-Melewatkanmu-
-Xiumin POV-
Sambil menutup
kedua matanya dengan kedua tangan ku, aku dan Luhan berjalan menuju sebuah atap
gedung yang sudah kuhias sedemikian rupa sehingga atap gedung tersebut terlihat
sangat cantik dengan diterangi lampu yang berkelap kelip bagaikan bintang
diangkasa malam. Luhan adalah namjachinguku yang sangat aku cintai sepenuh
hatiku. Aku dan dia bisa sedekat ini seperti sekarang karena kami memang satu
grup di EXO-M.
“Kita sekarang sudah sampai.
Tadaa!”
Aku membuka
kedua tangan ku yang menutupi kedua matanya. Aku melihat ekspresi wajah Luhan
yang sama sekali tidak bereaksi dengan kejutan ku ini. Aku bertanya padanya,
“Wae? Kau tidak menyukainya eoh?” Dia menggelengkan kepalanya. Aku bertanya
sekali lagi padanya. “Waeyo? Apakah ini kurang bagus? Bagian mana yang kau
tidak suka? Aku akan menatanya lagi sesuai dengan keinginanmu.” Aku berjalan
menuju meja yang terdapat dua buah lilin dan sebotol anggur dan dua gelas
berdiri rapi diatas meja.
“Kita selesai sampai disini saja
baozi. Kita putus.”
Aku menghentikan
langkahku. Aku diam sejenak untuk memfokuskan pikiran ku dengan perkataan Luhan
tadi. ‘apakah aku tidak salah dengar? Dia berkata putus.’ Gumam ku dalam hati.
Aku membalikkan badan ku dan menghampirinya.
“Apakah aku tidak salah dengar
tadi? Kau barusan berkata, ‘kita putus.’”
“Ani. Kau tidak salah dengar. Aku
memang berkata ‘kita putus.’”
“Wae? Waeyo Luhan-ah? Kau sama
sekali tidak bercanda kan sekarang?”
“Aniyo. Aku serius dengan
perkataan ku tadi. Hubungan kita sangat biasa-biasa saja. Seperti bukan
sepasang kekasih yang sedang kencan. Lebih tepatnya seperti hanya sebatas rasa
sayang kepada sahabat saja. Lagipula selama ini hubungan kita yang tahu hanya
sebatas member EXO-M saja. Aku tidak suka memiliki hubungan yang tersembunyi
dari semua orang. Dan sekarang aku sudah menemukan pengganti mu yang tentu saja
dia lebih baik darimu.”
Perkataan Luhan
benar-benar membuat hati ku sangat sakit. Rasanya aku ingin menangis sekarang.
Menangis sejadi-jadinya sampai air mataku kering. Tapi aku menahan air mataku
ini. Aku tidak mau Luhan melihatku menangisinya. Aku terus menahan air mataku
ini.
“Nuguya? Apakah Sehunnie? Apakah
dia orangnya?”
“Ne. Sehunnie.”
“Sejak kapan kau memiliki
hubungan dengannya?”
“Apakah kau tidak menyadarinya?
Tentu saja pada saat aku dipasangkan dengan dia sebagai couple di EXO.”
“Jadi selama itukah kau sudah memiliki
hubungan dengan Sehunnie? dengan posisi saat itu kita sedang menjalin hubungan?
Kenapa kau tidak mengatakannya saja dari dulu? Kenapa kau mengatakannya tepat
disaat hari yang penting seperti ini?”
“Mianhaeyo.”
Aku menundukkan
kepala ku. Dan sekarang aku benar-benar tidak bisa menahan air mataku lagi. Air
mataku keluar begitu saja. Aku melihat Luhan pergi meninggalkan ku sedirian.
Sendirian diatap yang penuh dengan kejutan yang sudah ku persiapkan untuk hari
yang penting ini. Hari ini adalah tepat satu tahun hubungan ku dengannya. Aku
sudah membayangkan kalau hari ini penuh dengan perasaan yang bahagia. Tetapi
ternyata bayanganku salah. Hari ini adalah hari dimana hatiku benar-benar
sangat hancur dan sangat sakit. Hari diamana semua air mataku keluar sampai
kering.
-Luhan POV-
Aku mengambil
handphone dalam saku celana dan mulai mencari sebuah nama di phone contac.
Muncul nama Sehunnie. Aku mulai menghubunginya.
“Aku sudah mengatakannya…. Ne
araso, aku kembali ke dorm sekarang.”
Setalah selesai
menghubungnya, aku mulai beranjak pergi melangkahkan kaki ku kembali ke dorm.
Tentu saja dalam perjalanan, pikiran ku terus saja memikirkan hal yang terjadi
diatap gedung tadi. ‘semoga kau baik-baik saja baozi. Aku tidak mau ada hal
yang terjadi padamu setelah kejadian malam ini. Aku masih menyayangimu sebagai
sahabatku di EXO. Mianhaeyo.’
