa ka memikirkanku eoh? Bukannya kau memikirkan Sehunnie.”
Untuk saat ini bisa kah kau jangan menyebut nama dia? Aku tidak ingin membahas tentang dia sekarang.”
“Waeyo? Kau sedang ada malasah dengan dia?”
“Aniyo. Hanya tidak ingin saja membicarakannya saja.”
“Jadi kau ingin memutuskannya seperti kau memutuskan ku dulu.”
Aku merasakan pelukan Luhan mulai merenggang. Dia melepaskan pelukannya dan membalik badan ku. Sekarang kita saling memandang satu sama lain. Suasana macam apa ini?
“Gurae. Aku akan memutuskannya seperti aku memutuskanmu dulu.”
“Kau benar-benar namja yang jahat! Aku tiaak mengira dibalik wajah polos mu itu ternyata kau seperti ini.”
Luhan meletakkan kedua tangannya di pipi ku. Dan mulai mencubitnya.
“Aku benar-benar sangat merindukan pipi bulat mu baozi. Kenapa pipi mu bisa bulat seperti ini ne?”
“Yaa..apa yang kau lakukan? Kenapa kau tiba-tiba mencubit pipi ku?”
“Tadi kau menyebutku namja yang jahat. Memang setelah aku memikirkan perkataan mu tadi, aku merasa jahat pada mu dan pada Sehun. Tapi namja ini benar-benar telah menyesal dengan berbuatannya yang sudah membuat seorang namja seperti mu menangis.”
“Kau menyesal?”
“Ne…aku benar-benar menyesal telah memutuskann mu waktu itu. Aku telah membuat mu menangis dan jatuh sakit sampai kau tidak bisa mengikuti latihan.”
Apa yang dia bicarakan sekarang? Kenapa dia menjadi benar-benar sangat aneh sekali malam ini. Luhan menggenggam tangan ku. Aku melihat wajah Luhan berubah menjadi sedih. Sepertinya dia benar-benar mengatakan kalu dia menyesal. Tapi kenapa dia tiba-tiba datang kembali seperti ini?
“Baozi-ah~ apakah kita bisa kembali seperti dulu lagi? Aku ingin kita dekat lagi seperti dulu. Aku tidak ingin seperti ini sekarang yang hanya bisa berkomunikasi saat ada perlunya saja.”
“Apa yang kau bicarakan sekarang? Aku tidak tahu.”
“Kau jangan berpura-pura tidak tahu baozi. Aku tahu kau mengerti maksud perkataan ku tadi. Aku tahu kau masih memiliki perasaan itu.”
“Aku memang masih mencintaimu Luhan-ah. Tapi aku tidak tahu apakah aku masih bisa kembali padamu lagi. Setiap kali aku melihatmu, kejadian itu selalu muncul di pikiran ku. Aku selalu memikirkan kejadian itu sampai sekrang. Aku tiak ingin lagi merasakan rasa sakit yang pernah kau berikan padaku waktu itu.”
“Aniyo. Aniyo baozi. Aku tidak akan melakukannya lagi. Aku berjanji pada mu aku tidak akan menyakiti mu lagi. Aku benar-benar mencintaimu baozi-ah~. Mianhaeyo aku sudah membuatmu menangis seperti itu. Tapi sekarang aku benar-benar sangat menyesalinya. Apakah kau bisa memaafkan ku baozi?”
Aku memandangi terus wajah polosnya. Matanya yang berkaca-kaca seperti ini benar-benar membuatku sangat merindukan kehadiran Luhan dalam hidup ku. Aku melihat sebuah air mata akan keluar dari matanya. Aku tidak mau melihatnya menangis seperti aku dulu. Aku tidak mau melihat wajah polosnya itu bersedih seperti ini. Aku langsung memeluknya dengan erat. Dan tidak sadar aku juga ikut menangis dalam pelukannya.
“Aku sudah memaafkan mu Luhan-ah. Sudah dari dulu aku memaafkan mu. Setelah kejadian malam itu aku sudah memaafkan mu. Nan gwaenchana Luhan-ah.”
“Saranghaeyo baozi-ah~ saranghae…..”
Aku melepaskan pelukan Luhan. Menatap wajahnya yang sekarang penuh dengan air mata. Aku menghapus air matanya dan mengecup keninanya.
“Nado saranghae Luhan-ah~. Sudah jangan menagis lagi.”
Aku melihat sebuah senyuman terukir diwajahnya sekarang. Aku merasa lega melihat dia sudah baik-baik saja. Aku kemudian memeluk dia dengan erat. Mengelus rambutnya dengan lembut. Malam ini benar-benar malam yang tak akan pernah aku lupakan seumur hidup ku. Aku akan selalu mencintaimu sampai akhir nanti Luhan-ah. Saranghaeyo~











Tidak ada komentar:

Posting Komentar