Minggu, 19 April 2015

FF XiuHan -Frost- Chapter 4

Frost

-
-

This is story my hard OTP, XiuHan (Xiumin-Luhan)

Yaoi! Romance+Fantasi

-
-
-

No suka, no baca!! :p

~Xiuminshock~

-
-
-

“Apakah kau juga menyukai ku Luhan?”

“Aku sudah menyukai mu lebih dulu sebelum Kris menyukaimu seperti sekarang.Kau tidak ingat pernah memiliki teman dari China saat kecil dulu?”

“Aku pernah memiliki satu teman saat kecil di China dulu.Aku sudah lupa dengan namanya. Tapi yang aku ingat dia selalu memanggilku dengan sebutan….” Sebelum Minseok berkata Luhan menyahut tiba-tiba.“Baozi.Dia memanggil mu dengan sebutan baozi.” Luhan tersenyum menatap Minseok yang sedikit terkejut dengan apa yang Luhan ucapkan.

“Tidak mungkin kalau kau adalah…………..”

Luhan mendekatkan wajahnya dengan wajah Minseok kemudian dia mulai mengecup bibir mungil Minseok dengan lembut. “Akhirnya kita bertemu lagi setelah sekian lama tidak bertemu baozi. ”Luhan membelai lembut pipi Minseok yang sedari tadi berwarna merah.

“Apa yang kau lakukan Luhan?” Luhan dan Minseok terkejut mendengar suara Kris yang tiba-tiba terdengar. Mereka berdua langsung melihat kearah Kris berdiri sekarang. Kris langsung berjalan cepat kearah Minseok dan menarik tangannya untuk menjauh dari Luhan.

“Tenang Kris. Kau seperti benar-benar tebakar sekarang.” Ejek Luhan.

“Aku tidak apa-apa Kris. Kau tenanglah. Dan bisakah kau melepaskan tangan mu dari pergelangan tangan ku?” mohon Minseok. Kris langsung menoleh kearah Minseok yang sekarang telah merasakan tangannya terbakar. Dengan cepat Kris langsung melepaskan genggamannya. “Maafkan aku Minseok. Apakah tangan mu tidak apa-apa?” Minseok mengangguk pelan. “Aku tidak apa-apa Kris.”

“Luhan, aku dan Kris pergi dulu. Sampai bertemu besok.”

“Aku berharap kau tidak menyakitinya lebih jauh Kris. Aku akan terus melihat mu dari kejauhan.” Kris hanya tersenyum mengejek kerah Luhan. “Aku tidak akan membiarkan mu memiliknya Kris.” Ucap Luhan pelan.

-
-
-

Kris mengajak Minseok ke lapangan basket indoor. “Mengapa kau mengajak ku kemari? Bukankah sebentar lagi bel masuk akan berbunyi?” Kris sepertinya tidak peduli dengan ucapan Minseok. Dia menatap Minseok dengan tajam. “Lain kali bila Luhan mengajak mu pergi, kau jangan mau. Bila kau ingin pergi ke kantin atau kemanapun kau bisa mengajak ku, Sehun ataupun Kai. Kau mengerti?” Minseok memasang ekspresi tak suka. Dia membalikkan badannya dan bersiap melangkahkan kakinya pergi keluar. “Kau bukan siapa-siapa bagiku Kris, aku berterima kasih padamu kau sepertinya begitu khawatir sebagai teman, tapi aku juga memiliki kehidupan ku sendiri dan hanya aku yang bisa menjalankannya.” Minseok terus melangkahkan kakinya pergi keluar meninggalkan Kris sendirian. Tangan Kris mengepal kuat dengan sedikit api yang tiba-tiba membakar tangannya.

Minseok kembali ke kelas dan disambut Sehun dan Kai yang sudah berada di tempat duduk Minseok. “Kau dari mana saja Minseok? Kris terus mencarimu.” Tanya Kai. Sehun berdiri dari kursi Minseok lalu Minseok langsung duduk dan membenamkan kepalanya di meja. “Kau tidak apa-apa Minseok? Apakah Kris membuatmu terluka?” Tanya Sehun. Minseok mengangkat kepalanya dan melihat kearah Sehun dan Kai. “Bisakah kalian berdua diam? Aku ingin sendirian sekarang.” Kris masuk ke kelas dan melihat kearah bangku Minseok. Kris memberi kode pada Sehun dan Kai untuk menjauhi Minseok dan mereka berdua langsung pergi kembali ke bangku mereka semula.