Sampainya di
dorm, aku melihat hanya ada beberapa member saja yang tinggal. Hanya ada Lay
dan Kyungsoo saja. “Kenapa dorm sepi? Apakah member lain sedang keluar
sekarang?” Tanya ku pada mereka berdua. Kyungsoo hanya menganggukkan kepalanya
saja seperti membenarkan pertanyaanku. Sedangkan Lay, dia hanya diam seperti
tidak mendengarkan pertanyaanku barusan. Dia sangat focus melihat acara tv yang
dia lihat sekarang bersama Kyungsoo. Melihat keadaan seperti itu aku langsung
beranjak dari kursi dan berjalan menuju kamarku.
“Apakah kau melihat Xiumin hyung,
Lu-ge?”
Aku langsung
menghentikan langkahku dan berpaling melihat siapa yang bertanya padaku tadi.
Lay. Kenapa tiba-tiba dia bertanya Xiumin padaku? Bukankah dia tidak
menghiraukan hubungan ku dengan Xiumin.
“Ani. Aku tidak melihatnya dari
tadi sore.”
“Aku kira dia tadi pergi keluar
bersamamu.”
“Ani. Aku tidak keluar bersama
dia. Memangnya ada apa kau mencari dia?”
“Tidak ada apa-apa Lu-ge. Aku
hanya merasa khawatir saja dengannya. Sampai sekarang dia belum kembali ke
dorm.”
“Mungkin sebentar lagi dia akan
kembali.”
Aku langsung
berjalan cepat dan masuk ke kamarku. Membaringkan badan ku di tempat tidurku.
Menutup mata dan menghilangkan semua pikiran yang terjadi pada malam ini.
-At Dorm EXO-
Pagi yang cerah
telah datang. Seorang namja berwajah innocent sedang berkutik dengan peralatan
dapur dan bahan makanannya. Kyungsoo sedang memasak sarapan pagi untuk para
member EXO. Dia adalah eomma bagi seluruh member EXO karena dia selalu yang
menyiapkan segalanya di dorm ini. Dibantu dengan si unicorn yang polos, Lay,
mereka berdua memasak dengan gembira bersama. Diruang tv ada dua namja, Suho
dan Kris, Leader dari masing-masing groub di EXO, yang sedang duduk malas
menunggu sarapan selesai dibuat. Sedangankan member yang lain tentu saja masih
dalam mimpi mereka masing-masing.
Saat sarapan
telah tersedia diatas meja, bagian sang leader membangunkan para membernya
masing-masing. Semua telah bangun terkecuali satu namja yang sama sekali tidak
menunjukkan wajahnya di meja makan. “Yaa..kalian melihat Xiumin?” Tanya Kris.
“Mungkin dia masih di dalam kamar hyung.” Jawab Chen malas. “Tidak biasanya dia
seperti ini. Chen Chen, cepat kau bangunkan dia segera.” Chen langsung beranjak
dari kursi makannya dengan wajah masih setengah mengantuk.
Chen
mengguncang badan Xiumin dengan kedua tangannya. “Hyung..cepat bangun. Semua
member telah menunggu mu sarapan.” Tidak ada reaksi sama sekali dari Xiumin.
“Hyung-ah~cepat bangun. Kalau tidak Kris-ge akan marah.” Chen tetap saja
mengguncang badan Xiumin. Tapi hasilnya tetap sama. Xiumin tidak menunjukkan
reaksi sama sekali. “Terserah hyung sajalah kalau begitu.” Chen langsung
meninggalkan kamar dan kembali menuju ke meja makan.
“Yaa.. Chen Chen, kenapa kau
kembali sendirian? Mana Xiumin?” Tanya Kris.
“Dia tidak mau bangun Kris-ge.
Aku sudah membangunkannya tapi dia tidak mau bangun juga.” Chen menjawab sambil
menyomot satu potong omelet dihadapannya.
“Apa yang terjadi dengan Xiumin
hyung? Bukankah dia yang selalu bangun pagi dan membangunkan kita semua.” Tanya
Baekhyun.
“Apakah kalian tahu, semalam
bukankah Xiumin hyung pulang sangat larut malam sekali.” Kata Chanyeol.
Mata Chen langsung melotot ke
arah Chanyeol. “Chincha? Pergi kemana dia sampai pulang selarut itu?”
“Aku tidak tahu. Bukankah Xiumin
hyung kemarin keluar lebih dulu daripada kita.” Kata Chanyeol sambil mengangkat
bahunya pertanda tidak tahu.
Luhan yang
mendengar percakap mereka semua hanya berdiam diri saja. Dia pura-pura tidak
tahu tentang percakapan mereka. Dia terus saja memakan makanannya. Sehun yang
tahu maksud dari percakapan para hyungnya itu juga bersikap sama seperti Luhan.
