Frost
-
-
This is story my hard OTP, XiuHan (Xiumin-Luhan)
Yaoi! Romance+Fantasi
-
-
-
No suka, no baca!! :p
~Xiuminshock~
-
-
-
“Pergi kau!
Dasar monster!”
“Kau bukan
manusia. Kau adalah monster!”
“Monster!
Monster!”
“Kau bukan teman
kami! Kau adalah monster!”
Aku terbangun dari sebuah mimpi buruk
yang akhir-akhir ini terus datang disaat aku terlelap. Aku menghirup oksigen
sedalam-dalamnya dan mengambil segelas air yang ku taruh dilaci samping tempat
tidur ku. “Mengapa mimpi ini kembali menghampiriku?” aku kembali menidurkan tubuh ku dan mencoba
untuk terlelap lagi.
-
-
“Xiumin-ah..cepat bangun sayang. Kau mau
terlambat di hari pertama mu masuk ke sekolah baru mu?”
Namja yang dipanggil Xiumin terbangun
dengan mata masih tertutup. Masih tetap setia dia duduk di tempat tidurnya.
“Iya ibu. Aku sudah bangun sekarang.”
“Cepatlah mandi dan bersiap-siap. Ibu
akan menyiapkan sarapan untuk mu.”
“Iya ibu.”
Setelah selesai bersiap-siap Xiumin
mulai turun dan memakan sarapannya. Dia tersenyum melihat hidangan yang tersaji
di meja makan. Sepiring nasi goreng yang dibentuk kepala beruang lucu dengan
sayur-sayuran dan telur mata sapi sebagai penghiasnya. “Ibu..aku bukan anak
kecil lagi. Berhentilah membuat makanan yang dibentuk seperti boneka beruang ini.”
Xiumin kemudian duduk dan meminum susunya. Ibu Xiumin –Kim Nana- ikut bergabung
duduk di meja makan.
“Ternyata anak Ibu benar-benar sudah
tumbuh menjadi seorang namja dewasa. Mengapa ibu masih menganggap mu seperti
anak berumur 5 tahun, hmm?” Kim Nana tertawa menggoda anaknya.
“Ohh tolonglah ibu jangan terus
menganggapku anak umur 5 tahun.”
“Baiklah. Memang anak ibu sekarang
tumbuh menjadi namja dewasa.”
Xiumin tersenyum. Beberapa menit dia
terdiam dan menatap ibunya dengan rasa takut. “Ibu..semalam aku bermimpi
seperti itu lagi dan tadi saat aku mandi tanda ini tiba-tiba bersinar. Ini
mengingatkan ku seperti kejadian yang dulu. Aku tidak mau kejadian itu terulang
kembali.” Xiumin menunjukkan tanda berbentuk butiran salju yang ada
dipergelangan tangan kirinya kepada Ibunya.
Kim Nana terdiam sejenak lalu
menggenggam tangan Xiumin. “Xiumin-ah..kejadian seperti itu tidak akan terulang
kembali sayang. Bukankah ayah mu dulu sudah mengajarkan mu untuk mengkontrol
tanda itu bila tanda itu sedang bersinar disaat kau merasa emosional atau
terdesak. Lagi pula sekarang semuanya sudah tidak ada lagi dan hanya tersisa
kau saja yang menjadi penerusnya. Ibu harap kau tidak menunjukkan tanda itu
kepada siapa pu atau jangan sampai tanda itu diketahui oleh orang lain.”
“Iya ibu. Aku mengerti.”
“Satu lagi, ibu berharap di sekolah baru
mu ini kau bersikap biasa saja. Jangan terlalu takut untuk mencari teman
seperti dulu.”
“Ibu tenang saja. Bukankah aku sudah
bilang kalau aku akan hidup normal seperti manusia lainnya.”
“Itu baru anak ibu. Sekarang cepat
selesai kan makan mu dan berangkatlah sebelum kau terlambat.”
“Iya ibu.”
-
-
-
Guru Lee memasuki ruang kelas dengan
seorang namja yang mengikutinya dari belakang. Guru Lee memukul-mukulkan
tongkatnya ke meja dan langsung disambut keheningan di dalam kelas yang
sebelumnya kelas tersebut sangat ramai. “Hari ini kalian mendapatkan seorang
teman baru. Saya mohon kalian jangan membuat kenakalan lagi dengan murid baru
ini seperti yang selalu kalian lakukan dulu. Saya tidak ingin kelas ini, kelas
yang merupakan tanggung jawab saya mendapat skor jelek lagi. Saya berharap
kepada kalian semua untuk berteman dengan murid baru ini dengan senang hati.