Bel pulang sekolah berbunyi, Sehun, Kai, dan Kris mulai keluar kelas sedangkan Minseok dia masih setia pada tempat duduknya. “Kau tidak mengajaknya pulang Kris?” Sehun menunjuk kearah Minseok dengan dagu lancipnya. Kris menoleh kearah Minseok, melihat sebentar dan berjalan pergi meninggalkan kelas. Sehun dan Kai yang tidak tahu apa-apa hanya mengangkat bahu dan menyusul langkah Kris pergi. Setelah keadaan kelas mulai sepi, Minseok mulai melangkahkan kakinya pergi keluar kelas. “Mengapa kau terlihat lemas Minseok?” Minseok menoleh kearah sumber suara. Terlihat Luhan yang sedang bersandar di tembok depan kelas Minseok. Minseok tersenyum kecil dan mendekati Luhan.

“Kau belum pulang?”

“Aku menunggumu dari tadi.”

“Mengapa kau menunggu ku? Kau bisa pulang duluan.”

“Tidak. Aku tidak mau. Hari ini aku ingin pulang bersama dengan mu.” Luhan menggandeng tangan Minseok. “Kajja kita pergi.” Minseok mengangguk pelan dan mereka berdua pun pergi meninggalkan lorong sekolah yang sepi. Tetapi dibalik kesepian lorong tersebut, Kris bersembunyi dan melihat kejadian yang membuat dia semakin meluapkan emosinya. Kris memukul tembok dengan keras sampai membuat bekas retak berlubang disana.

-
-
-

Pukul 10.00 malam Minseok masih berkutik dengan tugas-tugas yang guru berikan tadi pagi. “Apakah aku harus menyerah menyelesaikan ini semua?” Minseok menaruh pensilnya dan berdiri dari kursi belajarnya lalu berjalan keluar kamar. Saat dia keluar seseorang telah masuk ke dalam kamarnya.

Minseok kembali ke kamarnya dengan membawa segelas air di tangannya. Dia kembali duduk di kursi belajar dan kembali melanjutkan bejalarnya. Dia merasakan ada hal aneh di kamarnya. Seperti sesuatu yang panas sedang menjalar di seluruh kamarnya. Minseok memejamkan matanya dan berkonsentrasi membuat ruangannya menjadi dingin seperti semula. Lambang Minseok tiba-tiba bercahaya dan seketika air dan gelas menjadi beku. Minseok membuka matanya, berdiri perlahan dan membalikkan badannya melihat sekitar kamarnya dengan mata birunya.

“Aku tidak tahu kau siapa, tapi aku mohon kau keluarlah dari tempat persembunyian mu. Aku tidak ingin melawan mu. Aku berjanji aku tidak akan menyakitimu.”

Seseorang keluar dari kegelapan yang ada dipojok kamar Minseok. Menampakkan sebuah mata merah yang menyala dan tangan yang diselimuti oleh api biru. “Apakah itu kau Kris?” tidak ada jawaban yang keluar dari makhluk itu. Makhluk itu berjalan mendekati Minseok. “Kau benar. Ini aku. Kris. Kris seorang dragon.” Kris membuka penutup kepalanya dan menunjukkan seringaian pada Minseok.

“Apakah kau kemari untuk membunuhku Kris?”

“Benar. Aku akan membunuhmu.”

“Mengapa kau ingin membunuhku?”

“Bukankah Luhan sudah menceritakan semuanya kepadamu Minseok. Atau aku harus memanggilmu dengan nama frost mu? Xiumin.”

Minseok terdiam. Matanya terus menatap kearah Kris. ‘Ini seperti bukan Kris yang ku kenal. Dia berubah. Apakah karena kekuatannya?’ Kris semakin mendekati Minseok. Minseok berjalan sedikit mundur.

“Apakah kau takut Xumin?”

“Tidak. Aku tidak takut.”

Kris tersenyum mengejek. “Bila kau takut, bukankah seharusnya kau memanggil Luhan kemari untuk membantu mu. Membantumu menyelamatkan dirimu lebih tepatnya.” Kris mencengkram lengan Minseok. Beberapa detik mata merah Kris dan mata biru Minseok saling beradu pandang. Minseok yang merasa tak nyaman dengan tatapan Kris seperti itu, dia mulai mengalihkan pandangannya kearah lain dan menundukkan kepalanya. “Kau tahu Kris, frost dan dragon tidak akan bisa saling bersanding satu sama lain karena kekuatan mereka yang bertolak belakang. Sama seperti posisi kita sekarang, kau menyentuhku seperti ini sudah menyakitiku. Tapi kau tenang saja aku tidak akan berganti menyakitimu, aku tidak akan melawan mu, karena kau adalah teman ku. Kau teman yang baik. Aku begitu senang bisa memiliki teman seperti mu. Sehun dan Kai juga. Aku menyayangi kalian semua.” Kris perlahan melepas cengkramannya dan memeluk Minseok erat.