“Sudahlah. Mungkin Xiumin hyung
memang sengat lelah. Biarkan saja. Setelah ini kita akan latihan. Cepat
habiskan makanan kalian.” Kata Suho menyudahi percakapan pagi ini.
“Aku akan membangunkan dia.”
Lanjut Suho dan beranjak pergi menuju kamar Xiumin.
Saat membuka
kamar Xiumin, dia sudah mendapati Xiumin telah bangun dari tidurnya. “Kau sudah
bangun hyung.” Kata Suho. Xiumin hanya membalas dengan senyuman saja. Suho
langsung duduk disamping Xiumin sambil meletakkan telapak tangannya di kening
Xiumin. “Gwaenchana hyung?” Tanya Suho yang merasa khawatir dengan keadaan
Xiumin sekarang. “Kalau hyung memang merasa tidak enak badan, hyung tidak usah
ikut latihan hari ini. Kau istirahat saja.” Lanjut Suho. “Gurae. Aku memang
merasa tidak enak badan hari ini. Mianhae aku tidak bisa ikut latihan bersama
kalian.” Ucap Xiumin dengan lemas. “Gwaenchana hyung-ah. Kesehatanmu lebih
penting sekarang. Baiklah aku akan menyuruh Kyungsoo untuk membuatkanmu bubur
dan menyiapkan obat untukmu.” Suho langsung beranjak dari duduknya. Sebelum
Suho pergi meninggalkan kamar Xiumin, Xiumin berpesan padanya untuk
menyampaikan permintaan maaf pada manager mereka. “Ahh…tolang sampaikan
permintaan maaf ku pada manager hyung kalau aku tidak bisa mengikuti latihan
hari ini.” Suho menjawab dengan menganggukkan kepalanya. “Gurae.” Lalu dia
pergi meninggalkan Xiumin di kamar sendiri lagi.
“Kalian sudah siap ternyata.
Baiklah aku akan bersiap-siap dulu. Kalian berangkatlah duluan. Aku akan
menyusul kalian. ….” Sebelum Suho melanjutkan perkataannya, Chen sudah memotong
perkataannya terlebih dahulu.
“Hyung.. apakah Xiumin hyung
tidak ikut latihan?”
“Ani. Dia sedang tidak enak badan
hari ini. Badannya sedikit demam. Dia akan istirahat di dorm hari ini. Ahh…
Kyungsoo-ya, kau buatkan bubur untuk Xiumin dan siapkan obatnya sekalian.” Kata
Suho dan langsung saja Kyungsoo tanpa berbicara menuruti apa kata leadernya
itu. Dia langsung menuju dapur dan membuatkan semangkuk bubur untuk Xiumin.
Luhan dan Sehun
yang mendengar keadaan Xiumin sekarang hanya bisa saling pandang saja. Seperti
shock mendengar keadaan yang menimpa Xiumin sekarang. Tetapi Luhan berkata pada
Sehun semua akan baik-baik saja. Sehun hanya bisa tersenyum mendengar perkataan
Luhan itu.
-At Practice Room-
Chen yang tahu
keadaan Xiumin hari ini, dia sama sekali tidak semangat untuk latihan sekarang.
Suho yang mengetahui Chen sedang khawatir dia berkata bahwa hyung yang memiliki
pipi bulat tersebut akan baik-baik saja. Chen yang mendengar perkataan Suho
tersebut merasa sedikit lebih baik tapi tetap saja hatinya masih merasa
khawatir tentang keadaan teman satu kamarnya itu.
Saat istirahat lahihan, Chen
menghampiri Luhan yang sedang duduk disamping Sehun.
“Luhan-ge, apakah kita bisa
bicara sebentar.”
“Bicara saja Chennie.”
“Jangan disini. Aku ingin
berbicara berdua saja dengan mu.”
“Memang kau ingin berbicara
tentang apa? Kenapa harus berdua saja eoh?”
Chen yang tidak
menjawab pertanyaan Luhan hanya diam saja menunggu Luhan mengerti maksud
perkaannya tadi. Luhan yang seketika melihat Chen hanya berdiam diri mengerti
maksud pembicaraannya. Dia ingin berbicara tentang Xiumin ternyata. Luhan
langsung beranjak dari duduknya. Sehun yang mengetahui maksud kedua hyungnya
langsung merasa khawatir dan menahan tangan Luhan agar tidak pergi meninggalkan
dia. “Gwaencahan Sehunnie.” Ucap Luhan sambil mengacak-acak rambut Sehun. Sehun
yang mengerti perkataan hyung yang sangat dia cintai langsung melepas genggaman
tangannya dan tersenyum pada Luhan.
Mereka berdua
masuk ruangan istirahat dan berhenti di sebuah balkon. Chen yang masih belum
berbicara terus saja diam. Menata pertanyaan apa yang sebaiknya dia lontarkan
pada hyung imutnya ini. “Kajja berbicaralah.” Pinta Luhan. Chen hanya
menghembuskan nafas panjangnya saja. Dia melihat gege yang imut dihadapannya.