Kalian mengerti apa yang saya katakan?”
Semua murid serentak menjawab, “Iya kami
mengerti.”
“Baiklah, sekarang perkenalkan dirimu
Minseok.”
Namja itu tersenyum dan mengangguk pelan
pada guru lee kemudian dia mulai memperkenalkan dirinya di depan kelas.
“Perkenalkan nama ku Kim Minseok. Aku pindahan dari Beijing. Senang bertemu
dengan kalian dan mohon bantuannya.”
Suana kelas hanya hening. Tak ada suara
sambutan dari penghuni kelas. Minseok hanya tersenyum seperti orang bodoh.
“Baiklah Kim Minseok kau duduk dikursi belakang sana.” Guru Lee menunjuk kursi
Minseok dengan tongkatnya. Minseok hanya mengangguk kemudian dia berjalan ke
tempat duduknya. “Baiklah sambil menunggu guru Cho datang, kalian bisa belajar
sendiri. Saya tinggal dulu.”
Setelah guru Lee pergi, kelas kembali
ramai. Minseok yang kaget hanya bisa melongo melihatnya. “Maaf bila kau tidak
nyaman dengan kelas ini. Perkenalkan nama ku Kris. Aku ketua kelas disini.”
Minseok tersenyum. “Tidak apa-apa Kris. Aku hanya terkejut melihat sikap kalian
yang tiba-tiba seperti ini. Berbeda pada saat aku memperkenalkan diri ku tadi
di depan kelas.”
“Aku berharap kau tidak marah dengan
sikap kami tadi.” Tiba-tiba suara namja terdengar dari belakang Minseok.
Minseok yang sedikit terkejut menoleh perlahan ke belakang dan mendapati ada
dua orang namja yang sekarang sedang berdiri di belakangnya. “Perkenalkan nama
ku Kai dan ini Sehun.” Minseok kembali tersenyum. “Senang bertemu dengan kalian
berdua.”
Namja yang bernama Sehun tiba-tiba
mengelus pelan pipi Minseok dan itu membuat Minseok kaget kemudian memundurkan
badannya sedikit menjauh. Kai, Sehun dan Kris hanya tertawa kecil melihatnya.
Kini wajah Minseok berubah menjadi merah. “Maafkan aku Minseok. Wajahmu
bernar-benar terlihat sangat manis sebagai seorang namja. Aku kira saat kau
masuk, kau adalah seorang yeoja.” Sehun tertawa lepas sekarang.
“Kau harus melindunginya Kris. Jangan
sampai dia mengambilnya seperti dulu.”
“Apa maksud mu? Tentu saja aku akan
melindungi anak buah ku karena aku adalah seorang ketua di kelas ini. Dan kau
jangan menyamakan Minseok seperti itu bodoh.” Kris menjitak kepala Kai dan itu
membuat Kai meringis kesakitan.
Minseok yang tidak tahu apa-apa kemudian
mulai bertanya. “Apa yang kalian bicarakan? Siapa yang kalian maksud dengan
dia?”
Mereka bertiga melihat ke arah Minseok
sekarang. Sehun memasang wajah serius dan berbisik pada Minseok. “Nanti saat
istirahat aku akan memberitahu mu siapa dia Minseok. Tapi setelah kau tahu dia,
kau jangan mencoba mendekatinya. Dia berbahaya.” Minseok hanya diam dan memandang
kearah Sehun, Kai dan Kris secara bergantian.
-
-
-
Istirahat makan siang, mereka berempat
kini berkumpul di kantin. “Minseok lebih baik kau duduk di samping Kris saja.” Ucap
Sehun dan Minseok hanya mengangguk. “Jadi mana yang kalian sebut dengan ‘dia’
di kelas tadi?” Sehun menyenggol lengan Kai saat Kai sedang menikmati makan
siangnya. “Mengapa harus aku? Kau saja. Bukankah kau yang bilang akan
memberitahunya.” Kai melanjutkan melahap makan siangnya. “Biar aku aku saja
yang memberitahunya.” Kris meletakan sendoknya dan mulai melihat ke sekeliling
kantin mancari ‘dia’. Kris memandang kearah Minseok. “Dia tidak ada. Dia tidak
datang ke kantin.” Kai dan Sehun saling memadang. “Benarkah dia tidak datang?”