“Aku hanya tidak ingin kau pergi meninggalkan ku Minseok. Seperti apa yang telah ku lakukan terhadap Luhan, aku tidak ingin kau terus bersamanya karena aku tidak ngin kau pergi meninggalkan ku. Aku begitu mencintaimu Minseok. Sangat mencintaimu. Maafkan aku bila aku tidak bisa memberikan cukup ruang yang bebas untuk mu bila kita bersama. Aku sadar bila aku terus berada didekatmu aku akan menyakitimu tapi aku terus berusaha untuk mendekat tanpa menyakitimu dan bahkan aku tidak menemui jalan terang untuk mendekati mu tanpa aku menyakitimu seperti ini. Luhan benar, sepertinya memang aku yang akan pergi menjauh dari mu.”

“Kau tidak perlu sampai menjauh dari ku Kris. Kau lihat aku mulai terbiasa dengan panas dari kekuatan mu. Meskipun cahaya dari lambang ku semakin meredup tapi aku tidak apa-apa. Aku hanya marasa sedikit lemas sekarang.”

Mata biru Minseok perlahan semakin memudar dan kembali ke mata coklatnya. Minseok tersenyum manatap Kris. “Tapi maafkan aku Kris, aku tidak bisa mencintaimu seperti kau mencintaiku. Aku mencintai Luhan. Aku tahu ini pasti begitu sakit untuk mu. Kau jangan menyalahkan Luhan, kau salahkan saja semuanya padaku. Perasaan ku lah yang terus mengingingkan kenyamanan pada Luhan. Aku tidak ingin hubungan kita menjadi putus hanya karena hal seperti ini.”

Kris mencium kening Minseok lembut dan kembali memeluknya. “Aku tahu Minseok. Ini sulit bagi ku untuk menerimanya tapi aku akan berusaha untuk menerima kenyataan pahit ini.”

“Dan satu permohonan ku pada mu, bisakah kau dan Luhan jangan bermusuhan? Aku tahu keluarga kalian begitu saling membenci tapi bisakah mulai sekarang kalian rubah sifat benci itu menjadi rasa saling menyayangi? Sama seperti kau dan aku, seperti kata Luhan, semua keluarga yang terpilih begitu membenci keluarga dragon tapi kau sendiri dari keluarga dragon mencintai seorang seperti ku dari keluarga frost. Jadi aku harap kau dan Luhan bisa berteman baik. Lupakan semua rasa benci antar keluarga kalian. Itu urusan keluarga kalian dan kalian sebagai penerus jangan sampai meneruskan hal seperti itu.”

“Aku tahu. Aku tahu. Aku tahu. Baiklah aku akan mencoba berbaikan dengan Luhan besok. Dan mengapa kau begitu cerewet Minseok? Aku melihat kau seperti ibu ku saja.”

Minseok tertawa lepas. “Maafkan aku Kris bila aku banyak bicara tadi. Kris sepertinya aku mulai lelah sekarang. Kekuatan mu membuatku semakin lemas saja.”

“Kau benar. Kau sudah kembali normal lagi. Baiklah kajja kita tidur.”

“Heeiii aku tidak ingin tidur seranjang dengan mu. Kau ingin membunuh ku secara perlahan huh?”

Kris tertawa kencang. “Maafkan aku Minseok. Baiklah aku akan pergi. Kau istirahatlah. Sampai bertemu besok disekolah.” Minseok mengangguk. Sebelum Kris pergi, dia mencium kening Minseok lembut dan tersenyum manis padanya.



Tbc………..

2 komentar:

  1. ohmigot! apii ku memanas!! otak fujo ku bergulat entah memikirkan apa ttng ff ini ^^ hrusnya kris maksa aja bang uminnya biar mau bobo bayeengg,, kris menyentuh tangan minseok dan mendorong tubuh mungilya ke pojok dinding kamar miliknya dan /ashdjahjwhkskabmab /ditelenEonn wkwkw :v

    BalasHapus
    Balasan
    1. Leh ugha kyk gitu /smirk/ hahah ntr ujung2 malah jd enceh dong xD

      Hapus