“Hyung.. apakah kau memiliki
masalah dengan Xiumin hyung?”
“Kenapa kau selalu ingin tahu
saja hubungan ku dengan baozi eoh?”
“Ani. Bukannya aku ingin tahu
hyung, tapi Xiumin hyung seperti ini pasti ada masalah diantara kalian berdua.
Aku memperhatikan hubunganmu akhir-akhir ini sepertinya tidak akur. Seperti kau
menghindarinya.”
“Apakah kau memiliki alasan
kenapa aku bersikap seperti itu pada baozi? Menurutmu?”
“Aku merasakan jika hubunganmu
dengan Xiumin hyung telah berakhir. Setelah kita kembali dari China, kau dan
dia sama sekali tidak berkomunikasi. Bahkan kau sekarang sangat dekat dengan
Sehun. Aku tidak tahu apakah perasaan ku benar atau tidak.”
“Perasaanmu tidak salah Chennie.
Persaanmu benar mengatakan bahwa hubungan ku dengannya telah berakhir.”
“Jeongmalyo? Kau tidak bercanda
kan gege?”
“Aniyo. Aku tidak bercanda sama
sekali.”
“Kenapa kau memutuskannya
Luhan-ge? Bukankah kau yang selalu mendekati Xiumin duluan. Kau yang selalu
bermanja-manja dengannya. Dan sekarang kau memutuskannya begitu saja.”
“Sudahlah Chen Chen. Kau tidak
perlu mengetahui alasannya. Yang jelas sekarang kau sudah tahu hubunganku
dengan dia sudah berakhir.”
“Tapi hyung….”
“Kalau sudah tidak ada yang
dibicarakan lagi, aku akan pergi.”
Luhan meninggalkan
Chen sendirian di balkon. Chen yang masih berdiam diri disana merasa kesal
dengan sikap hyungnya yang memutuskan Xiumin tanpa mengetahui penyebabnya.
Luhan kembali ke practice room.
Kembali duduk disamping Sehun. Sehun yang sedari tadi mengkhawatirkan keadaan
Luhan langsung bertanya apa yang terjadi.
“Gwaenchana hyung?”
“Nan gwaenchana Sehunnie.”
“Apakah Chen hyung bertanya
soal….”
“Ne. Kita berbicara mengenai soal
itu.”
Sehun langsung
memasang wajah yang khawatir mendengar perkataan Luhan. Luhan yang melihat
Sehun seperti itu langsung memeluk Sehun dengan erat dan berkata aku baik-baik
saja. Kau tidak perlu mencemaskanku Sehunnie.
-At Dorm EXO (Xiumin)-
Aku terbangun
dari istirahatku saat mendengar handphone ku berbunyi. Aku melihat layar handphoneku.
Siapa yang telah menggangu istirahatku seperti ini. Nama Chen berada di layar
handphone ku saat ini.
“Yeobosaeyo..”
“Hyung..bagaimana keadaanmu
sekarang? Gwaenchana?”
“Ne. Nan gwaenchana Chennie.”
“Hyung~…..”
“Mwo? Apakah ada yang mau kau
bicarakan padaku?”
“Aku tahu penyebab kau sakit
seperti sekarang ini.”
“Apakah Luhan yang
memberitahumu?”
“Ne hyung. Aku tadi berbicara
berdua saja dengannya dan dia memberitahuku tentang hubungan mu dengan dia
telah berakhir.”
Aku hanya diam
saja mendengar perkataan Chen seperti itu. Aku menghembuskan nafasku yang
berat. Kejadian semalam benar-benar sangat mengguncang jiwa ku sampai sekarang.
Bahkan sampai sekarang aku masih belum bisa menerimanya. Aku terus saja
berpikir kejadian semalam hanyalah mimpi belaka.
“Kau jangan terus-terusan
bersedih hyung. Masih ada aku disini. Aku akan selalu berada disamping mu. Kau
tenang saja.”
“Araso. Aku sekarang sedang
memulihkan pikiran ku dari Luhan.”
“Aku menyayangimu hyung. Kau
jangan terus memikirkan Luhan gege. Memang sangat tidak mudah melupakan orang
yang kita cintai begitu saja. Tapi aku yakin kau pasti bisa melupakannya hyung.
Aku akan membantu mu melupakan Luhan gege.”
“Gomawo Chen.”
“Baiklah. Kau lanjutkan lagi
istirahatmu hyung. Mianhaeyo sudah mengganggumu hyung.”
“Ne.”
Percakapan ku
dengan Chen berakhir. Aku memikirkan perkataan Chen tadi. melupakan Luhan
memang tidak mudah bagiku untuk saat ini. Aku tidak tahu harus bagaimana nanti
bila bertemu dengannya hari ini. Bagaimana aku menata perasaan ku nanti saat
melihat Luhan dengan Sehun sedang berdua saja. Ini sangat sulit bagi ku.