Minseok yang awalnya sangat bersemangat ingin tahu siapa ‘dia’ tiba-tiba
berubah menjadi lemas. “Padahal aku ingin tahu siapa ‘dia’ yang kalian maksud.”
Kris menepuk pelan punggung Minseok. “Masih ada hari besok Minseok. Kau
sabarlah.” Minseok tekejut dengan apa yang Kris lakukan tadi. ‘Mengapa
pergelangan tangan ku terasa panas?’ Minseok melihat tanda yang ada di
pergelangan tangan sebelah kirinya bersinar. Minseok terkejut dan langsung
berdiri. “Maaf aku pergi duluan.” Minseok langsung berlari meninggalkan mereka
bertiga yang kebingungan dengan sikap Minseok.
-
-
Aku berlari kencang menuju atap sekolah.
Dengan cepat aku berlari. Setelah sampai aku melihat tanda itu bersinar terus.
“Apa yang harus aku lakukan? Mengapa sinar ini tidak mau padam?” Aku menggosok
dengan kuat tanda itu sampai pergelangan tangan ku memerah. “Apa yang kau
lakukan? Percuma saja tanda itu tidak akan hilang begitu saja dengan menggosok
seperti itu.” Aku langsung mengedarkan pandangan ku mencari sumber suara itu.
Aku langsung menyembunyikan tanda itu. Meskipun takut aku tetap akan mencari
tahu suara siapa itu. Dia telah melihat tanda ini.
“Kau siapa? Kau ada dimana? Tunjukkan
dirimu.”
“Apakah kau ketakutan sekarang? Kau
takut karena tanda itu telah diketahui oleh orang lain bukan. Percuma saja aku
sudah melihatnya.”
Aku menoleh kebelakang dan melihat
seorang namja kurus berambut merah maroon sedang berjalan menghampiriku. ‘Dia
siapa? Mengapa dia tahu tentang hal ini?’ aku berjalan mundur perlahan.
“Kau siapa? Mengapa kau tahu tentang hal
seperti ini?” namja itu hanya tersenyum mengejek kepadaku. ‘Aku benar-benar
harus tenang agar aku bisa mengontrol tanda ini.’
“Mata mu berubah menjadi biru sekarang.”
Aku terkejut mendengar ucapannya.
‘Mataku berubah menjadi biru? Ohh tidak mengapa aku tidak bisa mengontrolnya.
Dan sekarang aku sudah terpojok disini. ‘ aku merasakan tanda ini mulai
membakar pergelangan tangan ku.
“Baru kali ini aku melihat seorang frost
setelah sekian lama tidak melihatnya.” Namja kurus ini tiba-tiba meraih
pergelangan tangan kiriku. “Apa yang kau lakukan? Lepaskan tangan ku.” Dia
hanya memandangiku saja dan setelah beberapa detik dia menampakkan senyumnya
kepadaku. Dia menggenggam tangan kiri ku dan secara tiba-tiba dia mencium
kening ku. Aku benar-benar terdiam seperti batu. Tidak bisa bergerak, tidak
bisa mengeluarkan suara apapun. Aku hanya bisa memandanginya saja. “Sekarang
mata mu kembali normal.” Perasaan aneh apa ini? Mengapa tiba-tiba jangtung ku
berdetak dengan cepat. Namja kurus itu melepaskan genggamannya dan sedikit
mundur untuk memberi jarak dengan ku. Aku melihat tanda itu sudah tidak
bersinar lagi dan aku merasakan pergelangan tangan ku tidak terbakar lagi. Aku
kembali melihat kearah namja kurus itu.
“Sebenarnya kau ini siapa?”
Tbc….
gyaaaaaaa *lompatkekolamikan*
BalasHapuskenapaa kenapa bisa bgt eonn buat aku baper setiap baca ini ff!! oh xiuhan oh xiuhan /givemexiuhanmoment /onemore :3
*baca yg kesekian kalinya*
Bahkan aku udah lupa sama ff ini =_= hahah emang kamu udah baca brp kali? .___. Moment xiuhan nya hiks semoga suatu saat mereka dipersatukan lagi oleg takdir yg sudah mengikat mereka /eeaakkk ff bgt/ /delulu kumat/ xD
Hapusberkali-kali waktu itu pas dikampus aja lg ada dosen baca ini lagi terus deg-degan lagi gitu lagi...gatau keberapa kali kejadiannya tahun lalu>< *amiiinin* lol xD
BalasHapus