Aku beranjak
dari tempat tidurku. Mengambil jaket dan topi dari dalam lemari. Aku keluar
dari kamar dan berjalan menuju pintu keluar dorm. Memakai sepatu dan keluar
meninggalkan dorm.
***
Malam telah
datang dan seluruh member EXO kembali ke dorm mereka masing-masing setelah
seharian penuh mereka latihan untuk pertunjukkan besok. Chen langsung berjalan
menuju kamar dan mendapati kamarnya telah kosong. Tidak ada satu orang pun
dikamar itu. Chen memerikasa seluruh ruangan yang ada di dorm. Member EXO yang
melihat sikap Chen seperti orang kebingungan langsung bertanya padanya.
“Yaa.. Chen-ah, kau sedang
mencari apa? Kenapa seperti orang kebingungan seperti itu.” Tanya Chanyeol.
Chen yang kelelahan langsung duduk bergabung dengan member yang lain.
“Xiumin hyung…dia sepertinya
tidak ada di dorm sekarang.” Perkataan Chen sontak membuat semua member kaget.
“Mwo? Apa yang kau katakana
barusan Chen? Xiumin tidak ada di dorm?” Tanya Kris.
“Jadi maksudmu Xiumin hyung
hilang.” Kata Lay memasang wajah polos.
“Ne. Seperti itulah.”
“Bukankah Xiumin hyung sedang
sakit hari ini.” Kata Kyungsoo yang sontak membuat kedua leader EXO langsung
bangkit dari posisi duduk mereka.
“Aku akan mencarinya.” Kata Kris
yang langsung berjalan menuju pintu keluar dorm. “Aku juga.” Diikuti oleh Suho
dibelakangnya.
Luhan yang
mendengar bahwa Xiumin tidak ada di dorm langsung kaget dan merasa khawatir
sekarang. ‘apa yang kau lakukan sekarang baozi? Hari ini aku benar-benar
mengkhawatirkanmu karena kau sakit. Dan sekarang kau tidak ada di dorm. Kau
pergi kemana?’ gumam Luhan dalam hati. Sehun yang melihat ekspresi Luhan sedang
cemas langsung menggenggam tangan Luhan erat-erat. Chen melihatnya langsung
muak dan berdiri berjalan menuju pintu keluar.
Waktu sudah
menunjukkan pukul 2 pagi. Aku beranjak dari tempat duduk ku dan pergi
meninggalkan atap gedung yang menjadi tempat kejadian putusnya hubungan ku
dengan Luhan. Di tempat tersebut aku menenangkan diriku. Menata perasaan ku
kembali. Berpikir keras bagaimana caranya menghadapinya lagi. Menerima apa yang
terjadi pada tempat ini kemarin malam. Aku terus mencoba untuk melupakannya.
Terus berusaha melupakannya. Tapi aku benar-benar tidak bisa melakukannya. Aku
harus bersikap tetap baik-baik saja dihadapannya meskipun aku masih memiliki
perasaan cinta terhadapnya.
***
Melewatkanmu di lembaran harikuSelalu terhenti di batas senyumanmu
Walau berakhir cinta kita berdua
Hati ini tak ingin dan selalu berdusta
Lupakanmu takkan mudah bagiku
Selalu ku coba namun aku tak mampu
Membuang semua kisah yang telah berlalu
Di sudut relung hatiku yang membisu ku merindukanmu
Harusnya ku telah melewatkanmu
Menghapuskanmu dari dalam benakku
Namun ternyata sulit bagiku
Merelakanmu pergi dari hatiku
Selalu ingin dekat tubuhmu
Namun aku tak bisa karena kau telah bahagia
***
-Luhan POV-
Malam ini aku benar-benar tidak
bisa tidur. Aku terus memikirkan dia. Aku benar-benar mengkhawatirkan keadaanya
sekarang. Aigoo baozi..kenapa kau membuatku seperti ini? Seharusnya aku bahagia
dengan keputusanku yang telah memutuskanmu. Seharusnya aku bahagia dengan Sehun
sekarang. Tapi kenapa aku masih saja memikirkanmu sampai saat ini.
Aku bangkit dari tempat tidurku
dan keluar kamar. Aku berjalan keluar menuju balkon. Aku melihat langit malam
yang penuh dengan bintang. Malam ini sangat cerah sekali. Kira-kira kau akan
pergi kemana bila malam ini sangat cerah baozi? Aku mengutak-atik handphone ku.
Melihat semua hasil cepretan foto ku yang dulu. Dan aku melihat sebuah foto
yang benar-benar mengingatkanku akan kehadiranmu. Aku terus saja membuka-buka foto
lama kita berdua. Semua foto itu telah membuatku mengingat kembali saat kita
masih seperti dulu. Tapi itu semua telah berakhir. Apakah aku menyesal sekarang
telah memutuskan mu begitu saja?
.
..
Beberapa bulan kemudian…..
.
.
.
EXO-M sedang melakukan
fansigning di China sekarang. Mereka sangat bersemangat sekali dengan acara
tersebut. Mereka bisa berinteraksi dengan para fans mereka masing-masing. Saat
satu fans meminta tanda tangan Luhan, fans tersebut bertanya padanya.
“Luhan gege~ apakah kau tidak merindukan Sehun
oppa sekarang?” Tanya fans tersebut dengan malu-malu. Pertanyaan fans tersebut
membuat Luhan terkejut seketika. Dia melirik ke arah Xiumin. Xiumin yang berada
disampingnya tentu saja mendengar pertanyaan fans tersebut. Tetapi Xiumin
berpura-pura tidak mendengarkannya. Dia terus saja menyibukkan diri dengan
memberi signing kepada para fansnya dengan tersenyum ceria. Luhan memberikan
senyuman kepada fansnya dan menjawab, “Tentu saja aku merindukannya.” Mendengar
jawaban tersebut fans itu kemudian pergi dengan ceria.
Jam 4 sore acara fansigning
telah berakhir. Member EXO-M kembali ke penginapan mereka. Dalam perjalanan
kembali ke penginapan, Tao ingin sekali makan. Dia merasa lapar setelah
seharian melakukan fansigning hari ini. Akhirnya mereka semua memutuskan untuk
makan dan berhenti di sebuah restoran China. Chen yang dari tadi terus saja
menempel pada Xiumin membuat Luhan sangat kesal. ‘Terus saja kau menempel
seperti permen karet dengan baozi, Chen.’ Gumam Luhan dalam hati.
“Kau dari tadi diam saja Luhan-ge? Kau tidak
apa-apa kan?” Tanya Lay. Pertanyaan lay membuyarkan lamunan Luhan yang daritadi
focus bermain dengan handphonenya.
“Ne. Aku tidak apa-apa.”
“Apakah kau sedang menghubungi Sehun sekarang?”
“Gurae. Aku menghubunginya sekarang. Aku sangat
merindukannya sekali.”
Luhan melirik kearah Xiumin.
Berharap perkataannya didengar olehnya. Tapi hasilnya tidak sesuai dengan
keinginannya. Xiumin sama sekali tidak mendengar perkataan Luhan tadi. Xiumin
dan Chen, mereka berdua sedang asik bercengkrama dengan ceria. Luhan yang
melihatnya semakin kesal dan memutuskan untuk keluar dari restoran.
“Yaa..Luhan-ah, kau tidak makan?” teriak Kris.
“Ani. Aku tidak lapar Kris.”
Luhan mempercepat langkah
kakinya menuju mobil dan menunggu di dalamnya. Xiumin yang melihat sikap Luhan
seperti itu hanya tersenyum saja dan kembali lagi bercengkrama dengan Chen.
***
-Xiumin
POV-
Sesampainya di penginapan,
semua member EXO-M langsung masuk ke kamar mereka masing-masing. Dan dalam
beberapa menit saja keadaan penginapan mulai terasa sepi. Tetapi hanya satu
namja saja yang masih terjaga malam ini. Dia keluar dari kamarnya. Menyalakan
tv dan mulai duduk dengan santai. 15 menit berlalu dan satu orang namja keluar
dari kamarnya. Luhan berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air. Dia
mendengar ada suara tv manyala dan langsung berjalan menuju ruang tv. Dia
langsung kaget siapa yang ada di depan tv sekarang.
“Kau tidak tidur?”
“Aku tidak bisa tidur. Meskipun aku sangat lelah
hari ini.”
Kenapa disaat seperti ini dia
datang. Padahal malam ini aku ingin sendirian. Aku berjalan keluar menuju
balkon. Melihat suasana malam yang sepi dan tenang. Melihat kearah bintang yang
tepat berada di atasku sekarang. Bintang malam ini sangat indah sekali. Mereka
bersinar begitu cerah. Aku jadi ingat kejadian beberapa bulan yang lalu. Malam
seperti ini yang seharusnya membuatku bahagia malah berganti menjadi malam yang
menyedihkan. Aku menggelengkan kepalau untuk menghilangkan ingatan masa lalu
itu. Aku tidak ingin mengingat kejadian itu lagi. Aku mendengar pintu balkon
terbuka. aku menoleh ke arah suara itu dan melihat sosok Luhan sedang berjalan
ke arah dan berdiri tepat di samping ku.
“Aku kira kau sudah kembali ke kamar mu.”
“Ani. Aku uga tidak bisa tidur sekarang.”
“Wae? Bukan kah hari ini kau yang paling banyak
memilki fansigning. Memberikan tanda tangan sebanyak itu pasti sangat
melelahkan sekali. Kalau aku menjadi kau, aku akan langsung istirahat sekarang.”
“Bagaimana aku bisa istirahat kalau aku terus
saja memikirkan seseorang.”
Sekejap kata-kata Luhan
langsung membuatku terdiam sesaat. Aku menoleh ke arahnya melihat wajahnya yang
begitu polos. Aku langsung mengalihkan pandanganku saat Luhan mengetahui kalau
aku memandangi dia.
“Kalau kau memikirkannya, kenapa tidak kau
hubungi saja dia?”
“Aku tidak bisa menghubunginya. Dia sekarang
sepertinya sedang tidak ingin ku hubungi.”
“Tidak mungkin Sehunnie seperti itu. Pasti dia
sangat merindukanmu saat ini. Bila kau menghubunginya sekarang, pasti dia akan
sangat bahagia sekali.”
“Aku tidak memikirkan dia sekarang. Ada orang
lain yang ku pikirkan dari tadi. dan itu membuatku sama sekali tidak bisa tidur
malam ini.”
Aku kaget mendengar perkataan
Luhan. Ada orang lain yang dia pikirkan selain Sehun. Bukanhak hubungan dia dan
Sehun berjalan lancar-lancar saja.
“Nugu? Bukanhakah hubunganmu dengan Sehun
baik-baik saja.”
“Kau pasti tidak akan percaya bila aku mengatakan
siapa dia.”
“Terserah kau saja. Aku juga tidak ingin tahu
siapa dia.”
“Bagaimana kalau aku mengatakan kalau siapa dia
adalah kau?”
“Mwo? Aku?”
“Ne. Bagaimana kalau itu kau baozi? Orang yang
sekarang aku pikirkan.”
Aku terdiam mendengar perkataan
Luhan barusan. Mungkin dia sekarang sedang bercanda saat ini. Aku merasakan
debaran jantung ku berdegub cepat sekarang.
“Kau pasti bercanda sekarang. Kau tidak mungkin
memikirkan ku. Dengan alasan apa kau memikirkan ku? Kau benar-benar membuatku
ingin tertawa saja.”
“Aniyo. Aku tidak bercanda sekarang. Apakah sekarang
wajah ku menunjukkan ekspresi bercanda?”
Aku menoleh ke arahnya.
Memandangi wajahnya. Benar dia tidak bercanda. Tatapan matanya yang tajam
membuat perkataannya tidak bisa dibilang bercanda saat ini. Aku terus saja
memandangi wajahnya. Aku benar-benar sangat merindukannya. Ingin sekali
memeluknya saat ini juga. Dia tersenyum pada ku dan menggenggam tangan ku.
“Aku tahu kau sangat merindukan ku baozi. Kau
ingin sekali memeluk ku saat ini.”
Aku langsung melepas genggaman
tangannya dan mengalihkan perhatian melihat ke arah depan. Aku benar-benar sangat malu
sekarang. Pasti sekarang wajah ku memerah sepeti buah tomat yang sedang panen.
Aku mendengar Luhan tertawa kecil. Luhan memang sangat mengerti apa yang aku
rasakan saat ini. Tapi aku mencoba menutupinya.
“Shiro! Siapa bilang aku merindukan mu dan ingin
memeluk mu eoh?”
Luhan langsung memeluk ku dari
belakang. Aku benar-benar sangat malu sekarang. Debaran jantung ku yang sedari
tadi berdegub cepat sekarang berganti menjadi berdegub sangat sangat cepat sekali.
Apa yang harus akau lakukan sekarang? Aku benar-benar tidak tahu. Pikiran ku
kosong untuk saat ini.
“Yaa…apa yang kau lakukan? Lepaskan aku
sekarang!”
“Shiro! Aku tidak akan melepaskanmu. Tidak akan
lagi.”
“Yaaa….apa yang kau bicarakan eoh? Lepaskan aku
Luhan!”
Aku terus saja meminta Luhan
untuk melepaskan pelukannya. Tetapi semakin aku meminta melepaskan pelukannya
semakin dia memelukku dengan erat. Ada apa dengannya? Dia bersikap aneh sekali.
Apa maksud dengan sikapnya seperti ini? Pada akhirnya aku menyerah. Aku tidak
lagi meminta melepaskannya. Aku berdiam diri dalam pelukannya sekarang. Aku
merasakan hembusan nafasnya dekat sekali dengan leherku. Jantungku benar-benar
akan copot sekarang. Eotteoke?
“Baozi-ah~ apa kau tahu yang sedang aku pikirkan
sekarang?”
“Aniyo. Aku tidak tahu. Memang apa yang kau pikar
kan?”
“Kau. Sekarang yang ada dalam pikiran ku hanya
kau.”
“Kojitmal!”
“Ani. Aku tidak berbohonh pada mu. Sekarang aku
benar-benar memikirkanmu baozi.”
“Wae? Kenapa ka memikirkanku eoh? Bukannya kau
memikirkan Sehunnie.”
Untuk saat ini bisa kah kau jangan menyebut nama
dia? Aku tidak ingin membahas tentang dia sekarang.”
“Waeyo? Kau sedang ada malasah dengan dia?”
“Aniyo. Hanya tidak ingin saja membicarakannya
saja.”
“Jadi kau ingin memutuskannya seperti kau
memutuskan ku dulu.”
Aku merasakan pelukan Luhan
mulai merenggang. Dia melepaskan pelukannya dan membalik badan ku. Sekarang
kita saling memandang satu sama lain. Suasana macam apa ini?
“Gurae. Aku akan memutuskannya seperti aku
memutuskanmu dulu.”
“Kau benar-benar namja yang jahat! Aku tiaak
mengira dibalik wajah polos mu itu ternyata kau seperti ini.”
Luhan meletakkan kedua tangannya di pipi ku. Dan
mulai mencubitnya.
“Aku benar-benar sangat merindukan pipi bulat mu
baozi. Kenapa pipi mu bisa bulat seperti ini ne?”
“Yaa..apa yang kau lakukan? Kenapa kau tiba-tiba
mencubit pipi ku?”
“Tadi kau menyebutku namja yang jahat. Memang
setelah aku memikirkan perkataan mu tadi, aku merasa jahat pada mu dan pada
Sehun. Tapi namja ini benar-benar telah menyesal dengan berbuatannya yang sudah
membuat seorang namja seperti mu menangis.”
“Kau menyesal?”
“Ne…aku benar-benar menyesal telah memutuskann mu
waktu itu. Aku telah membuat mu menangis dan jatuh sakit sampai kau tidak bisa
mengikuti latihan.”
Apa yang dia bicarakan
sekarang? Kenapa dia menjadi benar-benar sangat aneh sekali malam ini. Luhan
menggenggam tangan ku. Aku melihat wajah Luhan berubah menjadi sedih.
Sepertinya dia benar-benar mengatakan kalu dia menyesal. Tapi kenapa dia
tiba-tiba datang kembali seperti ini?
“Baozi-ah~ apakah kita bisa kembali seperti dulu
lagi? Aku ingin kita dekat lagi seperti dulu. Aku tidak ingin seperti ini
sekarang yang hanya bisa berkomunikasi saat ada perlunya saja.”
“Apa yang kau bicarakan sekarang? Aku tidak
tahu.”
“Kau jangan berpura-pura tidak tahu baozi. Aku
tahu kau mengerti maksud perkataan ku tadi. Aku tahu kau masih memiliki
perasaan itu.”
“Aku memang masih mencintaimu Luhan-ah. Tapi aku
tidak tahu apakah aku masih bisa kembali padamu lagi. Setiap kali aku melihatmu,
kejadian itu selalu muncul di pikiran ku. Aku selalu memikirkan kejadian itu
sampai sekrang. Aku tiak ingin lagi merasakan rasa sakit yang pernah kau
berikan padaku waktu itu.”
“Aniyo. Aniyo baozi. Aku tidak akan melakukannya
lagi. Aku berjanji pada mu aku tidak akan menyakiti mu lagi. Aku benar-benar
mencintaimu baozi-ah~. Mianhaeyo aku sudah membuatmu menangis seperti itu. Tapi
sekarang aku benar-benar sangat menyesalinya. Apakah kau bisa memaafkan ku
baozi?”
Aku memandangi terus wajah
polosnya. Matanya yang berkaca-kaca seperti ini benar-benar membuatku sangat
merindukan kehadiran Luhan dalam hidup ku. Aku melihat sebuah air mata akan
keluar dari matanya. Aku tidak mau melihatnya menangis seperti aku dulu. Aku
tidak mau melihat wajah polosnya itu bersedih seperti ini. Aku langsung
memeluknya dengan erat. Dan tidak sadar aku juga ikut menangis dalam
pelukannya.
“Aku sudah memaafkan mu Luhan-ah. Sudah dari dulu
aku memaafkan mu. Setelah kejadian malam itu aku sudah memaafkan mu. Nan
gwaenchana Luhan-ah.”
“Saranghaeyo baozi-ah~ saranghae…..”
Aku melepaskan pelukan Luhan.
Menatap wajahnya yang sekarang penuh dengan air mata. Aku menghapus air matanya
dan mengecup keninanya.
“Nado saranghae Luhan-ah~. Sudah jangan menagis
lagi.”
Aku melihat sebuah senyuman
terukir diwajahnya sekarang. Aku merasa lega melihat dia sudah baik-baik saja.
Aku kemudian memeluk dia dengan erat. Mengelus rambutnya dengan lembut. Malam
ini benar-benar malam yang tak akan pernah aku lupakan seumur hidup ku. Aku
akan selalu mencintaimu sampai akhir nanti Luhan-ah. Saranghaeyo~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar